“Apa yang kalian perdebatkan?” Ronald memijat pelipisnya dan duduk di sofa.Darren menggigit bibirnya dan mengeluh, “Pa, apa Papa tahu mengapa Tante Rachel nggak datang ke rumah kita lagi? Itu karena Kak Eddy diam-diam menyerang perusahaan Tante Rachel. Tante Rachel takut Kak Eddy akan melakukan sesuatu pada Michelle, jadi dia nggak akan pernah datang ke rumah kita lagi!”Ronald mengerutkan kening.Sudah hampir sebulan sejak Eddy menyerang situs resmi Aurora Technology. Wanita itu sudah tahu. Kenapa wanita itu masih marah setelah sekian lama?Sepertinya memang seperti yang dikatakan Yohanes. Rachel cemburu.Wanita itu peduli padanya, makanya peduli tentang masa lalu yang dia miliki dengan Shania.Dia terlalu sibuk akhir-akhir ini dan tidak punya waktu untuk memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah ini, tetapi sekarang setelah kesibukannya berakhir, dia bisa mulai meluangkan waktunya.Besok ada rapat tinjauan ketiga untuk proyek A-F. Dia harus memikirkan bagaimana menjelaskan hal ini
Setelah apa yang terjadi malam itu lima tahun yang lalu, dia tidak pernah bermimpi seperti ini lagi.Dalam mimpi tadi, wajah wanita yang berada di tempat tidurnya itu ternyata adalah Rachel.Bisa-bisanya dia memimpikan dirinya dan Rachel berada di ranjang besar hotel, dan melakukan itu ....Ronald bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dengan air dingin.Setelah agak terjaga, dia tiba-tiba memikirkan aroma familier yang ada di tubuh Rachel.Lima tahun lalu, wanita yang menghabiskan malam bersamanya itu juga memiliki aroma tubuh yang sama ....Rachel dan Shania adalah kakak beradik, tapi mereka bukan saudara satu ibu. Jadi, aroma di tubuhnya mereka seharusnya berbeda.Apa jangan-jangan ....Sebuah pikiran yang sulit dipercaya muncul di benak Ronald.Begitu pikiran ini muncul, dia tidak bisa lagi melupakannya.Lima tahun lalu, pesta ulang tahun Rachel yang ke-18 itu diadakan kapan, ya? Sepertinya juga di malam itu ....Ronald segera mengeluarkan ponselnya untuk mencari
Rachel melirik nomor penelepon. Nomor dari Manggara.Dia menatap nomor itu selama beberapa detik sebelum mengangkatnya.“Apa ini Bu Rachel?” Terdengar suara dari ujung telepon.Rachel mengerutkan keningnya dan berkata dengan datar, “Benar. Siapa ini?”“Aku ayahnya Tony Chendrasa,” kata Angga Chendrasa perlahan, “Apa kita bisa mengobrol sebentar?”Hati Rachel berdegup kencang.Setelah identitas anak-anaknya terungkap, apa yang paling dia khawatirkan benar-benar terjadi.Tony Chendrasa bisa mengalah demi perusahaan, tapi mereka generasi yang lebih tua pasti lebih mementingkan keturunan dan darah daging. Bagaimana mungkin mereka bisa membiarkan keturunan mereka tinggal sendiri di luar?Rachel mengerutkan bibirnya dan berkata, “Apa yang ingin Bapak bicarakan?”“Kamu sudah membesarkan anak-anakmu sendirian. Kalau keluarga Chendrasa mau merebut hak asuh darimu rasanya juga nggak manusiawi. Jadi, masalah hak asuh itu kita bicarakan lagi nanti.” Angga berkata, “Tapi, kami harus bertemu dengan
“Bu, bagaimanapun juga, aku nggak akan pernah membiarkan putra dan putriku pergi ke rumah keluarga Chendrasa. Aku nggak akan pernah melepaskan hak asuh anak-anakku!” kata Rachel dengan dingin, lalu menutup teleponnya.Dia meletakkan ponselnya dan menoleh ke belakang. Matanya langsung bertemu dengan sepasang mata yang dingin. “Michael...” Jantung Rachel berdegup kencang.Apa Michael mendengar pembicaraannya dengan wanita itu tadi?Michael berkata perlahan, “Ma, siapa yang mau merebut hak asuh atas aku dan Michelle?”“Michael, kamu salah dengar ....” Mulut Rachel terasa kering. “Mama baru saja membicarakan tentang satu kasus dengan karyawan ....”“Ma, aku sudah berada di dapur sejak detik pertama Mama menjawab telepon itu.” Michael berkata perlahan, “Ma, aku sudah besar. Aku bisa membantumu dalam banyak hal. Jadi, jangan sembunyikan hal ini dariku.”Rachel menghela napas berat.Dia benar-benar ingin merahasiakan tentang ayah kandung anak-anaknya selama sisa hidupnya.Namun!Pria itu ada
Jari-jari Michael terus menge-scroll halaman itu. Semakin melihatnya, raut mukanya semakin dingin.Ternyata, ada peristiwa sebesar ini terjadi beberapa hari yang lalu. Dia benar-benar melewatkan peristiwa yang begitu penting.Untungnya, ibunya menemukan Andre dan meminta pria itu menjadi pengacara pembelanya. Kalau tidak, Tony mungkin benar-benar akan mengambil hak asuh atas dirinya dan Michelle.Apa Tony tidak melakukan tes DNA sebelum menggugat ke pengadilan?Dia dan Michelle sama sekali bukan darah dagingnya Keluarga Chendrasadrasa.Namun, Keluarga Chendrasadrasa tidak mengetahui hal ini. Begitu pula ibunya.Michael menoleh untuk melihat Rachel yang sedang memasak. Kerutan di kening ibunya sangat dalam.Ibunya pasti tidak bisa tidur karena hal ini.Keluarga Chendrasa datang dan mengancam, Ibunya juga tidak tahu kebenarannya. Jadi, ibunya pasti membayar mahal untuk melindungi dirinya dan adiknya.Jari-jari Michael menegang, dan dia merapatkan bibirnya.Tak lama kemudian, makanan suda
“Ayahku dan Michelle bukan Tony. Mama nggak perlu melawan keluarga Chendrasa di pengadilan.” Michael menunduk, “Maaf Ma, seharusnya aku memberitahu Mama lebih awal.”Tenggorokan Rachel kering dan serak. Dia akhirnya berhasil mengeluarkan beberapa kata, “Kamu sudah tahu sejak lama?”Michael mengangguk, “Aku sudah lama mencurigainya. Hanya saja, lama sekali nggak melakukan tes DNA.”Rachel mengingat bagaimana Michelle memanggil Ronald dengan sebutan “Papa”. Hatinya bergetar. “Apa Michelle juga tahu Ronald adalah ayah kalian?”“Michelle nggak tahu.” Michael mengerutkan bibirnya dan berkata, “Tapi, Michelle sangat menyukai Om Ronald, dan dia sangat ingin Om Ronald menjadi ayahnya. Tapi, kurasa Om Ronald juga nggak tahu kalau aku dan Michelle adalah anaknya.”Rachel menutup matanya.Pikirannya kacau. Segala macam pikiran muncul di benaknya.Tony Chendrasa bukan ayah dari anak-anaknya, yang artinya dia tidak perlu melawan pria itu di pengadilan lagi... Namun, jika Ronald mengetahui identit
Jam delapan pagi.Setelah mengantar anak-anaknya ke sekolah, Rachel langsung menyetir mobilnya ke rumah keluarga Tanjaya.Dia masih di dalam mobil. Setelah melihat tidak ada mobil Ronald di halaman vila, dia membuka pintu dan turun.Halaman itu kosong di pagi hari. Bahkan tidak ada seorang pelayan pun yang terlihat.Rachel berdiri di luar pagar dan membunyikan bel pintu.Hilmi datang untuk membukakan pintu dan terkejut melihatnya berdiri di luar, “Bu Rachel, kenapa Ibu datang di sini? Silakan masuk.”Tadi malam, Darren dan Eddy bertengkar hebat, sehingga suasana dalam keluarga sangat suram.Bu Rachel datang di sini hari ini. Darren pasti akan sangat senang.Hilmi memerintahkan pelayan untuk membawakan teh untuk Rachel, lalu berkata sambil tersenyum, “Darren masih malas-malasan di tempat tidur. Aku akan pergi dan membangunkannya.”Rachel tidak mengatakan apa-apa, hanya duduk di ruang tamu sambil meminum tehnya dengan tenang.“Apa? Tante Rachel ada di sini? Kakek Hilmi, Kakek nggak berbo
Dia bersyukur kedua putranya masih hidup.Ternyata mereka masih hidup. Untunglah mereka masih hidup.Ini adalah anugerah dari Tuhan untuknya.“Tante Rachel, ada apa?”Darren sedikit terengah-engah karena pelukan Rachel yang begitu erat, tetapi dia tidak berani mengatakan apa-apa, karena dia takut pelukan seperti itu akan cepat berakhir.Namun, di detik berikutnya, dia merasakan air mata jatuh di pipinya.Dia mengangkat kepalanya dan melihat mata Rachel berair, dan air matanya jatuh dengan deras.Dia ketakutan dan bingung. “Tante Rachel, ada apa? Apa aku melakukan kesalahan lagi? Maaf, Tante Rachel, aku nggak akan bersikap lancang lagi.”Dia buru-buru menarik diri dari pelukan Rachel.Hati Rachel terasa pedih lagi.Beberapa hari ini, dia sengaja tidak datang ke rumah keluarga Tanjaya. Dia sengaja mengabaikan Darren. Dia tidak bisa membayangkan betapa sedihnya anak ini.Ini anaknya, bukan anaknya Shania!Bisa-bisanya dia menghukum putranya yang berharga ini. Dia sudah terlalu banyak bers