Sepasang mata Shania langsung memerah.Perempuan itu menggigit bibirnya, di atas matanya yang bulat terlihat lapisan air. Sosok perempuan itu langsung terlihat sangat menyedihkan.Shania melangkah maju, sambil mengadu dengan sedih. “Ronald, semalam kenapa kamu pulang dari pesta tapi nggak mengajakku untuk ikut pulang bersama? Akhirnya Pak Alec lah yang mengantarku pulang, semalam. Apa kamu tahu, betapa keterlaluan Pak Alec, itu? Pria itu terus menatapku dengan tatapan mesum, bahkan dia juga sudah memegang tanganku tanpa ijin. Kalau bukan karena aku yang sekuat tenaga berusaha menolaknya, dia hampir menarik aku masuk ke dalam hotel ….”Akhirnya Ronald menatap perempuan itu tepat di matanya, “Kenapa kamu melawannya sekuat tenaga?”Shania, “….”Perempuan itu hampir pingsan mendengar pertanyaan ini. Bukankah melawan dengan keras adalah suatu hal yang wajar untuk dilakukan? Kenapa hal ini malah dipertanyakan?Akan tetap, berhubung ini adalah pertanyaan dari Ronald, maka Shania harus tetap m
Rachel mengendarai mobil mengantar kedua anaknya ke sekolah. Di tengah perjalanan, perempuan itu menerima telepon dari asistennya. “Orang dari Tanjaya Group sudah sampai? Kamu tolong layani dulu, aku sebentar lagi akan sampai.”Setelah menutup teleponnya, perempuan itu semakin mempercepat kendaraan yang dibawanya.Michael bertanya sambil mengerutkan alisnya, “Ma, mama bekerja sama dengan orang dari Tanjaya Group?”“Tanjaya Group mempunyai sebuah proyek mobil pintar, bisa dikatakan ini adalah sebuah inovasi dari industri dunia mobil. Mama cukup tertarik dengan proyek ini,” ucap Rachel menjelaskan.Michael mengangguk-anggukkan kepalanya.Ronald mulai memasuki kehidupan Ibunya, juga mempunyai banyak kesempatan bersama di dalam pekerjaan.Begitu banyak kesempatan bersama, apakah Ibunya akan jatuh cinta pada pria itu?Apalagi berita juga mengatakan bahwa Ronald adalah pria yang paling sangat ingin dinikahi oleh semua perempuan di Kota Suwanda.“Michael, kamu kenapa?”Rachel melihat raut wa
“Ibu Rachel masih semuda ini sudah mendirikan perusahaan chip pintar. Benar-benar sungguh berbakat.”Pak Jeffry menjabat tangan Rachel sambil menyanjung perempuan itu dengan sopan.Rachel tersenyum ramah, “Untungnya ada temanku yang membantu, kalau nggak, mana bisa selancar ini.”Semua berkat Roy yang sudah membantunya mencarikan tempat kantornya saat ini. Roy jugalah yang sudah membantu menyeleksi programmer-programmer di studionya.Kalau bukan karena bantuan dari Roy, studionya saat ini pasti masih berada di tengah kekacauan.Di dalam hatinya, pria ini berpikir, jangan-jangan tidak hanya karena bantuan dari teman saja, bisa jadi Rachel hanyalah seorang pemimpin yang hanya mengandalkan nama tapi tidak memiliki kemampuan apa pun.Namun, berhubung Pak Jeffry sudah sangat sering menghadapi pertempuran bisnis dan negosiasi, sehingga dia juga tidak menunjukkan emosi yang sebenarnya. “Ibu Rachel, bagaimana kalau kita langsung mendiskusikan desain dan waktu pengerjaan proyek awal kita ….”“R
Satu menit kemudian, WhatsApp Rachel langsung dibanjiri pesan.“Rachel, kamu sungguh kejam sekali!”“Rachel, ini adalah ke-999 kalinya kamu memblokir teleponku, aku akan mengingatnya!”“Rachel, aku salah! Tolong berikan aku satu buah kesempatan lagi!”Rachel dengan dingin langsung membalikkan layar ponselnya hingga menghadap meja.Kemudian perempuan itu mengangkat kepalanya, sebuah senyum yang hangat muncul di wajah perempun itu. Rachel pun mengangguk dengan sopan lalu kembali melanjutkan percakapan mereka, “Maaf Pak Jeffry, sekarang kita bisa melanjutkan kembali diskusi kita. Barusan Bapak mengatakan mengenai Vixual Studyo, memang ini adalah teknik pemrograman yang konvensional, aku sudah merubah beberapa modul ….”“Bu Rachel, aku rasa konsep awal desain ini sebaiknya aku perlihatkan ke Pak Ronald terlebih dahulu, untuk kami pelajari lagi pelan-pelan,” ucap Pak Jeffry sambil bangkit berdiri. “Tanjaya Group sudah menginvestasikan modal yang cukup besar untuk Proyek A-F ini, ada beberap
Jeffry mencoba menyusun kalimat yang baik di dalam hatinya, lalu mengutarakannya dengan perlahan. “Saya sangat mengagumi konsep Ibu Rachel dalam merancang proyek ini. Beliau menggunakan bahasa pemrograman yang baru dengan memecah berbagai bahasa pemrograman yang konvensional dan menyatukannya. Tapi di satu sisi, aku juga merasa cara ini sangatlah berbahaya ….”Ronald mengangguk-anggukkan kepala, sorot matanya terlihat kagum memandangi buku yang ada di tangannya.Sedikit banyak, pria itu juga menggeluti dunia pemrograman. Ronald sangat yakin, programmer yang berani membuat skema pemrograman seperti ini, selain Rachel, tidak akan ada lagi orang yang kedua.Ternyata Rachel memang dapat membuatnya terkesan.Ronald melempar ke samping modul tersebut, “Walaupun berbahaya, tetap saja ada keuntungannya. Rancangan awal dari skema tersebut diputuskan seperti ini. Kamu ikuti terus berkembangannya.”Begitu selesai berbicara, Ronald langsung masuk ke dalam ruangannya.Randi menepuk-nepuk pundak Jef
“Kalau udara di sana bagus, untuk apa aku tinggal di Australia?” ucap Farah dengan dingin. “Aku akan mengutus orang ke sana dan menjemput Darren untuk tinggal bersamaku selama beberapa bulan.”“Nggak bisa.” Ronald langsung menolak permintaan Ibunya dengan sangat cepat. “Aku sudah mengaturkan pelajaran untuknya. Untuk sementara waktu, dia nggak bisa pergi ke Australia.”“Ronald, aku sudah tua, perlu orang yang menemani.” Nada suara Farah terdengar keras tapi juga lembut di saat yang sama. “Aku tinggal sendiri di Australia, rumah yang begini besar hanya aku sendiri di dalamnya. Apa kamu tahu, bagaimana aku melewati hari-hariku ini?”“Aku nggak minta kamu datang menengok aku. Hanya minta salah satu di antara kedua anak itu, bisa datang dan menemaniku untuk sementara waktu. Hal ini juga masih kamu tolak?”Ronald langsung terdiam tidak mampu berkata-kata.Dulu, ketika kedua anak ini baru genap berusia sebulan, Ronald langsung mengirim mereka berdua ke Australia agar Ibunya dapat membantu me
“Tante, pernikahan seharusnya dilaksanakan karena adanya kedua orang yang saling mencintai,” ucap Cathlyn sambil tersenyum lembut.“Tanpa adanya cinta, pernikahan hanya akan menjadi sebuah kuburan untuk mereka. Tentu saja Kak Ronald nggak mau membangun kuburannya sendiri, hanya untuk anak-anaknya.”Farah menggeleng-gelengkan kepala, tanpa mengatakan apa pun.Bertahun-tahun perempuan itu di Australia, sudah bertahun-tahun juga perempuan itu kehilangan kendali atas anaknya. Apa pun yang dikatakannya saat ini, sudah tidak ada artinya lagi.“Tante, aku sangat menyukai pandangan Kak Ronald mengenai pernikahan dan juga cinta,” ucap Cathlyn yang tiba-tiba menundukkan kepala dan tersenyum.“Aku sudah mengenal Tante begitu lama, setiap hari mendengar Tante menyebutkan nama Kak Ronald. Tapi aku sepertinya belum pernah bertemu dengan Kak Ronald. Apa Tante punya foto Kak Ronald?”Farah menatap Cathlyn sekilas.Empat, lima tahun yang lalu, Cathlyn mulai muncul di dalam kehidupannya. Setiap harinya,
Perempuan itu baru saja berhasil mendapatkan gelar masternya. Tahun ini, perempuan itu genap berusia 28 tahun. Rambutnya pendek setelinga, terlihat pintar dan juga cekatan.Windy mendengus pelan, “Kamu sudah menjadi Manajer Customer Service selama empat sampai lima tahun. Bukannya mendapatkan promosi, sebaliknya jabatan kamu malah diturunkan. Memangnya sedikit pun kamu nggak merasa keberatan?”“Aku mengikuti arahan dari pimpinan.” Arfin berkata dengan tenang, “Bisa menjadi asisten Ibu Rachel, ini merupakan kehormatan bagiku.”Begitu selesai berbicara, Arfin langsung berjalan ke arah ruang manajer dan mengetuk pintunya.“Dasar pengecut!” ucap Windy mengumpat dari belakang. “Bisa-bisanya lulus S2 tapi nggak bisa memperjuangkan hak diri sendiri!”Tepat saat itu, Arfin sedang membuka pintu ruangan manajer dan umpatan Windy yang paling terakhir, masuk ke dalam kuping Rachel dengan sangat jelas.Rachel mengintip dari balik celah pintu, dia langsung mendapati seorang karyawan perempuan yang m