Nana mengangguk dengan cepat.“Dasar, bodoh,” gumam Kevin sambil menatap Nana dengan lembut.“Kamu nggak perlu pulang untuk mencariku karena aku yang akan mencarimu.”Nana menatapnya dengan mata membulat dan mendengarkan lelaki itu yang kembali berkata, “Setelah urusan Keanu selesai, aku akan menyingkirkan semua potensi resiko yang bahaya, aku akan mencarimu dan memintamu pada orang tuamu dan kakakmu semuanya. Aku akan buat mereka dengan sukarela menyerahkanmu padaku.”Mata Nana kembali berembun. Dia menggigit bibir sambil mendengarkan semua ucapan lelaki itu."Aku akan membuat mereka benar-benar tenang dan merestui kita. Aku nggak ingin kamu merasa serba salah dan bingung. Kamu nggak pernah berada di antara aku dan keluargamu, kamu adalah orang yang kami semua sayangi secara bersama. Aku akan menyelesaikan semua ini dengan baik, lalu membuatmu menjadi calon pengantin dengan tenang.""Setelah kamu dan kakakmu berangkat, kamu jangan merasa tertekan. Santai saja dan istirahat dengan bena
Tidak heran jika Nana khawatir karena dia sendiri juga merasakan hal yang sama. Sampai hari ini, wujud Keanu masih belum terlihat. Hal itu membuktikan bahwa dia bersembunyi dengan baik. Mereka masih ada satu pertempuran yang harus dihadapi. Melalui kejadian ini, Kevin baru bisa terlepas dari bayang-bayang di hatinya.Wilson menerima dan menyanggupi permintaan perempuan itu. Dia memberi tahu Nana melalui tatapannya dan berharap perempuan itu bisa lebih kuat lagi. Wilson bisa merasakan kenapa Kevin begitu cinta mati dengan Nana. Alasannya karena Nana memang pantas diperjuangkan.Nana melihat Wilson yang menjawabnya, senyumannya seketika merekah lebar. Dia tidak menoleh ke belakang lagi dan melanjutkan langkahnya keluar dari sana. Nana tahu kepergiannya sekarang hanya untuk pertemuan yang lebih indah lagi. Dia juga tahu kalau orang yang ada di belakangnya pasti akan tetap menunggunya.Dengan adanya keyakinan seperti itu sudah lebih dari cukup untuknya. Nana masuk ke dalam mobil bersamaan
Kedua mobil tersebut berjalan bersisian. Bagian jendela kaca pengemudi bergerak turun. Sosok Selena terlihat mengemudikan mobil sambil berseru, “Nana! Kamu jangan kabur dulu!”Nana mendekat ke arah jendela dan tampak tertawa mendengar kalimat tersebut. Tatapannya terlihat terkejut sambil melambaikan tangan ke arah mereka. Setelah itu dia mengerutkan kening sambil memberikan gerakan untuk berhenti.“Kalian berhenti dulu! Mobilku nggak bisa mengejar kalian! Kemampuan menyetirku saja yang hebat!” seru Selena.“Nana, Nana!” Sosok Laura menyembul dari bangku penumpang samping pengemudi.“Tolong berhenti, Selena buat aku takut dengan setirannya! Nyawaku nyaris melayang!”Sebenarnya mobil Nana sudah perlahan menghentikan kecepatannya. Setelah itu mereka mencari sebuah tempat untuk berhenti.Selena membuka sabuk pengaman dan langsung melompat turun dari mobil. Dia menutup pintu dan berkacak pinggang dengan gayanya yang gagah. Laura juga ikut turun bersamaan dengan Nana yang terlihat terkejut.
Baru saja Nana hendak bertanya, sebuah suara bariton terdengar dari samping dan berkata, “Boleh.”Mereka menoleh dan terlihat Eddy yang sudah turun dari mobil dan melangkah mendekat. Di belakang lelaki itu juga terdapat Darren yang ikut mendekat. Mungkin karena aura yang keluar dari diri Eddy, Laura dan Selena langsung bersikap tegap dan kalem. Mereka menyungging senyuman sopan pada lelaki itu.“Pak Eddy!” sapa keduanya secara bersamaan. Eddy mengangguk kepalanya sebagai balasan. Darren yang di belakang lelaki itu berkata, “Kenapa nggak ada yang menyapaku?“Halo, Kak Darren,” sapa Selena sambil tertawa kecil.Laura menjulurkan lidah dan berkata, “Karena Kakak nggak setampan Pak Eddy!”“Hei! Kalian ini! Kenapa selalu memojokkanku? Kalian jatuh cinta denganku?!” marah Darren sambil berkacak pinggang.“Kak Darren, ternyata kamu nggak tahu malu!” balas Laura.Keduanya beradu mulut dan melupakan sosok Eddy. Seulas sorot senyuman tampak di kedua bola mata lelaki itu. Sepertinya dia menemukan
Nana mengelus dagunya dan mulai memikirkan bagaimana menyusun rencana untuk membantu Anji. Selena tersenyum menyaksikan keluarga bahagia tersebut. Matanya memancarkan sorot iri dan juga bahagia. Sepertinya dia tidak akan pernah bisa merasakan rasa bahagia seperti itu.Perempuan itu tersenyum miris. Sifatnya yang memang pendiam terlihat menjadi penyendiri jika dibandingkan dengan keributan yang terjadi di sekelilingnya. Selena menggelengkan kepalanya dan mencoba menyembunyikan perasaan sedih di hatinya. Sorot sedih di kedua matanya dengan cepat digantikan dengan senyuman.Dia lanjut menyaksikan keributan Darren dan juga Eddy yang sibuk menitipkan pesan pada Nana. Yang tidak diketahui olehnya adalah, semua sikapnya sedari tadi tidak luput dari tatapan seseorang yang ada di dalam mobil.Michael dan Michelle memilih untuk tidak turun dari mobil. Jika mereka semua turun, maka akan membuat orang merasa tertekan. Bagaimana pun mereka adalah teman-temannya Nana. Sudah lebih dari cukup jika Edd
Nana menoleh ke arah lelaki itu dengan sorot bingung. Setelah itu dia mengikuti tatapan Michael dan terdiam sesaat dengan mata melengkung. Perempuan itu mengeluarkan ponselnya dan mengetik, “Siapa orang yang Kakak tanya?”Michael menatap Nana dan menemukan sorot menggoda di kedua bola mata gadis itu. Dia menyentil kening Nana dengan pelan hingga membuat Perempuan itu mengusap keningnya dan meringis sakit.“Kamu berani meledek kakakmu? Sudah hebat?”Lelaki itu mendelik pada Nana sedangkan yang dilirik hanya sibuk mengetik, “Kak, kalau Kakak begini terus bisa nggak dapat istri!”Michael mengabaikan adiknya dan tidak bertanya lagi. Dia bersandar pada kursi mobil dan memejamkan matanya untuk beristirahat. Bibirnya sedikit terangkat ke atas. Apakah dia peduli jika dirinya dapat istri atau tidak? Mengenai nama Perempuan itu, dia akan mengetahuinya suatu saat nanti.Mobil melaju menuju bandara dengan Laura dan Darren yang sibuk beradu mulut sepanjang perjalanan. Michael dan Eddy memejamkan ma
Di kedua bola matanya dipenuhi sorot keyakinan dan percaya diri. Eddy tidak terkejut ketika melihat tatapan seperti itu. Eddy juga memiliki sorot mata serupa yang sering dia gunakan untuk menghadapi lawannya”Michelle juga memiliki tatapan serupa ketika Perempuan itu berdiri di atas pentas. Tatapan seperti itu membuat semua orang tidak bisa menolaknya.“Kak, Anggun sungguh suka sekali dengan dunia hiburan. Aku pernah diam-diam lihat dia syuting. Dia punya bakat dan juga tampak sangat bahagia,” kata Darren ikut menimpali.Dia merupakan orang pertama yang menyadari betapa Nana mencintai pekerjaannya sendiri. Oleh karena itu dia bersedia berinvestasi di dunia hiburan agar bisa membantu dan menjaga adiknya.“Aku tahu kalian semua takut karena kejadian yang pernah menimpa Nana, tapi kita nggak bisa memutuskan Impian Nana hanya karena rasa takut dan khawatir kita.”“Kalau khawatir dengannya, lain kali atur lebih banyak orang untuk jaga dia. Negara kita sangat aman, nggak akan ada banyak keja
Michael langsung memahami apa maksud Eddy. Kedua alisnya terangkat dan matanya tampak berbahaya sambil berkata, “Kak, Kakak menganggap aku pasti akan kalah?”Eddy berdeham mencoba menutupi pemikirannya dan berkata, “Bagaimana mungkin? Kamu pasti akan menang.”Michael memutar bola matanya dan berkata, “Ya sudah, aku juga sudah harus berangkat. Kasih tahu aku tentang perkembangan masalah Anggun.”Karena mendadak pulang, masih ada banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan.“Pergilah, hati-hati. Jangan lupa pantau Keanu dan Wilson,” ujar Eddy mengingatkan.Michael mendengus pelan dan berkata, “Yang ini nggak perlu aku lagi, kan? Kevin bukannya jauh lebih hebat dari aku?”Mendengar itu Eddy terdiam dan mencoba menahan kekesalannya. Ternyata pemuda di hadapannya ini pendendam juga.“Bagaimana mungkin? Kamu yang nomor satu di dunia ini!”Michel mengabaikannya dan memunggungi Eddy sambil melambaikan tangannya masuk ke ruang tunggu. Melihat itu Eddy hanya tersenyum tipis saja. Setelah s