“Ha ... haha ....”“Hahahaha ....”Di apartemen, Nana duduk di sofa dengan tangan menutupi wajahnya, tertawa tanpa henti. Di sebelahnya, Selena dan Laura saling menatap satu sama lain. Keduanya sama-sama kaget dengan sikap Nana.“Ada apa dengannya? Sudah gila?”“Aku juga nggak tahu. Aku baru ambil cuti beberapa hari. Begitu pulang dari luar negeri, kenapa kondisi mentalnya jadi nggak normal begini?”Selena dan Laura saling memandang dengan wajah kebingungan. Kemudian, Selena menggosok dagunya, seperti sedang berpikir keras. Matanya tiba-tiba berbinar, dia pun berkata, “Berdasarkan pengalamanku, sikap Nana seperti ini bisa digambarkan dengan satu kalimat, gadis yang sedang jatuh cinta.”Laura, “....”!!!“Nana!” Laura berteriak keras, menarik Nana kembali ke alam sadar. Nana spontan menoleh dan bertanya, “Hah? Ada apa?”“Katakan sejujurnya, apa saja yang kamu alami selama beberapa hari terakhir?” Laura berkacak pinggang lalu berkata dengan agresif seperti seorang perundung, “Kenapa seny
Nana tidak boleh berpacaran selama masa perkembangan kariernya, karena akan mempengaruhi reputasinya. Akan tetapi, jika pacar Nana adalah Kevin, maka larangan di atas tidak berlaku lagi. Bagaimanapun, orang itu adalah Kevin.Kevin adalah tokoh terkemuka di industri hiburan serta tolok ukur dalam industri perfilman. Tidak ada yang bisa melampaui reputasi dan popularitasnya. Siapa pun yang memiliki sedikit hubungan dengannya, popularitasnya juga bisa meroket. Terlebih lagi kalau pacaran dengan pria itu.Perusahaan dan Fanny ingin menjadikan Nana sebagai aktris top berikutnya, dan caranya dimulai dengan membuat orang-orang tidak menyukai Nana. Setelah popularitas Nana meroket, mereka akan memulihkan reputasinya. Jalan karier Nana akan lebih mudah dibandingkan aktris mana pun.Akan tetapi, di awal jalan ini, akan ada hujatan yang tak terhitung jumlahnya. Selain itu, bisa dianggap Kevin menjadi batu pijakan bagi Nana untuk naik ke puncak. Bagaimana Nana bisa rela melakukan hal seperti itu?
Kevin adalah orang yang paling menarik perhatian di lokasi syuting. Hampir semua mata tertuju padanya. Pada saat ini, tindakannya segera menarik perhatian semua orang.Di bawah tatapan kaget semua orang, Kevin berjalan ke arah Nana. Sosoknya yang tinggi menghalangi sinar matahari. Aura sejuk di tubuh pria itu membuat Nana tanpa sadar menahan napas.Nana benar-benar tidak menyangka Kevin akan berjalan ke arahnya dengan begitu terang-terangan. Bagaimanapun juga, saat ini mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Jika mereka bertindak jauh dari normal di depan umum, hubungan mereka mungkin akan terungkap sehingga memengaruhi karier Kevin.Namun, Kevin sepertinya sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Kevin mengulurkan tangan dan meluruskan posisi pita di kepala Nana dan berkata, “Tunggu aku, nanti kita makan siang bareng.”Pikiran Nana seketika jadi kosong melompong. Ada banyak mata yang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda. Hampir semua orang membelalakkan mata karena kaget, melihat
Nana sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Dia langsung berjalan menuju lokasi syuting.Karena kendur selama beberapa hari terakhir, kondisi Nana kurang baik. Untung saja, Jason, lawan main Nana, juga tampak tidak dalam kondisi yang prima. Dia mengambil beberapa adegan dengan tergesa-gesa tapi tidak memenuhi standar. Asisten sutradara meminta mereka untuk istirahat sejenak dan menyesuaikan kembali kondisi mereka, lalu membiarkan aktor lain syuting dulu.Sikap asisten sutradara sebenarnya sudah sangat baik. Dia tidak terlalu menyalahkan mereka. Akan tetapi, Nana tetap saja merasa bersalah. Dia mengambil naskahnya dan berdiri di depan cermin, lalu latihan berulang kali.“Nana.”Tiba-tiba ada suara yang memanggil Nana dari belakang. Nana menoleh ke belakang dan mendapati Jason sedang berjalan ke arahnya dengan naskah di tangannya. Jason tampak sedikit lelah.“Kamu lagi sempat, nggak? Aku ingin latihan bareng kamu,” kata Jason.Nana mengangguk, “Kebetulan, aku juga ingin latihan.”Ke
Di dalam foto itu, Nana masih sangat muda. Dia mengenakan seragam sekolah, sedang melihat ke depan, jadi foto itu hanya mengambil sisi wajahnya dari samping. Dia yang di dalam foto sedang tersenyum penuh semangat.Foto itu bukan foto dirinya tiga tahun yang lalu. Nana bahkan lupa berapa usianya saat itu. Namun, satu hal yang dia ketahui dengan jelas, saat itu dia tidak mengenal Kevin.Kenapa Kevin memiliki foto lama Nana? Nana memegang foto itu sambil terpelongo. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu di belakangnya. Dia menoleh ke belakang dan melihat Kevin membuka pintu lalu masuk ke dalam ruangan.Kevin masih mengenakan seragam sekolah, riasan di wajahnya belum dihapus. Wajahnya sedingin batu giok, benar-benar seperti karakter dari drama.“Anak sekolah berada di masa muda dan masa puncaknya, penuh ambisi, semangat tinggi dan penuh energi.”Nana spontan berbicara sendiri. Kemudian, dia menundukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu memuji, “Tampan banget! Pacarku benar-benar sangat tampan!”
Untuk pertama kalinya Kevin merasa matanya memanas. Dengan suara kecil dia bergumam, “Kamu menyalahkanku yang seperti lelaki aneh diam-diam memantaumu dan memperhatikan setiap gerak gerikmu? Apakah kamu takut kalau memikirkanku?”Kening Nana berkerut dan ekspresinya terlihat sangat serius. Dia seperti menebak betapa pentingnya pertanyaan tersebut bagi Kevin. Nana memiringkan kepalanya dan bertanya, “Kamu sering mengambil fotoku?”Kevin menggeleng. Dia takut mengganggu perempuan itu sehingga hanya bisa memperhatikan dari jauh. Bahkan foto tadi diambil karena penyakitnya kambuh hingga membuatnya frustasi. Untuk menenangkan emosinya, Yoko meminta orang lain diam-diam mengambil fotonya.Kala itu Kevin sudah menghukum Yoko. Akan tetapi pada akhirnya dia tidak rela menghapus foto tersebut. Oleh karena itu, foto tadi juga sudah menemaninya setahun demi setahun dan sayang untuk dibuang.Nana mengangguk dan bertanya lagi, “Kalau gitu kamu pernah simpan barang aku?”Kevin menggeleng lagi.“Kamu
Setelah Nana dan Kevin selesai makan, dia beristirahat sejenak di ruangan lelaki itu. Sedangkan Kevin tengah sibuk mengurus pekerjaan, Nana berbaring di kasur lelaki itu. dia menghirup aroma familiar yang menempel di sana dan mendadak wajahnya memerah.Kevin tidak tahu apa pun dan hanya sibuk menatap laptop. Cahaya dari layar laptop menyinari wajahnya yang terlihat sangat menawan. Seakan bisa merasakan tatapan Nana, dia menoleh dan mengangkat alisnya tinggi-tinggi sembari bertanya, “Kenapa? Nggak bisa tidur?”Nana menggeleng dan menyengir lebar. Kevin tidak sanggup melanjutkan pekerjaannya lagi. Dia meletakkan laptopnya dan menatap Nana sambil bertanya, “Kenapa? Mau aku peluk dan tidur bersama?”Wajah perempuan itu semakin memerah dan dengan cepat berkata, “Nggak!”Dia menarik selimut hingga menutupi kepalanya karena merasa luar biasa malu. Kevin terkekeh dan tatapannya berubah menghangat sambil berkata, “Istirahat dulu sebentar, biar kondisi nanti sore lebih segar.”Nana mengangguk da
“Duduk di sini dulu, Pak Kevin dan Bu Nana sebentar lagi akan keluar,” kata Yoko.Laura menoleh dan melihat Yoko yang berbicara padanya tadi langsung tergagap, “P-pak Yoko! Nggak perlu sungkan, sa-saya nanti duduk sendiri saja.”Yoko merupakan manajer artis legendaris. Bahkan artis biasa saja merasa tidak berhak berbicara dengan lelaki itu, apalagi mereka yang hanya asisten biasa?Laura merasa dirinya sangat beruntung sekali dan seperti baru saja menang lotre. Dengan perasaan gembira dia duduk sambil menunggu Nana. Sedangkan Yoko menatap ruang istirahat dengan sorot penuh arti.Keadaan Kevin tadi sangat bagus sekali. Lelaki itu sudah tidak memerlukan obat untuk mengendalikan penyakitnya. Tentu saja kabar ini merupakan kabar baik bagi keluarga Orlando. Setelah berpikir sejenak, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada Irwan mengenai kejadian tadi.Tidak berapa lama, Yoko langsung mendapat balasan dari lelaki itu, “Jaga dia baik-baik dan jangan lengah. Setelah urusan saya se