Kevin adalah orang yang paling menarik perhatian di lokasi syuting. Hampir semua mata tertuju padanya. Pada saat ini, tindakannya segera menarik perhatian semua orang.Di bawah tatapan kaget semua orang, Kevin berjalan ke arah Nana. Sosoknya yang tinggi menghalangi sinar matahari. Aura sejuk di tubuh pria itu membuat Nana tanpa sadar menahan napas.Nana benar-benar tidak menyangka Kevin akan berjalan ke arahnya dengan begitu terang-terangan. Bagaimanapun juga, saat ini mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Jika mereka bertindak jauh dari normal di depan umum, hubungan mereka mungkin akan terungkap sehingga memengaruhi karier Kevin.Namun, Kevin sepertinya sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Kevin mengulurkan tangan dan meluruskan posisi pita di kepala Nana dan berkata, “Tunggu aku, nanti kita makan siang bareng.”Pikiran Nana seketika jadi kosong melompong. Ada banyak mata yang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda. Hampir semua orang membelalakkan mata karena kaget, melihat
Nana sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Dia langsung berjalan menuju lokasi syuting.Karena kendur selama beberapa hari terakhir, kondisi Nana kurang baik. Untung saja, Jason, lawan main Nana, juga tampak tidak dalam kondisi yang prima. Dia mengambil beberapa adegan dengan tergesa-gesa tapi tidak memenuhi standar. Asisten sutradara meminta mereka untuk istirahat sejenak dan menyesuaikan kembali kondisi mereka, lalu membiarkan aktor lain syuting dulu.Sikap asisten sutradara sebenarnya sudah sangat baik. Dia tidak terlalu menyalahkan mereka. Akan tetapi, Nana tetap saja merasa bersalah. Dia mengambil naskahnya dan berdiri di depan cermin, lalu latihan berulang kali.“Nana.”Tiba-tiba ada suara yang memanggil Nana dari belakang. Nana menoleh ke belakang dan mendapati Jason sedang berjalan ke arahnya dengan naskah di tangannya. Jason tampak sedikit lelah.“Kamu lagi sempat, nggak? Aku ingin latihan bareng kamu,” kata Jason.Nana mengangguk, “Kebetulan, aku juga ingin latihan.”Ke
Di dalam foto itu, Nana masih sangat muda. Dia mengenakan seragam sekolah, sedang melihat ke depan, jadi foto itu hanya mengambil sisi wajahnya dari samping. Dia yang di dalam foto sedang tersenyum penuh semangat.Foto itu bukan foto dirinya tiga tahun yang lalu. Nana bahkan lupa berapa usianya saat itu. Namun, satu hal yang dia ketahui dengan jelas, saat itu dia tidak mengenal Kevin.Kenapa Kevin memiliki foto lama Nana? Nana memegang foto itu sambil terpelongo. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu di belakangnya. Dia menoleh ke belakang dan melihat Kevin membuka pintu lalu masuk ke dalam ruangan.Kevin masih mengenakan seragam sekolah, riasan di wajahnya belum dihapus. Wajahnya sedingin batu giok, benar-benar seperti karakter dari drama.“Anak sekolah berada di masa muda dan masa puncaknya, penuh ambisi, semangat tinggi dan penuh energi.”Nana spontan berbicara sendiri. Kemudian, dia menundukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu memuji, “Tampan banget! Pacarku benar-benar sangat tampan!”
Untuk pertama kalinya Kevin merasa matanya memanas. Dengan suara kecil dia bergumam, “Kamu menyalahkanku yang seperti lelaki aneh diam-diam memantaumu dan memperhatikan setiap gerak gerikmu? Apakah kamu takut kalau memikirkanku?”Kening Nana berkerut dan ekspresinya terlihat sangat serius. Dia seperti menebak betapa pentingnya pertanyaan tersebut bagi Kevin. Nana memiringkan kepalanya dan bertanya, “Kamu sering mengambil fotoku?”Kevin menggeleng. Dia takut mengganggu perempuan itu sehingga hanya bisa memperhatikan dari jauh. Bahkan foto tadi diambil karena penyakitnya kambuh hingga membuatnya frustasi. Untuk menenangkan emosinya, Yoko meminta orang lain diam-diam mengambil fotonya.Kala itu Kevin sudah menghukum Yoko. Akan tetapi pada akhirnya dia tidak rela menghapus foto tersebut. Oleh karena itu, foto tadi juga sudah menemaninya setahun demi setahun dan sayang untuk dibuang.Nana mengangguk dan bertanya lagi, “Kalau gitu kamu pernah simpan barang aku?”Kevin menggeleng lagi.“Kamu
Setelah Nana dan Kevin selesai makan, dia beristirahat sejenak di ruangan lelaki itu. Sedangkan Kevin tengah sibuk mengurus pekerjaan, Nana berbaring di kasur lelaki itu. dia menghirup aroma familiar yang menempel di sana dan mendadak wajahnya memerah.Kevin tidak tahu apa pun dan hanya sibuk menatap laptop. Cahaya dari layar laptop menyinari wajahnya yang terlihat sangat menawan. Seakan bisa merasakan tatapan Nana, dia menoleh dan mengangkat alisnya tinggi-tinggi sembari bertanya, “Kenapa? Nggak bisa tidur?”Nana menggeleng dan menyengir lebar. Kevin tidak sanggup melanjutkan pekerjaannya lagi. Dia meletakkan laptopnya dan menatap Nana sambil bertanya, “Kenapa? Mau aku peluk dan tidur bersama?”Wajah perempuan itu semakin memerah dan dengan cepat berkata, “Nggak!”Dia menarik selimut hingga menutupi kepalanya karena merasa luar biasa malu. Kevin terkekeh dan tatapannya berubah menghangat sambil berkata, “Istirahat dulu sebentar, biar kondisi nanti sore lebih segar.”Nana mengangguk da
“Duduk di sini dulu, Pak Kevin dan Bu Nana sebentar lagi akan keluar,” kata Yoko.Laura menoleh dan melihat Yoko yang berbicara padanya tadi langsung tergagap, “P-pak Yoko! Nggak perlu sungkan, sa-saya nanti duduk sendiri saja.”Yoko merupakan manajer artis legendaris. Bahkan artis biasa saja merasa tidak berhak berbicara dengan lelaki itu, apalagi mereka yang hanya asisten biasa?Laura merasa dirinya sangat beruntung sekali dan seperti baru saja menang lotre. Dengan perasaan gembira dia duduk sambil menunggu Nana. Sedangkan Yoko menatap ruang istirahat dengan sorot penuh arti.Keadaan Kevin tadi sangat bagus sekali. Lelaki itu sudah tidak memerlukan obat untuk mengendalikan penyakitnya. Tentu saja kabar ini merupakan kabar baik bagi keluarga Orlando. Setelah berpikir sejenak, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada Irwan mengenai kejadian tadi.Tidak berapa lama, Yoko langsung mendapat balasan dari lelaki itu, “Jaga dia baik-baik dan jangan lengah. Setelah urusan saya se
“Nana, apa hubungan kamu sama Dewa Kevin? Jangan-jangan kalian lagi berpacaran?”“Nana, kamu benar-benar keterlaluan! Kemarin kita tanya kamu, kamu bilang nggak ada hubungan apapun di antara kalian!”“Dengan bantuan Dewa Kevin, masa depan kamu di dunia hiburan akan sangat cerah! Kehormatan dan kekayaan ada di tanganmu, nanti jangan lupakan kami saudara-saudaramu ini!”Sekelompok orang berkumpul mengelilingi Anggun, mereka semua sibuk bergunjing sambil melempar tatapan iri kepada perempuan itu.Anggun merasa tidak nyaman, Laura berusaha sekuat tenaga untuk melindungi perempuan itu dengan membawanya keluar dari kerumunan.“Maaf, tolong beri jalan, artis kita sebentar lagi sudah harus syuting! Maaf semuanya, tolong beri jalan, dia harus segera masuk ke dalam ruang ganti.”“Haa? Sombong sekali! Baru juga berpacaran sudah begitu sombong!” sela salah seorang perempuan di dalam kerumunan yang tidak dapat menahan rasa irinya.Tatapan orang-orang di sekeliling Anggun juga berubah menjadi tatapa
“Aku hampir lupa dengan para penggemar dari Dewa Kevin, kamu harus hati-hati, Dik!”Di tengah kerumunan orang-orang yang sedang sibuk bercanda satu sama lain, Anggun tersenyum tersipu malu melewati mereka dan langsung menuju ruang ganti.Tepat sesaat sebelum memulai syuting, Anggun memanggil Laura dan berbisik kecil, “Tolong bantu aku awasi para kru dan yang lain, jangan sampai ada orang yang sengaja mengacaukan lokasi syuting ini.”Wajah Laura langsung berubah serius, perempuan itu mengangguk dengan sungguh-sungguh.“Setelah itu,” ucap Anggun sambil tetap berbisik. “Kamu tolong bantu aku menghubungi Darren, untuk tetap menjaga berita yang ada di sini. Tapi ingat, jangan sampai hal ini terbongkar keluar, kalau Kak Eddy dan Kak Michael sampai mengetahui hal ini, maka habislah riwayatku!”Laura kembali menganggukkan kepala dan menepuk pundaknya, “Tenang, serahkan semua hal ini kepadaku!”Setelah Anggun mengeluarkan semua kekhawatirannya, perempuan itu pun langsung memasuki lokasi syuting