Share

Bab 107

Tepat saat itu, bel tanda sekolah telah selesai berbunyi.

Segerombolan anak berusia antara empat sampai lima tahun berlari keluar kelas dengan gembira.

Shania kembali menunjuk ke sebuah arah, “Putrimu sudah keluar, tampangnya benar-benar persis seperti kamu waktu kecil dulu,” ucapnya tertawa dingin.

Nada bicaranya ini, seperti sudah berkali-kali bertemu dengan Michelle.

“Bagaimana kedua anakku itu mati empat tahun yang lalu, aku akan terus mengingatnya di dalam hati. Suatu hari, aku akan membuatmu membayarnya dengan darahmu sendiri!” bisik Rachel sambil menarik kerah baju Shania. “Kalau kamu berani melakukan sesuatu terhadap putriku, aku akan mencabik dagingmu sepotong demi sepotong!”

Sorot mata Shania sangatlah tegas dan tajam, seperti ada api kemarahan besar yang tidak dapat dipadamkan.

Jantung Shania langsung menciut.

“Aku adalah saudara kandungmu, juga Tante dari anak itu, mana mungkin aku akan melakukan sesuatu terhadapnya?” ucap Shania sambil berusaha untuk tetap tenang.

Perempua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status