Wanita itu mengambil undangannya, kemudian masuk ke ruangan pesta. Pandangan mata semua orang tertuju padanya. "Kalung yang dia pakai itu 'Heart of the Ocean' yang waktu itu dilelang mahal sekali, 'kan?""Lima tahun yang lalu, di pelelangan, kalung itu dibeli oleh seorang misterius. Apa mungkin Nona yang satu ini?""Tapi nggak pernah lihat ada nona muda ini di keluarga elit Suwanda. Asing banget dia.""Kok aku malah ngerasa kalung yang dia pakai itu palsu, ya? Coba deh lihat gaun yang dia pakai, itu koleksi tahun lalu. Mana ada orang yang pakai gaun koleksi tahun lalu ke acara kayak gini? Kalau dia nggak mampu beli koleksi gaun terbaru tapi bisa pakai kalung 'Heart of the Ocean', memangnya mungkin?""Kalau memang itu palsu, berarti bagus banget bikinnya.""...."Ivone yang sedang berada di tengah-tengah pesta, merasa semua pandangan tertuju padanya. Dia menegakkan dadanya, membuat kalung Heart of Ocean di lehernya semakin terlihat. Tiga anak yang duduk di sudut ruangan seketika ter
Tangan Ivone ditahan di udara.Dia menoleh ke belakang dan melihat pengawal dengan wajah seram sedang memelototinya, kemudian melempar tangan Ivone dengan keras."Den Darren, nggak apa-apa, 'kan?"Para pengawal bertanya khawatir.Darren menggelengkan kepalanya. Kelopak matanya dipenuhi oleh bayang-bayang wanita yang berada di depannya itu. Empat tahun lalu, saat Darren mengotori baju ibunya, sang ibu juga melihatnya dengan tatapan yang sangat menyeramkan seperti itu ....Para pengawal tidak mengerti dengan arti tatapan tuan mudanya. Akan tetapi, dia tahu bahwa gaun yang dikenakan wanita itu memang dikotori oleh tuan mudanya. Si pengawal mengambil cek dari dompetnya, lalu menuliskan angka dan memberikannya kepada Ivone. "Cukup?"Mata Ivone terbelalak. Satu miliyar!Itu dua kali lipat lebih banyak daripada harga gaunnya. Siapa sangka, bertemu dengan anak kecil seperti ini, malah dapat untung. Ternyata di Suwanda memang banyak orang hebat yang bersembunyi. "Nggak cukup?" Tatapan mata
Adiknya tak mungkin bercanda tentang hal seserius itu."Papa sudah meriksain Mama ke ahli hypnosis. Mama hilang ingatan sejak empat tahun yang lalu. Efek samping dari biochipnya dulu juga sudah hilang untuk sementara waktu," ujar Michelle, "makanya kita sebisa mungkin nggak muncul di hadapan Mama, juga nggak boleh bikin ingat tentang masa lalu," lanjutnya.Darren mengerutkan dahi. Apa benar efek samping biochip-nya sudah hilang? Tapi baru saja, Mama jelas-jelas hampir menamparnya ....Akan tetapi suara Eddy membuyarkan pikirannya."Michelle, Papa ngomong gimana? Ah, aku tanya sendiri deh sama Papa," ujar Eddy.Michelle menahan pundak Eddy. "Jangan, Kak. Kayaknya mood Papa lagi jelek banget sekarang ...."Jelas-jelas Mama ada di depannya, tapi tak bisa saling mengenali. Kesedihan Papa tidak lebih sedikit dari pada mereka.Michael memicingkan matanya, kemudian memberikan kode tangan kepada pengawalnya, "Cari tahu, kakak dia namanya siapa, lagi ngurusin proyek apa."Para pengawal segera
Ivone menerima kotak itu dengan tatapan tak percaya.Tangannya gemetaran saat membuka kotak yang isinya adalah gaun pesta yang berkilauan itu.Gaun itu adalah koleksi terbaru dari sebuah merek mewah yang baru diluncurkan bulan ini. Ivone tak pernah membayangkan gaun tersebut akan berada di tangannya."Ini ... ini buat aku?"Ivone mengangkat kepalanya, suaranya sedikit bergetar. Zico mengangguk, "Kalau nggak suka, aku bisa siapkan yang lain buat kamu."Zico tidak mengerti mengapa Darren begitu ingin menyenangkan wanita seperti ini.Dia belum pernah mendengar tentang keluarga Rolando di Suwanda, apa mungkin mereka kerabat keluarga Tanjaya?Namun, jika memang kerabat, mengapa Darren tidak mengantarkannya sendiri?"Suka, kok. Suka," Ivone menatap pria di depannya dengan mata berbinar, "Kenapa kamu kasih gaun ini ke aku?" "Bukan aku, ini dari ...."Darren sudah memperingatkan Zico untuk tidak menyebutkan keluarga Tanjaya di depan wanita itu.Zico hampir saja membocorkannya, tapi ia berhen
Sedangkan harga Heart of the Ocean, hampir senilai 200 miliar. Seharusnya benda itu tidak dipakai oleh orang ini. Apa mungkin barang palsu?Zico menekan semua keraguan yang terbesit dalam hatinya, dia tersenyum lembut, kemudian berkata, "Pakai gaun ini seharusnya dipadukan dengan anting dan gelang seperti ini. Gimana menurutmu? Suka nggak?” Zico menyerahkan dua kotak berharga tersebut kepada Ivone.Ivone tercekat.Sudah diberi gaun, sekarang Ivone malah diberi perhiasan? Apakah pria ini, jatuh cinta padanya pada pandangan pertama? Ivone membuka kotaknya. Seketika dia terpesona oleh kilauan berlian di dalamnya. Ivone menelan ludah, dengan tidak percaya berkata, “Anting ini kelihatannya mewah banget, pasti harganya paling tidak dua miliar ya?"Zico diam, "...."Dua miliar mungkin hanya cukup untuk membeli satu dari berlian kecil di anting tersebut. Dengan tenang Zico menjawab, “Kurang lebih begitu.” "Ini terlalu bagus," Ivone buru-buru mendorong kotak itu kembali. “Pak Zico
Ivone berjalan masuk.Dia mengenakan gaun yang berkilauan, anting berlian di telinganya, Heart of the Ocean menggantung di lehernya, dan gelang dengan kualitas yang sangat bagus di pergelangan tangannya. Ivone terlihat sangat mempesona.Terutama matanya, terlihat sangat bersinar.Wajahnya memerah, sesekali menahan tawa. Kemolekan yang dimiliki gadis muda ditampilkan dengan sempurna olehnya. Ivone baru menyadari ada orang di ruang tamu, dia segera meredakan senyumnya dan terbatuk pelan, "Kakak, Kak Rashel, kenapa kalian liatin aku kayak gitu?Jecson mengerutkan keningnya, "Kok kamu dandan kayak gitu? Dari mana kamu?""Nggak kemana-mana, kok."Ivone menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah.Dia bisa menyelinap ke ruang pesta dan bertemu dengan pria sempurna itu karena Ivone telah mencuri undangan Rashel."Ivone, kamu dandan kayak gini, pergi ke mana?" Jecson sedikit sakit kepala, "Aku harus jelasin gimana sama tante?""Lah, aku 'kan nggak ngapa-ngapain. Emang kakak mau jelasin apa?"
Wanita yang ada di depan matanya ini, tampak begitu familiar ...Dia berpikir keras, menyerupai siapa ya, siapa ya ... Meskipun staf resepsionis itu berusaha keras mengingat-ingat, tetapi dia tetap tidak dapat mengenali wanita tersebut. Sementara itu, Randi sudah berjalan mendekat, dengan sopan berkata, "Bu Rashel, datangnya pagi sekali." "Datang lebih pagi supaya masalahnya lebih cepat selesai, Pak," balas Rashel sambil terus berjalan.Rashel berjalan di depan. Randi mengikutinya dari belakang dengan ekspresi penuh rasa hormat. Staf resepsionis tampak tercengang. Bagi banyak orang, posisi Randi setara dengan posisi direktur.Bahkan para CEO perusahaan lain memberikan penghormatan khusus saat bertemu dengannya. Namun sekarang, Randi tampak begitu hormat pada seorang wanita. Hal ini benar-benar mengejutkan.Randi mengantarkan Rashel langsung ke lantai paling atas dan mempersilahkan dia masuk ke ruang tunggu. "Bu Rashel, silakan duduk sebentar. Saya akan segera memanggil Direktur U
Rashel duduk di ruang tunggu sembari menikmati kopi yang baru saja diberikan kepadanya. Rasanya sangat cocok dengan selera Rashel. Dari sisi meja, dia bisa melihat matahari pagi di Suwanda yang perlahan meninggi. Cahaya keemasan menyinari seluruh kota. Refleksi dari gedung-gedung pencakar langit membuat pemandangan di sana terlihat begitu megah.Pintu ruang tamu terbuka.Rashel menaruh cangkir kopi dan berdiri dengan senyum tipis, "Selamat pagi, Pak Ronald." Ronald menatapnya dalam diam.Cahaya pagi jatuh tepat di wajah Rashel, membuat setiap detail di wajahnya tampak jelas. Sisa-sisa rambutnya yang tidak disisir jatuh di sekitar telinganya. Ada dua helai rambut yang menempel di bibirnya.Ronald ingin mengulurkan tangan dan menyisir rambutnya yang tersangkut, tetapi Ronald khawatir akan membuat Rashel takut."Pagi, Bu Rashel." Ronald duduk di sofa, "Mari kita ngobrol tentang proyek kolaborasi terbaru kita."Rashel menghela napas lega.Tadi, mata pria itu sempat menjadi sayu selama