Share

Bab 5b

Penulis: Lovvellyty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Saya rasa lebih baik bagi Tuan Triger mulai memikirkan pengganti Anda. Karena saya khawatir, usia Anda yang sudah tua menjadikan Tuan Triger menjadi seorang pelupa seperti sekarang. Ini baik-baik saja karena Anda melupakan etika di depan saya. Namun bagaimana jika Tuan Triger melupakan sopan santun di hadapan Yang Mulia Raja? Bukankah itu akan menjadi masalah besar nantinya?" Kalista memberi kritik keras.

Tubuh kecil yang putih menembakan nada dingin guna memarahi orang lain. Untuk sesaat, semua orang lupa untuk bernafas. Bahkan Devondion yang berpenampilan keras di luar juga cukup tercengang di dalam hati.

Pasalnya, ini pertama kalinya Ia melihat keponakan kecilnya mengeluarkan cakar tajamnya yang mungil. Bukannya merasa takut. Dia malah ingin tertawa terbahak-bahak.

Dia memang tidak pernah menyukai rubah tua di hadapannya. Jika bukan karena statusnya sebagai pemimpin Kota Luxedon, Ia tak akan repot-repot mengizinkan lelaki tua itu dan putranya untuk menginjakan kaki di Villa Ruli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 6a

    (Ctakk!!) (Hiya.! hiya.!) Pelacut kuda digunakan untuk mempercepat laju. Nafas terengah milik si penunggang menunjukan keterburuan yang dirasa. Di jalanan sepi, suara keras bergema membentuk kebisingan yang menggetarkan hati.Jendela-jendela tertutup terlihat membentuk gerakan seragam. Mereka yang di dalam, mengintip dari balik tirai. Ingin mencari tahu apa yang terjadi.(Hiya.!) (Hiya.!) Kuda itu terus melaju. Melewati kota utama yang biasanya ramai dengan kerumunan orang. Perjalan itu tak berhenti sampai ujung kota.Setelah beberapa waktu menempuh perjalanan, akhirnya terlihat tempat yang menjadi tujuan. Tanpa mengurangi kecepatan, si penunggang kuda menunjukan lencana hitam kepada penjaga gerbang.Gerbang yang dibuka memperlihatkan apa isi di dalamnya. Kumpulan bunga merah muda terhampar di pepohonan kayu. Seolah menantang putih yang menguasai tanah.(Hihik.. hihikk..) Suara kuda yang meringkik mengindikasikan jika tali kekang kembali ditarik. Kuda berhenti di depan pintu utam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 6b

    “Maaf atas kekasaran saya, Nona Muda." ucap Tuan Muda Lunox. Manik lavender yang menatap polos tampak tak berbahaya. Namun dalam hati, Kalista tengah mengamati pemuda di hadapannya baik-baik. Seperti cara pemuda itu menilainya secara diam, dia juga melakukan hal yang sama. Di masa lalu, dia memang tak memiliki banyak persimpangan dengan lelaki itu. Saat pamanya ada, para bawahnya memiliki sentimen tersendiri pada keponakan atasannya yang kasar. Hal itu lebih parah setelah kematian pamanya. Terlebih, dahulu dia tak repot-repot menyembunyikan fakta jika dirinya adalah dalang yang menyebabkan tragedi kematian pada atasan yang mereka hormati. Jadi wajar jika mereka tak mau melayaninya sebagai orang yang memegang title calon Duchess selanjutnya. Berdasarkan pengamatan Kalista, pemuda yang dipanggil Tuan Muda Lunox itu memiliki penampilan yang sangat baik. Itu menyenangkan mata dan membuat seseorang ingin menatap lebih lama. Meski memiliki mata merah yang umum, pemuda itu tampaknya mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 7a

    (Hihik.. hihik..) Suara kuda yang meringkik menjadi pertanda jika tali kekang telah ditarik.Kereta yang ditransportasikan menggunakan kuda ikut berhenti begitu hewan yang menariknya menghentikan langkah. Pintu kereta yang indah dibuka oleh seorang ksatria muda. Dengan tubuh tegap dan wajah tampan, penampilanya cukup mencolok mata."Selamat datang di pusat keamanan Luxedon, Nona Ruliazer." sang ksatria segera memberi salam begitu si penumpang kereta menampakkan diri.Dengan postur pengawalan yang mumpuni, ksatria muda tersebut membantu nona kecil yang tampak seperti boneka porselen untuk turun. Dan di belakang mereka, seorang pelayan wanita mengikuti keduanya dengan patuh.Tap..Tap..Tap..Begitu Kalista menuruni kereta kuda yang disiapkan oleh pamanya, Ia dapat melihat puluhan orang yang menyambut kedatangannya. Atau bisa dibilang, ingin menghakiminya. Jika tidak begitu, mengapa mereka yang dibayar menggunakan uang pajak tanah milik keluarganya mengarahkan tatapan meremehkan pada T

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 7b

    "Tuan Triger, bukan begitu cara Ruliazer memutuskan. Karena sudah sampai di sini, saya akan mengajarkan Anda bagaimana cara yang benar.""Pertama, Anda harus mengumpulkan bukti. Dan ini adalah bukti yang pelayan saya temukan atas kasus korupsi Tuan Jonathan Triger." Kalista mengangkat dokumen yang Ia pegang."Kedua, saksi. Setelah bukti tersedia, kita juga harus menghadirkan saksi sebagai penguat." setelah mengatakan hal tersebut, gadis kecil itu melihat ke arah ksatria pengawalnya.Melihat tanda yang diberikan, Tuan Muda Lunox menarik nafas panjang sebelum maju ke depan. Berdiri di samping Kalista Ruliazer dengan sikap tegap."Saya, putra tertua dari Keluarga Lunox. Bersaksi dengan mempertaruhkan seluruh wibawa dan integritas yang selama ini saya jaga. Semua kalimat yang diucapkan oleh Nona Ruliazer sebelumnya adalah sebuah kebenaran.""Bukan hanya Kepala Keluarga Triger. Namun beberapa kerabat dan bangsawan yang dekat dengan Keluarga Triger juga melakukan tindakan kotor tersebut.""

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 8a

    Pinggiran Kota Luxedon. "Apa mereka orangnya?” “Berandalan yang dimaksud oleh Kalista?" gumam Devondion ragu.Kemarin, keponakan kecilnya yang manis meminta dirinya untuk membawa dua lelaki yang tinggal di sekitar pinggiran Luxedon. Gadis cantik itu bahkan memberinya potret lengkap dengan ciri-ciri lelaki yang dimaksud. Meski begitu, keponakanya tidak memberitahu alasan mengapa gadis kecil itu membutuhkan dua lelaki dari daerah kumuh."Apa Kalista baik-baik saja? Dia memang meminjamkan lencana miliknya. Tapi apa gadis itu bisa menghadapi rubah tua seperti Jonathan Triger?""Hah..""Seharusnya sedari awal aku memang mengikuti gadis itu. Putri kakak perempuanya itu sangat cantik, putih dan mungil seperti boneka. Apa yang harus dia lakukan jika ada orang aneh yang ingin mencubit pipi putihnya? Bukankah dirinya akan iri setengah mati?" batin seorang paman yang mengkhawatirkan kesucian pipi keponakanya."Menakjubkan!!”“Hanya dengan menyebarkan rumor seperti itu, mereka membayar kita dua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 8b

    “Siapa yang berani mengarahkan senjata mereka pada keponakanku!!!” Devondion meraung ganas. Lelaki jangkung itu bahkan tidak membuang waktu untuk menuruni kuda perang miliknya. Melainkan langsung melompat dari atas kuda hitam kesayangannya. Lompatan tinggi itu segera mengantarkan Devondion satu langkah di depan keponakan kecilnya. Melindungi yang lebih muda dari tatapan orang lain. Dia bahkan melirik sejenak untuk memastikan keadaan keponakan kecilnya sebelum kembali memusatkan perhatian pada musuh di depan. Namun dalam prosesnya, Devondion merasakan sebuah tangan mungil yang menggenggam telapak tangan miliknya yang kasar. Sentuhan lembut itu membuat jantungnya hampir berhenti berdetak. Pasalnya, dia khawatir tanpa sengaja akan meremukkan tangan mungil yang sangat rapuh itu. “Paman.” panggilan lembut yang terdengar membuat Devondion kembali mengarahkan tatapannya kepada gadis kecil di belakang. Tak berselang lama, tubuh yang sebelumnya mengarah ke musuh berbalik. Kini, lelaki ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 9a

    “Teh ini sangat enak. Berbau harum dan tidak terlalu manis.”“Nona Ruliazer, apa nama teh yang kau sajikan? Aku juga ingin membelinya.” suara ramah seorang gadis muda terdengar. “Itu benar.”“Teh di keluargaku tidak ada yang memiliki rasa seenak ini. Aku juga ingin membeli yang seperti ini.” gadis lain bergaun merah muda ikut berucap. Menghadapi beberapa pasang mata yang menatapnya, Kalista pertama kali tersenyum lembut sebelum menjawab, “Itu adalah teh dari timur yang baru dijual di ibukota.”“Keluarga Ruliazer memiliki koneksi dengan beberapa pedagang. Itu sebabnya kami tetap dapat membelinya meski berada di tempat yang cukup jauh dari ibukota.”“Jika kalian mau, aku akan meminta pelayan untuk mengambil beberapa dari gudang penyimpanan.” ucap Kalista rendah hati. “Benarkah?” salah seorang nona muda tak dapat menahan kegembiraan yang dirasa. Sikap jujur yang penuh kesenangan itu mengabaikan beberapa etiket bangsawan. Setelah sadar ketidaksopanan yang dilakukan, nona muda berponi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 9b

    “Paman, ingin masuk dan berbincang denganku?” Kalista membuka mulut menawarkan. “Baiklah.” jawaban kaku segera datang. Dua orang itu kini memasuki kamar peristirahatan sang nona muda. Ada sofa panjang di ujung ruangan. Dengan meja kayu yang cantik, tempat itu sengaja disediakan untuk menerima tamu dekat si pemilik ruangan. “Bagaimana perkembangan kasus yang sedang Paman tangani?” tanya Kalista membuka topik pembicaraan. “Itu semua berjalan dengan lancar. ” jawab Devondion. Lelaki itu mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan, “Itu semua seperti yang kau katakan.”“Bangsawan korup yang selama ini bersembunyi di bawah nama Duke Ruliazer telah diberantas. Dalam prosesnya, hampir setengah pengikut terindikasi telah menjalin kerjasama tanpa sepengetahuan kita.”“Paman telah melaporkan kasus ini ke pihak istana. Dalam waktu dekat, akan dilakukan pengadilan berskala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.” Devondion memberi penjelasan rinci akan apa yang terjadi selama proses penyel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 33b

    “Lalu, apa alasan yang kau berikan atas penyembunyian luka bekas aura yang tidak stabil?” Kalista bertanya datar. “Itu..” “Sebenarnya itu tidak terlalu sakit. Saya juga selalu mendatangi Nona Muda bukan?” suara Leon terdengar sekecil nyamuk. “Setelah kondisinya sudah parah.” Kalista menatap tajam pada Leon. “Lupakan saja.” pada akhirnya Kalista menghela nafas pelan. “Aku tau apa yang kau khawatirkan. Tapi itu semua tidak akan terjadi. Aku masih lebih kuat darimu. Jadi, kau tidak perlu menahan apapun lagi. Segera datang padaku saat kondisimu tidak stabil. Kau mengerti?” suara Kalista terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Sebenarnya, masalah ini juga terkait dengan dirinya. Beberapa bulan sebelum datang ke ibukota, dia menemukan jika tubuh Leon telah menumbuhkan beberapa resistensi terhadap sihir miliknya. Itu sebabnya dia memutuskan mencoba sihir tingkat tinggi untuk melakukan penyegelan. Saat itu dia terlalu meremehkan perbedaan kekuatannya di masa lalu dengan t

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 33a

    “Siapa yang Anda lihat dengan tatapan lembut seperti itu, Nona Ruliazer?” suara rendah tiba-tiba menyapa saat Kalista lengah. Sontak, sang nona muda segera menengok ke arah asal suara. Begitu Ia melakukannya, Kalista segera dihadapkan dengan wajah putra mahkota yang tengah duduk di hadapannya. “Ada urusan apa Yang Mulia mendatangi saya seperti ini?” suara Kalista terdengar sangat dingin. Ia masih belum lupa apa yang telah dilakukan oleh pemuda di hadapannya. Jika saat itu seniornya tidak datang dan menyadarkannya dari sihir aneh yang dilakukan oleh putra mahkota, dia pasti sudah masuk ke dalam fraksi putra mahkota tanpa Ia sendiri sadari. “Sebelumnya saya minta maaf karena membuat Anda merasa tidak nyaman, Nona Ruliazer. Saya terus merasa gelisah karena sepertinya Anda menghindari saya setelah kejadian sebelumnya.” Putra mahkota meminta maaf dengan rendah hati. “Itu bukan sepertinya, Yang Mulia. Saya memang sengaja menghindari Anda.” ekspresi Kalista masih sedingin sebe

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 32b

    Hal pertama yang Kalista lakukan setelah sampai di ruang bawah tanah yang rahasia adalah menyetel alarm. Dia tak ingin memancing keributan dengan seseorang yang mengatakan jika dia kehilangan banyak berat badan hanya karena melewatkan satu kali makan siang. Itu sebabnya dia membuat janji dengan orang tersebut untuk makan siang bersama. Seperti biasa, Kalista menghabiskan semua waktunya untuk membaca. Menurut perhitungannya, dia dapat menyelesaikan buku-buku di rak dalam kurun waktu satu tahun. Itupun jika dia tidak melewatkan satu haripun dengan sia-sia. Mengingat seberapa banyak buku yang tersusun pada rak ruang rahasia. Setelah membaca beberapa buku di sana, Kalista dapat memahami bagaimana Profesor Ray membuat seniornya menjadi pemilik menara termuda. Semua buku itu menjelaskan secara rinci bagaimana segala sesuatu tentang sihir berjalan dan cara yang paling efektif untuk penggunaannya. Dan dengan bakat seniornya yang sama-sama memiliki manik lavender seperti dirinya, hanya but

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 32a

    “Jadi, apa ada alasan yang lainya?” Kalista bertanya pada pemuda yang masih terbaring di atas ranjang. “Itu..”“Bisa saja berbahaya, Nona Muda.” suara yang rendah menunjukan ketulusan hati.Kalista yang melihat itu semua merasa hatinya melembut. Kucing hitam yang Ia besarkan ternyata sudah bisa mengkhawatirkan pemiliknya. Pada akhirnya, senyum lembut tak bisa ditahan. Kalista kemudian mengacak helai hitam Leon sebelum berkata, “Istirahatlah.”“Aku akan datang besok pagi.” ucap gadis itu sebelum pergi. Setelah malam itu, Kalista memang menepati janjinya. Keesokan paginya, dia mengunjungi kamar Leon dan mulai memeriksa keadaan pemuda itu. Setelah memberi beberapa perawatan, Kalista akan mulai membaca beberapa buku di samping Leon.Hal tersebut berlangsung selama tiga hari. Tidak seharipun Kalista tak mengunjungi kamar Leon dalam kurun waktu tersebut. Jika itu hari biasa, Leon akan sangat senang karena bisa menghabiskan banyak waktu dengan nona mudanya. Namun saat ini, dia memiliki k

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 31b

    Malam semakin larut. Dengan bulan yang seakan berada di atas kepala. Hal tersebut menunjukan jika saat ini sudah hampir tengah malam. Di sebuah kamar dengan ranjang king size di tengah ruangan. Terlihat seorang pemuda yang sedang berbaring dengan nyaman. Wajahnya yang tampan tampak pucat. Seolah-olah darah telah dikuras dari tubuhnya. Meski begitu, nafas yang terdengar begitu tenang. Di sisi pemuda itu, duduk sosok cantik dengan rambut hitam yang berkilau. Manik lavender nya tak sekalipun teralihkan dari wajah tampan sang pangeran tidur.Kalista yang membawa pulang Leon secara pribadi masih merasa menyesal saat melihat keadaan pemuda yang tengah terbaring di tempat tidur. Jika dia bukan majikan yang perhatian, bukankah pemuda itu akan mati dengan kondisinya yang sangat mengerikan tersebut. Tulang rusuk patah, pendarahan di hidung, mata dan telinga. Belum lagi batuk darah yang membuat pemuda itu kehilangan banyak darah. Jika hanya itu saja, dia akan merasa lebih baik. Namun, lebih

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 31a

    “Sekarang, apa kau mau mengatakan yang sebenarnya?” Leon bertanya dengan ramah.Jika orang-orang tak melihat apa yang pemuda itu lakukan sebelumnya, mereka akan berpikir pemuda itu adalah orang yang sangat tampan dengan kepribadian yang baik. Tak akan terbersit sedikitpun dalam benak mereka jika anak muda setampan itu telah melakukan hal yang sangat kejam terhadap orang yang dianggapnya musuh. “I..”“Itu adalah seorang wanita paruh baya.” dengan suara gemetar, satu-satunya sosok berbaju hitam yang masih tersisa menjawab. “Wanita paruh baya?” Leon bertanya memastikan. “Itu benar.”“Saya sama sekali tidak berbohong.”“Seorang wanita paruh baya datang dan mengatakan hal penuh omong kosong seperti membuat rekaman yang berisi perbuatan tidak senonoh Nona Muda Ruliazer.” sosok berbaju hitam menjelaskan dengan tergesa-gesa. “Ah..”“Jadi, kau berencana untuk menyentuh nona mudaku dengan tanganmu yang kotor.” senyum ramah sebelumnya berubah menjadi senyum dingin. “Tidak.”“Saya tidak ber

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 30b

    “Tidak Roselia. Kau harus fokus pada gambaran besarnya. Jika kau berhasil mendapatkan hati anak-anak dari keluarga bangsawan besar, barang-barang seperti ini akan menumpuk di ruangan yang lebih besar. Bukan slorok kecil seperti ini.” Roselia berusaha menyemangati dirinya sendiri. Pada akhirnya, gadis berambut merah muda itu mengeluarkan satu per satu kotak perhiasan miliknya. Begitu kotak itu dibuka, kalung, anting bahkan cincin permata terlihat menggoda mata. Tidak sanggup melihat lagi, Roselia kembali menutup kotak perhiasan miliknya. Rasanya Ia akan kehilangan tekad untuk menjual barang-barang di dalam kotak jika melihatnya lebih lama. Seingatnya, salah seorang temannya pernah bercerita perihal gang belakang yang digunakan para bangsawan untuk melakukan hal-hal kotor. Tentu saja, mereka tidak hanya memiliki hubungan pertemanan biasa. Jika tidak begitu, temannya tidak akan bercerita tentang hal-hal yang disembunyikan oleh keluarganya sendiri. Hanya saja, harganya memang terbilan

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 30a

    “Pertama, beritahu aku siapa yang menyuruh kalian mengikuti nona muda dari Keluarga Ruliazer.”“Dan kedua, mati di tanganku.” saat itu, suara Leon sangat dingin. Bahkan tatapan matanya yang tajam tampak memiliki aura kekejaman yang dipancarkan. Tiga orang berpakaian hitam saling menatap. Namun seolah mencapai kesepakatan diam-diam, mereka segera menyerang Leon secara serentak. Di sisi lain, pemuda yang menjadi lawan mereka tampak memiliki senyum tipis di bibirnya. Di hadapkan dengan tiga orang yang jelas lebih tua darinya, tak membuat Leon gentar sedikitpun. Sebaliknya, mata hitam pemuda itu tampak memancarkan kilatan haus darah yang kental.“Aku anggap itu sebagai jawaban kalian.” ucap Leon. Setelah kata-kata tersebut terucap, aura hitam segera keluar dari tubuh Leon. Belajar dari pengalaman, tiga orang berpakaian hitam itu segera menghindari aura misterius yang sangat mematikan. Namun saat mereka melakukannya, tiba-tiba sekelebat bayangan telah menunggu di belakang, sebelum mem

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 29b

    “Leon.”“Apa kau marah?” untuk saat ini, suara Kalista lebih lembut dari biasanya. Leon awalnya hanya diam sembari melihat ke arah jendela. Tidak sekalipun melirik sang nona muda yang duduk berhadapan dengan dirinya. Namun saat pemuda itu mendengar suara Kalista, Leon pada akhirnya menoleh. Pemuda itu melihat ke arah Kalista dengan tatapan penuh kekalahan. “Mana mungkin saya marah pada Nona Muda. Jika ada seseorang yang bersalah, itu pasti saya.” Leon berbicara dengan halus. “Lalu, kenapa kau hanya diam?” tanya Kalista. Mendengar pertanyaan kali ini membuat sudut bibir si pemuda tampan tertarik ke atas, “Jadi, Nona Muda lebih suka saya banyak berbicara?”“Bukankah sebelumnya Nona Muda selalu menyuruh saya untuk diam?” goda Leon. “Terserah kau saja.” balas Kalista sembari memalingkan wajah. Namun setelah beberapa saat, gadis cantik itu kembali menatap Leon, “Maaf. Kau pasti sudah menunggu lama.”“Jangan minta maaf, Nona Muda. Saya sama sekali tidak marah. Lagipula jika itu demi N

DMCA.com Protection Status