Share

Bab 3b

Aвтор: Lovvellyty
last update Последнее обновление: 2024-10-29 19:42:56

Gerakan canggung dengan tubuh besar sebenarnya tak terlalu nyaman. Namun untuk beberapa alasan, hati yang sebelumnya terasa seperti hancur berkeping-keping, kini telah disembuhkan secara ajaib.

"Jangan menangis, Kalista."

"Itu semua salah paman. Seharusnya paman mendengarkan ceritamu terlebih dahulu sebelum membuat keputusan." suara akrab yang ditangkap gendang telinga terasa mengikis hati nurani.

"Apa longsor salju ini juga sesuatu yang kau lihat dalam mimpimu?" pertanyaan bernada lembut diajukan.

Meski dalam kenyataannya, hanya ada ekspresi tajam yang lebih intens yang terlihat. Beruntung si nona kecil telah aman dalam pelukan sang paman. Jika tidak, gadis cantik itu pasti kesulitan menjaga ekspresi tenangnya saat melihat wajah mengerikan wali resminya.

Bagaimanapun juga, meski hanya cerita yang dikarang oleh orang lain, Devondion merasa ingin mencabik seseorang yang mungkin merencanakan pembunuhan kakak dan iparnya. Dua orang yang Ia sayangi dan hormati seharusnya hidup dalam kemuliaan.

Jika memang ada campur tangan seseorang pada kematian kakak perempuannya dan suaminya, dia bersumpah akan membuat hidup mereka lebih buruk daripada kematian.

Sebagai anak yang tidak tahu apa-apa, Kalista hanya bisa menganggukan kepala dalam pelukan sosok jangkung pamanya. Tak lama sampai Ia merasakan belaian halus dari telapak tangan besar yang penuh dengan kapalan.

"Kalau begitu paman akan mendengarkanmu."

"Apakah kau memiliki cara untuk mengurangi dampak kerusakan yang diakibatkan oleh longsoran salju?"

Dengan pertanyaan itu, Kalista dapat memastikan jika rencananya kali ini akan berjalan lancar.

Gadis cantik itu tidak tahu, jika secara bersamaan, Ia juga telah membangunkan singa yang sudah lama tertidur.

***

(Tok.. tok.. tok..)

Ketukan lembut terdengar di ruang minimalis yang cantik. Di setiap rak yang tersedia, terlihat buku-buku ditata dengan rapi. Sofa lembut menempati tengah ruangan. Dengan meja kecil yang telah dihaluskan setiap ujungnya. Menjadikan benda kasar itu kini tampak lembut dan tak bisa menyakiti siapapun.

Kalista meletakan buku yang sedari tadi Ia baca. Setelah mengetahui kebiasaanya mengunjungi perpustakaan setiap hari, pamanya meminta penanggung jawab villa untuk merenovasi tempat itu dengan preferensi anak-anak. Dengan kata lain keamanan, kenyamanan dan keselamatan menjadi prioritas utama dalam pembaharuan ruang penyimpanan buku tersebut.

Meski warna-warni yang digunakan cukup mencolok mata, namun kenyamanan memang telah meningkat pesat. Terlebih dengan pelayan yang dengan sigap membawakan minuman dan cemilan kecil begitu Ia menginjakan kaki di tempat favoritnya.

Itu benar. Sekarang perpustakaan adalah tempat kesukaanya. Karena di tempat itu, Ia bisa mempelajari banyak hal dari setiap buku yang ada. Dan terpenting, dia harus mempersiapkan diri guna pertarungan kata yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Dalam kehidupan masa lalunya, Ia adalah anak yang pemalu. Terlebih dengan bekas luka di mata kirinya, itu menjadikan dirinya merasa rendah diri. Tampil di depan umum adalah sesuatu yang mustahil bagi dirinya.

Itu sebabnya dia sangat berterimakasih kepada orang-orang yang mau mendekatinya terlebih dahulu. Ia menganggap mereka adalah orang baik dengan hati yang tulus. Saking tulusnya, sampai berani mengklaim setiap penemuanya sebagai prestasi diri.

Dirinya yang bodoh dengan senang hati membagikan hasil kerja kerasnya kepada orang lain. Berharap orang itu bisa menyampaikan kepada orang lain penemuanya tanpa menghilangkan dirinya sebagai kontribusi utama.

Namun tentu saja, semua tak berjalan seperti keinginanya. Orang baik itu dengan bangga menyatakan hasil penemuan yang Ia sampaikan sebagai prestasi dirinya sendiri. Dengan kata lain, mencuri kerja keras dan usahanya tanpa ragu.

Kali ini, Ia akan memastikan tak ada yang bisa mengambil keuntungan darinya seperti itu. Setiap kali dia mendeklarasikan penemuanya, Ia sendiri yang akan menyampaikan pidato. Dalam pertemuan sosial, dia akan melawan siapapun yang dengan maksud tersembunyi maupun terang-terangan ingin menyerangnya.

Untuk itu, dibutuhkan pengetahuan luas guna membentengi diri. Dan cara tercepat untuk melakukanya adalah membaca, menyerap dan mempraktekan pengetahuan dalam buku yang Ia baca. Setidaknya sebelum dia kembali ke mansion utama di ibukota, Ia harus selesai membaca setiap buku yang ada di perpustakaan pribadinya.

Itu benar. Perpustakaan pribadi. Sebenarnya tidak ada perbedaan besar dengan tambahan kata pribadi itu. Paman yang terlalu menyayanginya itu khawatir konsentrasinya akan terganggu jika terlalu banyak orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.

Oleh karena itu, perpustakaan yang sejatinya jarang dikunjungi oleh orang lain itu mendapat aturan baru. Siapapun yang ingin memasuki tempat penyimpanan buku tersebut harus mendapat izin terlebih dahulu darinya. Sungguh pertimbangan yang manis.

Mengapa dirinya yang dulu tak dapat melihat segala perhatian adik dari ibunya itu. Bukankah akan sangat nyaman jika ada orang yang merawatnya dengan penuh pertimbangkan. Mengingat itu semua membuat Ia ingin menampar dirinya sendiri di masa lalu.

(Tok.. tok.. tok..)

Ketukan kedua di pintu kayu membuat Kalista kembali dari segala pemikiran masa lalu.

"Masuk.." gadis berusia sebelas tahun itu memberi izin kepada si pengetuk pintu.

(Ceklek.)

Terlihat seorang pelayan wanita begitu pintu dibuka. Dengan sikap sopan, si pelayan mendekati putri tunggal pasangan Duke dan Duchess terdahulu.

"Ada apa Granet?" Kalista bertanya dengan tenang. Tak ditemukan sikap rendah hati ataupun kesombongan dalam tingkah lakunya.

Gadis cantik itu bertindak seperti seorang bangsawan sejati. Bahkan Ia telah memiliki karismanya sendiri yang membuat orang-orang merasa hormat.

Ada kekaguman tersendiri melihat anak sekecil itu telah mempelajari setiap etika dengan benar. Bahkan, Ia juga terlihat memancarkan aura misterius yang membuat orang-orang sulit mendekat.

Bagai bulan di langit malam. Keindahanya tak dapat dibandingkan dengan bintang-bintang yang bertaburan. Tak tersentuh, namun membuat orang-orang mengagumi dan menginginkanya.

Diam-diam, pelayan senior bernama Greta itu menyembunyikan kekaguman terhadap nona muda yang Ia layani. Sebenarnya, setelah putri Duke dan Duchess terdahulu sembuh dari sakitnya yang parah, banyak orang yang merasa nona muda menjadi anak yang sangat sulit.

Bukan berati sulit dilayani. Hanya saja, para pelayan tak bisa menebak suasana hati sang nona muda.

Hal tersebut membuat mereka merasa was-was dan selalu menjaga sikap di hadapan sang nona muda. Berbeda dengan dahulu dimana mereka masih bisa memberi bujukan kepada seorang anak yang sedang bersedih.

Ada yang berpendapat jika nona muda akhirnya sudah bisa menerima kepergian kedua orangtua nya. Itu sebabnya sikapnya menjadi seperti nona muda sebenarnya dari sebuah keluarga besar.

Ada juga yang beranggapan jika setelah sakit parah, sang nona muda menjadi lebih menghargai hidup nya sendiri.

Apapun alasannya, banyak orang yang sebenarnya diam-diam mengagumi sang nona dan ingin menjadi pelayan ekslusif nya. Termasuk dirinya sendiri. Namun, hal tersebut cukup menjadi rahasia pribadi. Orang lain tak perlu mengetahui nya.

"Lapor Nona Kalista."

"Tuan Devon meminta Anda untuk menemui beliau di ruang kerja." pelayan bernama Greta menjawab hormat.

"Aku mengerti."

"Sampaikan kepada paman aku akan segera kesana." balas Kalista.

"Baik, Nona Kalista."

"Kalau begitu saya permisi." si pelayan membungkuk dengan cara yang santun sebelum keluar dari ruangan.

'Saat ini, hanya ada satu alasan mengapa Paman memanggilku.'

'Dan Itu berarti, sekarang sudah waktunya.'

Related chapter

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 4a

    (Tap..) (Tap..) (Tap..) Langkah kaki tenang terdengar memiliki ketukan yang teratur. Punggung lurus dengan kedua tangan yang disilangkan. Dan kecantikan alami dengan kulit putih yang memukau. "Selamat siang Nona Kalista." "Selamat siang Nona Kalista." Sapaan hormat terdengar setiap kali Kalista, putri tunggal mantan Duke dan Duchess terdahulu melangkah. Bukti jika sopan santun masih dijalankan dengan baik. Meski begitu, tak ada yang mengetahui apa yang tersimpan di hati. Gadis kecil itu hanya membalas salam para pelayan dengan senyum anggun. Sesekali ada balasan dengan suara manis yang khas. Itu adalah sesuatu yang sering dilakukan oleh bangsawan netral. Dia tak ingin dianggap arogan karena mengabaikan para pelayan, namun juga tidak mau dianggap mudah karena bersikap terlalu baik. Bagaimanapun juga, pembicaraan antar pelayan bisa terdengar sampai ke luar. Meski saat ini mereka menunjukkan sikap hormat ketika berhadapan dengan dirinya, tetapi dia tahu ada beberapa pelayan yan

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 4b

    "Sudah waktunya bagimu untuk dievakuasi." ucap Devondion. "Kenapa?" Kalista mempertanyakan keputusan pamanya. Seluruh persiapan telah selesai dilakukan. Meski ada longsor salju, dampaknya akan sangat berkurang. Tak ada alasan bagi dirinya untuk meninggalkan tempat ini. Lagipula, Ia ingin melihat bencana itu secara langsung. Di kehidupan lalu yang dia jalani, timbulnya longsor salju yang memakan banyak korban menjadi awal munculnya rumor buruk tentang dirinya. Pembawa malapetaka. Itulah sebutan yang mereka sematkan kepadanya. Bukan hanya kedua orangtuanya yang menjadi korban. Namun dia juga menyebabkan orang-orang yang tak berdosa mati hanya dengan kehadirannya. Awalnya itu semua memang hanya rumor. Namun dengan banyaknya mulut yang berbicara, rumor berubah menjadi fakta yang dipercaya. Hanya karena kebetulan dirinya berada di daerah yang terkena bencana alam, dia mendapat predikat sebagai pembawa malapetaka. Tak ada simpati, tak ada belas kasih dan tak ada tangan yang terulur unt

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 5a

    "Hei..""Apa kalian dengar? Kabarnya alasan dilakukan pembatasan sementara adalah karena putri mantan Duke dan Duchess Ruliazer yang memintanya." lelaki berkumis tipis berbisik kepada teman satu mejanya."Benarkah?""Kenapa dia melakukan itu? Apakah gadis itu tidak tahu jika pedagang seperti kita mempunyai jadwal yang padat?" balas lelaki lain berkepala botak."Mana mungkin seorang gadis kecil mengerti kesulitan yang dialami orang dewasa seperti kita.""Kabarnya, putri itu memiliki temperamen yang manja dan sombong. Jika keinginanya tidak dipenuhi, dia akan marah dan melampiaskan kekesalanya kepada para pelayan. Aku mengenal seorang pelayan yang pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari sang putri." lelaki pertama kembali mempengaruhi."Itu mengerikan.""Jika dia nantinya menjadi Duchess Ruliazer, bukankah nasib kita akan sangat mengenaskan?" si lelaki botak membalas dengan ekspresi jijik.Keduanya terlihat saling berbisik. Namun pada nyatanya, suara mereka terdengar cukup ke

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 5b

    "Saya rasa lebih baik bagi Tuan Triger mulai memikirkan pengganti Anda. Karena saya khawatir, usia Anda yang sudah tua menjadikan Tuan Triger menjadi seorang pelupa seperti sekarang. Ini baik-baik saja karena Anda melupakan etika di depan saya. Namun bagaimana jika Tuan Triger melupakan sopan santun di hadapan Yang Mulia Raja? Bukankah itu akan menjadi masalah besar nantinya?" Kalista memberi kritik keras. Tubuh kecil yang putih menembakan nada dingin guna memarahi orang lain. Untuk sesaat, semua orang lupa untuk bernafas. Bahkan Devondion yang berpenampilan keras di luar juga cukup tercengang di dalam hati. Pasalnya, ini pertama kalinya Ia melihat keponakan kecilnya mengeluarkan cakar tajamnya yang mungil. Bukannya merasa takut. Dia malah ingin tertawa terbahak-bahak. Dia memang tidak pernah menyukai rubah tua di hadapannya. Jika bukan karena statusnya sebagai pemimpin Kota Luxedon, Ia tak akan repot-repot mengizinkan lelaki tua itu dan putranya untuk menginjakan kaki di Villa Ruli

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 6a

    (Ctakk!!) (Hiya.! hiya.!) Pelacut kuda digunakan untuk mempercepat laju. Nafas terengah milik si penunggang menunjukan keterburuan yang dirasa. Di jalanan sepi, suara keras bergema membentuk kebisingan yang menggetarkan hati.Jendela-jendela tertutup terlihat membentuk gerakan seragam. Mereka yang di dalam, mengintip dari balik tirai. Ingin mencari tahu apa yang terjadi.(Hiya.!) (Hiya.!) Kuda itu terus melaju. Melewati kota utama yang biasanya ramai dengan kerumunan orang. Perjalan itu tak berhenti sampai ujung kota.Setelah beberapa waktu menempuh perjalanan, akhirnya terlihat tempat yang menjadi tujuan. Tanpa mengurangi kecepatan, si penunggang kuda menunjukan lencana hitam kepada penjaga gerbang.Gerbang yang dibuka memperlihatkan apa isi di dalamnya. Kumpulan bunga merah muda terhampar di pepohonan kayu. Seolah menantang putih yang menguasai tanah.(Hihik.. hihikk..) Suara kuda yang meringkik mengindikasikan jika tali kekang kembali ditarik. Kuda berhenti di depan pintu utam

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 6b

    “Maaf atas kekasaran saya, Nona Muda." ucap Tuan Muda Lunox. Manik lavender yang menatap polos tampak tak berbahaya. Namun dalam hati, Kalista tengah mengamati pemuda di hadapannya baik-baik. Seperti cara pemuda itu menilainya secara diam, dia juga melakukan hal yang sama. Di masa lalu, dia memang tak memiliki banyak persimpangan dengan lelaki itu. Saat pamanya ada, para bawahnya memiliki sentimen tersendiri pada keponakan atasannya yang kasar. Hal itu lebih parah setelah kematian pamanya. Terlebih, dahulu dia tak repot-repot menyembunyikan fakta jika dirinya adalah dalang yang menyebabkan tragedi kematian pada atasan yang mereka hormati. Jadi wajar jika mereka tak mau melayaninya sebagai orang yang memegang title calon Duchess selanjutnya. Berdasarkan pengamatan Kalista, pemuda yang dipanggil Tuan Muda Lunox itu memiliki penampilan yang sangat baik. Itu menyenangkan mata dan membuat seseorang ingin menatap lebih lama. Meski memiliki mata merah yang umum, pemuda itu tampaknya mem

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 7a

    (Hihik.. hihik..) Suara kuda yang meringkik menjadi pertanda jika tali kekang telah ditarik.Kereta yang ditransportasikan menggunakan kuda ikut berhenti begitu hewan yang menariknya menghentikan langkah. Pintu kereta yang indah dibuka oleh seorang ksatria muda. Dengan tubuh tegap dan wajah tampan, penampilanya cukup mencolok mata."Selamat datang di pusat keamanan Luxedon, Nona Ruliazer." sang ksatria segera memberi salam begitu si penumpang kereta menampakkan diri.Dengan postur pengawalan yang mumpuni, ksatria muda tersebut membantu nona kecil yang tampak seperti boneka porselen untuk turun. Dan di belakang mereka, seorang pelayan wanita mengikuti keduanya dengan patuh.Tap..Tap..Tap..Begitu Kalista menuruni kereta kuda yang disiapkan oleh pamanya, Ia dapat melihat puluhan orang yang menyambut kedatangannya. Atau bisa dibilang, ingin menghakiminya. Jika tidak begitu, mengapa mereka yang dibayar menggunakan uang pajak tanah milik keluarganya mengarahkan tatapan meremehkan pada T

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 7b

    "Tuan Triger, bukan begitu cara Ruliazer memutuskan. Karena sudah sampai di sini, saya akan mengajarkan Anda bagaimana cara yang benar.""Pertama, Anda harus mengumpulkan bukti. Dan ini adalah bukti yang pelayan saya temukan atas kasus korupsi Tuan Jonathan Triger." Kalista mengangkat dokumen yang Ia pegang."Kedua, saksi. Setelah bukti tersedia, kita juga harus menghadirkan saksi sebagai penguat." setelah mengatakan hal tersebut, gadis kecil itu melihat ke arah ksatria pengawalnya.Melihat tanda yang diberikan, Tuan Muda Lunox menarik nafas panjang sebelum maju ke depan. Berdiri di samping Kalista Ruliazer dengan sikap tegap."Saya, putra tertua dari Keluarga Lunox. Bersaksi dengan mempertaruhkan seluruh wibawa dan integritas yang selama ini saya jaga. Semua kalimat yang diucapkan oleh Nona Ruliazer sebelumnya adalah sebuah kebenaran.""Bukan hanya Kepala Keluarga Triger. Namun beberapa kerabat dan bangsawan yang dekat dengan Keluarga Triger juga melakukan tindakan kotor tersebut.""

    Последнее обновление : 2024-10-29

Latest chapter

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 33b

    “Lalu, apa alasan yang kau berikan atas penyembunyian luka bekas aura yang tidak stabil?” Kalista bertanya datar. “Itu..” “Sebenarnya itu tidak terlalu sakit. Saya juga selalu mendatangi Nona Muda bukan?” suara Leon terdengar sekecil nyamuk. “Setelah kondisinya sudah parah.” Kalista menatap tajam pada Leon. “Lupakan saja.” pada akhirnya Kalista menghela nafas pelan. “Aku tau apa yang kau khawatirkan. Tapi itu semua tidak akan terjadi. Aku masih lebih kuat darimu. Jadi, kau tidak perlu menahan apapun lagi. Segera datang padaku saat kondisimu tidak stabil. Kau mengerti?” suara Kalista terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Sebenarnya, masalah ini juga terkait dengan dirinya. Beberapa bulan sebelum datang ke ibukota, dia menemukan jika tubuh Leon telah menumbuhkan beberapa resistensi terhadap sihir miliknya. Itu sebabnya dia memutuskan mencoba sihir tingkat tinggi untuk melakukan penyegelan. Saat itu dia terlalu meremehkan perbedaan kekuatannya di masa lalu dengan t

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 33a

    “Siapa yang Anda lihat dengan tatapan lembut seperti itu, Nona Ruliazer?” suara rendah tiba-tiba menyapa saat Kalista lengah. Sontak, sang nona muda segera menengok ke arah asal suara. Begitu Ia melakukannya, Kalista segera dihadapkan dengan wajah putra mahkota yang tengah duduk di hadapannya. “Ada urusan apa Yang Mulia mendatangi saya seperti ini?” suara Kalista terdengar sangat dingin. Ia masih belum lupa apa yang telah dilakukan oleh pemuda di hadapannya. Jika saat itu seniornya tidak datang dan menyadarkannya dari sihir aneh yang dilakukan oleh putra mahkota, dia pasti sudah masuk ke dalam fraksi putra mahkota tanpa Ia sendiri sadari. “Sebelumnya saya minta maaf karena membuat Anda merasa tidak nyaman, Nona Ruliazer. Saya terus merasa gelisah karena sepertinya Anda menghindari saya setelah kejadian sebelumnya.” Putra mahkota meminta maaf dengan rendah hati. “Itu bukan sepertinya, Yang Mulia. Saya memang sengaja menghindari Anda.” ekspresi Kalista masih sedingin sebe

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 32b

    Hal pertama yang Kalista lakukan setelah sampai di ruang bawah tanah yang rahasia adalah menyetel alarm. Dia tak ingin memancing keributan dengan seseorang yang mengatakan jika dia kehilangan banyak berat badan hanya karena melewatkan satu kali makan siang. Itu sebabnya dia membuat janji dengan orang tersebut untuk makan siang bersama. Seperti biasa, Kalista menghabiskan semua waktunya untuk membaca. Menurut perhitungannya, dia dapat menyelesaikan buku-buku di rak dalam kurun waktu satu tahun. Itupun jika dia tidak melewatkan satu haripun dengan sia-sia. Mengingat seberapa banyak buku yang tersusun pada rak ruang rahasia. Setelah membaca beberapa buku di sana, Kalista dapat memahami bagaimana Profesor Ray membuat seniornya menjadi pemilik menara termuda. Semua buku itu menjelaskan secara rinci bagaimana segala sesuatu tentang sihir berjalan dan cara yang paling efektif untuk penggunaannya. Dan dengan bakat seniornya yang sama-sama memiliki manik lavender seperti dirinya, hanya but

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 32a

    “Jadi, apa ada alasan yang lainya?” Kalista bertanya pada pemuda yang masih terbaring di atas ranjang. “Itu..”“Bisa saja berbahaya, Nona Muda.” suara yang rendah menunjukan ketulusan hati.Kalista yang melihat itu semua merasa hatinya melembut. Kucing hitam yang Ia besarkan ternyata sudah bisa mengkhawatirkan pemiliknya. Pada akhirnya, senyum lembut tak bisa ditahan. Kalista kemudian mengacak helai hitam Leon sebelum berkata, “Istirahatlah.”“Aku akan datang besok pagi.” ucap gadis itu sebelum pergi. Setelah malam itu, Kalista memang menepati janjinya. Keesokan paginya, dia mengunjungi kamar Leon dan mulai memeriksa keadaan pemuda itu. Setelah memberi beberapa perawatan, Kalista akan mulai membaca beberapa buku di samping Leon.Hal tersebut berlangsung selama tiga hari. Tidak seharipun Kalista tak mengunjungi kamar Leon dalam kurun waktu tersebut. Jika itu hari biasa, Leon akan sangat senang karena bisa menghabiskan banyak waktu dengan nona mudanya. Namun saat ini, dia memiliki k

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 31b

    Malam semakin larut. Dengan bulan yang seakan berada di atas kepala. Hal tersebut menunjukan jika saat ini sudah hampir tengah malam. Di sebuah kamar dengan ranjang king size di tengah ruangan. Terlihat seorang pemuda yang sedang berbaring dengan nyaman. Wajahnya yang tampan tampak pucat. Seolah-olah darah telah dikuras dari tubuhnya. Meski begitu, nafas yang terdengar begitu tenang. Di sisi pemuda itu, duduk sosok cantik dengan rambut hitam yang berkilau. Manik lavender nya tak sekalipun teralihkan dari wajah tampan sang pangeran tidur.Kalista yang membawa pulang Leon secara pribadi masih merasa menyesal saat melihat keadaan pemuda yang tengah terbaring di tempat tidur. Jika dia bukan majikan yang perhatian, bukankah pemuda itu akan mati dengan kondisinya yang sangat mengerikan tersebut. Tulang rusuk patah, pendarahan di hidung, mata dan telinga. Belum lagi batuk darah yang membuat pemuda itu kehilangan banyak darah. Jika hanya itu saja, dia akan merasa lebih baik. Namun, lebih

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 31a

    “Sekarang, apa kau mau mengatakan yang sebenarnya?” Leon bertanya dengan ramah.Jika orang-orang tak melihat apa yang pemuda itu lakukan sebelumnya, mereka akan berpikir pemuda itu adalah orang yang sangat tampan dengan kepribadian yang baik. Tak akan terbersit sedikitpun dalam benak mereka jika anak muda setampan itu telah melakukan hal yang sangat kejam terhadap orang yang dianggapnya musuh. “I..”“Itu adalah seorang wanita paruh baya.” dengan suara gemetar, satu-satunya sosok berbaju hitam yang masih tersisa menjawab. “Wanita paruh baya?” Leon bertanya memastikan. “Itu benar.”“Saya sama sekali tidak berbohong.”“Seorang wanita paruh baya datang dan mengatakan hal penuh omong kosong seperti membuat rekaman yang berisi perbuatan tidak senonoh Nona Muda Ruliazer.” sosok berbaju hitam menjelaskan dengan tergesa-gesa. “Ah..”“Jadi, kau berencana untuk menyentuh nona mudaku dengan tanganmu yang kotor.” senyum ramah sebelumnya berubah menjadi senyum dingin. “Tidak.”“Saya tidak ber

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 30b

    “Tidak Roselia. Kau harus fokus pada gambaran besarnya. Jika kau berhasil mendapatkan hati anak-anak dari keluarga bangsawan besar, barang-barang seperti ini akan menumpuk di ruangan yang lebih besar. Bukan slorok kecil seperti ini.” Roselia berusaha menyemangati dirinya sendiri. Pada akhirnya, gadis berambut merah muda itu mengeluarkan satu per satu kotak perhiasan miliknya. Begitu kotak itu dibuka, kalung, anting bahkan cincin permata terlihat menggoda mata. Tidak sanggup melihat lagi, Roselia kembali menutup kotak perhiasan miliknya. Rasanya Ia akan kehilangan tekad untuk menjual barang-barang di dalam kotak jika melihatnya lebih lama. Seingatnya, salah seorang temannya pernah bercerita perihal gang belakang yang digunakan para bangsawan untuk melakukan hal-hal kotor. Tentu saja, mereka tidak hanya memiliki hubungan pertemanan biasa. Jika tidak begitu, temannya tidak akan bercerita tentang hal-hal yang disembunyikan oleh keluarganya sendiri. Hanya saja, harganya memang terbilan

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 30a

    “Pertama, beritahu aku siapa yang menyuruh kalian mengikuti nona muda dari Keluarga Ruliazer.”“Dan kedua, mati di tanganku.” saat itu, suara Leon sangat dingin. Bahkan tatapan matanya yang tajam tampak memiliki aura kekejaman yang dipancarkan. Tiga orang berpakaian hitam saling menatap. Namun seolah mencapai kesepakatan diam-diam, mereka segera menyerang Leon secara serentak. Di sisi lain, pemuda yang menjadi lawan mereka tampak memiliki senyum tipis di bibirnya. Di hadapkan dengan tiga orang yang jelas lebih tua darinya, tak membuat Leon gentar sedikitpun. Sebaliknya, mata hitam pemuda itu tampak memancarkan kilatan haus darah yang kental.“Aku anggap itu sebagai jawaban kalian.” ucap Leon. Setelah kata-kata tersebut terucap, aura hitam segera keluar dari tubuh Leon. Belajar dari pengalaman, tiga orang berpakaian hitam itu segera menghindari aura misterius yang sangat mematikan. Namun saat mereka melakukannya, tiba-tiba sekelebat bayangan telah menunggu di belakang, sebelum mem

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 29b

    “Leon.”“Apa kau marah?” untuk saat ini, suara Kalista lebih lembut dari biasanya. Leon awalnya hanya diam sembari melihat ke arah jendela. Tidak sekalipun melirik sang nona muda yang duduk berhadapan dengan dirinya. Namun saat pemuda itu mendengar suara Kalista, Leon pada akhirnya menoleh. Pemuda itu melihat ke arah Kalista dengan tatapan penuh kekalahan. “Mana mungkin saya marah pada Nona Muda. Jika ada seseorang yang bersalah, itu pasti saya.” Leon berbicara dengan halus. “Lalu, kenapa kau hanya diam?” tanya Kalista. Mendengar pertanyaan kali ini membuat sudut bibir si pemuda tampan tertarik ke atas, “Jadi, Nona Muda lebih suka saya banyak berbicara?”“Bukankah sebelumnya Nona Muda selalu menyuruh saya untuk diam?” goda Leon. “Terserah kau saja.” balas Kalista sembari memalingkan wajah. Namun setelah beberapa saat, gadis cantik itu kembali menatap Leon, “Maaf. Kau pasti sudah menunggu lama.”“Jangan minta maaf, Nona Muda. Saya sama sekali tidak marah. Lagipula jika itu demi N

DMCA.com Protection Status