Share

Bab 22b

Author: Lovvellyty
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kediaman Ruliazer.

Terlihat seorang gadis muda yang tengah duduk di sofa kamar. Ekspresinya serius. Ada sebuah amplop berwarna biru di tangan kanannya.

(Tok.. Tok.. Tok..)

“Nona Muda, Ini Connie.”

Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar.

Gadis muda yang sebelumnya termenung menatap amplop di tangan segera mengalihkan pandang ke arah pintu. Sebelum mulai memberi izin masuk kepada si pengetuk pintu.

“Masuk.” titah Kalista.

(Ceklek.)

Suara pintu yang dibuka terdengar.

“Nona Muda, apa Anda memanggil saya?” tanya Connie sopan.

“Itu benar.”

“Connie, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.” ucap Kalista setenang air.

“Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Nona Muda?” Connie kembali bertanya.

“Dua hal.”

“Pertama, aku ingin kau menyelidiki apa saja yang telah dilakukan oleh gadis dari Keluarga Yuriscitia dalam enam bulan terakhir. Terutama perilakunya saat berhubungan dengan para lelaki.”

“Dan untuk beberapa hari berikutnya, aku ingin kau menyuruh seseorang untuk mengikut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 23a

    “Berhenti bercanda. Apa yang ingin kau katakan?” Kalista bertanya dengan tenang. “Nona Muda, saya akan pergi selama beberapa waktu.” jawab Leon. Kali ini muncul sedikit riak di manik lavender yang biasanya tenang. Kalista sama sekali tak menduga jika hal ini yang akan dikatakan oleh lawan bicaranya. Kendati demikian, gadis itu memang telah menebak sampai beberapa hal. Hanya saja, dia tak menyangka jika pemuda itu akan pergi tanpa tanda-tanda tertentu sebelumnya. “Aku mengerti. Berhati-hatilah.” suasana hati Kalista agak rendah saat berbicara. “Nona Muda!! Saya tidak mau!! Bagaimana saya bisa meninggalkan Anda di dunia yang berbahaya ini seorang diri?” memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, Leon memberi pelukan samping yang lembut. Kalista sebenarnya ingin mencubit kucing hitam yang suka berbuat seenaknya sendiri. Namun mengingat ini mungkin akan menjadi pertemuan mereka yang terakhir dalam beberapa tahun mendatang membuat gadis cantik itu menghentikan dirinya sendiri. “Nona

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 23b

    “Antar dia ke Kediaman Keluarga Lunox. Jangan dengarkan omong kosongnya dan kembalilah setelah secara pribadi menyerahkan pemuda itu pada penjaga di Kediaman Lunox.” titah Kalista. Kusir yang tidak tahu mengapa sang nona muda memiliki ekspresi dingin di wajahnya, “Ba..”“Baik, Nona Muda.” jawab si kusir. Leon yang mengintip dari balik jendela, "Tidak, Nona Muda. Saya mohon tolong pikirkan kembali keputusan Anda.""Nona Muda.""Nona Muda!" suara itu pada akhirnya tenggelam oleh hentakan kaki kuda yang mulai berlari. Setelah selesai mengusir anak pemberontak yang licik dan penuh tipu muslihat, Kalista segera pergi ke perpustakaan.Kedamaian yang didapat entah bagaimana membuat pikiran Kalista terasa lebih jernih. Sejak setahun terakhir, telinganya selalu diisi dengan omong kosong yang tidak berguna. Dan sekarang, akhirnya Ia bisa mendapatkan ketenangannya kembali. Sepertinya Ia harus berterimakasih pada pasangan Tuan dan Nyonya Keluarga Lunox. Mereka tentunya memiliki rasa sungkan y

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 24a

    “Dan alasan mengapa saya berada di sini adalah, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Saya ingin menyerahkan hasil ujian akademi Nona Ruliazer.” Putra Mahkota memiliki senyum ramah saat mengatakannya. Setelahnya, pemuda berambut pirang tersebut meminum cangkir di atas meja dengan tenang. Sama sekali tidak menunjukkan ketergesaan apapun. “Dia sengaja melakukannya.” batin Kalista dalam hati. Maksud pertanyaan yang Ia ajukan sebelumnya adalah mengapa Putra Mahkota yang mengantarkan hasil ujian akademi miliknya. Namun pemuda di hadapannya sengaja menggeser arti pertanyaannya menjadi mengapa Putra Mahkota berkunjung ke rumahnya. Alasan mengapa pemuda itu melakukannya, jelas karena perbuatan yang Ia sebelumnya. Dimana dia berpura-pura tidak tahu maksud Putra Mahkota yang ingin berbicara empat mata dengan dirinya. “Jadi dia ingin membalasku. Benar-benar picik.” penilaian sang nona muda terhadap Putra Mahkota semakin rendah. “Granet.”“Aku ingin secangkir teh chamomile. Tolong baw

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 24b

    “Ah, apakah saya belum menyebutkannya?” “Saya adalah ketua dewan siswa. Dan saya menggunakan otoritas saya untuk menjadi perwakilan yang mengantarkan hasil ujian Nona Kalista.” ucap putra mahkota. “Apa?” Kalista hampir tak mempercayai apa yang baru saja Ia dengar. Tidak hanya memiliki akses untuk membawakan hasil ujian akademi miliknya. Pemuda di hadapannya juga menjadi ketua dewan siswa. Apakah ada hal yang bisa mengejutkannya lebih dari dua hal tersebut hari ini? “Tapi Nona Kalista tidak perlu khawatir. Saya sama sekali tidak melihat hasil ujian Anda. Hasil ujian hanya bisa dilihat oleh orang yang namanya tercantum di dalam amplop.” ucap putra mahkota. Seolah belum cukup, pemuda berambut pirang itu kembali menjatuhkan bom lain, “Karena saya bisa menjadi ketua dewan siswa, itu artinya saya juga adalah salah satu siswa di Royal Akademi. Karena kita mempelajari hal yang sama, saya harap bisa bertemu dengan Nona Kalista lebih sering di akademi nanti.”“Tidak mungkin.” balas Kalista

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 25a

    “Hyah!” (Sring.) (Sring.) (Duak!) Tampak dua orang pemuda yang tengah berduel. Suara tabrakan pedang terdengar memekakan telinga. Kendati demikian, keduanya sama sekali tak berniat untuk menghentikan duel. (Sring.) Lelaki yang tampak lebih muda terlihat lebih agresif. Gerakan menusuk dilakukan tepat ke arah jantung. Di sisi lain, pemuda yang lebih tua dapat menepisnya dan melakukan serangan balik. Tendangan ke arah ulu hati tampak kuat. Namun sebelum tendangan itu mendarat, lelaki yang tampak lebih muda itu telah melompat mundur. Menghindari tendakan keras yang dapat menyebabkan cedera serius. (Tap.) Kali ini, tampak keduanya dipisahkan oleh jarak yang tidak terlalu jauh. Peluh terlihat membasahi tubuh. Bahkan pakaian yang dikenakan tampak basah oleh keringat yang terus menetes. Sedetik kemudian, keduanya sama-sama maju ke depan. Dengan satu lompatan, suara pedang kembali terdengar saling beradu. Saat ini, kedua pedang tampak mengeluarkan aura biru yang tampak hampir seru

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 25b

    Pagi yang cerah dengan matahari yang bersinar terang. Para pedagang telah membuka toko mereka dan tengah melakukan tawar menawar dengan para pelangganya. Pasar terlihat ramai dengan setiap aktivitas yang dilakukan. Di sisi lain, jalan utama telah dipenuhi dengan kereta-kereta yang ditarik oleh kuda. Sesekali, terlihat seorang ksatria di sisi kereta.Di Kediaman Duke Ruliazer. Kalista yang bersiap lebih awal dari biasanya telah menyelesaikan persiapannya. Bagaimanapun juga, hari ini adalah hari penerimaan murid baru. Jadi dia bermaksud untuk datang lebih awal. Sekarang, gadis itu tengah dalam perjalanan menuju ke kereta kudanya. Seorang pelayan tampak mengikuti di belakang sang nona muda. (Tap.) (Tap.) (Tap.) Langkah kaki diambil. Dengan setiap langkah, perjalanan mereka pada akhirnya sampai di tempat tujuan. (Ceklek.)Ksatria yang menunggu di sisi kereta membukakan pintu. Dipandu oleh ksatria yng sama, Kalista mengambil langkah untuk menaiki tangga kecil. Pada mulanya semuan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 26a

    “Leon, kemari!” perintah tegas diberikan dengan nada dingin. “Saya baik-baik saja, Nona Muda.” pemuda berambut hitam memberi senyum menenangkan. “Ke.ma.ri.” Kalista hampir menggerakkan giginya saat berbicara. Suasana santai sebelumnya menghilang. Digantikan dengan ketegangan yang kuat. Sang nona muda menatap begitu dingin. Sedangkan pemuda yang duduk berhadapan dengannya hanya bisa tersenyum kecut. Sebelum duduk di samping sang nona muda. Mengikuti perintah dari gadis cantik bermanik lavender. “Sejak kapan?” Kalista bertanya saat gadis itu memeriksa lengan kanan bagian atas milik Leon. “Kemarin, Nona Muda.” jawab sang pemuda. “Seberapa jauh penyebarannya?” Kalista kembali bertanya. “Itu..” Leon mengalihkan pandangannya. “Leon, jawab pertanyaanku.” Kalista memberi tatapan tajam. “Selain lengan kanan, kaki kiri, dada dan punggung juga memiliki tanda hitam yang sama.” jawab Leon. Kali ini suara yang terdengar lebih rendah. Meski begitu, Kalista dapat mendengarnya dengan jelas

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 26b

    “Kalau begitu perhatian kesehatanmu. Kau yang sehat akan jauh lebih berguna di masa depan.” balas Kalista. “Nona Muda. Bukankah saya mengatakan untuk...”“Oh, siapa ini? Bukankah ini Nona Muda yang katanya sering sakit-sakitan?” tiba-tiba dari arah samping, terdengar suara yang menginterupsi. Sontak, Kalista dan Leon sama-sama menghentikan langkah mereka. Keduanya menatap dingin pada gerombolan gadis yang datang tanpa diundang. “Tolong jaga ucapan Anda, Nona Muda.” orang yang berbicara adalah Leon. Sosok yang seperti pemimpin para gadis awalnya hanya mengarahkan tatapannya pada Kalista. Namun saat Ia melihat ke arah pemuda yang berbicara, dirinya tak dapat menahan diri untuk tidak tertegun sejenak. Ini adalah pertama kalinya Ia melihat keindahan seperti itu. Tampan dan mempesona. Kedua hal tersebut digabungkan tanpa mengabaikan nilai kegagahan seorang lelaki. Terlebih, sosok itu terbilang lebih tinggi dibanding pemuda rata-rata. Memberi kesan jantan dan pelindung. Sebenarnya, bu

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 33b

    “Lalu, apa alasan yang kau berikan atas penyembunyian luka bekas aura yang tidak stabil?” Kalista bertanya datar. “Itu..” “Sebenarnya itu tidak terlalu sakit. Saya juga selalu mendatangi Nona Muda bukan?” suara Leon terdengar sekecil nyamuk. “Setelah kondisinya sudah parah.” Kalista menatap tajam pada Leon. “Lupakan saja.” pada akhirnya Kalista menghela nafas pelan. “Aku tau apa yang kau khawatirkan. Tapi itu semua tidak akan terjadi. Aku masih lebih kuat darimu. Jadi, kau tidak perlu menahan apapun lagi. Segera datang padaku saat kondisimu tidak stabil. Kau mengerti?” suara Kalista terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Sebenarnya, masalah ini juga terkait dengan dirinya. Beberapa bulan sebelum datang ke ibukota, dia menemukan jika tubuh Leon telah menumbuhkan beberapa resistensi terhadap sihir miliknya. Itu sebabnya dia memutuskan mencoba sihir tingkat tinggi untuk melakukan penyegelan. Saat itu dia terlalu meremehkan perbedaan kekuatannya di masa lalu dengan t

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 33a

    “Siapa yang Anda lihat dengan tatapan lembut seperti itu, Nona Ruliazer?” suara rendah tiba-tiba menyapa saat Kalista lengah. Sontak, sang nona muda segera menengok ke arah asal suara. Begitu Ia melakukannya, Kalista segera dihadapkan dengan wajah putra mahkota yang tengah duduk di hadapannya. “Ada urusan apa Yang Mulia mendatangi saya seperti ini?” suara Kalista terdengar sangat dingin. Ia masih belum lupa apa yang telah dilakukan oleh pemuda di hadapannya. Jika saat itu seniornya tidak datang dan menyadarkannya dari sihir aneh yang dilakukan oleh putra mahkota, dia pasti sudah masuk ke dalam fraksi putra mahkota tanpa Ia sendiri sadari. “Sebelumnya saya minta maaf karena membuat Anda merasa tidak nyaman, Nona Ruliazer. Saya terus merasa gelisah karena sepertinya Anda menghindari saya setelah kejadian sebelumnya.” Putra mahkota meminta maaf dengan rendah hati. “Itu bukan sepertinya, Yang Mulia. Saya memang sengaja menghindari Anda.” ekspresi Kalista masih sedingin sebe

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 32b

    Hal pertama yang Kalista lakukan setelah sampai di ruang bawah tanah yang rahasia adalah menyetel alarm. Dia tak ingin memancing keributan dengan seseorang yang mengatakan jika dia kehilangan banyak berat badan hanya karena melewatkan satu kali makan siang. Itu sebabnya dia membuat janji dengan orang tersebut untuk makan siang bersama. Seperti biasa, Kalista menghabiskan semua waktunya untuk membaca. Menurut perhitungannya, dia dapat menyelesaikan buku-buku di rak dalam kurun waktu satu tahun. Itupun jika dia tidak melewatkan satu haripun dengan sia-sia. Mengingat seberapa banyak buku yang tersusun pada rak ruang rahasia. Setelah membaca beberapa buku di sana, Kalista dapat memahami bagaimana Profesor Ray membuat seniornya menjadi pemilik menara termuda. Semua buku itu menjelaskan secara rinci bagaimana segala sesuatu tentang sihir berjalan dan cara yang paling efektif untuk penggunaannya. Dan dengan bakat seniornya yang sama-sama memiliki manik lavender seperti dirinya, hanya but

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 32a

    “Jadi, apa ada alasan yang lainya?” Kalista bertanya pada pemuda yang masih terbaring di atas ranjang. “Itu..”“Bisa saja berbahaya, Nona Muda.” suara yang rendah menunjukan ketulusan hati.Kalista yang melihat itu semua merasa hatinya melembut. Kucing hitam yang Ia besarkan ternyata sudah bisa mengkhawatirkan pemiliknya. Pada akhirnya, senyum lembut tak bisa ditahan. Kalista kemudian mengacak helai hitam Leon sebelum berkata, “Istirahatlah.”“Aku akan datang besok pagi.” ucap gadis itu sebelum pergi. Setelah malam itu, Kalista memang menepati janjinya. Keesokan paginya, dia mengunjungi kamar Leon dan mulai memeriksa keadaan pemuda itu. Setelah memberi beberapa perawatan, Kalista akan mulai membaca beberapa buku di samping Leon.Hal tersebut berlangsung selama tiga hari. Tidak seharipun Kalista tak mengunjungi kamar Leon dalam kurun waktu tersebut. Jika itu hari biasa, Leon akan sangat senang karena bisa menghabiskan banyak waktu dengan nona mudanya. Namun saat ini, dia memiliki k

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 31b

    Malam semakin larut. Dengan bulan yang seakan berada di atas kepala. Hal tersebut menunjukan jika saat ini sudah hampir tengah malam. Di sebuah kamar dengan ranjang king size di tengah ruangan. Terlihat seorang pemuda yang sedang berbaring dengan nyaman. Wajahnya yang tampan tampak pucat. Seolah-olah darah telah dikuras dari tubuhnya. Meski begitu, nafas yang terdengar begitu tenang. Di sisi pemuda itu, duduk sosok cantik dengan rambut hitam yang berkilau. Manik lavender nya tak sekalipun teralihkan dari wajah tampan sang pangeran tidur.Kalista yang membawa pulang Leon secara pribadi masih merasa menyesal saat melihat keadaan pemuda yang tengah terbaring di tempat tidur. Jika dia bukan majikan yang perhatian, bukankah pemuda itu akan mati dengan kondisinya yang sangat mengerikan tersebut. Tulang rusuk patah, pendarahan di hidung, mata dan telinga. Belum lagi batuk darah yang membuat pemuda itu kehilangan banyak darah. Jika hanya itu saja, dia akan merasa lebih baik. Namun, lebih

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 31a

    “Sekarang, apa kau mau mengatakan yang sebenarnya?” Leon bertanya dengan ramah.Jika orang-orang tak melihat apa yang pemuda itu lakukan sebelumnya, mereka akan berpikir pemuda itu adalah orang yang sangat tampan dengan kepribadian yang baik. Tak akan terbersit sedikitpun dalam benak mereka jika anak muda setampan itu telah melakukan hal yang sangat kejam terhadap orang yang dianggapnya musuh. “I..”“Itu adalah seorang wanita paruh baya.” dengan suara gemetar, satu-satunya sosok berbaju hitam yang masih tersisa menjawab. “Wanita paruh baya?” Leon bertanya memastikan. “Itu benar.”“Saya sama sekali tidak berbohong.”“Seorang wanita paruh baya datang dan mengatakan hal penuh omong kosong seperti membuat rekaman yang berisi perbuatan tidak senonoh Nona Muda Ruliazer.” sosok berbaju hitam menjelaskan dengan tergesa-gesa. “Ah..”“Jadi, kau berencana untuk menyentuh nona mudaku dengan tanganmu yang kotor.” senyum ramah sebelumnya berubah menjadi senyum dingin. “Tidak.”“Saya tidak ber

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 30b

    “Tidak Roselia. Kau harus fokus pada gambaran besarnya. Jika kau berhasil mendapatkan hati anak-anak dari keluarga bangsawan besar, barang-barang seperti ini akan menumpuk di ruangan yang lebih besar. Bukan slorok kecil seperti ini.” Roselia berusaha menyemangati dirinya sendiri. Pada akhirnya, gadis berambut merah muda itu mengeluarkan satu per satu kotak perhiasan miliknya. Begitu kotak itu dibuka, kalung, anting bahkan cincin permata terlihat menggoda mata. Tidak sanggup melihat lagi, Roselia kembali menutup kotak perhiasan miliknya. Rasanya Ia akan kehilangan tekad untuk menjual barang-barang di dalam kotak jika melihatnya lebih lama. Seingatnya, salah seorang temannya pernah bercerita perihal gang belakang yang digunakan para bangsawan untuk melakukan hal-hal kotor. Tentu saja, mereka tidak hanya memiliki hubungan pertemanan biasa. Jika tidak begitu, temannya tidak akan bercerita tentang hal-hal yang disembunyikan oleh keluarganya sendiri. Hanya saja, harganya memang terbilan

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 30a

    “Pertama, beritahu aku siapa yang menyuruh kalian mengikuti nona muda dari Keluarga Ruliazer.”“Dan kedua, mati di tanganku.” saat itu, suara Leon sangat dingin. Bahkan tatapan matanya yang tajam tampak memiliki aura kekejaman yang dipancarkan. Tiga orang berpakaian hitam saling menatap. Namun seolah mencapai kesepakatan diam-diam, mereka segera menyerang Leon secara serentak. Di sisi lain, pemuda yang menjadi lawan mereka tampak memiliki senyum tipis di bibirnya. Di hadapkan dengan tiga orang yang jelas lebih tua darinya, tak membuat Leon gentar sedikitpun. Sebaliknya, mata hitam pemuda itu tampak memancarkan kilatan haus darah yang kental.“Aku anggap itu sebagai jawaban kalian.” ucap Leon. Setelah kata-kata tersebut terucap, aura hitam segera keluar dari tubuh Leon. Belajar dari pengalaman, tiga orang berpakaian hitam itu segera menghindari aura misterius yang sangat mematikan. Namun saat mereka melakukannya, tiba-tiba sekelebat bayangan telah menunggu di belakang, sebelum mem

  • Kembalinya Duchess Muda   Bab 29b

    “Leon.”“Apa kau marah?” untuk saat ini, suara Kalista lebih lembut dari biasanya. Leon awalnya hanya diam sembari melihat ke arah jendela. Tidak sekalipun melirik sang nona muda yang duduk berhadapan dengan dirinya. Namun saat pemuda itu mendengar suara Kalista, Leon pada akhirnya menoleh. Pemuda itu melihat ke arah Kalista dengan tatapan penuh kekalahan. “Mana mungkin saya marah pada Nona Muda. Jika ada seseorang yang bersalah, itu pasti saya.” Leon berbicara dengan halus. “Lalu, kenapa kau hanya diam?” tanya Kalista. Mendengar pertanyaan kali ini membuat sudut bibir si pemuda tampan tertarik ke atas, “Jadi, Nona Muda lebih suka saya banyak berbicara?”“Bukankah sebelumnya Nona Muda selalu menyuruh saya untuk diam?” goda Leon. “Terserah kau saja.” balas Kalista sembari memalingkan wajah. Namun setelah beberapa saat, gadis cantik itu kembali menatap Leon, “Maaf. Kau pasti sudah menunggu lama.”“Jangan minta maaf, Nona Muda. Saya sama sekali tidak marah. Lagipula jika itu demi N

DMCA.com Protection Status