Pelayan itu meletakkan kembali nampan yang tadi dibawa ke meja makan lalu dengan cepat menghampiri Joanna. Namun, tamunya sudah tidak terlihat. Dia membantu sang nyonya berdiri, tetapi begitu dia melihat darah di lantai, pelayan itu memanggil Ben.“Ada apa?” tanya Ben yang tergopoh-gopoh.“Harus ke rumah sakit,” ucap pelayan itu panik. “Nyonya berdarah.”Joanna yang merasa lemas akhirnya pingsan dalam dekapan Ben. Dia pun menyuruh pelayan wanita itu untuk memanggil pelayan pria agar membantunya membawa ke rumah sakit.“Jangan lupa hubungi tuan Lionel segera ke rumah sakit yang biasa.” Ben memapah Joanna dengan bantuan pelayan pria yang tiba.Pria itu khawatir terjadi apa-apa dengan majikannya. Bagaimana bisa nyonyanya berada di dekat pintu depan padahal tadi masih berada di ruang tengah? Begitulah isi pikiran Ben yang sedang kalut. Dia meminta pelayan pria untuk mengendarai mobil dan mengantarkan mereka ke rumah sakit.Sementara di rumah, pelayan wanita yang menemukan Joanna tadi masi
“Jeff menghubungiku untuk melanjutkan rapat melalui konferensi video. Mereka tadi menunda diskusi rapat,” pamit Lionel mencium kening Joanna.Hal itu membuat Joanna duduk di ruang tengah sekarang. Dia menemani kedua putranya belajar karena suaminya harus bekerja. Namun, di dalam hatinya, wanita itu merasa jika bekerja adalah alasan Lionel untuk menghindarinya. Tidak tahu kenapa Joanna bisa berpikir seperti itu. Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena dia tidak menceritakan apa yang terjadi.Padahal dia tidak ingin terjadi perpecahan di keluarga besar suaminya. Secara keluarga suaminya begitu menyayangi Lionel dan dia tidak ingin merusak hal tersebut. Namun, dia juga tidak ingin calon bayinya menjadi korban dari kecemburuan orang itu.Joanna bimbang tapi sebisa mungkin dia tidak ingin stres seperti kata dokter. Bisa berbahaya untuk janinnya.“Mommy!” teriak Galaxy. Bocah bungsu itu sedari tadi memanggilnya tapi tidak ada
“Ya ampun, Tuan. Kenapa tidak minta ke chef saja?” tanya Ben.“Joanna mengidam aku yang memasak, Ben. Dia tidak ingin makan kalau bukan aku yang memasak,” jelas Lionel agar Ben paham.Kepala pelayan itu hanya tersenyum memperhatikan Lionel yang bingung sendiri. Dia memilih tetap memanggil chef yang bekerja, tetapi hanya untuk membantu tuannya memasak. Tidak mengambil alih memasak.Hampir dua jam berkutat di dapur akhirnya selesai juga. Beberapa porsi burito untuk sarapan khusus istrinya. Sementara untuk kedua putranya sudah disiapkan oleh chef di dapur bangunan khusus yang terletak di sebelah mansion utama.Lionel menyambut kedua putranya yang turun. Pagi ini mereka belum mandi karena setelah sarapan, Lionel mengajak mereka untuk berenang. Kedua sudah duduk di meja makan, tetapi mereka memilih menunggu ayahnya untuk memanggil ibu mereka untuk bergabung.“Sayang, aku sudah membuatkan burito permintaanmu,” panggil
“Jadi, kamu tidak bekerja?” tanya Joanna meski dia sudah tahu jawabannya.“Bukan tidak bekerja tapi aku bekerja dari rumah sambil menjaga kamu,” ungkap Lionel.Joanna memeluk Lionel sebagai rasa terima kasih karena ikut berkorban. Dia memilih untuk diam saja. Wanita itu juga dalam hatinya telah lama memutuskan untuk mempercayakan hidupnya kepada Lionel meski tidak ada kata-kata yang terucap.Keesokan harinya di kantor, Jeff menempati kantor Lionel karena ruangannya begitu kecil dibandingkan dengan pekerjaan kantor yang bertambah di hari Senin yang padat. Karena Lionel akan bekerja dari rumah dan masih ada waktu 1 bulan lebih menuju pernikahannya. Apalagi dia belum bilang kepada Lionel terkait masalah ini.Sepertinya dia harus segera mengatakan kepada Lionel agar dia tidak memundurkan jadwal pernikahannya. Persiapan pernikahan sudah dia serahkan ke Leia dan WO jadi dia hanya terima selesai. Ah, dia juga lupa memberitahu Elise untuk
“Dapat dari mana kamu, Ben?” desak Lionel tidak sabar.“Saya mendapatkan dari truk pengantar bahan makanan seperti biasa, Tuan. Kemarin saya baru ingat karena saat itu bebarengan para pelayan menurunkan bahan makanan,” lapor Ben.Mereka pun memutar file tersebut dan mencari di jam berapa Joanna terjatuh agar lebih cepat menemukan siapa yang tega menyakiti istrinya. Tak lama, terlihat sosok yang berlari menuju pagar mansion. Dengan cepat Lionel menghentikan video tersebut agar dapat melihat dengan jelas.Sosok itu membuat kedua pria tersebut terperangah saking terkejutnya. Ternyata perempuan yang selama ini dikenal oleh Lionel. Namun, yang sangat ingin diketahui oleh Lionel mengapa tega sekali menyakiti hingga istrinya hampir kehilangan janinnya.“Apa ini, Ben? Mengapa Joanna tidak bercerita kepadaku?” tanya Lionel kepada Ben. Pria itu tidak tahu harus berbuat apa. Rasa bersalah itu seketika muncul dan membuat Lionel ter
“Siap,” jawab Jeff tegas. Pria itu pun pergi membawa mobil miliknya keluar dari mansion dan menuju kantor.Namun, dalam perjalanan, ponsel miliknya berdering dan di sana ada nama Elise. Pria itu mengerutkan dahinya tapi tetap menerima panggilan tersebut. Dia pun meminggirkan mobilnya agar bisa menerima telepon dengan tenang.“Halo, ada apa Lise?” tanya Jeff.“Bisakah kamu sekarang ke alamat butik WO? Nanti kukirimkan lewat pesan. Leia cemas dan dia tidak mendengarkanku sama sekali,” jelas Elise.“Oke, aku ke sana,” timpal Jeff.Jeff memutar balik mobilnya setelah mendapat pesan mengenai lokasi dari Elise. Hari ini memang dia telah mendapat kabar dari Leia untuk fitting baju pernikahan. Namun, kabar dari Elise membuatnya khawatir mengenai kekasihnya itu.Tak lama, pria itu tiba di butik tempat Leia berada. Jeff segera masuk ke butik itu dan mencari kekasihnya di antara banyaknya pengunjung. Dia
“Apa yang kulakukan terhadap wanita itu ya?” gumam Jeff yang masih dalam perjalanan menuju tempat Laura disekap.Bangunan berlantai dua itu mulai terlihat setelah Jeff berbelok setelah perempatan jalan. Dia pun buru-buru turun dan menemui anak buahnya yang menyekap wanita itu. Jeff dipersilakan masuk ke ruangan di mana Laura berada.“Tinggalkan kami. Nanti jika aku sudah kalian akan kupanggil,” perintah Jeff.Dia melihat sosok Laura yang tergeletak di atas ranjang. Tentunya dengan kedua tangan yang terikat di kedua tiang ranjang besi tersebut. Pria itu mendekat lalu membangunkan dengan melempar air ke wajah Laura.Namun, wanita itu tidak kunjung bangun sehingga membuat Jeff menampar pipinya. Lenguhan keluar dari mulut Laura. Wanita itu mulai mengerjapkan matanya lalu melihat ke langit-langit. Ini bukan kamarnya, begitu yang terpikirkan oleh Laura.Dia mencoba mengingat kegiatan terakhir yang dia katakan. Wanita itu mengingat
“Kembar, maaf ya. Kami bertengkar di depan kalian,” ucap Lionel sambil menatap spion tengah untuk memandang kedua putranya.Galaxy dan Galen hanya mengangguk pelan dan keduanya kembali bermain rubic yang dibelikan ayahnya. Mainan itu mereka bawa karena yakin dalam perjalanan pasti akan membosankan dan ternyata benar. Apalagi sekarang ibunya yang sedang sensitif marah-marah ke ayahnya.Mereka berdua sudah diberitahu oleh Lionel bahwa ibunya sedang sensitif karena hamil adik mereka. Kelak si kembar akan mengerti saat dewasa nanti. Keduanya hanya mengiyakan apa yang dikatakan ayahnya. Mereka mencoba untuk memahami hal tersebut dengan bersikap lebih menurut dan tidak merepotkan orang tua terutama ibunya.“Ayo, kita turun,” ajak Lionel kepada keluarganya. Semuanya keluar dari mobil dan masuk ke restoran untuk makan siang.Lionel memesan steak yang matang untuk mereka semua tapi khusus untuk Joanna dia memesankan daging wagyu yang lebih