“Siap,” jawab Jeff tegas. Pria itu pun pergi membawa mobil miliknya keluar dari mansion dan menuju kantor.
Namun, dalam perjalanan, ponsel miliknya berdering dan di sana ada nama Elise. Pria itu mengerutkan dahinya tapi tetap menerima panggilan tersebut. Dia pun meminggirkan mobilnya agar bisa menerima telepon dengan tenang.
“Halo, ada apa Lise?” tanya Jeff.
“Bisakah kamu sekarang ke alamat butik WO? Nanti kukirimkan lewat pesan. Leia cemas dan dia tidak mendengarkanku sama sekali,” jelas Elise.
“Oke, aku ke sana,” timpal Jeff.
Jeff memutar balik mobilnya setelah mendapat pesan mengenai lokasi dari Elise. Hari ini memang dia telah mendapat kabar dari Leia untuk fitting baju pernikahan. Namun, kabar dari Elise membuatnya khawatir mengenai kekasihnya itu.
Tak lama, pria itu tiba di butik tempat Leia berada. Jeff segera masuk ke butik itu dan mencari kekasihnya di antara banyaknya pengunjung. Dia
“Apa yang kulakukan terhadap wanita itu ya?” gumam Jeff yang masih dalam perjalanan menuju tempat Laura disekap.Bangunan berlantai dua itu mulai terlihat setelah Jeff berbelok setelah perempatan jalan. Dia pun buru-buru turun dan menemui anak buahnya yang menyekap wanita itu. Jeff dipersilakan masuk ke ruangan di mana Laura berada.“Tinggalkan kami. Nanti jika aku sudah kalian akan kupanggil,” perintah Jeff.Dia melihat sosok Laura yang tergeletak di atas ranjang. Tentunya dengan kedua tangan yang terikat di kedua tiang ranjang besi tersebut. Pria itu mendekat lalu membangunkan dengan melempar air ke wajah Laura.Namun, wanita itu tidak kunjung bangun sehingga membuat Jeff menampar pipinya. Lenguhan keluar dari mulut Laura. Wanita itu mulai mengerjapkan matanya lalu melihat ke langit-langit. Ini bukan kamarnya, begitu yang terpikirkan oleh Laura.Dia mencoba mengingat kegiatan terakhir yang dia katakan. Wanita itu mengingat
“Kembar, maaf ya. Kami bertengkar di depan kalian,” ucap Lionel sambil menatap spion tengah untuk memandang kedua putranya.Galaxy dan Galen hanya mengangguk pelan dan keduanya kembali bermain rubic yang dibelikan ayahnya. Mainan itu mereka bawa karena yakin dalam perjalanan pasti akan membosankan dan ternyata benar. Apalagi sekarang ibunya yang sedang sensitif marah-marah ke ayahnya.Mereka berdua sudah diberitahu oleh Lionel bahwa ibunya sedang sensitif karena hamil adik mereka. Kelak si kembar akan mengerti saat dewasa nanti. Keduanya hanya mengiyakan apa yang dikatakan ayahnya. Mereka mencoba untuk memahami hal tersebut dengan bersikap lebih menurut dan tidak merepotkan orang tua terutama ibunya.“Ayo, kita turun,” ajak Lionel kepada keluarganya. Semuanya keluar dari mobil dan masuk ke restoran untuk makan siang.Lionel memesan steak yang matang untuk mereka semua tapi khusus untuk Joanna dia memesankan daging wagyu yang lebih
“Kamu kenapa, Ed?” tanya Ben menatap sopir si kembar murung.Kepala pelayan itu merasa aneh karena seharusnya seorang yang telah bertemu dengan kekasih hati pasti akan senang. Namun, berbeda dengan ekspresi Edie yang muram. Tidak seperti biasanya setelah pulang dari Elise.“Oh, Ben. Aku ingin minta pendapatmu sebagai seorang yang sudah berumah tangga selama lebih dari 20 tahun. Apa perasaanmu jika seorang suami belum bisa menyediakan tempat tinggal untuk istrinya?” tanya Edie.“Tidak apa-apa. Kamu mengerti dulu, aku dan istriku masih harus menumpang tinggal di bangunan ini dengan kamar terpisah. Bayangkan, baru setelah beberapa bulan kita pindah dan baru melakukan malam pertama,” ucap Ben yang mendapat cibiran dari Edie karena terlalu banyak memberikan informasi yang tidak perlu.Ben tergelak melihat Edie yang sudah mulai santai. “Jadi, diskusikan apa pun kepada calon istrimu. Karena merekalah tempat kita kembali
“Aku akan tetap tertarik padamu,” ucap Lionel yang mendengar keluhan istrinya.Joanna menoleh ke belakang, terkejut mendengar sahutan dari suaminya. Lionel langsung duduk di sisinya dan memeluknya. Entah mengapa di semester kedua ini Joanna lebih rapuh tapi dia juga tidak tahu pasti bagaimana kehamilan sebelumnya.Meski sebelumnya wanita itu menceritakan kepada suaminya mengenai kehamilan si kembar. Namun, bagi pria itu sangatlah berbeda karena dia tidak menemani kala itu sehingga sekarang dia sedang berusaha menjadi suami yang siaga.Menjelang sore, Celine tiba setelah turun dari taksi. Wanita tua itu terlihat sumringah setelah pulang dari reuni masa lalunya. Bertemu dengan teman-teman seusianya membuat dirinya sangat bersyukur karena dia masih sehat dan bisa menghabiskan waktu bersama dengan cucu-cucunya.“Tante, gimana acara hari ini?” tanya Joanna karena melihat Celine duduk di sofa menemaninya.“Senang sekali. Ber
Seminggu berjalan begitu cepat bagi Leia dan Jeff. Pernikahan mereka yang sudah di depan mata membuat mereka semakin tidak sabar untuk melaksanakan upacara sakral itu. Memang tidak banyak undangan yang disebar karena pernikahan mereka tidak semegah Lionel dan Joanna.Pagi itu di gereja, Lionel memperbaiki dasi Jeff yang terpasang miring. Dia bangga terhadap temannya yang akan resmi menikah hari ini. Pria itu mengingatkan untuk tidak gugup saat mengucapkan janji saat pemberkatan.Satu jam kemudian, tibalah sekarang Leia sedang menggandeng Ben sebagai pengganti ayahnya. Sudah sebulan lalu kepala pelayan itu diminta oleh Leia dan Elise untuk menjadi wali ketika berjalan menuju altar. Pria tua itu terharu saat memberikan tangan wanita kepada Jeff.“Kuserahkan kebahagiaan putriku kepadamu, Jeff,” ucap Ben sambil tersenyum.Air menetes pada netra pengantin wanita. Tak menyangka Ben benar-benar menjelma menjadi ayah pengganti. Mewakilkan perasaan seo
“Ya ampun, ganteng banget.”“Aku lebih suka adiknya tapi kakaknya gak kalah ganteng tau!”“Aku jadi kepengen jadi tas ranselnya, selalu digendong.”Begitulah seruan para gadis remaja yang sedang berkumpul di area gedung sekolah. Mereka sedang menanti keempat pemuda yang dijuluki pangeran sekolah karena ketampanan dan perilaku mereka yang sungguh sempurna. Selama dua tahun bersekolah di sana, tidak pernah sekalipun mereka digantikan oleh yang lain.Saat ini empat pangeran dijuluki ‘The Enigmatic Boys’, terdiri dari empat remaja berusia 17 tahun dengan wajah tampan dan berkharisma. Masing-masing pemuda itu memiliki karakteristik yang membuat para gadis tergila-gila. Padahal mereka tidak berniat seperti itu. Terlebih masalah julukan, itu buatan para fans mereka dari mulai junior hingga yang setingkat dengan mereka.Perkenalkan mereka adalah si kembar, Galaxy Jacob Tanner, Galen Lucas Tanner, Junior Perry
“Siapa itu?” tanya teman gadis Galaxy.Di sana berdiri Galen dengan wajah yang tak menyenangkan untuk dilihat. Gadis yang terjatuh tadi mencoba berdiri lalu menghentakkan kaki dan pergi keluar meski tanpa sengaja menyenggol pemuda itu. Sayangnya dia tidak minta maaf karena sudah takut lebih dulu dengan lirikan kembaran Galaxy.Sementara si bungsu pun langsung mengambil mengambil tasnya dan dia melihat arlojinya. Dia lupa dengan tugasnya menjemput adiknya. Pasti dia akan dimarahi habis-habisan.“Ck,” decak Galaxy.Si sulung pun menyeret keluar saudara kembarnya dan mendorongnya di kursi depan tapi yang penumpang. Dia merebut kunci dari tangan Galaxy dan duduk di balik kemudi. Galen memilih diam tapi raut wajahnya masih kesal karena bisa-bisanya adiknya itu melupakan tugasnya.“Len, please, bicara dong,” bujuk Galaxy yang tidak tahan dengan keheningan.Dengan lirikan mautnya Galen membuat Galaxy diam dan men
“Belum, Dad,” jawab Galaxy menunduk.“Tunggu apa lagi?” sinis Lionel.Pria itu berencana untuk mengajak bicara Galaxy mengenai apa keinginan sang putra karena selama ini dia jarang bertanya. Lionel pikir kedua putranya serupa mengenai keinginan menuntut ilmu dan mereka sudah menetapkan impian ingin menjadi apa. Namun, tampaknya hal itu tidak berlaku terhadap Galaxy.Waktu satu tahun ke depan akan digunakan untuk Galen merealisasikan rencananya. Itu yang diketahui Lionel setelah putra sulungnya bercerita kepadanya.Sementara Galaxy sama sekali tidak pernah berbagi dengannya. Nilai putra keduanya itu termasuk bagus karena masih masuk di 50 besar. Jadi, Lionel pikir putranya itu akan sama seperti Galen. Namun, rupanya dia salah.“Galaxy, ikut daddy ke ruang kerja,” ajak Lionel.Hari ini, si kembar tidak masuk sekolah. Mereka masuk sekolah masih minggu depan. Kemarin hanya untuk upacara penerimaan siswa baru d
“Duh, malu-maluin gak ya,” gerutu Avery yang telah mengirim pesan kepada Galaxy.Setelah kejujuran pemuda itu, dia bermaksud untuk memaafkan karena saat Galaxy menggodanya tidak terlalu merugikan. Toh, pesan yang diberikan sangat berbeda dengan kepribadian pemuda yang dia kenal itu.Avery hanya ingin memberikan jawaban sebelum Galaxy mengakhiri masa magangnya. Ya, sebelum pemuda itu meninggalkan perusahaan dan rasa sesal di hatinya berkurang.Mendadak gawainya bergetar karena mendapat balasan dari Galaxy. Pemuda tampan itu hanya membalas singkat dan mengucapkan selamat malam. Dia memutuskan untuk tidak membalas karena pesan itu dia anggap sebagai ucapan penutup hari itu.“Mungkin gini ya perasaan orang yang diberi ucapan oleh gadis pujaan,” celoteh Galaxy selesai dia mengirim pesan.****Lima bulan kemudian, si kembar telah selesai melewati ujian dan hasilnya akan keluar hari ini. Saat ini mereka sedang berada di sekolah. Bersama Jayden dan Perry menunggu hasil ujian keluar.Mereka be
“Oke, deal!” angguk Galaxy setuju.Bekerja di cafe sambil kuliah bisa membuatnya cepat belajar karena dia langsung menerapkan apa yang dia dapat. Dengan dasar yang dia miliki, pastinya pemuda itu bisa. Kedua saudara kembar itu berpelukan setelah berjabat tangan.Mereka pun keluar dan menuju mobil untuk kembali ke mansion. Dengan kerja sama yang sudah terjalin, keduanya menjadi lebih bersemangat untuk bekerja sambil kuliah.Tiba di rumah, mereka langsung masuk kamar dan membersihkan debu dan kotoran yang menempel. Keduanya keluar dari kamar secara bersamaan lalu mengangguk sebelum turun karena mereka ingin bicara dengan Lionel.“Mom, daddy belum datang?” tanya Galen.“Daddy masih lembur, Sayang. Mungkin nanti pulang pukul 8,” balas Joanna yang jarang sekali menemukan putranya mencari sang ayah.“Oke, nanti kalo misalnya habis makan malam aku di atas. Tolong panggil aku dan Galaxy ya, Mom.” Galen
Yang ditanya hanya mengangkat bahunya. Galaxy tidak melanjutkan pembahasan yang sepertinya masih sensitif itu. Akibat mendapatkan pertanyaan dadakan seperti itu membuat Galen meninggalkan kamar adiknya.Dia masuk ke kamarnya dan menghela napas panjang lalu merebahkan dirinya di ranjang. Pemuda itu menatap langit-langit kamarnya, membayangkan ingatan terakhir saat bersama Brooke. Tatapan kesedihan yang terpancar di netra sang gadis. Semakin lama, mata Galen lelah hingga terpejam.Keesokan harinya , sepulang sekolah sesuai rencana. Si kembar berangkat tanpa kedua temannya yang biasa menemani. Masing-masing dari mereka memiliki keperluan sendiri.“Len, kayaknya kita kesasar deh. Di maps kita semakin jauh lho,” ucap Galaxy yang bertugas memperhatikan peta di ponselnya.Galen menepikan mobilnya lalu dia memperhatikan titik posisi mereka pada ponsel adiknya. Dari sekolah mereka ke kampus itu memakan hampir waktu 40 menit tapi belum juga sampai. Setelah berdebat sedikit dengan Galaxy, dia pu
Galaxy mengepalkan tangannya ke udara kosong sepeninggal Avery yang menerima telepon. Padahal pemuda itu telah mengumpulkan keberanian. Dia menghela napas panjang karena keberaniannya seperti sia-sia dan tidak tepat.Pintu terbuka dan wanita yang ditunggu masuk lalu Galaxy tanpa pikir panjang berdiri dengan tiba-tiba sehingga mengejutkan Avery.“Ada apa, Gal?” tanya Avery yang terhenti sesaat karena pemuda itu berdiri mendadak.“Uhm … aku ingin minta maaf,” ucap Galaxy yang akhirnya keluar. Raut kebingungan tergambang di wajah sang programmer membuat Galaxy gemas. “Jadi ….”Galaxy menjelaskan apa yang membuat dia minta maaf kepada gadis itu dan mengeluarkan pesan pada ponselnya sebagai bukti. Dengan penjelasan singkat dan bukti yang dia tunjukkan, Avery mencebik dan mengerutkan dahinya. Merasa kecewa dengan sikap pemuda itu.Avery beranjak dan duduk di kursinya. Wanita itu masih mencerna informasi yang mengejutkan. Untung kemarin dia tidak terlalu menanggapi pesan iseng itu. Jika dia
“Iya, ada tanggung jawab juga di sana,” balas Galaxy.Galen mengangguk dan berkata jika mereka berangkat terpisah. Pemuda itu sedang bosan memakai mobil sehingga besok dia akan naik motornya. Dia ingin pergi ke suatu tempat.Nyatanya, saat di sekolah dan ketika bel istirahat berbunyi, Galen tampak berjalan ke arah perpustakaan, dia pergi ke ruang khususnya. Pemuda itu memilih tiduran di sofa panjang untuk bermalas-malasan sebentar.Pikirannya menerawang membayangkan masa depan karena dia sedikit mengkhawatirkan apakah dia bisa mengelola perusahaan dengan baik seperti ayahnya. Mendadak bayangan Brooke hadir dalam pikirannya. Membuat Galen bangkit dari posisinya.“Ya ampun, pikiranku kenapa sih?” Galen menepuk dahinya agar bayangan gadis pujaan hilang. “Malah bayangin yang aneh-aneh.”Galen pun memilih untuk memejamkan mata dengan menyetel musik sedikit kertas. Masih ada waktu untuk beristirahat sebentar. Lima belas menit kemudian, Perry dan Jayden masuk untuk bertanya mengenai ketidakh
Dengan gerakan cepat Galen membuka laci meja belajarnya dan meletakkan amplop itu di sana. Dia belum siap membaca isi surat itu. Laci yang tertutup itu langsung dia kunci dan kuncinya dia simpan di rak tersembunyi.“Maaf ya, Brooke,” gumam Galen lirih.Pemuda itu lalu membuka kantong buku yang dia beli dan mengeluarkan buku tersebut. Namun, sebelum dia mempelajari buku itu, dia beranjak untuk mengganti seragamnya dengan kaos dan celana pendek agar lebih santai. Setelah itu dia kembali duduk di meja belajarnya dan mulai membuka buku tersebut.Sementara Galaxy masih rebahan dengan seragamnya. Kemarin pemuda itu sudah membeli nomor baru tapi dia masih ragu untuk memberikan nomor tersebut ke Ryan. Dia teringat ibunya pernah mengatakan jika apapun yang diawali dengan kebohongan, selanjutnya pasti tidak akan baik.“Sial!” umpat Galaxy bangkit dan duduk di sisi ranjangnya.Besok sepulang sekolah dia juga memulai aktivitasnya di kantor BioOne. Jadi, dia menyiapkan kebutuhan untuk dia gunakan
Dua minggu kemudian.“Galen, kamu kenapa lemes banget?” tanya Lionel menatap putra sulungnya saat turun dan duduk di meja makan.Galen hanya menggeleng tanpa menjawab pertanyaan sang ayah. Hari ini adalah hari pertama masuk untuk semester baru. Empat bulan lagi mereka akan melewati ujian kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.Lionel tidak ingin kedua putranya hilang fokus dan tidak bisa mencapai nilai yang mereka harapkan. Tujuan kampus yang mereka tuju tidak main-main perkara nilai sehingga membuat sang ayah khawatir.Galaxy menyusul dari atas dengan sedikit berlari pagi itu. Dia dengan kebiasaan yang sama, bangun sedikit terlambat dibanding saudaranya.“Galen lagi galau, Dad. Ingin fokus belajar tapi pikirannya menerawang entah ke mana,” balas Galaxy asal membuat kening ayahnya berkerut.“Apa sih, Gal. Ngawur!” sanggah Galen menyangkal.Galaxy hanya memamerkan deretan giginya karena respon kakaknya. “Kamu itu ditanya Daddy malah dicuekin lho. Potong uang bul
“Om, kenapa tidak bisa mengerti keinginan anak sendiri!” teriak Galen membela Brooke. Dia tahu gadis itu tidak ingin pergi dari Springham.“Kenapa? Dia anak saya, putri saya satu-satunya. Siapa kamu!” bentak ayah Brooke murka. “Brooke, apa benar kamu tidak ingin kembali bersama daddy?”Brooke menunduk, air matanya telah jatuh tak tertahankan karena dia tidak ingin mendengarkan pertengkaran. Dia meninggalkan sisi pemuda yang dia sukai karena percuma, dia tidak bisa meninggalkan sang ayah. Setidaknya untuk saat ini.Lebih baik berpisah sekarang dan dia akan menyusun masa depannya seperti yang ayahnya mau. Ya, gadis muda itu yakin jika bukan saatnya menjadi anak yang durhaka.Brooke kembali ke ruang tamu dengan membawa dua buah koper yang berisi dengan pakaiannya selama ini. Tangannya digandeng oleh ayahnya tapi ditepis karena dia ingin meminta maaf kepada si kembar atas kebaikan mereka selama ini.“Kamu yakin
“Galen kenapa sih, main jatuhin ponsel orang,” gerutu Galaxy kesal menatap ponselnya yang di lantai.Galaxy mengambil ponselnya yang terjatuh dan penasaran apa yang membuat saudaranya panik. Lekas dia nyalakan ponsel tersebut. Matanya membelalak menatap pesan panjang dari Brooke yang berpamitan.Pemuda yang baru saja selesai dari kamar mandi langsung mengganti kaosnya dan menyusul saudaranya yang masih ada di parkiran mobil.“Kamu mau apa, Len?” tanya Galaxy menghalangi sebelum saudaranya berbuat macam-macam.“Aku harus menemui Brooke sebelum dia pergi, Gal. Aku merasa hanya ini kesempatanku menemuinya. Bisa jadi kita gak akan ketemu dia lagi setelah ini,” ucap Galen lemah.“Oke, aku yang menyetir karena aku gak ingin kamu kenapa-kenapa. Sekarang lebih baik kamu cuci muka dan ganti baju dulu,” saran Galaxy yang melihat saudaranya masih berantakan.Galen pun harus didorong adiknya untuk mencapai