Share

Bab 61

Author: Meminger
Laura

Anna bukanlah anakmu, dan dia tidak pernah menjadi anakmu.

Kata-kata itu memang kasar dan menyakitkan seperti bilah tajam yang menusuk hati. Pernyataan itu tiada ampun, mematikan, dan jahat, bahan tidak manusiawi untuk mengatakan hal itu pada seorang ayah, tapi itu diperlukan. Setelah semua hal yang kulakukan untuk memenangkan hatinya di masa lalu dan semua kerja keras yang aku berikan untuk hubungan itu untuk membuat rumah yang sehat dan penuh kasih sayang untuk anak kami di masa depan, Jason dengan mudah menghancurkannya karena perasaan konyolnya dan karena keegoisan dan kesombongannya.

Dia telah menghancurkan semuanya tanpa berpikir dua kali. Dia telah mengakhiri semuanya dan membuatku menderita. Dia telah membuat aku dan Anna menderita ketika kami melalui berbagai macam kesulitan tiada henti. Semua yang kami alami adalah kesalahannya. Aku harus membalikkan badan dan melakukan yang terbaik untuk anakku di dunia yang berbahaya ini. Aku harus membesarkan anakku sendirian dan m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 62

    LauraJason masih berlutut di hadapanku di lantai, menatapku sambil menangis seperti orang yang kehilangan martabatnya. Setelah aku berbicara, dia bangkit dan mengelap wajahnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.“Yah, benar, ini sudah larut,” katanya, menghela nafas. “Kamu bisa menggunakan kamar mandinya kalau kamu mau.” Aku mengangguk, bangkit dan beranjak ke kamar mandi. Setelah aku mandi, aku menyadari bahwa Jason menyiapkan baju ganti untukku, itu adalah bajunya karena aku tidak membawa baju ganti, jadi dia menyiapkan blus dan baju dalam yang sepertinya belum pernah dia pakai. Aku menghela nafas dan mengenakan blus yang terlihat seperti gaun padaku karena ukurannya terlalu besar. Mantan suamiku tinggi dan berotot sementara aku kecil dan kurus, jadi memakai salah satu blus nya sudah seperti aku memakai gaun.Dia menungguku di lorong ketika aku keluar dari kamar mandi. “Selain kamarnya Anna, tempat ini hanya memiliki satu ruangan lainnya. Aku akan tidur di lantai dan kamu bisa t

  • Kembalilah Padaku   Bab 63

    Laura“Laura… Apa yang kamu lakukan?” Jason tergagap melalui mulutnya, mencoba berpegangan pada sisa kesadarannya. “Ini berbahaya, kamu bisa menyesalinya besok.” Tangannya menyentuh pundakku dengan berhati-hati, siap untuk menjauh dariku jika diperlukan atau menarikku lebih dekat, wajah kami hanya berjarak beberapa sentimeter dari satu sama lain, nafas kami menyatu di momen yang panas itu.“Shh… Aku tidak mau memikirkan hari esok, aku hanya memerlukan… Aku memerlukannya,” kataku, benakku kabur oleh perasaanku. Ditambah, aku meletakkan tanganku pada dadanya, menarik kain bajunya dengan pelan seolah aku memohon padanya. Mata kami terpaku pada satu sama lain, cokelat dan hitam, membaca pikiran satu sama lain.Apakah di antara semua perasaan yang bertolak belakang dan hasrat yang memekakkan telinga, ada cinta di sana? Apakah kami melakukan ini atas nama cinta? Jason terengah-engah berat sebelum mencium bibirku lagi dalam ciuman yang berbeda dari ciuman sebelumnya yang tidak menarik. Dia

  • Kembalilah Padaku   Bab 64

    ”Tidak, tidak apa-apa. Hanya saja sudah lama sekali sejak aku…sejak aku melakukannya dengan seseorang, badanku hanya perlu terbiasa,” jelasku sebisa mungkin supaya aku tidak mempermalukan diriku sendiri.“Memangnya sudah berapa lama sejak terakhir kali kamu melakukannya?” tanyanya, masih merasa khawatir dan mungkin sedikit penasaran.“Lima tahun, mungkin?” jawabku. Pasti pipiku sudah memerah.“Wah! Kamu pasti sangat mencintaiku, ya,” komentarnya sambil tertawa dengan konyol.“Sayang sekali aku mencintaimu, ‘kan?” kataku, mematahkan senyumannya dan dia menangguk, menelan ludah.“Apakah kita kembali menjadi sebuah pasangan? Karena kita mencintai satu sama lain, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak kembali menjadi pasangan,” tawarnya dan aku berakhir tertawa.“Diamlah, Jason. Apakah kamu menawarkan hal itu pada setiap wanita yang tidur denganmu?” tanyaku, mengusap rambutnya.“Hanya pada satu orang,” jawabnya, menciumku lagi.“Hanya pada satu orang? Siapakah gerangan orang itu se

  • Kembalilah Padaku   Bab 65

    FiaItu pagi sekali ketika aku terbangun dan beranjak untuk menggunakan kamar mandi, tapi aku berakhir frustrasi karena ternyata tidak ada air hangat di kamar mandi untuk aku pakai mandi, jadi aku akhirnya tidak melakukan apa-apa.Aku kembali ke kamar dan duduk di kasur, menggoyang-goyangkan pundak suamiku untuk membangunkannya. “Sayang. Tama, bangun!”“Hmm. Ada apa?” jawabnya, masih mengantuk dan memeluk guling.“Tidak ada air hangat di sini. Kenapa kamu memesan kamar hotel yang seperti ini? Astaga, Tama. Aku bahkan tidak bisa mencuci wajahku,” komplainku padanya.“Sayang, kamu tahu kita berakhir terjebak di Depok karena ini hari Natal dan semua hotel dan penginapan sudah penuh. Bukan salahku jika kita harus mencari jalan lain, kalau tidak, kita harus tidur di luar di mobil kita di cuaca yang dingin ini,” jelasnya, menyelimutinya diri sendiri.Kemarin, kami meninggalkan Jakarta Selatan dan pergi ke Bogor untuk membantu Laura mencari anaknya, tapi Laura berakhir tidak mengabari ka

  • Kembalilah Padaku   Bab 66

    LauraJason memesan sarapan untuk kami dan dia sedang makan dan berbicara dengan Anna seolah mereka sudah mengenal satu sama lain sejak dulu sekali. Luar biasa sekali bagaimana mereka bisa begitu akrab.“Iya, Fia. Anna ternyata sedang bersama dengan Jason,” kataku, menjelaskan pada temanku di telepon sambil memperhatikan Anna dan Jason yang sedang berbincang. Karena cuacanya buruk semalam, jalanan banjir sehingga aku belum bisa pergi ke mana-mana.“Astaga! Jadi Jason mengetahui bahwa Anna adalah anaknya?” tanyanya, tersedak.“Iya, dia mengetahuinya dan aku tidak bisa mengelaknya,” kataku, lalu menghela nafas.“Yah, sebenarnya, tidak penting bagaimana dia bisa mengetahui kebenarannya. Anna mungkin adalah keturunannya, tapi dia bukan ayahnya yang sebenarnya karena bukan dia yang membesarkan dan merawat anak itu. Lagi pula, apa yang dia inginkan? Dia jelas-jelas mau merebut anak itu darimu, pria kurang ajar itu,” katanya mencoba memperingatiku.“Sebenarnya, dia hanya memintaku untuk

  • Kembalilah Padaku   Bab 67

    Laura“Kamu cemburu?” tanyaku sementara kami masih menatap satu sama lain dalam-dalam, begitu dekat dengan satu sama lain.“Tentu saja,” jawabnya singkat dan aku tidak bisa menahan senyumanku.“Itu tidak pernah terjadi sebelumnya,” kataku padanya. Jason tidak pernah cemburu padaku sebelumnya, ketika kami menikah, dia bahkan tidak tertarik padaku dan sekarang dia begitu dekat denganku sampai dia merasa cemburu.“Banyak hal telah berubah, Laura. Aku tidak mau kehilanganmu lagi untuk apa pun di dunia ini,” katanya padaku. Dia begitu dekat sampai jika aku berjinjit sedikit, bibir kami akan bertemu.“Kehilanganku lagi? Kata siapa kamu sudah memilikiku?” tanyaku dengan senyuman jahil di wajahku.Dia menghela nafas, terlihat kebingungan. “Apa maksudmu? Setelah semalam…” Dia terbata-bata.“Itu hanya satu malam, Santoso. Jangan berpikir macam-macam,” kataku, melihat lidahnya sedikit terbuka karena terkejut.“Bagaimana kamu bisa mengatakan hal itu?”“Itulah kenyataannya, kita tidak akan

  • Kembalilah Padaku   Bab 68

    Laura“Apa? A…apa yang kamu bicarakan?” Aku terbata-bata, merasa tenggorokanku kering karena aku merasa dituduh oleh tatapan mengamati Richard dan Fia, seolah mereka bisa membaca isi pikiranku untuk mengetahui kebenarannya.“Astaga, ada apa dengan keributan ini? Bahkan Anna bisa merasa ada sesuatu yang terjadi,” kata Tama, menghampiri kami, membiarkan Anna menonton televisi di ruang tengah.“Kami hanya sedang menyelesaikan masalh penting,” kata Richard pada Tama, masih menatapku untuk mendapatkan jawaban.“Aku tahu. Aku mendengarmu mengumpat dan menghina temanku Jason. Ah, dasar memalukan,” kata Tama membela Jason, mendekat pada istrinya dan menarik hidungnya pelan sebagai gestur kasih sayang, tapi Fia menghindar darinya sambil cemberut.“Di sini tidak ada yang menyukai temanmu itu, tahu,” katanya pada Tama dengan nada menuduh.“Benar,” timpal Richard. “Dia benar-benar menyebalkan. Dia seharusnya tahu bahwa tidak ada lagi ruang untuknya di kehidupan Laura dan dia harus menjauh dar

  • Kembalilah Padaku   Bab 69

    Saat Richard sudah pergi dan hanya tersisa aku dan putriku, ketika hari sudah malam, aku menerima telepon dari nomor yang kukenal sebagai milik Jason. Apa yang dia inginkan sekarang?“Ini Laura,” kataku setelah mengangkat teleponnya.“Halo. Rumahmu ramai sekali hari ini, ya?” tanyanya dengan santai dan tenang.“Bagaimana kamu tahu?”“Tama yang memberitahuku,” jawabnya.“Hm, jadi aku bisa menyimpulkan bahwa dialah yang mengungkap identitas Anna padamu?” Aku mencoba menyelidikinya.“Sayangnya, dia tidak memberitahuku apa-apa mengenai itu, aku mengetahuinya dengan cara lain.”“Cara apa?”“Apakah kamu penasaran?”“Tentu saja, aku ingin tahu sejauh apa kemampuanmu supaya kamu tidak menjauh dariku,” kataku dan dia tertawa kecil.“Siapa pun yang melihatmu seperti ini tidak akan menyangka kalau kamu terus meminta lebih semalam,” katanya, menggodaku dan tertawa lagi.Aku merona, bersyukur bahwa dia tidak ada di sana untuk melihatku merasa malu. “Jangan konyol, beri tahu aku bagaimana

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 483

    LauraAku tidak percaya bahwa Layla Raharjo, yaitu Layla Nalendra, ada di hadapanku, memohon padaku untuk kembali bekerja di Hextec bersamaku. Maksudku, dialah yang meninggalkan itu semua untuk menikah dan pergi ke Surabaya dan memulai kehidupan baru di sana dengan suaminya. Bertahun-tahun kemudian, di sinilah dia, meminta untuk kembali dan bekerja di sini lagi.“Namun, kenapa kamu meminta ini, Layla? Apakah kamu sudah tidak tinggal di Surabaya lagi?” tanyaku, benar-benar terkejut.Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak juga,” jawabnya. “Sudah beberapa saat sejak aku meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Aku tinggal di rumah nenekku, tapi sekarang aku merasa siap untuk kembali bekerja.” Dia mengangguk seakan-akan dia memiliki keinginan baru untuk hidup sekarang.“Pernikahanmu berakhir, ya?” Kata-kata itu tidak keluar sebagai pertanyaan, karena aku sudah tahu betul raut wajah orang yang kesakitan di dalam—Layla memiliki raut wajah itu.Dia mengangguk, tersenyum dengan lemah. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 482

    Laura“Layla! Lama tidak berjumpa,” kataku dengan gembira, beranjak menghampiri untuk memeluknya saat dia memasuki ruang kerjaku.“Oh, Laura, aku sangat merindukanmu,” katanya sambil tersenyum untukku seraya dia membalas pelukanku. Aku benar-benar tidak memiliki permasalahan dengannya karena aku selalu menyukai dia. Dia adalah orang yang baik sekali padaku kendati segala hal yang telah terjadi.“Aku juga merindukanmu,” kataku seraya aku memandangnya. “Kamu menghilang dan tidak datang kemari lagi. Aku bahkan mengira Surabaya sudah mencurimu dari kami.”Dia tertawa mendengarnya, menggelengkan kepalanya. “Tidak ada satu hal pun dan siapa pun yang bisa membuatku melupakan Jakarta,” katanya.“Yah, itu adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui, kuakui.” Aku tersenyum dan kemudian menunjuk ke arah sofa di samping jendela ruang kerjaku yang seluruhnya berkaca dari lantai sampai langit-langit dengan gorden yang ditarik ke samping, sehingga membiarkan cahaya matahari dan udara segar mema

  • Kembalilah Padaku   Bab 481

    Laura“Kamu mau makan apa untuk makan malam hari ini? Fetucini dengan jamur atau tenderloin dengan kentang?” tanya Jason padaku di ujung telepon lainnya. Dia terdengar bersemangat untuk mempersiapkan makan malam untukku dan itu membuatku senang.“Em, aku suka tenderloin, tapi aku juga ingin fetucini. Aduh, ya ampun, aku harus bagaimana sekarang?” Aku menghela napas sambil berbicara padanya di telepon. Aku sedang berada di tempat kerjaku sambil fokus pada pekerjaanku dan, pada saat yang sama, berbicara dengan suamiku di telepon.“Aku bisa buatkan dua-duanya kalau kamu mau,” usul Jason setelah terkekeh.“Aduh, seharusnya aku pilih satu saja,” gumamku. Jason terkekeh lagi.“Ini bukan salahmu, kamu hanya tidak dapat menahan masakanku, jadi sulit untuk memutuskan. Kamu tahu aku mahir dalam segala hal yang kulakukan,” sombongnya, seperti biasa.“Hm, karena kamu bersikeras, aku ingin dua-duanya,” kataku padanya, tersinggung.“Astaga, aku tahu kamu senang menghukumku, ‘kan, wanita? Namu

  • Kembalilah Padaku   Bab 480

    AnnaMalam itu, Panca dan aku bersenang-senang bersama. Kami menjahili Paman Juan dan tunangannya, hal-hal yang tidak benar-benar menyakiti mereka, tapi itu merenggut kedamaian mereka. Misalnya, menuangkan minyak zaitun ke dalam anggur Paman Juan, menambahkan garam pada potongan kue pernikahannya, meletakkan bantal kentut di tempat duduknya, dan ketika dia duduk, dia membuat suara kentut yang konyol yang membuat semua orang menertawainya, dan hal-hal semacamnya.Itu sangat menyenangkan bagiku. Meskipun itu belum cukup bagi Panca, melihat Paman Juan mengalami semua hal-hal menyebalkan itu sudah membuatnya lebih gembira. Namun, kami tertangkap di penghujung pesta. Karena kami hanyalah dua anak-anak, tidak ada yang menganggapnya serius. Ayahku dan Paman Juan meneriaki kami dan bilang mereka akan menghukum kami, jadi Panca dan aku berlari untuk bersembunyi ketika para orang dewasa sedang mengomel tentang kami.“Itu luar biasa! Gila,” seru Panca sambil tertawa ketika kami berhasil melari

  • Kembalilah Padaku   Bab 479

    AnnaIni semua dimulai ketika aku berusia 11 tahun dan Panca Mardian ingin membunuh ayah tirinya.“Apakah ayahmu punya pistol?” tanyanya ketika dia dan aku sedang bersembunyi di langit-langit ruang dansa, tempat pernikahan Paman Juan dan ibunya diadakan.“Apa?” Sesaat, kukira aku salah dengar, jadi aku bertanya.Dia menatapku, mata cokelat tuanya mencolok. Dia masih praremaja, tapi dia sudah sangat misterius dan membuatku penasaran. “Aku butuh pistol untuk membunuh ayah baruku,” ungkapnya padaku.“Paman Juan? Kenapa kamu ingin melakukan itu? Dia adalah orang yang baik,” jawabku dengan marah.Dia menggerutu jijik dan kembali melihat ke lantai bawah. Para orang dewasa sedang berbincang dengan satu sama lain, menikmati pesta pernikahannya. “Pria itu mengirimkan ayahku ke penjara,” kata Panca, kata-katanya penuh oleh amarah.“Namun, itu adalah pekerjaan dia. Paman Juan adalah seorang polisi. Dia memasukkan orang-orang jahat ke dalam penjara,” kataku padanya, sedikit takut ketika aku

  • Kembalilah Padaku   Bab 478

    AnnaSaat guruku pergi setelah kelasnya berakhir, anak-anak di ruang kelas mulai membuat suara gaduh seperti biasa ketika mereka berbincang dengan satu sama lain. Aku masih tidak bisa percaya bahwa anak yang duduk di belakangku benar-benar Panca Mardian, jadi aku berbalik ke arahnya karena aku sudah memiliki sesuatu untuk dibicarakan, yaitu tentang tugas yang telah diberikan oleh guru aljabar kami.“Kamu mau mengerjakan tugas ini bagaimana? Kita bisa bertemu di mana?” tanyaku padanya, tapi dia hanya mengangkat bahunya sambil mencorat-corat buku tulisnya.“Terserah kamu saja. Aku tidak peduli,” jawabnya, tidak menatapku sama sekali. Dia benar-benar tidak mengenaliku dan aku tidak dapat memercayainya.Astaga, dia telah banyak berubah, dia telah bertumbuh begitu besar. Apa yang telah terjadi padanya selama bertahun-tahun kami jauh dari satu sama lain? Apakah dia telah membuat teman-teman baru? Apakah dia bahkan sudah punya pacar sekarang?Namun, aku terkesiap pelan ketika aku melihat

  • Kembalilah Padaku   Bab 477

    AnnaAku memutuskan untuk mengabaikan segala hal yang sedang kupikirkan dan fokus saja pada jadwalku. Aku sejauh ini adalah siswa terbaik di kelasku. Aku selalu berdedikasi dan bekerja keras. Aku tidak pernah diomeli. Guru-guru menyukaiku karena aku adalah siswa teladan untuk pada siswa lainnya. Itulah sebabnya mereka telah memilihku sebagai perwakilan kelas. Selain itu, akulah yang paling tahu bagaimana caranya memimpin dan bagaimana caranya mewakili kelas, karena itulah mereka sangat memercayaiku.Jadi, hari ini pun tidak ada bedanya. Ketika guru-guru masuk dan mengajar kami, aku selalu melihat diriku sebagai orang pertama untuk mengajukan diri untuk segala hal, selalu menyelesaikan pertanyaan paling sulit dalam matematika dan pelajaran lainnya yang ditakuti dan tidak disukai semua orang. Aku menantang diriku sendiri untuk selalu menjadi yang terbaik. Aku ingin membuat semua orang bangga karena aku akan menggunakan potensiku untuk menjadi lebih baik daripada orang tuaku dan membuat

  • Kembalilah Padaku   Bab 476

    AnnaKetika aku kembali ke mobil dan melihat kaca spion seraya aku melaju menuju pintu masuk sekolahku, aku bisa melihat Ciko dengan tangan di kepalanya dan pundak yang merosot, terlihat sedih tentang apa yang baru saja terjadi. Aku menghela napas pasrah dan memutuskan untuk melihat ke depan dan melanjutkan hidupku. Itu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan.“Hei, Anna,” panggil Abel padaku begitu dia melihatku berjalan memasuki aula sekolah.“Hai, Abel.” Aku tersenyum kepadanya saat aku melihat dia, beranjak untuk memeluknya. Abel adalah anak kandung dari Bibi Fia, sahabat ibuku. Dia dan aku tumbuh besar bersama sebagai teman dan selalu terhubung dengan satu sama lain.“Apa yang terjadi? Kamu sedikit terlambat hari ini,” katanya sambil memandangku.“Em … itu karena aku tadi berbicara dengan Ciko di luar,” kataku padanya sambil menyelipkan rambutku di belakang telingaku, merasa tidak nyaman hanya memikirkan tentang Ciko.“Oh! Ciko ada di luar? Astaga, dia manis sekali! Kamu beru

  • Kembalilah Padaku   Bab 475

    Anna“Aku ingin putus denganmu, Ciko.”Ketika kata-kata itu akhirnya keluar dari mulutku, aku hampir tidak dapat memercayainya. Aku sudah ingin mengatakannya sejak lama sekali hingga aku berpikir bahwa saat ini aku hanya membayangkan diriku sendiri mengatakannya seperti sebelum-sebelumnya. Namun, kali ini, itu sungguhan. Aku bisa melihat wajah Ciko hancur di hadapanku—wajahnya yang sesaat yang lalu penuh harapan, sekarang terkejut dan bahkan merasa jijik dengan kata-kataku.Dia tersenyum dengan lemah, seakan-akan dia tidak memahami apa pun. “Kamu ingin putus denganku? Apa maksudmu? Apa yang kamu bicarakan?” tanyanya, terlihat benar-benar kebingungan.Aku menghela napas, menyadari bahwa aku seharusnya tidak mengatakan itu padanya tanpa pendahuluan apa-apa. Namun, aku bukannya bersikap tidak sensitif, itu hanyalah cinta monyet dan aku berhak mengakhirinya.“Kurasa sebaiknya kita bicara lagi nanti, Ciko,” kataku dan berbalik untuk pergi, tapi dia tidak membiarkan aku pergi menjauh da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status