Share

Bab 363

Penulis: Meminger
Laura

“Mama Papa! Kalian sudah kembali!” panggil Anna pada kami seraya dia berlari menghampiri kami di bandara. Jason dan aku baru saja tiba dan hal pertama yang kami dapatkan adalah pelukan yang dalam dan hangat dari putri kami.

“Astaga, sayang. Kami sangat merindukanmu,” kataku seraya aku mengusap punggungnya. Dengan lengan kecilnya melingkari leherku dan lengannya yang lain melingkari leher ayahnya, kami berdua harus berlutut supaya bisa memeluknya dengan benar.

“Untunglah kalian sudah kembali. Fia bilang kalian berdua perlu berlibur, tapi kalian akan pulang nanti,” katanya sambil memandang kami dengan senyuman lebar. Dia sangat menggemaskan.

“Iya, Fia benar, tapi kita sudah pulang,” kata Jason sambil menepuk kepala putrinya. “Bagaimana kabarmu? Apakah kamu bersikap dengan baik di rumah Keluarga Kusuma?”

“Iya, aku bersikap dengan baik. Aku hanya kehilangan satu gigi,” jawabnya sambil menunjuk giginya yang tanggal.

“Oh, itu normal, sayang. Anak-anak seumuranmu pasti akan kehila
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalilah Padaku   Bab 364

    LauraSepanjang perjalanan pulang, Anna menceritakan pada kami apa yang terjadi selama tujuh hari terakhir. Dia tinggal di rumah Keluarga Kusuma dan tampaknya bersenang-senang dengan anak-anak mereka.“Itu menyenangkan sekali! Abel dan aku bermain dengan bayi-bayi sebelum tidur. Mereka menggemaskan sekali! Hansel itu bayi yang menggemaskan dan Emy suka tidur,” katanya dengan bersemangat.“Untunglah kamu bersenang-senang di sana, sayangku.” Aku membetulkan rambutnya sambil tersenyum.“Em, tampaknya Keluarga Kusuma hampir mencuri putri kami dari kami. Karena kamu senang tinggal di rumah Keluarga Kusuma, apakah kamu tidak keberatan menghabiskan waktu bersama kami sekarang, tuan putri?” tanya Jason dengan cemburu.“Tentu saja aku akan tinggal denganmu, dasar konyol.” Gadis itu memeluk lengan ayahnya. “Aku amat sangat merindukan kalian.”“Keluarga Kusuma memang luar biasa, tapi Anna tidak akan menukar kita untuk siapa pun. Kamu tidak perlu cemburu. Benar, ‘kan, sayang?” kataku dengan

  • Kembalilah Padaku   Bab 365

    Suzy Allen Musim kemarau Jakarta menyebar ke mana-mana, tapi cuacanya tidak dingin maupun panas. Aku sedang memandang pemandangan yang tidak menarik melalui jendela ruang tunggu penjara kota itu. Bahkan, pemandangan di luar hanyalah sebuah titik buta. Benakku melayang begitu jauh selagi aku merokok dengan gugup. Terlalu banyak hal yang dipertaruhkan bagiku untuk bahkan melemaskan otot-ototku.Berminggu-minggu telah berlalu sejak aku meninggalkan putriku pada Tama dan istrinya. Sejak saat itu, aku belum bisa tidur dengan damai. Mimpi buruk mengerikan tentang Emy menghantuiku setiap malam. Rasanya seolah-olah anak itu sudah mati dan menghantuiku dalam sosok hantu jahat.Dia selalu menyalahkan aku karena telah membuatnya sakit dan meninggalkannya. Dia mengharapkan hal-hal buruk untukku dan berharap aku akan menderita. Itu sangat menggangguku sehingga aku harus hidup dengan obat-obatan. Gadis yang telah kulahirkan adalah mimpi terburukku.“Nona Allen.” Aku mendengar seseorang memanggi

  • Kembalilah Padaku   Bab 366

    Suzy Allen Kata-kata Graham membuatku keheranan. Perkataannya tidak masuk akal. Itu bukanlah apa yang aku rencanakan. Tujuanku datang ke penjara ini adalah untuk membuatnya memberitahuku siapa keluarga kayaku dan bagaimana aku bisa menghubungi mereka, bukan mengetahui bahwa dia telah berbohong padaku dan bahwa Laura-lah putri tidak sah Keluarga Williams yang sebenarnya.Itu tidak mungkin benar. Aku harus menjadi putri tidak sah mereka karena, tidak seperti Laura, aku tidak memiliki suami miliarder atau bahkan perusahaan yang menjanjikan. Aku tidak memiliki siapa-siapa. Aku tidak memiliki apa-apa. Tidak adil jika Laura merebut itu dariku juga.“Tidak … kamu pasti keliru, Graham. Laura bukan anak tidak sah Keluarga Williams, tapi aku,” kataku dengan penuh tekad, ingin membenarkan perkataanku.“Namun, itu bukan kamu. Sesederhana itu.” Dia mengangkat bahunya seakan-akan itu tidak penting.“Lantas, siapa ayahku? Apakah dia ayahmu?”“Tentu saja bukan. Apakah kamu sangat ingin menjadi

  • Kembalilah Padaku   Bab 367

    LauraPagi itu, aku terbangun dengan sensasi ciuman dan belaian di kulitku. Aku langsung tahu itu adalah Jason. Aku tersenyum dengan lemah, menikmati perasaan yang nikmat di dini hari. Itu adalah efek yang Jason berhasil berikan padaku untuk membuatku sangat bahagia dan puas bahkan di pagi buta.“Kamu sudah bangun,” komentarnya sambil terkekeh, masih meninggalkan ciuman di wajahku dan tulang selangkaku.“Bagaimana aku bisa tidur jika kamu bersikeras membuatku tetap terjaga?” Aku mengomel, tapi senyuman konyol di bibirku berakhir membocorkan perasaanku yang sebenarnya.“Pertanyaan yang bagus. Sekarang, beri tahu aku juga. Bagaimana bisa aku tertidur, mengetahui bahwa wanita yang paling kucintai di hidupku sedang tertidur di sampingku, hm?” Dia sangat romantis, mengatakan kata-kata itu dengan suara paginya yang menggoda.“Wanita yang paling kamu cintai? Hmm, sulit dipercaya.” Aku menggigit bibir bawahku pelan, masih merasakan sensasi luar biasa yang berhasil dia berikan padaku untuk

  • Kembalilah Padaku   Bab 368

    Laura“Kita harus duduk bersamanya dan berbicara dengannya. Dia harus tahu apa yang sedang terjadi,” kataku setelah memikirkannya sebentar.“Apakah kamu akan memberitahunya bahwa kita akan menikah lagi?” tanya Jason dengan genit seperti biasanya.Aku terkesiap terkejut. Hebat sekali bagaimana Jason masih berhasil membuat mulutku menganga dengan komentar yang dia buat. “Seingatku, aku tidak mengatakan bahwa aku akan menikahimu. Malah, aku tidak memberikan jawaban apa-apa.”“Kenapa tidak? Bukankah kita sudah sempurna bersama? Lantas kenapa kita harus berpisah? Kamu tidak paham, Lau, tapi aku membutuhkanmu sebagai istriku. Aku perlu memanggilmu istriku dan bisa merasakanmu sebagai milikku lagi, sepenuhnya milikku,” katanya dengan ekspresi seakan-akan tidak ada hal lain di dunia ini yang dia inginkan lebih dari itu.Aku membelai wajahnya karena dia masih berada di atasku, berada lurus dengan tubuhku, menatapku dengan dalam dan terkadang mencium dan membelai kulitku.“Apakah kamu inga

  • Kembalilah Padaku   Bab 369

    SuzyLukman mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil selagi kami sedang parkir di suatu tempat, tepat di bawah gedung yang menampung fasilitas Hextec. Kami baru saja tiba di sana dan aku sedang memikirkan tentang bagaimana aku akan menghampiri Laura untuk mendapatkan apa yang kuinginkan.“Aku baru melihat Laura Tanusaputera sekali seumur hidupku—di malam ketika dia menjebakku dan bawahanku. Dasar wanita j*lang yang cerdas,” katanya dengan tawa kecil yang mengerikan. Belum lama ini, dia keluar dari penjara setelah aku membayar uang jaminannya.Seperti yang kami telah setujui, mudah baginya untuk membunuh Graham di dalam penjara dan membuatnya terlihat seperti kecelakaan atau penyakit. Puas bahwa tugasnya dilakukan dengan baik, aku memenuhi kesepakatan kami dan mengeluarkannya dari penjara, jadi sekarang dia bersamaku, bersedia membantuku dengan segalanya, bahkan terluka untukku jika diperlukan.“Namun, dari sedikit apa yang telah kulihat darinya, kurasa dia bukan tipe orang yang ak

  • Kembalilah Padaku   Bab 370

    SuzyDia sekarang tersenyum padaku, tapi sedikit tertahan. “Kurasa dia dan aku bisa mencapai konsensus yang akan menguntungkan bagi semua orang,” komentarnya sambil mengangguk.“Kuharap kalian berdua akan selalu bahagia. Lagi pula, Anna pantas hidup bersama kedua orang tuanya di sekitarnya,” tambahku dengan senyuman yang lebih lebar daripada sebelumnya.“Terima kasih, sungguh.” Dia tersenyum dan kemudian terdiam selama beberapa saat, tampaknya menahan dirinya agar tidak mengatakan sesuatu, tapi berujung tetap mengatakannya. “Kemarin, Fia bilang dengan obat-obatan yang diresepkan ahli jantung untuk Emy, dia perlahan kembali pulih,” ujarnya padaku. Kuharap dia tetap diam saja.Aku bergerak sedikit di tempat dudukku, merasa tidak nyaman dengan komentarnya, tapi mencoba menunjukkan bahwa itu tidak terlalu memengaruhiku. “Benarkah? Ya ampun! Berita yang bagus sekali! Anak itu benar-benar kuat,” komentarku sambil tersenyum. Aku bersumpah, begitu aku berhasil mendapatkan harta Keluarga Wi

  • Kembalilah Padaku   Bab 371

    Laura“Bisakah kamu jelaskan padaku dengan jelas apa yang terjadi? Jangan berbelit-belit!” Sahabatku, Fia, sedang berdebat denganku dari ujung telepon lainnya. “Kamu bilang kamu sedang rapat bisnis ketika kamu tersadar menstruasimu terlambat? Astaga, Laura. Bagaimana bisa kamu melupakan hal sesederhana itu?”“Berhenti berteriak! Seseorang mungkin akan mendengarmu!” teriakku dengan suara berbisik, menekan ponsel itu ke telingaku. Aku mengintip melalui celah pintu kamar mandi yang setengah terbuka dan memeriksa untuk melihat apakah Jason masih mengajari Anna cara membuat rumah-rumahan dari kartu. Demikian pula, aku menyentuh dadaku dengan lega ketika aku menyadari mereka masih disibukkan oleh hal itu. Namun, aku menutup pintu kamar mandi untuk berjaga-jaga.“Kamu tidak sedang dalam mode pengeras suara supaya didengar seseorang,” omel Fia padaku. “Lagi pula, lantas kenapa jika Jason mendengarnya? Apa masalahnya? Dia akan menjadi ayahnya, ‘kan? Ya ampun, Lau. Aku tidak percaya kamu diha

Bab terbaru

  • Kembalilah Padaku   Bab 485

    Laura“Jadi, Lau, apakah kamu berhasil berbicara dengan putrimu?” tanya Fia ketika aku kembali setelah pergi sebentar untuk menelepon Anna di balkon tempat pijat mewah itu.“Oh, iya. Aku sudah berbicara dengannya,” jawabku sambil menghela napas lega seraya kembali duduk. “Dia hanya disibukkan oleh tugas aljabar. Pasti itulah mengapa dia tidak bisa membalas teleponmu, Abel,” kataku pada gadis yang sedang bersama kami. Dia dan Anna sangat dekat, jadi dapat dipahami kenapa dia sangat mengkhawatirkan putriku.“Lihat? Sudah kubilang kamu tidak perlu terlalu khawatir,” kata Fia, terkekeh pelan.Namun, Abel masih terlihat ragu. “Entahlah, Bibi Laura. Anna terasa sangat aneh hari ini,” ujar gadis itu dengan bimbang.“Aneh? Apa maksudmu dengan itu?” Aku mengernyit, kebingungan.“Aku tidak tahu.” Dia mengangkat bahunya. “Dia bersikap aneh, dia bahkan putus dengan Ciko,” katanya.“Oh, sungguh?” Aku terkejut mendengarnya, aku tidak dapat menyangkalnya.Aku mengingat percakapan yang Anna da

  • Kembalilah Padaku   Bab 484

    Laura“Jadi, Layla dan Gideon bercerai?” Fia terkejut ketika dia menanyakan itu. Dia dan aku sedang berada di ruang tunggu di tempat pijat, mengenakan mantel mandi ungu muda dan meminum anggur bersoda. Seperti yang disetujui, setelah aku selesai bekerja, Fia dan aku pergi ke spa. Jadi, dia dan aku bergosip seperti biasa.Aku mengangguk setelah menyesap minumanku. “Iya, mereka bercerai. Lalu, ternyata itu sudah cukup lama,” tambahku.Temanku terkesiap dengan mulut yang membulat. “Ya ampun, aku benar-benar tidak menyangkanya,” komentarnya. “Bukankah Layla-lah yang terus berkata bahwa dia menikah dengan bahagia dan bahwa pernikahan dia sempurna? Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang yang terus menyombong.” Dia tertawa kecil, membetulkan rambutnya yang sekarang lebih panjang, mengenai dadanya.“Kurasa masalahnya sebenarnya adalah orang yang Layla putuskan untuk nikahi,” kataku, mengerutkan hidungku.“Kamu membicarakan tentang pertanda-pertanda buruk itu, ‘kan?” tebak Fia.“Benar

  • Kembalilah Padaku   Bab 483

    LauraAku tidak percaya bahwa Layla Raharjo, yaitu Layla Nalendra, ada di hadapanku, memohon padaku untuk kembali bekerja di Hextec bersamaku. Maksudku, dialah yang meninggalkan itu semua untuk menikah dan pergi ke Surabaya dan memulai kehidupan baru di sana dengan suaminya. Bertahun-tahun kemudian, di sinilah dia, meminta untuk kembali dan bekerja di sini lagi.“Namun, kenapa kamu meminta ini, Layla? Apakah kamu sudah tidak tinggal di Surabaya lagi?” tanyaku, benar-benar terkejut.Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak juga,” jawabnya. “Sudah beberapa saat sejak aku meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Aku tinggal di rumah nenekku, tapi sekarang aku merasa siap untuk kembali bekerja.” Dia mengangguk seakan-akan dia memiliki keinginan baru untuk hidup sekarang.“Pernikahanmu berakhir, ya?” Kata-kata itu tidak keluar sebagai pertanyaan, karena aku sudah tahu betul raut wajah orang yang kesakitan di dalam—Layla memiliki raut wajah itu.Dia mengangguk, tersenyum dengan lemah. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 482

    Laura“Layla! Lama tidak berjumpa,” kataku dengan gembira, beranjak menghampiri untuk memeluknya saat dia memasuki ruang kerjaku.“Oh, Laura, aku sangat merindukanmu,” katanya sambil tersenyum untukku seraya dia membalas pelukanku. Aku benar-benar tidak memiliki permasalahan dengannya karena aku selalu menyukai dia. Dia adalah orang yang baik sekali padaku kendati segala hal yang telah terjadi.“Aku juga merindukanmu,” kataku seraya aku memandangnya. “Kamu menghilang dan tidak datang kemari lagi. Aku bahkan mengira Surabaya sudah mencurimu dari kami.”Dia tertawa mendengarnya, menggelengkan kepalanya. “Tidak ada satu hal pun dan siapa pun yang bisa membuatku melupakan Jakarta,” katanya.“Yah, itu adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui, kuakui.” Aku tersenyum dan kemudian menunjuk ke arah sofa di samping jendela ruang kerjaku yang seluruhnya berkaca dari lantai sampai langit-langit dengan gorden yang ditarik ke samping, sehingga membiarkan cahaya matahari dan udara segar mema

  • Kembalilah Padaku   Bab 481

    Laura“Kamu mau makan apa untuk makan malam hari ini? Fetucini dengan jamur atau tenderloin dengan kentang?” tanya Jason padaku di ujung telepon lainnya. Dia terdengar bersemangat untuk mempersiapkan makan malam untukku dan itu membuatku senang.“Em, aku suka tenderloin, tapi aku juga ingin fetucini. Aduh, ya ampun, aku harus bagaimana sekarang?” Aku menghela napas sambil berbicara padanya di telepon. Aku sedang berada di tempat kerjaku sambil fokus pada pekerjaanku dan, pada saat yang sama, berbicara dengan suamiku di telepon.“Aku bisa buatkan dua-duanya kalau kamu mau,” usul Jason setelah terkekeh.“Aduh, seharusnya aku pilih satu saja,” gumamku. Jason terkekeh lagi.“Ini bukan salahmu, kamu hanya tidak dapat menahan masakanku, jadi sulit untuk memutuskan. Kamu tahu aku mahir dalam segala hal yang kulakukan,” sombongnya, seperti biasa.“Hm, karena kamu bersikeras, aku ingin dua-duanya,” kataku padanya, tersinggung.“Astaga, aku tahu kamu senang menghukumku, ‘kan, wanita? Namu

  • Kembalilah Padaku   Bab 480

    AnnaMalam itu, Panca dan aku bersenang-senang bersama. Kami menjahili Paman Juan dan tunangannya, hal-hal yang tidak benar-benar menyakiti mereka, tapi itu merenggut kedamaian mereka. Misalnya, menuangkan minyak zaitun ke dalam anggur Paman Juan, menambahkan garam pada potongan kue pernikahannya, meletakkan bantal kentut di tempat duduknya, dan ketika dia duduk, dia membuat suara kentut yang konyol yang membuat semua orang menertawainya, dan hal-hal semacamnya.Itu sangat menyenangkan bagiku. Meskipun itu belum cukup bagi Panca, melihat Paman Juan mengalami semua hal-hal menyebalkan itu sudah membuatnya lebih gembira. Namun, kami tertangkap di penghujung pesta. Karena kami hanyalah dua anak-anak, tidak ada yang menganggapnya serius. Ayahku dan Paman Juan meneriaki kami dan bilang mereka akan menghukum kami, jadi Panca dan aku berlari untuk bersembunyi ketika para orang dewasa sedang mengomel tentang kami.“Itu luar biasa! Gila,” seru Panca sambil tertawa ketika kami berhasil melari

  • Kembalilah Padaku   Bab 479

    AnnaIni semua dimulai ketika aku berusia 11 tahun dan Panca Mardian ingin membunuh ayah tirinya.“Apakah ayahmu punya pistol?” tanyanya ketika dia dan aku sedang bersembunyi di langit-langit ruang dansa, tempat pernikahan Paman Juan dan ibunya diadakan.“Apa?” Sesaat, kukira aku salah dengar, jadi aku bertanya.Dia menatapku, mata cokelat tuanya mencolok. Dia masih praremaja, tapi dia sudah sangat misterius dan membuatku penasaran. “Aku butuh pistol untuk membunuh ayah baruku,” ungkapnya padaku.“Paman Juan? Kenapa kamu ingin melakukan itu? Dia adalah orang yang baik,” jawabku dengan marah.Dia menggerutu jijik dan kembali melihat ke lantai bawah. Para orang dewasa sedang berbincang dengan satu sama lain, menikmati pesta pernikahannya. “Pria itu mengirimkan ayahku ke penjara,” kata Panca, kata-katanya penuh oleh amarah.“Namun, itu adalah pekerjaan dia. Paman Juan adalah seorang polisi. Dia memasukkan orang-orang jahat ke dalam penjara,” kataku padanya, sedikit takut ketika aku

  • Kembalilah Padaku   Bab 478

    AnnaSaat guruku pergi setelah kelasnya berakhir, anak-anak di ruang kelas mulai membuat suara gaduh seperti biasa ketika mereka berbincang dengan satu sama lain. Aku masih tidak bisa percaya bahwa anak yang duduk di belakangku benar-benar Panca Mardian, jadi aku berbalik ke arahnya karena aku sudah memiliki sesuatu untuk dibicarakan, yaitu tentang tugas yang telah diberikan oleh guru aljabar kami.“Kamu mau mengerjakan tugas ini bagaimana? Kita bisa bertemu di mana?” tanyaku padanya, tapi dia hanya mengangkat bahunya sambil mencorat-corat buku tulisnya.“Terserah kamu saja. Aku tidak peduli,” jawabnya, tidak menatapku sama sekali. Dia benar-benar tidak mengenaliku dan aku tidak dapat memercayainya.Astaga, dia telah banyak berubah, dia telah bertumbuh begitu besar. Apa yang telah terjadi padanya selama bertahun-tahun kami jauh dari satu sama lain? Apakah dia telah membuat teman-teman baru? Apakah dia bahkan sudah punya pacar sekarang?Namun, aku terkesiap pelan ketika aku melihat

  • Kembalilah Padaku   Bab 477

    AnnaAku memutuskan untuk mengabaikan segala hal yang sedang kupikirkan dan fokus saja pada jadwalku. Aku sejauh ini adalah siswa terbaik di kelasku. Aku selalu berdedikasi dan bekerja keras. Aku tidak pernah diomeli. Guru-guru menyukaiku karena aku adalah siswa teladan untuk pada siswa lainnya. Itulah sebabnya mereka telah memilihku sebagai perwakilan kelas. Selain itu, akulah yang paling tahu bagaimana caranya memimpin dan bagaimana caranya mewakili kelas, karena itulah mereka sangat memercayaiku.Jadi, hari ini pun tidak ada bedanya. Ketika guru-guru masuk dan mengajar kami, aku selalu melihat diriku sebagai orang pertama untuk mengajukan diri untuk segala hal, selalu menyelesaikan pertanyaan paling sulit dalam matematika dan pelajaran lainnya yang ditakuti dan tidak disukai semua orang. Aku menantang diriku sendiri untuk selalu menjadi yang terbaik. Aku ingin membuat semua orang bangga karena aku akan menggunakan potensiku untuk menjadi lebih baik daripada orang tuaku dan membuat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status