Share

Bab 288

Penulis: Meminger
Laura

Pagi itu, aku merasakan sentuhan lembut di kulitku dan bangun dari tidur untuk melihat bahwa Gideon-lah yang sedang mengelus lenganku. Dia menekan jari telunjuknya ke bibirnya untuk mengisyaratkan aku agar diam supaya tidak membangunkan Anna yang sedang tertidur sambil memelukku. Dia mengarahkan tangannya padaku untuk ikut dengannya.

“Baiklah, tunggu,” kataku sambil berbisik dan perlahan melepaskan lenganku dari sekitar Anna, berhati-hati agar tidak membangunkannya karena dia mudah terbangun saat masih sangat pagi. Aku berhasil melepaskan diriku darinya tanpa membangunkannya, jadi aku memegang tangan Gideon dan meninggalkan kasur. Dia membawaku tanpa bersuara ke balkon kamar dan kami mengunci pintu dengan hati-hati supaya tidak membangunkan gadis di dalam.

“Aku menyayangi putrimu, tapi kuharap dia akan membiarkanmu tidur denganku sekali saja,” katanya, tertawa putus asa.

Aku menutup mulutku dan tertawa juga, mengingat bahwa Anna membuat keributan sebelum beranjak tidur, tidak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalilah Padaku   Bab 289

    Laura“Kenapa kamu membiarkan aku tidur sendirian, Mama?” tanya putriku ketika aku kembali ke kasur bersamanya. Aku memandang Gideon yang berdiri di sana dan menatap kami.“Karena aku hanya sedang berbicara dengan Papa Gid, sayangku,” jawabku padanya sambil mengusap rambutnya.“Dia bukan ayahku,” katanya sambil cemberut. “Kenapa Mama selalu mengacaukan kepalaku? Ayah Richard juga ada di mana?”“Astaga, Anna. Jangan begini. Jangan bersikap seperti itu. Kamu dan aku telah membicarakan hal ini berkali-kali,” tegurku sambil mengelus kepalanya.“Namun, Papa bilang Gideon ingin menjauhkan Mama dariku seperti Richard pada saat itu,” katanya dengan wajah yang marah dan aku melihat jam. Saat itu sudah pukul 05:00 pagi. Gadis ini tidak akan kembali tidur sekarang karena dia selalu bangun pagi.Gideon menghampiri kami dan berjongkok di depan Anna dan mengelus lengannya. “Aku tahu ada terlalu banyak informasi yang harus dipahami oleh gadis sekecilmu. Percayalah aku, bahkan para orang dewasa

  • Kembalilah Padaku   Bab 290

    Jason“Apa? Aku ada di mana?” Aku melihat ke sekitarku dan sedikit terkejut ketika aku terbangun. Aku sedikit kebingungan melihat tempatku berada. Ingatan terakhirku adalah aku berada di bar dan sedang minum alkohol. Setelah itu, tidak ada lagi yang kuingat. Ada banyak informasi yang datang dan pergi di saat yang bersamaan.“Tenanglah. Anda sedang di rumah sakit sekarang. Anda mengalami kecelakaan dan sekarang sedang dalam perawatan. Apakah Anda ingat itu? Aku mendengar suara wanita yang terdengar sangat manis dan lembut, begitu lembut hingga suaranya membuatku sedikit lebih tenang dan aku tidak mulai panik seperti sebelumnya.Aku menatap wanita itu, sedikit terkejut dan bingung. “Apa? Rumah sakit? Bagaimana bisa?” Aku terjebak, melihat bahwa aku benar-benar sedang berbaring di ranjang rumah sakit dan seluruh kaki kiriku diperban. “Duh, tubuhku sakit,” rintihku kesakitan.“Iya, ternyata, rasanya sakit jika Anda ceroboh,” kata wanita itu yang tampaknya merupakan dokternya, masih mem

  • Kembalilah Padaku   Bab 291

    Jason“Baiklah, kalau begitu. Aku akan ke sana bersama Anna,” katanya, lalu dia menyerahkan ponselnya ke putri kami. Aku sedikit terkejut mengetahui bahwa dia bersedia datang dan menemuiku. Bukan hanya itu, aku juga tidak tahu aku cukup penting baginya hingga dia akan meninggalkan rumah pacarnya hanya untuk datang kemari dan menemuiku, mengetahui bahwa aku baru saja memberitahunya bahwa aku mematahkan kakiku.Laura memang b*rengsek. Dia melakukan itu, memberikan harapan padaku dan kemudian merenggutnya kembali dengan sekejam mungkin, tapi aku masih berharap bisa bertemu dengannya bersama dengan Anna.“Terima kasih sudah memberikan ponselnya. Aku tadi perlu berbicara dengan putriku,” kataku sambil menyerahkan ponselku ke dokter itu. Meminta untuk berbicara dengan Anna adalah hal pertama yang kulakukan setelah aku terbangun.“Saya harap Anda sekarang bisa menenangkan diri. Kita tidak ingin terjadi hal lain pada kesehatan Anda, bukan?” kata dokter itu dengan ponselku di tangannya.Se

  • Kembalilah Padaku   Bab 292

    JasonSetelah dokter itu melakukan tes-tes yang diperlukan padaku, dia memberiku obat dan kemudian membuatku terlelap. Aku tertidur selama beberapa saat untuk melihat apakah tenagaku akan pulih dan rasa sakitnya akan berkurang. Dia juga berkata bahwa temanku Tama membawaku ke sini kemarin pagi dan bahwa dia tetap berada di sini hingga larut, menungguiku untuk melihat apakah aku membaik. Namun, setelahnya, aku menjelaskan padanya bahwa aku hanya beristirahat, jadi dia memutuskan untuk pergi, berjanji akan kembali kapan pun.Karena Laura, Tama, maupun Anna tidak akan datang, aku memutuskan untuk tidur sebentar, tapi aku sangat bahagia ketika aku melihat gadis kecilku berjalan melalui pintu kamar rumah sakit tempatku berada.“Papa! Aku rindu sekali. Apakah kamu kesakitan? Jangan khawatir, Anna ada di sini sekarang untuk merawatmu,” oceh putriku seraya dia berlari menghampiriku, memanjat ranjang rumah sakit, dan memelukku begitu erat hingga aku merasa tulang rusukku menjerit.“Aduh! Ra

  • Kembalilah Padaku   Bab 293

    LauraAku masih tertegun oleh kelancangan dokter yang merawat Jason. Dia bilang aku berteriak pada Jason. Selain itu, dia memarahiku di depan putriku. Iya, aku memang berteriak pada Jason, tapi itu karena pria itu memberiku banyak alasan untuk melakukannya. Tiba-tiba, wanita yang bahkan tidak kukenal ini merasa dia berhak bersikap kasar padaku karena Jason. Yah, aku tahu wanita itu pasti menyukai Jason. Aku tidak percaya wanita itu berbicara padaku seperti itu hanya karena aku mengganggu pemulihan seorang pasien yang kakinya patah.Aku menggertakkan gigiku dengan kesal tanpa menyadarinya sambil memikirkan hal itu. “Dasar wanita menyebalkan,” gumamku pada diri sendiri, tapi putriku ternyata mendengarnya.“Siapa yang menyebalkan, Mama?” tanyanya dengan tatapan polosnya seperti biasa. Dia dan aku baru saja meninggalkan ruangan tempat ayahnya beristirahat. Aku sedang memegangi tangannya dan kami sedang berjalan ke arah tempat parkir rumah sakit.“Em …. Bukan siapa-siapa, tuan putriku,

  • Kembalilah Padaku   Bab 294

    Laura“Kita? Apakah kamu membicarakan dirimu sendiri juga? Bagaimana bisa kamu merasa sedih karena hal ini ketika kamu telah memperjelas bahwa kamu tidak ingin ada aku di sekitarmu?” tanyaku. Lagi pula, dialah yang menghapusku dari kehidupannya.“Aku tidak menginginkan ini lagi. Aku lelah berada jauh darimu, Lau. Aku ingin kamu kembali ke hidupku,” katanya dengan wajah sedih, membuatku kehabisan kata-kata.Aku sedang duduk di kursi yang nyaman di balkonnya. Pagi itu menjanjikan hari yang baik dan indah. Fia dan aku sedang duduk dan mengobrol, sementara putri kami sedang bermain bersama di lantai atas. “Apa?” Aku harus bertanya untuk memastikan bahwa aku mendengarnya dengan benar. Dia baru saja meminta maaf padaku dan ingin kami meneguhkan kembali persahabatan kami.“Dilemaku bukan karenamu, Lau …. Meskipun aku pikir wanita itu hanya memanfaatkan kebaikanmu untuk mengambil keuntungan darimu, aku tetap tidak menganggapmu jahat. Aku tidak pernah berpikir begitu. Bukan salahmu kamu ora

  • Kembalilah Padaku   Bab 295

    LauraSiang itu, aku melihat pelayan Jason memapahnya dari mobil ke dalam rumah. Putriku ada di sekitar mereka, benar-benar mengkhawatirkan ayahnya.“Hati-hati! Kalau begitu, dia bisa jatuh dan lukanya akan makin parah,” katanya pada para pelayan dengan gelisah.Tama, yang juga ada di sana untuk membantunya, tertawa ketika dia mendengar perkataan gadis itu. “Jason beruntung sekali memiliki putri sepertimu, Anna yang manis,” komentarnya sambil tertawa.“Yah, setidaknya seseorang harus mencintaiku, ‘kan?” jawab Jason seraya dia dipapah ke dalam rumah. Mereka meletakkannya untuk duduk di kursi di sofa dan membetulkan posisi duduknya dengan baik karena kakinya diperban penuh. “Astaga, situasi yang malang sekali!” gumamnya kesal.“Apakah kamu lapar, Papa? Apakah mau kubawakan sesuatu untuk dimakan?” tanya Anna, masih khawatir.Jason tertawa sambil membelai wajah Anna. “Boleh, tuan putriku,” jawabnya. Gadis itu mengangguk dan berlari ke arah dapur. “Dia menggemaskan, ‘kan?” komentarnya

  • Kembalilah Padaku   Bab 296

    Laura“Rasanya sulit sekali ketika hati kita hancur,” komentar Tama seraya memandang kaki langit. Pada saat itu, matahari sudah terbenam dengan tenang di laut. Segala hal terlihat tenang dan damai dan aku hanya sedang mencari cara untuk memperbaiki hidupku.“Iya, itu memang sulit, kawan, tapi setelah dikecewakan berkali-kali, kurasa aku sudah menjadi ahli dalam hal ini,” jawabku padanya, lalu aku menoleh ke arahnya sambil tersenyum dan mengusap lengannya dengan pelan. “Mari berusaha lakukan yang terbaik dan rawat anak kita seolah-olah itu adalah misi kita dalam dunia ini.” Aku mengingatkannya akan hal itu. Lagi pula, dia memiliki anak dengan Suzy dan mungkin tergoda untuk pergi setelah apa yang terjadi. Aku perlu mengingatkannya bahwa Emy tidak salah apa-apa.Dia tersenyum padaku dan mengangguk. “Jangan mengkhawatirkan itu. Aku akan selalu merawat semua anak-anakku dengan baik. Terima kasih banyak, Laura,” katanya, masih tersenyum.“Terima kasih sudah mengatakannya, Tama,” kataku p

Bab terbaru

  • Kembalilah Padaku   Bab 449

    Albert“Abel? Abel.” Dia bisa mendengar suara Max yang samar-samar memanggilnya seakan-akan dia sedang berada di bawah air. Albert membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya, sedang putus asa. “Rick dan yang lain sudah khawatir. Apakah kamu akan keluar dari toilet atau tidak?” Max masih membanting-banting pintu bilik.“Aku akan ke …,” ujarnya, tapi mulutnya tidak dapat bersuara pada awalnya, jadi dia berdeham dan berbicara dengan lebih lantang sekarang. “Aku akan ke sana.”Tidak lama, dia pun meninggalkan bilik. Max ada di depan cermin, sedang membetulkan rambutnya. Beberapa pria sedang keluar-masuk di kamar mandi pria klub itu yang canggih itu ketika Max melihat Albert melalui cermin, berbalik ke arahnya, dan menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Tangannya yang hangat mengenai kulit wajah Albert yang dingin. Dengan cahaya terang dari kamar kecil di sana, Albert bisa melihat lagi betapa tampannya Max. Mata Max berbinar-binar saat dia menatap mata Albert.“Apakah kamu sungguh

  • Kembalilah Padaku   Bab 448

    “Williams Muda,” ujar salah satu pemegang saham. “Aku memahami posisimu, tapi apa yang menjamin kami bahwa perubahan radikal ini tidak akan membawa kehancuran bagi perusahaan?”Beberapa pemegang saham mengekspresikan persetujuan mereka mengenai masalah itu, kegaduhan mulai terdengar di sana.“Saya jamin, kami telah meneliti proyek ini selama berbulan-bulan, batas untuk kesalahannya sangat kecil.”“Kenapa kami harus memercayaimu? Lagi pula, ini berhubungan dengan miliaran rupiah,” ujar seseorang, jadi Ernest bangkit berdiri.“Hadirin sekalian, masalah ini harus didiskusikan dengan lebih tenang dan lebih banyak waktu. Kita tidak bisa menyetujui segala hal sekarang. Jadi, dalam satu kuarter, kita akan putuskan lagi apakah proyek ini akan diterima atau tidak. Untuk sekarang, rapatnya ditutup.”Orang-orang masih gaduh seraya mereka memindahkan kertas-kertas, membawa folder mereka dan pergi, masih membicarakan topik yang baru saja dibicarakan.Rick, teman Albert, berjalan menghampiriny

  • Kembalilah Padaku   Bab 447

    “Jangan naif. Kamu tahu seberbahaya apa dunia ini. Kita tidak boleh hanya berniat untuk melakukan hal baik, tapi melaksanakannya juga.”“Aku juga begitu, tapi tidak dengan niat baik.” Albert pergi keluar dari sana dengan terburu-buru sehingga Max tidak dapat mengejarnya.Terkadang, dia tidak tahan dengan Max dan semua orang di dunia. Ada hal-hal sangat sederhana yang dia ingin bisa lakukan tanpa harus menyuruh seseorang melakukannya untuknya. Kurangnya privasi adalah puncaknya. Dia tidak bisa menahannya lagi. Dari balkon kompartemen studio kosong, Albert terus melihat ke bawah sana, menyadari orang-orang bergerak di jalanan untuk menjalankan kehidupan mereka masing-masing. Albert terkadang hanya ingin memiliki kebebasan seperti yang mereka miliki. Dia hanya ingin menjadi salah satu orang-orang itu. Ponselnya bergetar dengan Max meneleponnya. Lagi pula, masih ada hal-hal yang harus dia lakukan dalam jadwalnya.Siang itu, Albert mempresentasikan usulannya untuk inovasi di perusahaan.

  • Kembalilah Padaku   Bab 446

    Kebenaran pahit di balik layarAlbert suka mengemudi mobilnya sendiri, jadi begitu mereka memasuki mobil, dia menyalakan mesin, roda-rodanya meluncur dengan lancar di atas jalanan Jakarta. Max dalam diam memainkan ponselnya sementara Albert mengemudi dengan lancar.“Kenapa kamu tidak terima tawaran ibuku saja dan langsung tinggal di mansion Williams?” kata Albert. “Maksudku, kamu hampir sudah menjadi bagian dari keluarga, tidak masuk akal kamu masih tinggal sendirian.”“Apakah kamu pernah mempertimbangkan bahwa aku suka dan ingin tinggal sendirian?” jawab Max dengan sarkastis.“Kamu bahkan tidak tinggal di apartemenmu, kamu selalu ada di rumah. Aku sudah tidak bisa menghitung berapa kali kamu tidur di sana, dasar bodoh. Jelas-jelas, kamu ingin tinggal bersama kami.” Itu benar, bahkan pakaian Max bisa ditemukan di kamar Albert.“Aku tidak mau membicarakan itu.“Hei, kamu bahkan tidak mau menjelaskannya padaku?” Dia menghela napas dengan lantang dan dramatis.“Karena aku tidak ing

  • Kembalilah Padaku   Bab 445

    “Tidak bisakah kamu batalkan akademinya, Nalendra?”“Lagi, Williams? Kenapa tidak tutup tempatnya saja sekalian?” jawabnya dengan tegas.“Wah, kamu keras sekali hari ini, ya?”“Seperti batangku!”“Seperti apa?” Itu adalah suara Emily Raya Williams, ibu Albert, yang menatap mereka dengan penasaran. Mereka baru saja tiba di ruang makan. Di tengah-tengah begitu banyak pelayan mansion yang sibuk dengan tugas pagi mereka, Albert dan Max tidak menyadari bahwa wanita itu sudah duduk di sana, menunggu ditemani supaya dia bisa mulai sarapan.“Seperti …,” Max terbata-bata, malu. Lagi pula, dia tidak bisa mengulang kata kasar yang biasanya dia lontarkan pada putra wanita itu.“Seperti barang barunya, Bu.” Albert dengan cepat membantu temannya dengan senyuman lembut yang diarahkan kepada ibu tersayangnya. Dia menghampirinya dan mencium pipinya. “Selamat pagi, ibuku yang cantik,” katanya.Wanita itu membalas kasih sayang putranya dan mengundang mereka untuk duduk bersamanya. Max juga duduk s

  • Kembalilah Padaku   Bab 444

    Kisah Williams muda dimulai bertahun-tahun yang lalu, ketika dia masih tidak dapat memahami ayahnya dan kehidupan rumit yang dia jalani sebagai miliarder berpengaruh.Ketika Albert terbangun di pagi itu, dia berguling-guling di ranjang besarnya dengan malas, sudah membayangkan bagaimana harinya akan berlalu—membosankan seperti biasa. Dia bangkit sambil menggeram, beranjak membersihkan dirinya, dan mengambil kesempatan untuk berendam dengan santai. Garam mandi membuat tempat itu senyaman ranjangnya. Setelah beberapa menit, dia berhenti di depan cermin besar di dalam kamar mandinya di depan wastafel untuk membasuh wajahnya.Dia mengamati wajahnya. Rambutnya masih basah, ada lingkaran hitam menutupi matanya karena tidak tidur dengan teratur, mata kehijauannya terlihat lelah, dan bibirnya gemetar, masih memandang bayangannya di cermin. Kehidupan itu terlalu melelahkan baginya dan dia baru berusia 25 tahun. Itu berarti dia ingin bepergian keliling dunia, menikmati masa mudanya yang singka

  • Kembalilah Padaku   Bab 443

    LauraAku mengamati Layla pergi dan hatiku hancur. Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia adalah sahabatku, tapi setelah waktu yang kami habiskan, bekerja bersama dan mengembangkan perusahaan ini, tentu saja aku merasakan keterikatan emosional dengannya. Lagi pula, aku sedang membicarakan Layla.Kemudian, aku menghela napas pasrah, merasa kasihan tentang apa yang sedang dia lalui. Aku tahu dia benar-benar mencintai Gideon, tapi apa gunanya gairah dan cinta jika itu tidak terbalas dan jika hubungan itu beracun?Bukannya aku tidak mau melihat dia bahagia dengan pria yang dia cintai, tapi masalahnya adalah Gideon lebih menghancurkan Layla dibandingkan membantunya. Namun, segala hal yang harus kulakukan sudah kulakukan. Aku sudah memberikan saranku. Jika Layla tidak mau mendengarnya, maka itu bukan masalahku lagi. Aku hanya bisa menyesal melakukan itu.“Dia benar-benar mengatakan hal-hal itu padamu di depan istrinya sendiri?” komentar Jason, terlihat terkejut. Saat itu sedang jam makan si

  • Kembalilah Padaku   Bab 442

    LaylaSebut saja aku gila karena membuka jalan bagi mantan suamiku untuk berbicara dengan suamiku lagi seperti ini, tapi aku tahu Gideon hanya akan mendengarkan aku jika Laura berbicara padanya dulu. Aku harus mencoba lagi, aku tidak akan kalah seperti ini.“Jadi, Laura, maukah kamu melakukan ini untukku?” tanyaku dengan suara yang takut-takut. Dia berhak menolak permintaanku. Lagi pula, berbicara dengan Gideon lagi bisa saja menjadi pemicu baginya, belum lagi itu sangat tidak nyaman.Aku melihat dia mengembuskan napas. “Entahlah, Layla … aku bahkan tidak memiliki nomor ponselnya lagi.” Dia mencoba menghindar, tapi aku langsung mengangkat tanganku dengan ponselku.“Aku punya! Aku akan memberikannya padamu, tolong telepon dia saja. Aku di sini memintamu sebagai istri yang khawatir, Laura. Aku mengkhawatirkan suamiku,” pintaku. Kalau aku harus menangis, aku akan menangis juga, aku sudah tidak peduli lagi.“Tidak apa-apa, Layla. Aku akan bicara padanya,” katanya, akhirnya menyerah. A

  • Kembalilah Padaku   Bab 441

    LaylaKeesokan paginya, aku bersiap-siap, siap untuk membuat beberapa perubahan dalam situasi menyakitkan yang sedang kulalui. Merasa terancam dan takut oleh kesempurnaan Laura, aku mengenakan gaunku yang paling mahal, supaya aku tidak terlalu merasa malu dan supaya aku berpikir bahwa kendati segala hal yang sedang terjadi, setidaknya sekarang aku memiliki uang untuk dibuang-buang dan aku tidak lagi mengenakan pakaian murah seperti yang dulu biasanya kupakai.Aku akan menemui Laura di kantornya. Aku telah menghubungi beberapa karyawan di sana, teman-teman lama, terutama karena aku menghabiskan bertahun-tahun bekerja di tempat itu dan menjalin pertemanan yang bertahan lama. Beberapa orang menyebutku pengkhianat karena aku berakhir menikahi seorang pria yang sebelumnya merupakan kekasih bosku, tapi beberapa dari mereka mendukungku dan memercayai cinta yang kurasakan untuk Gideon. Lagi pula, aku tidak membiarkan pendapat mereka memengaruhiku.Namun, aku benar-benar tidak ingin Laura me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status