Share

Bab 105

Author: Meminger
”Apa kamu bilang? Apakah kamu serius bertanya hal itu? Sungguh, Laura, kurangnya ambisimu terkadang membuatku terkejut,” katanya, menggelengkan kepalanya.

“Aku ambisius, Jason,” jawabku.

“Ternyata tidak seambisius itu,” katanya, terkekeh. “Aku tidak bisa membiarkan wanita itu mengambil semuanya yang merupakan milikku seperti itu. Aku akan menjadi orang bodoh kalau begitu,” katanya.

“Kamu sudah menjadi orang bodoh karena menandatangani persetujuan itu. Jangan lupakan itu.” Aku mencoba mengingatkannya.

“Itu adalah masa-masa kelamku,” ujarnya.

“Namun, itu tidak membuatmu menjadi tidak bodoh,” ujarku balik.

Dia terkesiap, tampak ditidakadili. “Kenapa kamu menuduhku seperti itu?” tanyanya.

“Aku hanya ingin kita segera menyelesaikan permasalahan ini,” kataku.

“Aku sudah bilang padamu kalau aku akan mencari cara, tunggulah sedikit lagi. Lalu, hindari bertemu dengan wanita itu sebisa mungkin karena ternyata, dia mampu membuatmu percaya bahwa dia adalah orang yang benar,” katanya, terli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 106

    LauraNafasku menjadi tidak teratur karena sentuhannya. Merasakan tangannya mengelus tubuhku dengan penuh apresiasi, hidungnya sibuk mengendus kulitku, dan tangannya yang menarikku untuk mendekat padanya membuatku menutup mataku dan terengah-engah. Aku bisa merasakan badannya yang kokoh seperti tembok di belakangku, begitu pas di tubuhku, lengannya menopangku seolah aku berada di sebuah sarang. Aku merasa bisa mengiyakan hal gila apa pun yang dia sarankan saat itu, tapi kami diganggu.“Nyonya Laura! Untunglah Anda sudah kembali,” kata sebuah suara yang bersemangat yang muncul di pintu masuk lorong. Itu adalah Maryam, juru masak rumah dulu. Dia mundur, merasa malu ketika dia menyadari momen memalukan yang sedang terjadi di antara aku dan Jason. “Oh, mafkan saya… Maafkan saya, saya akan pergi!” Dia meminta maaf, benar-benar merasa malu.“Oh, tidak, tidak usah pergi,” kataku, sudah menjauh dari Jason dan menenangkan diriu sendiri.“Saya benar-benar meminta maaf. Saya tidak berniat men

  • Kembalilah Padaku   Bab 107

    Laura“Akan kuberi tahu apa yang membuatku merana, Laura. Aku merindukanmu, terbangun sendirian di ranjang ini dan tidak mendapati dirimu berada di sampingku setiap pagi. Apakah terlalu berlebihan jika aku ingin semuanya kembali seperti dulu?” tanyanya, masih terduduk di ranjang, menghadapku.“Kamu tahu aku memiliki tujuan lainnya di kehidupanku dari yang kamu ketahui, Jason,” jawabku.“Aku tahu itu, tapi hari ini kamu menyarankan bahwa aku menerima kehilangan segalanya untuk bersama denganmu, tapi kamu juga tidak bersedia untuk memberikan keseluruhan dirimu padaku,” ujarnya.“Tidak juga, Jason,” kataku.“Kamu mencintaiku lebih dari apa pun, benar? Jadi, kenapa kamu terus melawanku dan cinta yang kamu miliki dalam dirimu?” tanyanya. Aku tidak bisa menjawab. Aku hanya menelan ludah, menatap ke lantai. Jason bangkit sambil menghela nafas dan menghampiriku, begitu dekat denganku dan menatapku. Aku menengadahkan kepalaku untuk menatapnya. Jari-jarinya menyentuh wajahku dan mengusap pi

  • Kembalilah Padaku   Bab 108

    Laura“Apakah kalian akan mengadopsi seorang bayi? Wah, berita yang baik!” seruku dalam panggilan dengan Fia. Dia sudah meninggalkan klinik dan pulang ke rumahnya dengan aman dan sekarang memberi tahu berita tersebut padaku bahwa Tama dan dia telah memutuskan untuk mengadopsi seorang anak.“Luar biasa, ‘kan? Kami akan memiliki dua anak dan kami akan menyaksikan mereka tumbuh besar bersama,” katanya di ujung telepon, bersemangat.Aku mengedipkan mataku berkali-kali, mencoba menyambungkan informasi tersebut. Ada masalah yang Tama beri tahu padaku di klinik itu dan ada kemungkinan besar bahwa Fia akan meninggalkannya jika dia mengetahui hal tersebut, dan di tengah-tengah semua hal itu, memiliki seorang anak lainnya bukanlah hal yang bijaksana.“Aku senang mendengarnya, sayang. Jaga dirimu, oke?” kataku, mendoakan yang terbaik untuknya.“Aku akan menjaga diriku. Kamu juga jaga dirimu, oke?” katanya.“Iya, sayang. Sampai jumpa lagi,” kataku berpamitan padanya.“Sampai jumpa lagi, Lau

  • Kembalilah Padaku   Bab 109

    Aku tersenyum padanya, lalu menandatangani bagian yang harus kutandatangani. “Baik, terima kasih,” kata pengacara itu, mengambil kembali dokumen-dokumennya.“Lalu, siapa yang akan menjadi pemilik barunya? Apakah dia perempuan atau laki-laki?” tanyaku ingin tahu dan Richard mengangkat bahunya, masih acuh tak acuh.“Aku baru menghubungi pengacaranya, tapi yang jelas dia akan memperkenalkan dirinya pada semua orang hari ini dan aku akan menyerahkanmu di tangan yang baik sebelum dia pergi,” katanya.Jadi, karena kami harus menunggu pria ini tiba, kami membicarakan mengenai situasi perusahaan saat ini, proyek-proyek yang sedang dilaksanakan, dan bahkan para karyawan dengan santai. Aku menyadari bahwa Richard hendak beranjak untuk membuat kopi dan aku memutuskan untuk berbicara dengannya secara pribadi.“Jadi, apakah kamu akan berangkat ke Bali?” tanyaku ketika aku menghampirinya dan dia menatapku sambil tersenyum dan menawarkanku segelas kopi.“Di sana akan sangat menyenangkan, bukanka

  • Kembalilah Padaku   Bab 110

    SuzyAku sedang memakai lipstik merah di hadapan cermin kamar hotel yang telah dipesan oleh klienku untuk malam itu. Terkadang, aku menerima beberapa pekerjaan yang membayarku dengan besar dan pria ini tidak masalah untuk menghabiskan uang, yang merupakan hal yang menguntungkan bagiku.Aku meluruskan rambut cokelatku yang tergerai sampai ke pundakku, menyoroti belahanku dan mengenakan gaun merah minim yang ketat sepanjang bagian tengah pahaku. Aku terlihat cantik dan tentunya para pria tidak berpikir dua kali untuk mengajakku kencan, tapi aku hanya bersedia menerimanya jika ada uang yang terlibat.Aku tidak merasa malu sedikit pun dengan apa yang aku lakukan, terutama karena aku telah tumbuh besar di jalanan dan aku harus melakukan apa pun untuk bertahan hidup. Aku meninggalkan kamar mandi dan beranjak ke kamar, melihat bahwa pria itu masih terduduk di ranjang, tapi sudah berpakaian. Dia tampan, terlihat terawat, dan mengenakan setelan jas mahal itu, tipe pria yang tidak setiap hari

  • Kembalilah Padaku   Bab 111

    SuzyAku sedang mengosongkan isi perutku di toilet di sebuah sekolah dasar. Itu adalah sekolah swasta yang hanya dihadiri oleh anak-anak dari keluarga elit. Seminggu lewat beberapa hari yang lalu, aku mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan di sekolah itu. Tentu saja aku tidak memiliki referensi untuk melakukan pekerjaan itu selain hanya menyelesaikan pendidikan utama, tapi aku telah memuaskan direkturnya dan dia menerimaku untuk bekerja di sana. Namun, tidak ada satu pun yang mengetahui apa niatanku sebenarnya ketika aku ingin bekerja di sana.Itu adalah tempat belajar gadis yang harus aku culik. Dia adalah anak kecil yang berumur sekitar enam tahun dan seorang wanita elegan selalu datang untuk mengantarnya ketika kelas akan dimulai dan menjemputnya ketika kelasnya berakhir, jadi aku berakhir menyadari bahwa wanita elegan itu adalah ibu dari anak itu. Aku juga menyadari bahwa banyak sekali pekerja di sekolah itu, terutama karena anak-anak yang menghadiri sekolah itu memiliki orang tua

  • Kembalilah Padaku   Bab 112

    SuzySangat dilarang untuk merokok di hadapan anak-anak di sekolah itu, jadi staf yang ingin merokok harus pergi ke halaman ketika tidak ada anak-anak di sana atau masuk ke dalam mobil mereka supaya mereka bisa merokok tanpa dilihat siapa pun, tapi aku terlalu gugup untuk mengikuti peraturan itu sekarang.Aku sedang berjalan bolak-balik di dalam gimnasium itu, menunggu Anna untuk datang dan menemuiku seperti yang telah kubilang padanya untuk datang ketika kita di kafetaria, tapi dia cukup terlambat dan aku hanya memiliki sisa waktu sedikit sebelum jam istirahat berakhir.“Astaga, di mana bocah itu?” umpatku pada diriku sendiri seraya mencari-carinya dengan mataku. Itu adalah saat yang tepat bagiku untuk meninggalkan sekolah itu dengan gadis itu tanpa diketahui seseorang. Aku selalu berhati-hati beberapa jam belakangan, sampai ke rincian terkecil. Aku tahu bahwa di belakang gimnasium itu tidak ada kamera dan temboknya mudah untuk dipanjat karena kelalaian mereka, para petugas kebersi

  • Kembalilah Padaku   Bab 113

    Aku menghela nafas dan masuk ke mobil juga, pergi dari sana secepat mungkin.**** Gadis itu benar-benar anak yang banyak bicara, dia membicarakan semua hal dan semua orang, tidak menyadari sedikit pun betapa gugupnya aku.“Agak aneh akan ada Papa di taman hiburan bersamaku dan Mama karena dia selalu bilang kalau dia tidak punya waktu. Dia memiliki perusahaan yang besar dan memiliki banyak karyawan. Dia bilang suatu hari aku akan bekerja dengannya, tapi aku tidak suka memakai pakaian orang-orang yang dikenakan karyawan di kantornya. Aku ingin gaun merah muda. Mama bilang aku bisa menjadi apa pun yang aku inginkan ketika aku sudah besar. Kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan, Suzy,” ocehnya.Aku makin merasa tidak enak badan, rasa mual membuat wajahku berubah menjadi hijau. Aku harus memberhentikan mobil di sisi jalan, membuka pintu mobil, dan mengeluarkan makan siang yang tadi kumakan.“Apakah kamu baik-baik saja, Suzy?” tanya gadis itu dan aku memutar bola mataku, mengelap

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 515

    AnnaAku sedang bersandar di toilet kamar kecil itu, memuntahkan semua yang telah kumakan hari itu. Aku mual dan seluruh tubuhku gemetar, merasa sangat buruk. Aku seharusnya benar-benar tidak minum alkohol sebanyak itu.Lalu, aku mendengar ketukan di pintu bilik. “An, apakah kamu butuh bantuan?” Itu adalah Panca. Dia berada di sisi lain pintu, mengkhawatirkan aku.“Tunggu sebentar. Aku akan keluar,” kataku dengan suara yang tercekat. Aku menyiram toiletnya dan hampir pingsan di lantai. Saat itu sudah pagi. Panca dan aku sedang berada di dalam klub malam, mencoba bersenang-senang. Aku telah memintanya melakukan itu karena aku ingin melupakan masalah-masalah si*lanku, tapi rupanya aku tidak cukup kuat untuk minum alkohol sebanyak itu dalam sekali minum.“Kalau kamu butuh aku, teriak saja,” kata Panca lagi. Dia mengkhawatirkan aku.Aku menghela napas berat dan meninggalkan bilik, beranjak ke wastafel untuk mencuci wajahku. “Ini adalah kamar kecil wanita. Kamu tidak boleh ada di sini,

  • Kembalilah Padaku   Bab 514

    LauraAku duduk di ranjangku sambil memandang ponsel di tanganku. Aku sedang menelepon Anna lagi, setelah ratusan panggilan yang kucoba lakukan. Dia menolak menjawab semua panggilan teleponku. Ponsel dia di luar jangkauan, tapi aku tetap menelepon karena jika tidak, aku akan merasa benar-benar tidak berguna.Aku belum melakukan apa-apa sejak Anna pergi. Berhari-hari telah berlalu dan Anna belum pulang. Kami bahkan tidak bisa menemukan dia. Meskipun kami memiliki kuasa dan pengaruh yang besar, itu semua terlihat tidak berguna ketika berurusan dengan menemukan seseorang yang tidak ingin ditemukan. Tampaknya, Anna berusaha keras sekali untuk tidak ditemukan.Aku meletakkan ponselku di pojokan ranjangku dan menghela napas dengan bahu yang merosot ke depan, merasa sangat kehilangan arah. Ini tampaknya terlalu kejam. Cara putriku bertingkah tidak normal, setidaknya tidak bagi anak perempuan yang jatuh cinta dan pada umumnya membuat keputusan buruk atas nama cinta. Anna mungkin mencintai a

  • Kembalilah Padaku   Bab 513

    AnnaPanca dan aku harus meninggalkan hotel itu karena orang-orang yang dikirimkan ayahku sudah hampir sampai di pintu kami dengan niat untuk menangkap kami.“Bagaimana mereka bisa menemukan kita?” tanya Panca, gundah, seraya dia dan aku berlari pergi dari penginapan itu.Aku juga sangat kebingungan. Aku yakin kami tidak meninggalkan apa-apa. Kami berlari dan bersembunyi di balik sebuah gang, melihat bawahan-bawahan ayahku berlari ke arah yang berlawanan tanpa mengetahui bahwa kami ada di balik pojokan itu.“Apakan mereka akan kembali?” tanyaku, melihat orang-orang itu menghilang.“Jika mereka berhasil menemukan kita di sini, aku yakin mereka akan menemukan kita lagi,” ujar Panca. “Sepertinya ada yang kita lewatkan ….” Dia berpikir, lalu dia menoleh ke arahku dan mulai meraba-rabaku.“Hei! Apa yang kamu lakukan?’ tanyaku, terkejut dengan cara dia merogoh-rogoh tubuhku.“Pasti ada GPS pada dirimu. Itu akan menjelaskan segalanya,” katanya, meraih tasku, membuka ritsletingnya, dan

  • Kembalilah Padaku   Bab 512

    AnnaPanca dan aku berakhir harus pergi ke sebuah penginapan karena saat itu sudah larut malam dan orang-orang yang dikerahkan ayahku tersebar ke seluruh penjuru kota. Kami harus tetap bersembunyi dan menunggu orang-orang itu pergi supaya mereka bisa memberikan kami minuman agar kami bisa melanjutkan perjalanan kami.Ruangan itu biasa saja dengan dekor kasar dan dua kasur di tengah. Karena uang kami menipis, kami tidak bisa pergi ke tempat yang lebih baik. Bukan hanya itu, jika kami melakukan itu, kami bisa menarik perhatian. Begitu kami tiba di sana, Panca langsung mengintip melalui gorden jendela.“Bisakah kamu melihat mereka?” tanyaku, masih ketakutan. Ingatan tentang apa yang terjadi di taman masih segar di dalam diriku.“Sayangnya tidak,” jawab Panca sambil masih melihat-lihat. “Kita berhasil melarikan diri dari mereka. Namun, kita sebaiknya pergi dari kota ini sesegera mungkin.”Aku menghela napas sambil mengangguk dan duduk dengan berat di ranjang, merasa lelah dan kehabisa

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status