Saat adik-adikku suksesPart 52Dalam keadaannya yang tengah sakit, Farman berusaha mengurus bayi yang baru berusia 8 bulan itu, tanpa bantuan dari Yuyun, karena Yuyun sama sekali tidak mau menyentuhnya, mungkin dia tidak akan mau menerima karena anak itu merupakan hasil perselingkuhan suaminya dengan wanita lain.Farman menyesal, mengapa uang hasil penjualan motor dia berikan semuanya pada Yuyun tanpa menyisakan satu rupiah pun untuk dirinya sendiri.Berkali-kali dia memohon pada Istrinya meminta dibelikan susu formula namun ditolak, alasannya karena yang mencari uang adalah Yuyun."Ya sudah, mana hasil penjualan motor, aku minta satu juta saja, untuk beli susu dan modal aku usaha," Farman memohon."Gak ada, uang yang sudah kamu kasih, pantang hukumnya kalau aku harus mengembalikannya lagi, lagian orang sakit sepertimu mau usaha apa? yang ada orang-orang jijik!" Yuyun menghina keadaan suaminya."Ayolah Yuyun, aku mohon, belikan susu formula untuk bayi ini.""Gak sudi, kalau mau bel
Saat adik-adikku suksesPart 53Hilda kembali ke rumah orang tuanya.Setelah bertarung dengan rasa egonya sendiri, akhirnya Hilda mengalah, demi keselamatan dirinya juga janin yang ada dalam rahimnya, karena Bidan dan Dokter kandungan yang terakhir dia kunjungi menyarankan agar melahirkan di rumah sakit.Rumah bedeng yang ia tinggali bersama Lukman sangat jauh dengan fasilitas kesehatan, jangankan rumah sakit, untuk ke Puskesmas saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan rumah orang tuanya yang berada di pusat kota dan sangat strategis, ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap hanya perlu waktu lima menit saja.Hilda sudah menghubungi Ibunya minta dijemput, dia pun sudah menceritakan bagaimana kondisi kehamilannya yang berisiko."Kata Ibu juga apa, kamu sih ngeyel," ucap Bu Lastri yang merasa menang karena Hilda akhirnya pulang."Aku tidak tahu akan seperti ini Ma."Bu Lastri sudah berjanji akan datang menjemput Hilda esok hari, meskipun hanya akan datang bersama sop
Saat adik-adikku suksesPart 54"Loh, Mbak Nurma kenapa nangis?" tanya Mbak Tina yang baru saja tiba."Aku capek Mbak, kenapa orang itu tega ngelakuin ini lagi, bahkan lebih parah."Mbak Tina memandang sekitar, ternyata benar manusia jahil itu membuat kekacauan lebih parah dari kemarin."Udah ya Mbak Nurma tenang aja, semuanya biar aku yang beresin."Mbak Tina dengan sigap menyapu sampah yang berserakan sampah bersih. Tanpa ada rasa jijij dia pun membuang kotoran-kotoran yang berceceran, tidak lupa dia menyemprotkan air sabun di halaman, agar aroma tidak sedap itu hilang."Udah beres Mbak, ayo kita mulai buka laundrynya dengam Bismillah, semoga lebih baik dari kemarin," ucap Mbak Tina.Nurma merasa tidak berenergi, sehingga Mbak Tina harus mengeluarkan tenaga kembali membuka rolling door."Mbak coba lihat cctv tadi malam, pengen tahu aku siapa pelakunya," ucap Mbak Tina."Sebentar ya!'Nurma pun memutar video rekaman tadi malam, dari monitor terlihat tiga orang menggunakan penutup waj
Saat adik-adikku suksesPart 55Farman sangat berubah, dia dulu sangat angkuh, merasa paling kaya karena bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dengan mudah. Dan kini roda kehidupannya sedang berada di bawah, jangankan untuk sombong pada orang lain, oleh istrinya sendiri saja dia tidak dihargai.Hari ini untuk pertma kalinya dia keluar rumah membawa Susan dan Sopia, dia terpaksa membawa mereka karena Yuyun tidak mungkin bisa di andalkan apalagi menjaga Sopia.Seperti adegan dalam televisi yang menceritakan adzab seseorang, itulah persis yang di alami Farman sekarang.Tanpa rasa lelah, dia terus mendorong kereta bayi dan menuntun Susan anak pertamanya.Sudah jauh mereka berjalan belum ada satu pun yang berniat menggunakan jasa yang Farman tawarkan, yaitu pangkas rambut keliling. Mungkin karena Farman melakukan hal yang cukup aneh. Biasanya orang lain akan menyewa tempat untuk membuka jasa pangkas rambut dan pelanggan akan datang dengan sendirinya, tidak seperti Farman."Eh Farman? kamu b
Saat adik-adikku suksesPart 56Hilda sudah melahirkan dengan proses operasi caesar, dan Lukman belum mengetahui hal ini. Bayi mereka harus mendapat perawatan khusus karena lahir belum cukup bulan atau biasa disebut prematur.Setelah operasi selesau dilakukan, Hilda langung masuk ruang ICU karena kondisinya tidak stabil pasca operasi.Dokter menjelaskan kondisi Hilda bisa seperti ini salah satunya karena setres, mungkin karena Hilda terlalu memikirkan dan sangat merindukan suaminya, Lukman.Pak Andri menyalahkan Bu Lastri atas apa yang terjadi pada Hilda kini. "Ma, udahlah. Lukman itu cinta sejatinya Hilda, dia gak akan bahagia kalau harus pisah dari Lukman!""Papa gak asik, emang Papa mau punya menantu yang tidak memiliki masa depan seperti Lukman? minimal suami Hilda harus selevel dengan kita!""Hanya karena keegoisan Mama ini, nyawa Hilda menjadi taruhannya, kalau Hilda sampai tidak selamat, sampai kapanpun Papa gak akan maafin Mama.""Kok gitu sih Pa? ingat Pa, Mama ini yang mela
Saat adik-adikku suksesPart 57"Apa-apaan kamu Yuyun? bagaimana ceritanya aku sebagai pemilik diusir dari rumahku sendiri?" Farman geram, biasanya dia selau berusaha sabar namun kali dia tidak bisa lagi menahan amarahnya."Apa? aku tidak salah dengar ini? kamu bilang kamu pemilik rumah ini?""Ya benar, ini rumah warisan dari kedua orang tuaku!""Hahahahaha," Yuyun terkekeh."Terserah! tapi yang jelas sertifikat rumah ini sudah atas namaku!" sambung Yuyun."Bagaimana bisa Yuyun? kamu pikir aku ini bodoh? apakah semudah itu merubahnya?""Kamu memang pintar, tapi aku lebih pintar darimu, lihat ini!" Yuyun menunjukkan sertifikat rumah yang nama pemiliknya sudah berubah.Tertulis nama Yuyun Sulastri dengan jelas, dan secara hukum dialah pemilik dari rumah ini. Meskipun rumah ini merupakan warisan dari kedua orang tua Farman.Farman berusaha mengambil sertifikat, dan sekuat tenaga Yuyun kembali menguasai map berwarna hijau muda tersebut.Susan yang sudah memahami apa yang sedang terjadi pa
Saat adik-adikku suksesPart 58Sejak hari itu Mala menjadi murung, dia tidak berani lagi pergi. Dewi merasa kesal dengan keberadaan kakakknya itu karena tidak menghasilkan apapun."Heh, sampai kapan kamu rebahan mulu? keluar sana cari makanan!" Mala bergeming, dia membalik tubuhnya membelakangi Dewi."Ih ni orang dasar gila ya! orang lagi ngomong malah di punggungin!" Dewi kesal."Yang gila itu kamu, udau tahu Kakakmu itu sakit malah disuruh-suruh!'"Ya mau gimana lagi Bu? aku bosan makan nasi sama air putih doang, pengen ngemil kali-kali.""Kamu kerja dong, keluar jadi tukang buruh cuci, tukang gosok, atau apalah!""Hah? aku ini sarjana Bu, masa sarjana jadi tukang buruh cuci.""Sarjana tapi bodoh!""Ibu ini aneh ya, gak bisa gitu lisan Ibu ngomong yang benar sama anak!""Kalau Ibu yang jadi buruh cuci gimana? kan Ibu udah tua, biasanya kan yang kerja begituan kebanyakan seumuran Ibu!" usul Dewi."Kamu tega? Ibu ini sudah tua, waktunya istrirahat, menikmati hidup. Bukan harus kelel
Saat adik-adikku suksesPart 59Bayu, laki-laki yang sudah membuat jiwa Mala terguncang akhirnya menuai apa yang telah dia tabur. Dia merasakan luka yang sama persis seperti yang dialami Mala.Calon istrinya yang merupakan bidan desa tiba-tiba mengirim pesan mengatakan bahwa acara pernikahan yang akan digelar esok hari tidak bisa dilanjutkan.[Sepertinya pernikahan kita harus gagal] [Jangan bercanda sayang, beberapa jam lagi kita akan resmi menjadi suami istri][Gak tahu kenapa aku jadi ragu sama kamu][Kenapa ragu? bukankah kita sudah yakin sejak awal? proses sampai di titik ini gak mudah loh][Aku tahu, tapi gimana ya orang tuaku juga keberatan, apalagi saat tahu mahar yang akan kamu berikan cuma lima juta][Loh, itu kan kesepakatan kita bersama?][Pas bahas soal mahar waktu itu, sebenarnya orang tuaku udah gak setuju. Tapi mau minta lebih gak enak][Terus maunya gimana? ini sudah beberapa jam lagi loh? harusnya bahas yang kayak gini dari jauh-jauh hari][Aku mau maharnya di tamb