Saat adik-adikku suksesPart 50Hilda menghitung uang yang diberikan Ibunya, jumlahnya cukup banyak lebih dari sepuluh juta rupiah.Saat Lukman libur, dia ingin mengajak suaminya itu pergi ke dokter spesialis untuk menemaninya memeriksakan kandungan.Jatah libur Lukman hanya sehari dalam satu minggu yaitu setiap hari senin.Hilda menyimpan uang itu dan mengambilnya sebagian untuk membayar bon dan berbelanja semua kebutuhan dari bahan makanan sampai urusan kebersihan."Mau apa ke sini? udah gak nerima bon lagi, hutangmu sudah banyak!" baru saja tiba, Hilda sudah mendapat sambutan kurang mengenakan dari pemilik warung."Hutangku semuanya berapa?""Malas ngitung, nanti aja kalau mau bayar!""Saya mau bayar sekarang!""Emang punya duit? ini belum waktunya suami kamu gajian.""Jumlahkan saja, untuk uang itu urusanku, tidak perlu mengaitkan dengan hari gajian suami.""Alah, kayak yang benar aja!"Pemilik warung mencari nama Hilda dari buku catatan hutang, dia menghitung berapa jumlah yang h
Saat adik-adikku suksesPart 51Keadaan bayi DewiBu Ratri hanya bisa pasrah melihat tubuh mungil itu mengejang, tidak ada yang bisa dia lakukan selain berdoa semoga cucu keduanya ini kembali sehat."Gak usah heboh lah Bu, biarin aja. Kita emang punya duit buat bawa dia ke rumah sakit? lagian udah tahu lahir dalam keadaan kayak gini kenapa harus banyak tingkah kejang segala, baru lahir udah caper!" Dewi berujar saat Ibunya tengah panik."Diam kamu Dewi!" Bu Ratri membentaknya.Beruntung, kejangnya tidak lama. Saat tubuhnya kembali seperti biasa bayi itu langsung menangis kencang."Ayo Dewi, susuin anakmu ini, kalau asinya keluar dada sama punggung kamu tidak akan sakit lagi," Bu Ratri membujuk Dewi."Gak mau, gak apa-apa dadaku sakit, yang penting bentuk tubuhku tidak rusak karena menyusui."Bu Ratri sadar, anak nomor tiganya ini memang paling keras kepala.Tidak tega melihat cucunya kehausan, Bu Ratri mencelupkan kain bersih ke dalam air putih lalu meneteskannya pada mulut bayi, kare
Saat adik-adikku suksesPart 52Dalam keadaannya yang tengah sakit, Farman berusaha mengurus bayi yang baru berusia 8 bulan itu, tanpa bantuan dari Yuyun, karena Yuyun sama sekali tidak mau menyentuhnya, mungkin dia tidak akan mau menerima karena anak itu merupakan hasil perselingkuhan suaminya dengan wanita lain.Farman menyesal, mengapa uang hasil penjualan motor dia berikan semuanya pada Yuyun tanpa menyisakan satu rupiah pun untuk dirinya sendiri.Berkali-kali dia memohon pada Istrinya meminta dibelikan susu formula namun ditolak, alasannya karena yang mencari uang adalah Yuyun."Ya sudah, mana hasil penjualan motor, aku minta satu juta saja, untuk beli susu dan modal aku usaha," Farman memohon."Gak ada, uang yang sudah kamu kasih, pantang hukumnya kalau aku harus mengembalikannya lagi, lagian orang sakit sepertimu mau usaha apa? yang ada orang-orang jijik!" Yuyun menghina keadaan suaminya."Ayolah Yuyun, aku mohon, belikan susu formula untuk bayi ini.""Gak sudi, kalau mau bel
Saat adik-adikku suksesPart 53Hilda kembali ke rumah orang tuanya.Setelah bertarung dengan rasa egonya sendiri, akhirnya Hilda mengalah, demi keselamatan dirinya juga janin yang ada dalam rahimnya, karena Bidan dan Dokter kandungan yang terakhir dia kunjungi menyarankan agar melahirkan di rumah sakit.Rumah bedeng yang ia tinggali bersama Lukman sangat jauh dengan fasilitas kesehatan, jangankan rumah sakit, untuk ke Puskesmas saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan rumah orang tuanya yang berada di pusat kota dan sangat strategis, ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap hanya perlu waktu lima menit saja.Hilda sudah menghubungi Ibunya minta dijemput, dia pun sudah menceritakan bagaimana kondisi kehamilannya yang berisiko."Kata Ibu juga apa, kamu sih ngeyel," ucap Bu Lastri yang merasa menang karena Hilda akhirnya pulang."Aku tidak tahu akan seperti ini Ma."Bu Lastri sudah berjanji akan datang menjemput Hilda esok hari, meskipun hanya akan datang bersama sop
Saat adik-adikku suksesPart 54"Loh, Mbak Nurma kenapa nangis?" tanya Mbak Tina yang baru saja tiba."Aku capek Mbak, kenapa orang itu tega ngelakuin ini lagi, bahkan lebih parah."Mbak Tina memandang sekitar, ternyata benar manusia jahil itu membuat kekacauan lebih parah dari kemarin."Udah ya Mbak Nurma tenang aja, semuanya biar aku yang beresin."Mbak Tina dengan sigap menyapu sampah yang berserakan sampah bersih. Tanpa ada rasa jijij dia pun membuang kotoran-kotoran yang berceceran, tidak lupa dia menyemprotkan air sabun di halaman, agar aroma tidak sedap itu hilang."Udah beres Mbak, ayo kita mulai buka laundrynya dengam Bismillah, semoga lebih baik dari kemarin," ucap Mbak Tina.Nurma merasa tidak berenergi, sehingga Mbak Tina harus mengeluarkan tenaga kembali membuka rolling door."Mbak coba lihat cctv tadi malam, pengen tahu aku siapa pelakunya," ucap Mbak Tina."Sebentar ya!'Nurma pun memutar video rekaman tadi malam, dari monitor terlihat tiga orang menggunakan penutup waj
Saat adik-adikku suksesPart 55Farman sangat berubah, dia dulu sangat angkuh, merasa paling kaya karena bisa menghasilkan uang jutaan rupiah dengan mudah. Dan kini roda kehidupannya sedang berada di bawah, jangankan untuk sombong pada orang lain, oleh istrinya sendiri saja dia tidak dihargai.Hari ini untuk pertma kalinya dia keluar rumah membawa Susan dan Sopia, dia terpaksa membawa mereka karena Yuyun tidak mungkin bisa di andalkan apalagi menjaga Sopia.Seperti adegan dalam televisi yang menceritakan adzab seseorang, itulah persis yang di alami Farman sekarang.Tanpa rasa lelah, dia terus mendorong kereta bayi dan menuntun Susan anak pertamanya.Sudah jauh mereka berjalan belum ada satu pun yang berniat menggunakan jasa yang Farman tawarkan, yaitu pangkas rambut keliling. Mungkin karena Farman melakukan hal yang cukup aneh. Biasanya orang lain akan menyewa tempat untuk membuka jasa pangkas rambut dan pelanggan akan datang dengan sendirinya, tidak seperti Farman."Eh Farman? kamu b
Saat adik-adikku suksesPart 56Hilda sudah melahirkan dengan proses operasi caesar, dan Lukman belum mengetahui hal ini. Bayi mereka harus mendapat perawatan khusus karena lahir belum cukup bulan atau biasa disebut prematur.Setelah operasi selesau dilakukan, Hilda langung masuk ruang ICU karena kondisinya tidak stabil pasca operasi.Dokter menjelaskan kondisi Hilda bisa seperti ini salah satunya karena setres, mungkin karena Hilda terlalu memikirkan dan sangat merindukan suaminya, Lukman.Pak Andri menyalahkan Bu Lastri atas apa yang terjadi pada Hilda kini. "Ma, udahlah. Lukman itu cinta sejatinya Hilda, dia gak akan bahagia kalau harus pisah dari Lukman!""Papa gak asik, emang Papa mau punya menantu yang tidak memiliki masa depan seperti Lukman? minimal suami Hilda harus selevel dengan kita!""Hanya karena keegoisan Mama ini, nyawa Hilda menjadi taruhannya, kalau Hilda sampai tidak selamat, sampai kapanpun Papa gak akan maafin Mama.""Kok gitu sih Pa? ingat Pa, Mama ini yang mela
Saat adik-adikku suksesPart 57"Apa-apaan kamu Yuyun? bagaimana ceritanya aku sebagai pemilik diusir dari rumahku sendiri?" Farman geram, biasanya dia selau berusaha sabar namun kali dia tidak bisa lagi menahan amarahnya."Apa? aku tidak salah dengar ini? kamu bilang kamu pemilik rumah ini?""Ya benar, ini rumah warisan dari kedua orang tuaku!""Hahahahaha," Yuyun terkekeh."Terserah! tapi yang jelas sertifikat rumah ini sudah atas namaku!" sambung Yuyun."Bagaimana bisa Yuyun? kamu pikir aku ini bodoh? apakah semudah itu merubahnya?""Kamu memang pintar, tapi aku lebih pintar darimu, lihat ini!" Yuyun menunjukkan sertifikat rumah yang nama pemiliknya sudah berubah.Tertulis nama Yuyun Sulastri dengan jelas, dan secara hukum dialah pemilik dari rumah ini. Meskipun rumah ini merupakan warisan dari kedua orang tua Farman.Farman berusaha mengambil sertifikat, dan sekuat tenaga Yuyun kembali menguasai map berwarna hijau muda tersebut.Susan yang sudah memahami apa yang sedang terjadi pa