Share

BAB 7

Author: Ziajung
last update Last Updated: 2024-10-21 10:39:39

 

Mata Poppy membulat. “O-omongan Kakak bisa masuk pelecehan seksual, tau!”

Poppy terlalu malu untuk menyatakan diri seorang perawan. Pada saat teman-teman seusianya memamerkan kehidupan seks yang bergelora—baik bersama suami, pacar, ataupun ‘partner’—Poppy malah terjebak dalam imajinasinya sendiri. Terlebih, ia menuangkan imajinasinya itu dalam bentuk tulisan dan dipublikasikan. Apa kata dunia jika cerita dewasa ini dibuat oleh seorang wanita yang sama sekali tidak memiliki pengalaman seks?!

“Jadi benar, kamu gak punya pengalaman?” Regan malah membalikkan kata-kata Poppy.

Wanita itu terjebak. Regan memang tidak menuduhnya secara langsung tadi. Namun, harga diri Poppy yang tersenggol malah membongkar semuanya.

Poppy menghindari mata Regan yang menatap lurus ke arahnya. “Hm.”

“Berciuman?”

Sekarang, Poppy menelan air liurnya sendiri. “P-pernah. Waktu kelas 2 SMP....”

“Apa itu bisa disebut ciuman?”

Sekali lagi, harga diri Poppy tersenggol. Tidak ada aturan tertulis bahwa penulis cerita dewasa harus memiliki pengalaman seks—walaupun itu pasti memberikan nilai tambah. Apalagi Regan meremehkan ciuman pertamanya dengan seorang teman sekelasnya waktu kelas 2 SMP. Padahal waktu itu, Poppy masih menganggap ciuman adalah sesuatu yang sakral dan melambangkan cinta sejati.

Wajah Poppy memberengut. “Aku tau ciuman kayak apa kok! Aku sering nonton film.”

P**n?”

Poppy sontak menoleh dengan mata membulat. “Bukan, ya!”

“Kamu udah 27, Poppy. Sah-sah saja kalau memang nonton p**n.” Regan mengangkat bahu, lalu kembali meraih cangkir tehnya. “Tapi tetap, itu tidak cukup, kan.”

“Tapi buku pertama aku sukses kok dengan referensi itu!”

Poppy sepertinya tidak sadar kalau dirinya baru saja membongkar aib sendiri. Ia juga tidak menyadari kalau sudut bibir Regan sudah terangkat karena jawabannya itu. Umur hanyalah angka, pada kenyataannya, Poppy masih sepolos itu.

“Kalau kamu masih pakai formula yang sama, ya pembaca akan bosan,” sahut Regan masih tenang sambil meletakkan cangkir tehnya kembali.

Poppy tidak memperhitungkan ini sebelumnya. Memberikan draf mentahnya kepada Regan sama saja dikuliti habis-habisan. Pria itu tidak hanya mengkritik tulisannya, tetapi juga kehidupan seksnya. Dan Poppy jadi semakin kesal karena ia sama sekali tidak bisa membantah ucapan Regan.

“Jadi aku harus gimana?” tanya Poppy dengan perasaan setengah kesal. Ia meraih laptop itu, bersiap untuk mencatat revisi dari Regan.

Regan duduk bersandar sambil bersilang kaki. Matanya menatap lurus Poppy dengan senyum tipis di sudut bibirnya. “Mau aku ajarin?”

“Apa?”

Alis Poppy berkerut. Bukan hanya terkejut, ia juga bingung apa yang dimaksud Regan. Apa yang ingin diajarkan pria itu?

“Ciuman,” jawab Regan.

Jari-jari Poppy berhenti di atas keyboard laptopnya. Ia tidak tahu apakah Regan sedang bercanda atau tidak. Senyum pria itu belum pudar, tetapi tatapan matanya masih lurus mengarah kepada Poppy.

Apa maksud ucapan Regan? Apa pria itu serius? Mengajari ciuman... terdengar klise, tapi entah kenapa seperti sebuah penawaran menarik untuk Poppy. Bibirnya yang belum pernah tersentuh sejak belasan tahun lalu itu, pasti juga penasaran.

Regan menyadari perubahan raut wajah Poppy. Wanita itu memang tampak terkejut tadi, tapi sekarang malah bungkam seribu bahasa. Poppy seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Sudahlah, aku cuma—“

“Boleh,” Poppy menjawab sebelum Regan menyelesaikan ucapannya. “Aku mau... diajarin ciuman.”

Regan tidak langsung bereaksi. Pria itu malah terdiam beberapa saat, sebelum tawanya pecah. Begitu geli sampai ia menurunkan kaki dan menutup wajahnya dengan satu tangan. Sementara itu, Poppy malah bingung sendiri. Apa ada yang salah dengan jawabannya?

I don’t know you were this attractive, Sweetheart.”

Dada Poppy berdesir kala Regan memanggilnya begitu. Sekali lagi, Poppy berpikir apakah ia sudah membuat keputusan yang benar atau tidak. Terlebih, yang dihadapinya adalah Regantara Dashar, seorang pria matang yang—kata Dante—playboy.

Come here,” setelah puas tertawa, Regan menepuk sofa di dekatnya, menyuruh Poppy untuk mendekat.

Wanita itu pun meletakkan laptopnya ke meja dan bergeser. Mereka sudah duduk berhadapan di sofa besar itu. Kedua kaki Poppy bersilang di atas sofa, sedangkan Regan sengaja mengulurkan satu kakinya ke bawah. Satu tangan pria itu ada di punggung sofa, dan satunya lagi menuntun pinggang Poppy agar lebih mendekat.

“Tutup mata kamu,” ucap Regan dengan suara dalam dan lembut.

Poppy menurut. Wanita itu perlahan menutup matanya, dan mulai merasakan napas beraroma mint itu menyentuh ujung hidungnya. Regan tidak langsung menciumnya, tetapi hanya menggesekkan ujung hidungnya ke hidung Poppy.

“Apa yang kamu rasakan?” bisik Regan tepat di depan bibir Poppy.

Bibir Poppy terbuka, tapi kesulitan untuk mengeluarkan kata-katanya. Napasnya terasa semakin berat setelah merasakan kehangatan napas Regan. Ia bahkan tidak mampu membuka matanya, seolah Regan telah menarik semua kekuatan dalam dirinya.

“... Gak tau...,” jawab Poppy akhirnya.

“Gak apa-apa. We can take it slow.”

Dan bibir hangat itu bertemu dengan bibir Poppy.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 8

    Bibir Regan terasa seperti cokelat yang meleleh di mulut Poppy. Rasanya seperti perpaduan pahit dan manis, serta sensasi hangat daun mint. Regan seperti hidangan penutup premium untuknya.Semakin dicecap, semakin Poppy ketagihan. Ia ingin merasakan lebih dari sekadar rasa manis dan pahit itu. Poppy membuka mulutnya, tetapi sesuatu benda basah dan lunak menyusup di sela bibirnya dengan cepat. Lidah Regan membelai permukaan bibirnya, sebelum bertemu dengan lidah Poppy di dalam mulutnya.“Hm....”Poppy tidak sadar kapan tepatnya tangan itu bersandar di dada Regan. Ia juga tidak sadar ketika pria itu menarik pinggangnya untuk lebih mendekat. Kepalanya hanya penuh dengan suara kecapan yang basah itu. Sampai Poppy merasakan dadanya mulai sesak dan mulai meremas kaus Regan.Regan menjauhkan bibirnya. “Bernapas, Poppy....”Meskipun begitu, napas Regan sama memburunya. Poppy pun membuka mata dan langsung berhadapan dengan tatapan berkabut milik Regan. Itu adalah ekspresi yang tidak pernah Rega

    Last Updated : 2024-10-31
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 9

    “Apa yang buat kamu penasaran?”Entah ini hanya perasaan Poppy atau memang Regan semakin menundukkan kepalanya. Suara pria itu pun semakin berat dan dalam, bahkan terdengar hampir seperti bisikan saja.“Apa... bedanya dengan ciuman biasa?” tanya Poppy dengan suara pelan.Mata hitam itu membuat Poppy tenggelam semakin dalam. Napasnya yang beraroma mint membentur ujung hidung Poppy.“Gimana kalau kamu coba sendiri?”Poppy menelan air liurnya. Ciuman semalam masih terbayang, tetapi ia terus menyakinkan dirinya bahwa Regan melakukan itu hanya untuk pelajaran saja. Lantas, apakah Poppy harus melakukan itu lagi demi adegan yang sedang ditulisnya? Apa... itu tidak apa-apa.Kebimbangan itu membuat Poppy tanpa sadar menggigit bibir bawahnya. Beberapa kali ia melihat film dewasa dengan adegan ciuman, tapi belum bisa membedakan mana french kiss,

    Last Updated : 2024-11-01
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 10

    Setelah mendapat satu kata “ACC” dari Regan, Poppy segera mengirimkan draf itu kepada editornya. Ia sudah siap mendapat kritikan kedua, tetapi respons editornya justru di luar dugaan. Dia sangat senang, bahkan memuji-muji tulisan Poppy dan mengatakan kalau ini adalah karya besar. Dia tidak sabar untuk Poppy membuat draf lanjutan sampai siap diterbitkan kembali.Ternyata efektif juga ya belajar sama Kak Regan, pikiran itu langsung terlintas di kepala Poppy setelah mendapat rentetan pujian dari editornya. Ternyata benar, pengalaman adalah guru yang paling baik.Poppy melihat lagi tulisan yang dibuatnya. Sejujurnya, kata-kata itu tidak sepenuhnya menggambarkan apa yang Poppy rasakan saat itu. Ciuman Regan... lebih dari sekadar “manis”, “basah”, dan “indah” yang Poppy gambarkan di sana. Ada sesuatu yang membuat dadanya berdesir lebih hebat.Tangan wanita itu

    Last Updated : 2024-11-02
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 11

    Ketika Regan mengatakan ‘sampai jumpa’, Poppy tidak menyangka kalau mereka akan bertemu secepat ini. Pukul 5 sore, Poppy akhirnya keluar dari sekolah itu, dan mendapati mobil Regan sudah berhenti di depan lobi.Kaca jendela mobil Regan pun turun ketika Poppy mendekat. “Kakak ngapain di sini?”“Jemput kamu,” jawab Regan, masih duduk anteng di belakang kemudi. “Dante yang suruh.”Masuk akal juga. Memang biasanya Poppy pulang-pergi sendiri dengan ojek online atau diantar-jemput Dante. Kakaknya itu pasti sangat khawatir karena tidak bisa menjaga Poppy selama beberapa hari ke depan. Namun, ia tidak menyangka kalau Dante benar-benar menitipkannya kepada Regan.Untuk menghargai usaha Regan—dan Dante—Poppy akhirnya naik ke mobil itu. Sepertinya setelah ini ia harus memberitahu Dante untuk tidak mengkhawatirkannya. Bagaimanapun, Regan adalah seorang dokter bedah yang sibuk, Poppy jadi tidak

    Last Updated : 2024-11-03
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 12

    Jari-jari Regan mencengkeram roda kemudi dengan erat. Buku-bukunya pun memutih. Sial sekali. Sudah dua kali ia hampir terjebak dalam hasrat bejat itu.Regan menarik napas panjang, lalu kembali melihat ke depan. Ia sedang berusaha menenangkan isi kepalanya.“Kamu tahu maksud ucapan kamu tadi, kan?” tanya Regan dengan suara rendah dan sedikit serak, sambil menjalankan lagi mobilnya kembali.Poppy menelan air liurnya sendiri. Tentu saja ia tahu. Memahami soal gairah, artinya ia harus menyentuh titik tersensitif tubuhnya. Sebagai seorang perawan yang sama sekali tidak berpengalaman, tawaran Regan tadi terdengar sangat gila. Namun di satu sisi, kepala Poppy terus menantangnya untuk mencoba.Perlahan, Poppy mengangkat kepalanya. Dari samping sini, ia bisa melihat perubahan ekspresi Regan. Tidak ada senyum seperti tadi. Rahangnya pun tampak mengeras, dan jakunnya naik turun seperti menahan kesa

    Last Updated : 2024-11-04
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 13

    “Kak—“ Poppy mendesah di antara ciuman Regan dan gerakan jarinya.Ciuman Regan terputus, dan bibir pria itu berpindah ke belakang telinga Poppy. Napas panasnya menghantarkan getaran yang membuat tubuh Poppy semakin lemas. Seluruhnya ia bersandar pada tubuh kekar Regan.Ting! Tong!“Permisi! Paket!”Poppy menoleh ke arah pintu, tetapi Regan masih belum berhenti menciumi telinga dan leher Poppy. Begitu pun jarinya yang masih berusaha menurunkan celana dalam Poppy.“Kak....”“Paket buat Mas Dante Januar!” teriak seseorang itu lagi dari luar pintu.Nama lengkap Dante sukses membuat Regan mendesah berat, Ia menjauhkan kepalanya dari leher Poppy dan menatap wanita itu dengan frustrasi. Meskipun begitu, tangannya masih berada di balik rok Poppy itu.“P-paket, Kak,” ucap Poppy terbata.Wajah wanita itu sudah sangat merah, bahkan bibirnya jug

    Last Updated : 2024-11-05
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 14

    Ceklek!Mata Regan membesar ketika pintu itu bisa dibukanya. Tidak terkunci.“Poppy?” panggil Regan pelan sambil melangkah masuk. Ini adalah kali pertamanya ia masuk ke kamar wanita itu.Seperti kamar wanita pada umumnya, kamar Poppy sangat rapi dan tertata. Ruangannya didominasi warna peach, dengan sentuhan pastel. Ada rak berisi penuh buku di salah satu sudut ruangan, sebuah lemari pakaian, meja rias, kasur dengan seprai merah muda, dan....Poppy yang tertidur di atas meja belajar.Wanita itu sudah mengganti pakaiannya dengan kaus oblong dan celana pendek. Sepertinya dia juga sudah mandi. Poppy merebahkan kepalanya di atas meja, dan menjadikan satu lengannya sebagai bantal. Laptop di depannya masih menyala, dan ada satu buku terbuka berisi tulisan tangannya.Regan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Poppy. Mulut wanita itu sedikit terbuka. Jika dilihat dari air liur itu, sepertinya memang Poppy sudah terlelap dalam.Regan mendengkus geli. “Baru beberapa menit yan

    Last Updated : 2024-11-05
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 15

    Eh?Apaan sih, Poppy Sofia! Poppy mengumpat dirinya sendiri. Ia pun menggeleng keras dan mulai mengangkat sendoknya. Sepertinya, rasa lapar ini sudah mempengaruhi kerja otaknya.“Kenapa?”Uhuk!Pertanyaan Regan yang tiba-tiba membuat Poppy tersedak kuah soto. Apalagi kuahnya masih panas dan terasa pedas, rasa menyengat itu sampai menusuk hidungnya.“Pelan-pelan aja, aku gak bakal minta,” ucap Regan kemudian sambil menggeser gelas berisi air putih ke hadapan Poppy.“Makasih,” dengan masih sedikit terbatuk, Poppy meraih gelas itu.Regan tidak menyahut dan kembali ke tabletnya. Ia juga tidak melanjutkan pertanyaannya tadi. Suasana dapur yang temaram itu menjadi hening seperti sebelumnya.Tanpa sadar, Poppy melirik sinis tablet di hadapan Regan. Pria itu memakai earphone di salah satu telinganya, j

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 70

    “ADEEEK! KAMU KE MANA AJA?!”“Kenapa hape kamu mati, hah?! Kamu hampir buat Kakak gila tau, gak?!”“Polsek?? Kenapa kamu bisa di polsek?!”“Tapi, kamu gak diapa-apain, kan?”“Heh, dokter gadungan! Motor gue mana?!”Serangkaian ocehan Dante akhirnya bisa redam ketika Poppy mengatakan dirinya sangat lelah dan ingin tidur. Sebawel-bawelnya Dante, ia tidak akan membiarkan Poppy kelelahan. Jadi, sebelum pria itu berubah pikiran lagi, Poppy buru-buru melesat ke kamarnya dan menutup pintu.Poppy melempar dirinya ke kasur dan menarik napas panjang. Begitu banyak yang terjadi hari ini. Mulai dari pengalaman pertama naik kendaraan umum, tersesat, sampai kecopetan. Jangan lupakan juga bagian dirinya yang luluh dengan mudah dengan ucapan manis Regan.Poppy membuka matanya dan bangun. Ia harus

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 69

    “Kamu—hah….” Regan menghela napas panjang, menyatukan dahi mereka berdua. “Jangan jalan-jalan sendiri lagi, oke? Kamu bisa marah-marah ke aku, pukul aku, maki-maki aku, atau bahkan ngadu ke Dante—apa pun itu—asal jangan pergi sendirian lagi, oke?”Poppy mengangguk. “Terus, HP-ku—”“Nanti aku yang urus,” potong Regan, kemudian menoleh kepada pria paruh baya yang berdiri di sana. “Pak Ferdi, terima kasih. Saya mohon bantuannya untuk mengurus sisanya.”Ah, Poppy baru ingat. Beberapa saat setelah ia melaporkan diri soal dirinya yang tersesat dan kehilangan barangnya, pria itu datang. Dia bilang kalau dirinya adalah teman Papi dan Regan, dan Regan sedang dalam perjalanan menuju polsek. Pada saat itu, rasanya Poppy ingin kabur kembali. Ia sudah membayangkan betapa buruk perasaannya jika harus bertemu Regan lagi.Namun ternyata, yang

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 68

    “Mbak Poppy sudah ditemukan di Polres XX, Mas Regan.”Regan tidak peduli dengan ucapan Pak Ferdi selanjutnya. Ia bahkan tidak sadar kalau yang disambarnya adalah kunci motor Dante, sebelum melihat bahwa alarm mobilnya tak kunjung bunyi. Merasa tidak ada waktu untuk menukar kunci, jadi ia langsung saja mengendarai motor itu dan melesat menuju tempat Poppy.Sepanjang perjalanan, pikiran Regan tidak tenang. Apa yang terjadi sampai Poppy berada di tempat yang berjarak dua jam lebih dari rumahnya. Untuk dikatakan kabur dari rumah, itu terlalu mudah ditemukan. Namun di satu sisi, sangat mustahil juga Poppy berpergian seperti ini tanpa mengabari Dante.Satu yang akhirnya mungkin menjadi jawaban adalah Poppy sedang menghindari Regan.Mengingat itu, amarahnya tentu tak terbendung lagi.Perjalanan sejauh itu Regan tempuh seperti orang gila. Ia hanya membutuhkan satu jam lebih sepuluh menit untuk

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 67

    Hari berjalan lambat setelah kejadian kemarin. Regan seperti tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan oleh Semesta. Poppy terus mengabaikannya, ditambah sikap Dante semalam, Regan juga khawatir jika bersikap terang-terangan di rumah.Begitu banyak waktu yang Regan buang hanya dengan memandangi layar ponsel. Tidak ada jadwal operasi hari ini—berbanding terbalik dengan kemarin. Regan hanya visite dan konsultasi dengan beberapa pasien. Namun, justru itu yang membuatnya lebih membenci hari ini.Ruang chat Poppy masih sehambar kemarin. Wanita itu tidak mengangkat panggilan video atau panggilan suara darinya. Beberapa chat hanya dibaca dan sisanya bahkan tidak dibaca sama sekali. Hari ini pun Regan sudah mencoba kembali, tetapi hasilnya masih sama.Regantara Dashar: Pop, tolong angkatRegantara Dashar: Ayo kita ketemu, aku mau jelasin semuanyaRegantara Dashar: Aku gak bisa jelasin di

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 66

    Pintu kayu di depannya terasa begitu mengintimidasi di mata Regan. Jantungnya berdebar sangat kencang karena tahu Poppy ada di dalam sana. Hari sudah berganti dan jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Regan baru saja pulang dari rumah sakit setelah seharian disibukkan dengan pasien.Sepertinya, Semesta tidak mengizinkannya untuk tenang hari ini.Sekali lagi, ia melihat ponselnya yang menunjukkan ruang obrolan dengan Poppy. Wanita itu belum membaca pesan terakhirnya—yang mengajak Poppy untuk berbicara setelah Regan pulang. Regan menghela napas, tangannya sudah terangkat ingin mengetuk pintu itu sebelum sebuah suara menginterupsinya.“Jangan.”Pria itu menoleh. Beberapa langkah darinya, tepatnya di depan dispenser, Dante sudah berdiri sambil membawa mug berbentuk kepala anjing. Regan lupa kalau sahabatnya itu suka keluar tengah malam untuk mengambil minum.Regan tidak bisa melihat wajah

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 65

    “Kenapa berhenti, Babe—oh, ada tamu, ya?”Regan tidak menghiraukan ucapan Claudia itu, malah mendorongnya untuk menyingkir, dan segera menghampiri Poppy. Dia tidak tahu kenapa keadaannya menjadi seperti ini. Bodohnya Regan yang terlalu terbuai dengan sentuhan itu sebelum memastikan siapa yang memeluknya. Tubuh dan pikirannya yang kelelahan membuat semua otaknya tidak bisa bekerja dengan baik.Seharusnya ia sadar waktu Claudia memeluknya dari belakang dan langsung menarik tubuhnya untuk berbalik. Poppy bukan wanita yang bisa bersikap agresif di depan pria mana pun, bahkan di depan Regan sendiri.“Pop, ini gak—”Kepala Regan terasa kosong hanya untuk memberikan penjelasan. Apalagi ketika melihat Poppy jelas-jelas menepis tangannya itu. Wajah wanita itu sudah tampak pias, dengan bola mata bergetar. Satu gerakan lagi saja, mungkin Poppy bisa menangis di sana.&ldquo

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 64

    Tidak perlu waktu lama untuk Regan memacu mobilnya menuju rumah sakit. Begitu sampai pun, sudah ada perawat yang menunggunya untuk menjelaskan situasi. Regan mengantar Poppy ke ruangannya sambil mendengarkan penjelasan sang perawat. Setelah memastikan Poppy sampai dengan selamat di ruangannya, Regan segera pergi ke ruang operasi bersama perawat itu.Dan sekarang, Poppy kebosanan.Ruangan Regan sama monotonnya dengan ruang dokter lainnya. Hanya ada seperangkat komputer, tumpukan dokumen, dan buku-buku medis. Furnitur lainnya yaitu satu sofa kecil—tempat Poppy duduk sekarang. Mungkin karena ini ruangan pribadi Regan, yang biasanya menjadi tempat pria itu menyusun laporan dan konsultasi saja, tidak ada ranjang pasien di sini.Poppy pikir, ia hanya perlu menunggu paling lama setengah jam. Namun, dua jam berlalu, Regan tidak juga kembali. Perutnya mulai keroncongan. Poppy baru ingat kalau terakhir ia makan adalah saat jam isti

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 63

    Ada kebanggaan yang membuncah ketika Regan melihat binar mata Poppy sekarang. Kerja kerasnya terbayar sudah. Ia tidak menyesal telah merogoh tabungannya lebih dalam, sampai beberapa kali bersitegang dengan arsitek dan interior desainer demi rumah ini. Wanita itu terlihat sangat bahagia.Walaupun pasti tidak sebanding dengan apa yang Regan rasakan sekarang.“Kak? Serius?”Itu bukan pertanyaan pertama Poppy ketika memasuki ruangan ini—ruangan yang khusus Regan buat untuk wanita itu. Ruangan ini juga yang paling banyak menyita waktu renovasi. Hampir sebulan penuh Regan habiskan untuk konsultasi desainnya.“Gimana? Suka?” Regan malah balik bertanya.“Siapa yang gak suka perpustakaan pribadi!” Poppy memekik senang dengan bibir yang tak berhenti tersenyum. “Dan… dan… buku-bukunya! Oh my God!”Baru kali ini Regan melihat ekspr

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 62

    Poppy sempat berpikir Regan sedang menjahilinya kembali. Namun, begitu melihat pintu garasi rumah itu terbuka otomatis hanya dengan satu tekan di ponsel Regan, ia tidak bisa berkata-kata. Regan pun dengan tenangnya memasukan mobil ke garasi.“Ayo, turun,” ajak pria itu sambil membuka sabuk pengaman.“Sebentar, sebentar….” Poppy mengangkat satu tangannya. “Rumah kita? Maksudnya… kok, bisa—gak, maksudku, aku gak merasa pernah beli rumah atau nabung buat beli rumah….”Rancauan Poppy dibalas Regan dengan senyuman dan cubitan ringan di pipinya. “Aku jelasin di dalam, ya.”Melihat tidak ada tanda-tanda Poppy akan keluar dengan cepat, Regan pun memutar langkahnya dan membuka pintu di sebelah Poppy. Ia menuntun wanita itu untuk turun dari mobil, lalu membawanya ke sebuah pintu di sana. Pintu itu ternyata terhubung dengan tangga yang membawa mereka ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status