Share

BAB 38

Penulis: Ziajung
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-18 23:18:55

Munafik kalau Poppy bilang tidak terpesona dengan pria bersneli itu. Walaupun bukan pertama kalinya melihat Regan memakai pakaian kebanggaan itu, tetap saja ia merasa takjub. Aura Regan berkali-kali lipat jadi berkharisma sekarang. Apalagi dengan cara bicaranya yang menyesuaikan dengan anak-anak. Poppy yakin, beberapa guru lajang di sini sedang memikirkan adat apa untuk pernikahan mereka dengan Regan nanti.

Dokter tetap seorang dokter, bagaimanapun sifatnya di luar. Nyatanya, Regan sangat mengayomi dan bisa menjelaskan dengan mudah soal pekerjaannya. Ia juga tidak sungkan ketika para murid mulai penasaran dan menghujaninya dengan pertanyaan aneh.

Satu jam berlalu dengan cepat. Setelah berpamitan, acara pun dibubarkan. Regan dibawa oleh Rachel untuk menemui pimpinan sekolah dan dewan komite yang hadir, sepertinya diajak untuk makan siang. Sementara Poppy dan beberapa guru lainnya harus mengatur kembali anak-anak untuk masuk ke kelas, makan siang, dan pulang dengan tertib.

Poppy baru bi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 39

    “Enak?”Poppy mengangkat kepalanya dari kue cokelat yang tengah dimakannya. Ia masih duduk berhadapan dengan Regan, dengan piring-piring yang sudah terisi penuh dengan makanan manis. Bahkan ada satu piring yang Poppy khusus isi dengan berbagai macaroon. Di sisi lain, Regan malah hanya memiliki dua buah piring berisi dimsum dan pasta. Melihat itu, Poppy jadi tidak enak hati.Oleh sebab itu, Poppy akhirnya menurunkan ego dan mengangguk. “Makasih, Kak,” ucapnya pelan.Pria itu tak menjawab, hanya mengangguk pelan sambil tersenyum, lalu kembali menyantap makanannya. Sikapnya itu seolah menunjukkan kalau Regan memang murni hanya ingin menyenangkan Poppy. Namun, Poppy paham. Tidak mungkin Regan merencanakan semua ini tanpa ada timbal balik.Poppy pun meletakkan sendoknya dan mulai menatap lurus Regan. “Sekarang aku siap dengerin.”“Hm?” Regan mengangkat pandangannya.“Kakak ajak aku ke sini bukan cuma buat makan, kan?”Regan tidak langsung menyahut. Mereka pun bertatapan selama beberapa det

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 40

    Sekarang, giliran Regan yang terdiam. Itu membuat Poppy menahan napas dan meremas roknya semakin erat. Melihat reaksi Regan sekarang seolah sedang mengkonfirmasi dugaan Poppy. Ternyata benar kata Dante, tidak seharusnya Poppy bermain-main dengan Regan.“Hubungan kasual, tapi melibatkan fisik?” Poppy melanjutkan dengan napas tercekat. Tenggorokannya sudah terasa sakit dan pahit, tapi ia tetap menahannya agar tidak terdengar bergetar. “Seperti yang kita lakuin sekarang?”“Pop, itu….” Regan menghela napas. “Kamu beda, Pop.”“Karena aku adeknya Kak Dante?” Poppy menggigit bibir bawahnya. Ia tidak boleh menangis di depan Regan sekarang.Tidak ada jawaban dari Regan setelah itu. Ternyata benar begitu….“Udahlah, Kak. Kayaknya kalau dilanjutin, hubungan kita semakin awkward nanti.” Poppy membereskan tasnya, meninggalkan kue-kue di piring itu yang tampak menyedihkan sekarang. “Ayo, kita pulang.”Poppy tidak mau menatap Regan lagi. Ia segera berdiri dari kursi sambil membawa tasnya. Dengan pan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 41

    Poppy masih berkecamuk dengan pikirannya sendiri ketika Regan mengetuk pintu kamar mandi. Pria itu berkata kalau petugas laundry sudah datang untuk mengambil pakaiannya yang kotor. Akhirnya, Poppy tidak berdebat lagi, dan membuka semua pakaiannya. Ia menyerahkan baju itu dari celah pintu yang sengaja ia buka, sebelum menutupnya dengan keras kembali dan menguncinya.Sekarang, wanita itu sedang menenangkan diri sambil berendam di bathtub. Rencana nomor satunya adalah berlama-lama di kamar mandi, mungkin sampai bajunya selesai dicuci. Regan tidak mungkin, kan, mendobrak pintu kamar mandi tiba-tiba dan—Oh, Tuhan! Apa yang aku pikirin, sih?!Poppy memukul air di depannya dengan gemas. Ia benci pikirannya sekarang. Pada saat-saat seperti ini, imajinasi liarnya sebagai penulis cerita dewasa bekerja dengan baik. Apalagi ini adalah kamar hotel, sebuah latar ketika adegan erotis banyak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 42

    Untuk pertanyaan kali ini, Poppy tidak bisa langsung menjawab. Sebagai seorang penulis, Poppy merasa sudah mendapatkan data yang cukup untuk novelnya. Namun di satu sisi, hatinya seolah enggan menghentikaan apa yang sudah terjadi. Perasaannya terhadap Regan lebih dari sekadar ingin mendapatkan pengalaman pria itu.Namun, Regan tidak sesederhana itu. Melihat bagaimana wanita-wanita bisa saja berdatangan dengan mudah kepadanya, dan bagaimana reaksi Regan setelahnya, Poppy tidak yakin bisa menjalani itu dengan mudah.“Kayaknya….” Poppy menelan air liurnya. “Kakak bisa berhenti buat ajarin aku.”Regan tidak menjawab, membuat ucapan Poppy semakin tak terarah. “Pasti aku udah nyusahin Kakak selama ini, kan? Kakak juga pasti kesal sendiri ajarin cewek yang gak punya pengalaman kayak aku. Aku… bahkan gak punya sisi menarik—”Poppy pun tersadar dan segera berdiri dari so

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 43

    Regan memandangi punggung telanjang yang setengahnya tertutup selimut itu. Jarinya memainkan rambut Poppy dari belakang dengan perlahan, berusaha untuk tidak sampai membangunkannya. Wanita itu tertidur karena kelelahan, padahal mereka hanya melakukannya satu kali.Faktanya, ia sedang menahan diri sekarang. Melakukan satu kali rasanya tidak cukup, tapi di satu sisi, ia juga tidak mau memaksa Poppy. Ini pengalaman pertama mereka, setidaknya Regan ingin menunjukkan sisi lembutnya. Yah… walaupun ia sendiri tidak yakin apakah tadi sudah bersikap cukup lembut atau tidak. Melihat beberapa tanda kemerahan di dada dan pinggang Poppy, sepertinya dia agak lupa diri tadi.Regan akhirnya mendesah dan mendongak. Kepalanya menyuruh untuk tidak lagi memperhatikan punggung telanjang itu, tapi matanya berkata lain. Alhasil, tubuh Regan kembali menegang. Haruskah ia membangunkan Poppy dan menyuruhnya pakai baju? Namun, wanita itu ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 44

    “Lo lagi sama Poppy?!”“Hm.”“Ngapain?”“Makan.” Yang lain….“Kok, bisa?!”Mendengar pertanyaan Dante yang semakin lama semakin naik nadanya, Regan pun menghela napas. “Tadi ada acara di TK dan gue jadi tamunya. Abis selesai, gue ajak Poppy makan sekalian. Abis ini pulang, kok.”“Makan di mana? Kok, lo gak ngajak gue?!”Entah Dante yang terlalu mempercayainya atau memang kelewat polos, Regan bersyukur karena pria itu tidak bertanya macam-macam lagi. Namum, tentu saja Regan tidak mau mencari gara-gara sekarang. Dante bisa saja berubah menjadi kakak super protektif yang menyebalkan.“Kenapa juga harus ajak lo?” Regan balas bertanya.Terdengar decakan dari seberang sana. “Ya udah, cepet balik deh. Gue laper, tolong bilangin Poppy.”&ldqu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 45

    Jujur saja, Poppy tidak ingin pulang ke rumah sekarang. Bukan karena masih ingin berduaan dengan Regan—meskipun itu setengahnya benar—tetapi karena takut berhadapan dengan Dante. Poppy tidak terbiasa berbohong. Ia takut Dante langsung mencium hubungan mereka ketika memasuki rumah.“Gak apa-apa,” ucap Regan tiba-tiba setelah mobilnya terparkir di carpot. “Dante itu gak peka, jadi bersikap biasa aja.”Poppy tidak tahu harus marah karena Regan mengejek kakaknya, atau harus lega sekarang. Regan memang benar, pikiran Dante jauh lebih imajinatif daripada dirinya. Mungkin, dibanding memikirkan Poppy dan Regan berpacaran, Dante akan menyangka kalau Regan baru saja mencekoki Poppy obat diare tiga bungkus.Regan turun lebih dulu, terlihat memutari mobil untuk membukakan pintu Poppy. Namun, karena Poppy khawatir Dante tiba-tiba muncul, wanita itu membuka pintu sendiri sebelum Regan tiba. Ia jug

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 46

    Pagi berjalan normal keesokan harinya. Poppy bisa bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Sebelum turun tadi, ia sudah sempat mendengar suara grasak-grusuk dari kamar Dante. Sepertinya, tidak lama lagi kakaknya itu juga akan turun untuk sarapan.Benar saja, ketika Poppy sedang memanaskan minyak untuk menggoreng nugget, langkah kaki khas milik Dante terdengar menuruni tangga. Tidak lama kemudian, terdengar suara kursi digeser yang diikuti suara nyaringnya.“Pagi, Adek,” sapa Dante yang baru menaruh tas di kursi dan berjalan menuju coffee maker.“Pagi, Kak,” jawab Poppy. Sambil memasukkan nugget ke minyak panas, ia melihat ke balik punggung Dante. “Kak Regan belum turun juga?”“Tadi, aku dengar dia lagi teleponan. Sebentar lagi mungkin.” Dante pun menengok ke arah kompor. “Sarapan apa, Dek?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 80

    Regan melihat bibir Poppy kembali bergetar. Kepala wanita itu pun tertunduk. Meskipun tidak mengucapkan apa pun, Poppy sepertinya tidak punya pilihan lain selain menuruti ucapan Dante.Regan pun sama. Perasaan jengkelnya sudah menembus ubun-ubun. Ia bahkan sudah siap menanggung konsekuensi kalau saja emosinya tak terbendung dan berakhir melempar cangkir ke kepala Dante. Hanya saja, ia harus tetap waras dalam situasi ini. Dante hanya terlihat mudah dikendalikan dari luar, tapi pria itu bisa bertindak lebih nekat dari yang dibayangkan.“Hei,” Regan berbisik sambil mengusap tangan Poppy di bawah meja. “Kita masih bisa ketemu, hm. Jangan sedih, ya.”“Walaupun gue izinin kalian ketemu, bukan berarti hubungan kalian gue restuin, ya!” rupanya, Dante masih bisa mendengar kata-kata Regan untuk Poppy itu. “Lo masih dalam probabation, Pak Dok!”Sekali lagi, Regan hanya bi

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 79

    Sarapan pagi ini bisa dibilang cukup normal jika mengingat bagaimana huru-hara semalam. Poppy juga merasa lebih baik, entah dari fisik maupun perasaannya. Memang benar, wanita di mengalami premestrual syndrom memang tidak karuan. Walaupun perutnya masih agak mulas, setidaknya Poppy sudah lega sekarang.Itu pula yang membuatnya bisa bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk kedua pria di rumah itu. Ia tetap mendapat sapaan hangat Dante, walaupun setelahnya berubah menjadi lirikan sinis begitu Regan turun dan mencium pipinya. Poppy sampai harus memukul dada pria itu karena sudah berani terang-terangan di depan Dante.“Perutnya masih sakit? Kamu mau makan sesuatu? Aku bisa bawain nanti pas pulang kerja,” tanya Regan dengan lembut dengan tangan yang terus mengelus perut Poppy.Tentu saja Poppy langsung mencubit tangan itu sampai membuatnya mengaduh. Regan menjauhkan tangannya, tapi tetap melempar senyum me

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 78

    Begitu banyak yang terjadi hari itu, sampai membuat Regan merasa tiga kali lebih lelah dari biasanya. Poppy langsung diperbolehkan pulang setelah melakukan pemeriksaan lanjutan dan menebus obat. Mereka bertiga pun akhirnya pulang ke rumah dengan damai, meskipun tanpa pembicaraan selama di mobil.Setelah memastikan Poppy tertidur pulas, Regan pun keluar dari kamar wanita itu. Kalau dulu ia harus mengendap-endap untuk bisa menemui Poppy di rumah, sekarang tidak lagi. Hanya saja, dia merasa sedikit aneh karena Dante tidak protes ketika melihat Regan jelas-jelas mengantar Poppy ke kamar.Sepertinya, ucapan Poppy yang terakhir kali di rumah sakit itu benar-benar mengguncang jiwanya. Jujur saja, Regan senang karena Dante tidak lagi jadi penghalang di hubungan mereka. Namun di satu sisi, ia juga khawatir temannya itu mengambil jalan nekat. Tidak pernah ada yang tahu bagaimana isi hati manusia.Regan tidak menemukan Dante di kamarnya,

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 77

    “Apa?”“C-coba ulangin lagi, Dok?”Dokter Kristin, dokter Rumah Sakit Dashar yang berjaga di UGD hari ini menjelaskan dengan tenang kepada dua pria berwajah panik di depannya. “Nona Poppy mengalami infeksi saluran pencernaan, yang menyebabkan perutnya terus terasa sakit dan mual. Itu juga yang menyebabkan siklus haidnya terganggu.”Kali ini, Dokter Kristin melirik Poppy yang terbaring di brankar dengan selang infus. Ia pun tersenyum—sedikit menggoda pasien yang membuat seorang Dokter Regan panik luar biasa.“Sepertinya, Nona Poppy mengalami stres yang cukup tinggi, ya, belakangan ini?”Poppy menggigit bibir bawahnya, lalu mengangguk pelan.“Tapi, untunglah siklus haid Nona Poppy sudah dimulai hari ini.” Dokter Kristin masih tersenyum. “Nanti saya resepkan obat penambah darah juga untuk Anda, ya.”Selepas kep

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 76

    Regan berdiri dari kasur ketika Dante mendekat dengan langkah berapi-api. Ia bisa merasakan ketakutan Poppy di sana, jadi sebisa mungkin menghalangi Dante dari wanita itu.“Dan—”“LO APAIN ADEK GUE, ANJING!”Brugh!Walaupun sudah menduga akan mendapat tinju dari Dante—cepat atau lambat—Regan tidak membayangkan kalau rasanya sesakit ini. Dante ternyata hanya terlihat lemah dari luar, tenaga pria itu boleh juga. Apalagi dengan keadaan emosi tingkat tinggi. Tinjuan Dante cukup membuat Regan terhuyung dan matanya berkunang-kunang selama beberapa detik.Sebelum Regan mengumpulkan kesadarannya kembali, Dante sudah menarik kerah kemejanya. “Bangsat! Harusnya gue gak kasih binatang kayak lo masuk ke sini!”Brugh!“Dan, gue—”“MATI LO, ANJING!”“Gue bakal tanggung j

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 75

    “Regan? Kamu lagi sama Poppy, gak? Kok, dia gak angkat telepon Mami, ya? Mami mau tanyain keadaan dia dan kalau bisa suruh dia nginep aja sementara di sini. Kabarin juga, Mami besok ke sana, ya.”Pada saat Poppy sulit dihubungi, Regan jadi teringat kejadian beberapa hari lalu. Ia tidak bisa berpikir jernih selama visite siang hari ini. Jadi, setelah selesai konsultasi pasien terakhir, Regan segera meluncur menuju sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan masih belum ada balasan dari Poppy. Walaupun ponselnya masih bisa dihubungi, tetap saja Regan merasa was-was.Keadaan menjadi déjà vu ketika resepsionis mengatakan Poppy sudah pulang lebih cepat. Kabarnya, Poppy mulai dirumahkan per hari ini—sebuah info baru yang Regan terima. Wanita itu sama sekali tidak cerita. Dante pun sama, yang Regan duga pasti belum mendapat kabar dari wanita itu. Akhirnya, Regan mencoba peruntungannya dengan langsung pulang ke rumah Dante.Langkahnya yang terburu-buru seirama dengan detak jantungnya yan

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 74

    Ternyata soal bocornya tulisan Poppy dan komentar-komentar di media sosial itu jadi berbuntut panjang. Hari ini, Poppy dipanggil oleh Bu Retno—kepala sekolah Serenity Spring School. Diskusi di antara mereka berlangsung alot. Apa pun yang Poppy coba jelaskan, dibantah dengan tegas oleh wanita paruh baya itu. Hasilnya, SP2 pun dikeluarkan oleh Bu Retno untuk Poppy.Keputusan itu bersamaan dengan Poppy yang diminta untuk dirumahkan sementara waktu. Ini keputusan yang berat untuk kedua belah pihak, tetapi Poppy sendiri tidak bisa membantah. Bagaimanapun, gosip buruk tentangnya sudah membawa nama sekolah. Perwakilan wali murid meminta tindakan, dan selagi menunggu keputusan dewan yayasan dan dinas pendidikan, Poppy dilarang untuk datang ke sekolah.Semua langkah yang Poppy bangun sendiri sejak awal, hancur sudah dalam semalam. Entah itu kariernya sebagai penulis ataupun guru. Apa benar, dia tidak seberguna itu menjadi manusia? Apa benar, dia harus selalu bergantung pada Dante?Poppy berjal

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 73

    Dante cepat-cepat turun dari motornya dan meletakkan helm sembarangan di teras. Ia sudah mempersetankan tumpukan dokumen di meja kerja begitu mendapat kabar yang tidak mengenakan itu. Melihat salah satu orang yang dikenalnya viral sama sekali tidak pernah Dante bayangkan. Apalagi ini menyangkut adiknya sendiri.Ketika menelepon Poppy tadi, Regan-lah yang mengangkatnya. Dante memang tahu kalau pria itu yang menjemput Poppy hari ini. Perasaannya agak sedikit lega karena mengetahui Poppy tidak sendiri. Namun, mendengar nada bicara Regan yang seperti sedang menahan sesuatu, justru perasaan takutnya bertambah dua kali lipat.Melihat Poppy menangis adalah kelemahannya.Begitu membuka pintu rumah, Dante sudah melihat Poppy dan Regan duduk sebelahan di sofa. Adiknya memeluk kedua kakinya sendiri dengan kepala bersandar pada dada Regan. Bahunya masih terlihat naik turun, meskipun Dante tidak mendengar suara isakannya. Kedua mata Poppy terpejam, jadi hanya Regan yang menyadari kehadiran Dante d

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 72

    “So, what’s my reward?”Kerlingan nakal Regan membuat Poppy mendengus di sebelahnya. Seharusnya ia tahu, menceritakan soal keberhasilan karyanya itu, hanya akan membuat Regan membuka modus baru. Lihat saja, bukannya memuji Poppy lebih dulu, pria itu malah meminta upah.“Kok, jadi Kakak? Kan, cerita aku yang baru naik peringkat satu,” gerutu Poppy.“Tapi, kamu sendiri yang bilang kalau semua ini berkat aku.”Poppy membuang pandangan ke arah jendela sambil pura-pura kesal. Nyatanya, hati kecil itu sedang menggerutu sendiri—lagi. Siapa yang menyuruh mulut ini berterima kasih kepada Regan lebih dulu? Kalau saja mereka sedang tidak ada di mobil dalam perjalanan pulang, Poppy pasti sudah melempar sepatunya ke wajah Regan.Sejak kejadian waktu itu, baik Regan ataupun Dante tidak mengizinkan Poppy berangkat dan pulang sendiri. Dante juga jadi tidak terlalu bawel ketika Regan ingin melakukannya. Asalkan Poppy tidak pergi sendirian, dia akan—berusaha—baik-baik saja.Mobil berhenti di lampu mera

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status