"Dasshhhhh! Eghh ... " Ryan merasakan tamparan kedua mendarat di pipinya.
"Biar aku yang urus dia, Selly. Kau mengurus warisannya," kata wanita paruh baya itu dengan suara jernih."Baiklah, ibu." Jawab Selly - wanita muda tadi.Ryan terdiam, merasakan tarikan nafasnya naik turun dengan cepat. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan di situasi ini. Seluruh dunianya bergeser, seakan ia sedang berada dalam cerita fiksi yang tak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Namun, rasa sakit di wajahnya membuatnya sadar bahwa ini adalah dunia nyata.Ryan menyadari bahwa ia benar-benar telah dijebak dalam situasi yang aneh dan asing baginya. Ia tidak punya memori sama sekali tentang kehidupannya yang sekarang dan terlebih lagi, ia kini harus beradaptasi dengan kehidupan barunya sebagai Tuan Muda Ryanoir yang selalu direndahkan oleh istri dan keluarga istrinya sendiri.Ryan merutuki nasibnya yang menyakitkan itu, dan memutuskan bahwa ia harus keluar dari lingkungan ini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.'Ini tidak bisa didiamkan! Bagaimana bisa aku tidak berdaya, sedangkan musuh-musuhku saja sudah ketakutan begitu mendengar namaku?' gerutu Ryan dalam hati.'Badan ini tidak berguna! Meski namanya sama-sama Ryan, nyatanya badan ini hanya seonggok daging yang tak berguna!' runtuk Ryan lagi, memahami sesuatu yang tidak masuk akal.Ketika ibu mertuanya dan Selly pergi, Ryan menghela nafas dalam hati. Ia merasa terjebak dalam kehidupan baru yang tak diinginkannya, terkurung dalam tubuh yang ia anggap tak berguna.'Tubuh muda ini hanyalah sebuah penjara,' desahnya dalam hati, merenung tentang bagaimana namanya yang dihormati dan ditakuti di masa lalu, tak berguna dalam tubuh Ryanoir ini.***Setelah berbulan-bulan di rumah sakit, akhirnya Ryan mendapat izin pulang. Namun, kesadarannya tentang kehilangan nama besar, harta dan rumah yang dipersiapkan untuk pensiun menambah kepedihan dalam hatinya.Kini, ia berfokus pada pemulihannya sambil terus menyelidiki tentang identitas Ryanoir. Ia menggunakan alasan amnesia untuk menyelidiki segalanya, mencoba merangkai kembali puzzle dari kehidupan yang tak lagi menjadi miliknya.Namun, perubahan yang terjadi dalam dirinya menarik perhatian salah satu sepupu wanita istrinya, seorang psikolog muda yang cukup terkenal. Wanita itu memiliki firasat hingga merasa curiga atas perubahan perilaku Ryan yang tidak sesuai dengan kondisi amnesia yang seharusnya dia alami.'Sial! Aku tidak bisa bergerak dengan bebas dalam tubuh Ryanoir!' umpat Ryan kesal.Saat ini Ryan melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah yang masih terhuyung-huyung, terus berusaha mengatasi efek penyesuaian yang memengaruhi tubuh dan pikirannya. Ia mencoba beradaptasi dengan kehidupan barunya sebagai Ryanoir, meski sebagian besar memori masa lalu tetap lebih dominan.Saat ia berusaha menjelaskan keadaannya yang dianggap amnesia, perhatian psikolog itu - sepupu wanita istrinya, Diana, semakin curiga pada perubahan perilaku Ryan."Diana, aku tak tahu apa yang terjadi padaku. Aku mencoba mencari jejak kehidupanku sebelumnya, tapi semuanya terasa kosong," ucap Ryan dengan nada sedih dan ingin meminta bantuan.Namun, matanya yang tajam seolah memperhatikan setiap gerakan, membuat Diana semakin curiga."Ryanoir, apa yang sebenarnya terjadi? Ini bukanlah tanda-tanda amnesia biasa." Diana memicingkan matanya memperhatikan tingkah Ryanoir - suami sepupunya.Ryan terdiam, perasaannya campur aduk saat Diana mengungkapkan keraguannya. Tidak ada yang bisa ia katakan atau lakukan untuk membuktikan bahwa ia benar-benar mengalami amnesia."Diana, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku benar-benar telah kehilangan seluruh ingatanku. Semua yang aku miliki saat ini hanya tubuh ini, dan itu saja," kata Ryan dengan nada putus asa."Aku mengerti, tapi hal seperti ini jarang terjadi pada kasus amnesia. Aku khawatir bahwa ada sesuatu yang terjadi di balik semua ini," kata Diana dengan suara lembut.Tapi wanita itu terus-menerus memperhatikan Ryan dengan serius, mengamati setiap gerakan dan ekspresi di wajahnya.Ryan merasa semakin tertekan dengan kata-kata Diana. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membuktikan bahwa ia tidak berbohong."Aku benar-benar tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk membuktikan kebenaran tentang ingatanku yang bermasalah," ucap Ryan dengan rasa frustrasi.Diana membelai lengan Ryan dengan lembut, mencoba menenangkan hatinya. Tapi itu membuat Ryan tidak suka sehingga menepisnya cepat, dan itu membuat Diana semakin curiga.Tapi wanita itu tetap tersenyum tanpa merasa marah menanggapi sikap Ryan yang terkesan kasar didepannya yang sedang melakukan pemeriksaan."Aku akan membantumu, Ryanoir. Aku akan membantumu menelusuri seluruh kejadian dan kembali pada identitasmu yang sebenarnya," kata Diana dengan senyuman lembut."Terima kasih, Diana. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi," kata Ryan dengan suara tegas.Ryan merasa terharu dengan sikap Diana yang begitu memahami. Ia merasa bahwa ia tidak sendirian dalam perjuangannya untuk mencari tahu mengenai masa lalunya.Wanita itu mengangguk penuh pengertian. Ia yakin bahwa akan segera menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang berhubungan dengan Ryanoir ini."Mari kita mulai dari awal. Ceritakan padaku, apa yang bisa kamu ingat dari masa lalumu?" tanya Diana dengan suara perlahan.Ryan menghela nafas dalam-dalam, mencoba meraih ingatan-ingatan terakhir yang masih terjaga dalam benaknya."Aku ingat bahwa aku selalu dihormati dan ditakuti oleh semua orang. Aku memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar, namun aku tidak tahu bagaimana cara mengelolanya," ucap Ryan dengan suara serak."Dan aku ... argh! Aku tidak tahu lagi," ucap Ryan seperti sedang kesakitan dengan memegang kepalanya sendiri.Diana menarik napas dalam-dalam, masih merasa ragu-ragu akan kebenaran kata-kata Ryan. Namun, ia bergeming dan memilih untuk terus mendengarkan penjelasan Ryanoir.Wanita itu meminta Ryan untuk kembali bercerita setelah terlihat lebih tenang beberapa saat kemudian."Lanjutkan, Tuan Muda Ryanoir!""Hahhh ... Aku ingat bahwa aku selalu memiliki sahabat terbaik, namun sekarang ia sepertinya juga menghilang dari kehidupanku," kata Ryan dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.Diana mencatat setiap kata-kata dari Ryanoir, mencoba menemukan pola atau petunjuk kecil yang dapat membantunya menyelesaikan kasus ini. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh dan misterius terjadi dalam kehidupan Ryanoir dan ia akan mencari tahu kebenarannya.Setelah dirasa cukup, wanita itu tidak lagi mengajukan pertanyaan dan menyatakan bahwa pemeriksaan hari ini cukup."Terima kasih, Ryanoir. Aku akan mempelajari semua informasi ini dengan hati-hati dan berusaha menemukan kebenaran yang sebenarnya," kata Diana dengan penuh keyakinan."Ya, lakukan yang terbaik."Ryan merasa sedikit lega setelah berbicara dengan Diana. Ia merasa bahwa seseorang akhirnya mempercayai kata-katanya dan membantunya menyelesaikan masalah ini.Mungkin setelah ini ia memutuskan untuk bekerja sama dengan Diana dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menemukan kebenaran tentang dirinya."Aku siap melakukan apa saja untuk menemukan kebenaran tentang diriku, Diana," kata Ryan dengan rasa semangat.Diana tersenyum lembut pada Ryanoir, merasa senang bahwa ia telah menciptakan ikatan khusus dengan suami sepupunya yang misterius tersebut. Ia merasa bahwa mereka akan menyelesaikan teka-teki yang terkait kehidupan Ryanoir, dan menemukan kebenaran yang sebenarnya tentang dirinya saat ini.***Di rumah, ketegangan semakin memuncak. Istri dan ibu mertuanya Ryanoir, terus merendahkan dan merencanakan sesuatu yang gelap. Mereka berusaha memastikan kendali penuh atas warisan Ryanoir, tanpa peduli terhadap keadaan Ryan yang sebenarnya."Kamu tidak pernah bisa mengalahkan kami, Ryanoir. Kamu hanya manusia bodoh dan amnesia yang tidak tahu apa-apa," kata Emily - ibu mertuanya, dengan suara sinis."Aku tahu bahwa aku menderita amnesia, tapi itu tidak membuatku menjadi sembarang orang, Emily. Aku masih Tuan Muda Ryanoir dan aku tidak akan membiarkan siapa pun merampas apa yang menjadi hakku," kata Ryan dengan tegas.Ryan merasa tersinggung dengan kata-kata Emily - ibu mertuanya. Ia merasa bahwa ia tidak layak diperlakukan seperti ini, dan bahwa ia harus menunjukkan pada keluarganya bahwa ia adalah Tuan Muda Ryanoir yang memegang kendali atas warisannya sendiri.Emily dan Selly hanya tertawa sinis mendengar kata-kata Ryan. Namun, di balik senyum mereka, terdapat rencana yang lebih jahat lagi. Mereka ingin mengambil semua warisan Ryanoir dan menjadikannya seseorang yang tidak berdaya atas kendali mereka.Ryan merasakan ketegangan yang semakin memuncak di rumah ini. Ia tahu bahwa ia harus bertindak cepat untuk mengambil kendali atas situasi ini."Mereka selalu berbohong dan menyimpan rahasia dariku. Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," gumam Ryan dalam hati, sambil merencanakan cara untuk mengungkap rahasia keluarganya.Ryan memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia mulai menyusup ke dalam kamar ibu mertuanya, membuka komputer dan dokumen Emily untuk mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh ibu mertuanya dan istrinya - Selly.Ryan menghabiskan berjam-jam di depan komputer mama mertuanya, mencoba mengumpulkan setiap bukti yang ia dapatkan. Ia menemukan banyak dokumen terkait keuangan, bisnis, dan kehidupan pribadi keluarganya yang menyimpan rahasia besar.Saat Ryan sibuk menyelidiki dokumen-dokumen yang tersebar di atas meja komputer ibu mertuanya. Matanya fokus, jari-jarinya lincah menekuni setiap detail yang bisa ia temui."Ryan, apa yang kau lakukan di sini?" bentak Emily, tiba-tiba muncul di pintu dengan ekspresi marah.Ryan terkejut, cepat membalikkan kepalanya. Dia berusaha setenang mungkin, dengan ekspresi wajah tanpa dosa karena sedang amnesia."Emily, aku mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini. Aku perlu tahu kebenarannya, agar aku bisa lepas dari amne
Ketika Diana masuk ke kamar Ryan, dia menemukan Ryan duduk di kursi roda dengan tatapan kosong yang tanpa ekspresi."Tuan Muda Ryanoir, apa yang sedang Anda pikirkan?" tanya Diana, mendekat ke arah Ryan."Aku tidak tahu, Di. Semua terasa begitu sulit dan kabur aku ingat-ingat," jawab Ryan dengan menggelengkan kepalanya, ekspresinya tampak lelah.Diana merasa iba pada Ryan, ia tahu betul bahwa Ryan sedang mengalami masa sulit dan butuh bantuan yang besar untuk bisa keluar dari situasi yang seperti sekarang."Dengar, Ryan. Aku ingin membantumu, tapi aku butuh kejujuranmu. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Diana, memandang Ryan dengan tatapan menyelidik.Ryan menatap ke arah Diana, ia merasa takut jika harus membuka diri. Namun, ia tahu bahwa Diana bisa membantunya keluar dari tempat yang sulit.Tapi keyakinan itu juga tidak bisa diambil secara cepat, sebab bagaimanapun juga Diana ini adalah saudara sepupu Selly, yang artinya keponakan dari ibu mertuanya."Aku... aku merasa diri
Emily duduk di depan komputer, sibuk merencanakan kecelakaan yang akan dialami oleh Diana saat pulang dari rumahnya. Dia merasa senang dan kegirangan karena akhirnya akan bisa menyingkirkan Diana yang dianggap menghambat niatnya.Dia menggigit bibirnya dan berkonsentrasi pada layar komputernya, memperhatikan setiap detail dari rencana itu. Emily merancang kecelakaan itu begitu detail dengan cermat dan hati-hati, menginginkan Diana mengalami kecelakaan yang cukup parah agar dia tidak bisa membocorkan rahasianya untuk memanipulasi Ryanoir."Baiklah, semuanya sudah selesai," gumam Emily sambil menikmati hasil kerjanya."Ini lebih dari kata sempurna!"Wanita itu tersenyum puas saat melihat rencana kecelakaannya yang sempurna di layar komputernya. Rencana tersebut tidak hanya menargetkan mobil Diana, namun juga memasukkan kendaraan lain ke dalamnya untuk memastikan Diana tidak bisa lolos dari maut.Emily mengirim pesan singkat ke temannya yang bekerja sebagai sopir truk besar. Dia meminta b
Emily dan Selly terlihat cemas karena terbongkar tanggung jawab mereka atas kematian Diana. Ryan merasa sangat marah dan kecewa karena mereka melakukan hal yang sangat jahat dengan membunuh saudaranya sendiri."Kalian melakukan itu untuk apa? Apakah ini semua hanya tentang uang?" tanya Ryan dengan nada yang penuh amarah.Emily dan Selly tidak dapat berkata-kata karena kesalahan mereka terbuka. Ryan terus meminta penjelasan dari mereka, tapi mereka tetap diam."Tidak akan ada yang terjadi pada kalian jika kalian memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi," ucap Ryan dengan nada yang lebih tenang, mencoba mencari tahu alasan mereka.Setelah tertunduk dalam diam selama beberapa saat, Emily akhirnya memutuskan untuk memberitahu kebenaran tentang rencana mereka untuk memanipulasi Ryan dengan kepura-puraannya. Keduanya berusaha untuk memanfaatkan amnesia Ryan agar ia menandatangani surat wasiat yang menguntungkan mereka."K-ami ... kami tahu kalau kamu sedang mengalami amnesia, dan kami piki
Ryan terus mencari tahu tentang keluarga Ryanoir dan segala kejanggalan yang terjadi di sekitarnya. Ia menggali informasi dari setiap sumber yang ia temui, mencoba untuk menghubungkan kebenaran yang terdapat dalam cerita tersebut.Namun, semakin ia mendalami investigasinya, semakin ia merasa terjebak dalam kebohongan dan kecurangan keluarga Ryanoir. Semua anggota keluarga ini sepertinya memiliki motif dan kepentingan masing-masing yang tidak terlihat jelas.Ryan mulai kehilangan harapan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Namun, ia terus mendalami investigasinya tanpa kenal lelah, bahkan meskipun ia harus mengorbankan hidupnya sebagai Ryan."Aku harus menyelesaikan ini, bahkan jika itu berarti aku harus mengorbankan segalanya," gumam Ryan dengan tekad yang bulat.Satu persatu misteri terus terungkap dalam investigasi Ryan. Ia menemukan bahwa ada konspirasi jahat untuk merampok kekayaan keluarga Ryanoir dan memperkaya diri sendiri, tanpa peduli dengan konsekuensi yan
"Aku pasti akan menghukum kalian berdua, dengan hukuman yang tidak pernah kalian bayangkan!" Ryan berkata dengan nada tinggi, memperingatkan dua wanita di depannya.Selly dan Emily saling berpandangan dengan rasa takut saat Ryan mengancam mereka dengan kejahatannya. Mereka tahu bahwa Ryan akan melampiaskan kemarahannya pada mereka seiring dengan ucapan yang diucapkannya. Namun, kali ini mereka merasa lebih takut dari sebelumnya.Ryan menatap keduanya dengan pandangan penuh kebencian, mencoba mencerna setiap detail dari wajah mereka. Kedua wanita itu tampak rapuh, seperti tidak lagi memiliki semangat untuk melawan atau membela diri."Kamu, Selly ... kamu benar-benar tega dan licik. Menipu suamimu dan berselingkuh dengan sepupuku sendiri! Membodohiku selama bertahun-tahun!" Ryan marah dan mulai berteriak pada Selly.Selly mengangguk dengan berderai air mata, menyadari kesalahan besar yang ia lakukan. Dia tak punya kata apa-apa untuk membela dirinya sendiri karena dia tahu bahwa semua i
Selly merintih kesakitan, tetapi Ryan tidak berhenti. Dia memperlihatkan wajahnya yang penuh kebencian sambil mencengkeram leher Selly semakin keras. Darah mulai menetes dari hidung dan mulut Selly yang telah menjadi lemas karena cengkeraman kuat itu."Rasakan ini!" teriak Ryan.Namun, tiba-tiba terdengar suara pintu rumah yang terbuka dan langkah kaki seseorang mendekat ke arah mereka. Ryan terkejut, sehingga dia berhenti memberikan cengkeraman pada wanita yang berstatus sebagai istrinya. Namun, setelah melihat siapa yang datang, dia merasa tenang kembali."Maaf, Ryan. Aku sudah pulang," ujar seorang pria yang terdengar datang dari depan pintu."Apa tugasmu sudah selesai, hingga berani pulang?" Ryan bertanya tak suka.Pria itu tidak terkejut, kemudian duduk di sofa di ruangan tersebut. Dengan wajah lelah dan lesu, pria itu melaporkan pekerjaannya yang tidak biasa.Sebenarnya, pria itu tidak pernah mengenal Ryanoir. Tapi "Ryan" sangat mengenal pria tersebut sebagai seorang "kurir" info
Ryan melihat ketakutan di mata Selly dan Emily, dan dia merasakan kepuasan dalam hatinya. Ia memang menikmati peran sebagai seorang pembunuh, sama seperti yang dulu sering ia lakukan. Namun, tiba-tiba telepon Ryan berdering."Ya, halo?" jawab Ryan setelah mengambil telepon."Maaf mengganggu, Tuan Ryanoir. Ini Adam, pengacara keluarga Anda. Ada kabar buruk dari pengadilan," kata Adam dengan serius.Ryan menatap Selly dan Emily dengan marah, saat dia menyadari bahwa telepon dari pengacara keluarganya ini akan mengganggu rencana-rencana yang sudah ia susun untuk mengurung dua wanita di dalam rumah untuk waktu yang lama."Apa yang terjadi?" tanya Ryan akhirnya."Pengadilan memerintahkan penangkapan Anda atas tuduhan pembunuhan," kata Adam."Aku, membunuh? Membunuh siapa?" tanya Ryan terkejut.Ryan merasa syok mendengar berita ini. Penangkapan seperti itu tidak pernah ada dalam kamusnya, apalagi untuk saat ini dia adalah Tuan Muda Ryanoir.Meskipun di dalam keluarganya sendiri ia tidak dipe
Tapi Ryan tidak ingin mendengarkan perintah Alicia, dia ingin menyelamatkan mereka semua dari situasi ini. Dia mengambil tongkat ajaib dan berdiri di dekat altar. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba mengucapkan mantra yang tepat untuk mengakhiri ritual.Tangan Ryan bergetar, ketika dia mencoba mengucapkan kata-kata mantra tapi sayangnya otaknya tidak bisa berkonsentrasi sehingga salah ucap. Tubuhnya mulai terasa lelah dan pusing, tapi dia tidak ingin menyerah. Dia mengulang mantra itu berkali-kali, sampai tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan.Ryan melihat ke arah pintu dan terkejut melihat kehadiran dua orang berpakaian serba hitam dan memakai topeng, yang pastinya bukan teman melainkan lawan."R-yan, cepat, cepatlah keluar dari sini sebelum terlambat!" kata Alicia dengan suara lemah, tapi tegas."Hahaha ... kalian semua tidak ada yang bisa keluar dari sini!" teriak satu dari dua pria tadi.Pria itu, menodongkan senjata api ke arah Ryan da
Beberapa hari kemudian.Dalam ruangan yang cukup luas dan gelap, sebuah altar besar terlihat berdiri di tengah ruangan dengan api ungu yang menyala di atasnya. Di sekeliling altar, terdapat lingkaran ungu yang ditempati oleh tiga pria dewasa, mereka memakai jubah putih bergaris hitam dan membawa tongkat dengan bentuk aneh yang dihiasi dengan kristal merah dan biru.Di sudut ruangan, ada dua gadis yang saling berpelukan. Satu diantara mereka dengan wajah menangis, sementara yang satu menenangkan.Gadis pertama memiliki rambut cokelat kehitaman dan bibir tebal, sedangkan gadis kedua memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau cerah. Keduanya mengenakan pakaian putih dengan kain tipis yang melambai-lambai terkena angin yang berhembus dari celah-celah jendela."Lepaskan aku, lepaskan aku!" desah gadis cokelat sambil menangis dan berusaha melepaskan diri dari genggaman pria yang mengikutinya dari belakang."Tidak perlu takut, kita hanya akan melakukan pertukaran jiwa saja," terang pria it
Setelah semua permasalahan yang rumit dan kompleks terselesaikan, Ryan berniat mewujudkan impiannya untuk pensiun meskipun saat ini ia masih muda. Tapi urusan perusahaan keluarga Herlambang sudah ia serahkan kepada orang-orang pilihan yang dipercayainya, jadi ia bisa lebih santai menikmati hidupnya dengan memantau perkembangan perusahaan hanya lewat email saja.Pria itu juga memimpin kelompok Pluto sebagaimana peran yang seharusnya, dan rencana terdekatnya adalah menikah dengan Alicia. meskipun sadar jika Alicia adalah orang yang memiliki darah sama dengannya karena lahir dari rahim yang sama, tapi Ryan merasa bahwa dirinya ini adalah orang lain yang kebetulan terperangkap dalam tubuh kakak dari Alicia. Dan ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis tersebut, meskipun ia sendiri tidak yakin jika Alicia akan setuju dengan keputusannya itu.Ryan duduk di teras rumahnya sambil menatap jauh ke depan. Hari itu ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, meskipun ia tahu itu akan menja
Beberapa hari kemudian, Ryan dan Alicia akhirnya memiliki rencana yang matang untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka merencanakan serangan mendadak ke markas kelompok yang ingin merebut kekuasaan, dan mereka yakin bahwa itu akan berhasil.Ryan dan Alicia duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, guna menghindari perhatian orang lain - di mana mereka sengaja bertemu secara diam-diam untuk membicarakan rencana ini. Mereka sedang merancang strategi dan merencanakan serangan mendadak ke markas musuh mereka, jadi tidak ingin didengar oleh siapapun termasuk para asisten supaya menghindari mata-mata yang kemungkinan besar tetap ada di antara orang-orang terdekat."Mereka pasti akan siap untuk serangan kita," bisik Ryan sambil memicingkan matanya pada menu kafe di hadapannya - agar tidak terlalu tentara saat berbicara."Tentu saja mereka akan siap," sahut Alicia, "Tapi kita punya keunggulan. Kita sudah mengetahui rencana mereka, dan kita bisa memanfaatkan kelemahan-kelemahan mereka untu
Ryan akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat persembunyian yang disebutkan oleh orang misterius tersebut - yang menghubunginya lewat telepon. Setibanya di sana, pria itu langsung menyelidiki sekitar dan mendapatkan informasi penting yang bisa digunakan untuk mengalahkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh keluarga Herlambang dan menggulingkan Ryanoir dari kursi pewaris tunggal.Namun, di tengah-tengah penyelidikannya, Ryan bertemu dengan sosok yang tidak ia duga. Sosok itu adalah Alicia, gadis yang kini bekerja di perusahaan Herlambang miliknya.Namun, kali ini perspektif Ryan terhadap gadis tersebut telah berubah. Dia tidak lagi memandang Alicia sebagai musuh atau bukan lawan. Sebaliknya, Ryan mulai melihat gadis itu sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi sekutunya dalam melawan kelompok yang ingin menaklukkan dunia bawah."Aku tidak tahu bahwa kamu akan datang ke sini, Ryan," kata Alicia dengan wajah yang menggambarkan rasa terkejut dan lega.Ryan hanya ters
Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga
"Emh, Ryan. Aku ingin kerja di perusahaan Herlambang. Apakah kamu bisa menerima aku sebagai karyawan kamu?""Kerja di perusahaan Herlambang?" tanya Ryan terkejut.Tiba-tiba saja, Alicia pengajukan pertanyaan yang tidak pernah disangka-sangka Ryan. Itulah sebabnya Ryan semakin curiga jika gadis itu memiliki maksud tertentu supaya bisa masuk dalam lingkungan perusahaan, agar pergerakannya lebih mudah dan cepat - menurut Ryan.Ryan tidak bisa menyembunyikan keheranan pada wajahnya atas permintaan Alicia. Ia bertanya-tanya kenapa gadis itu meminta pekerjaan di perusahaannya, dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi penyelidikan yang sedang ia lakukan."Apa alasannya? Kamu sudah mendengar hal-hal buruk tentang perusahaan itu, kan?" Ryan mencoba mencari alasan untuk tidak menerima gadis itu bekerja di perusahaan keluarga Herlambang."Iya, aku tahu tentang banyak kasus yang terjadi, selain perampokan yang melibatkan teman pengacara keluarga Herlambang. Tapi, hal itu bukanlah masalahku. Aku mu
Sayangnya, Ryan tidak bisa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya lewat internet - setelah beberapa kali mencoba mencari. Nyatanya, Alicia tidak memiliki profil lengkap sehingga Ryan harus bekerja lebih keras untuk mencari tahu identitas asli Alicia. Gusar dan kesal, akhirnya Ryan memutuskan untuk memasang penyadap pada Alicia. Alat sadap mini, yang dulu pernah ia pasang pada sepupunya Selly. Alat sadap yang berukuran sangat kecil sehingga tidak disadari keberadaannya oleh orang yang menjadi targetnya."Ok, aku akan memasang penyadap pada ponselnya ... atau anggota tubuhnya saja.. Dengan begitu, aku bisa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengungkap siapa sebenarnya Alicia," gumam Ryan dalam hati.Ryan segera mengoperasikan - mendesain dan memproduksi penyadap tersebut dan bersiap untuk memulai misi pencariannya. Dia tidak sabar untuk mengungkap identitas sebenarnya dari gadis yang telah mencuri hatinya itu, meskipun juga mencurigakan karena mengetahu
Ryan cepat-cepat berlari kembali ke ruangan sebelah dan berhenti di depan tempat duduk Alicia. Ia berharap belum terlambat untuk meminta maaf pada gadis itu."Maaf, sudah menunggu lama sekali," kata Ryan ketika ia duduk kembali di samping Alicia. "Maaf, tadi ada urusan yang terpaksa aku lakukan," imbuhnya kemudian."Ah, tidak masalah." Alicia menjawab dengan senyumannya yang manis.Ryan merasa malu karena membuat Alicia harus menunggunya selama itu. Namun, ia tetap berusaha untuk tenang dan melanjutkan pembicaraan yang sempat ditunda.Alicia sendiri tidak pernah menyangka jika Ryan memiliki posisi yang sangat penting di perusahaan Herlambang ini. Gadis itu memang belum sepenuhnya tahu bahwa Ryan adalah Tuan Muda Ryanoir."Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," celetuk Alicia yang membuat Ryan mengerutkan keningnya."Hm, apa?" tanya Ryan ingin tahu apa yang ingin diketahui oleh gadis itu."Apakah k-amu, emh ... maksudku, Anda ... adalah Tuan Muda Ryanoir?" Akhirnya, gadis itu mengajuk