Dua minggu di Jakarta, Reynal sudah mengakhiri kontrak kerja dengan Romelo, Joy dan dua temannya. Seperti perjanjian awal, mereka bekerja selama masih dibutuhkan dan pemutusan kontark bisa berakhir kapan saja.Dengan demikian Romelo sang informan, resmi pula keluar dari kantor Brully. Tiga hari silam surat pengunduran diri telah dilayangkan Romelo dan hari ini telah disetujui bagian SDM perusahaan. Romelo diberi banyak uang oleh Reynal, atas kerjasamanya.Jasa Romelo tentu sangat besar dalam misi ini. Romelo merupakan pusat informasi bagi Reynal. Tempat bagi Reynal untuk berdiskusi mengetahui segala rencana Brully yang ingin menghabisi anak, Prasti dan dirinya.Seluruh informasi yang didapat dari Romelo tingkat akurasinya sangat tinggi, nyaris tak meleset sedikitpun. Reynal bisa aman hingga hari ini sangat terbantu oleh kemampuan Romelo dalam menguasai tekonologi informasi.Joy dan dua temannya juga begitu. Reynal telah bertemu mereka untuk menyatakan kerjasama telah selesai dan merek
Prasti hari ini kembali ke kota Padang. Ini hari penting, karena Prasti akan menandatangi kontak sekaligus pengambilan gambar untuk kepentingan iklan suplemen pelangsing.Prasti berharap Ranggi mengajak pacarnya untuk pergi bersama mereka. Sebab Prasti tak ingin ada konflik antara Ranggi dan pacarnya.Dandanan Prasti pagi ini kian memukau. Warnanya hijau lembut, dan kerudungnya hijau tua. Lengkap dengan sepatu dan asesoris lainnya.Tak begitu lama, mobil yang akan membawanya ke kota Padang telah sampai di depan tempat kos Prasti. Ranggi, yang menyetir mobil langsung turun dengan penuh semangat. Dia membukakan pintu untuk Prasti. Pagi ini pelayanan Ranggi pada Prasti makin aduhai.“Loh, Jelita mana??” Tanya Prasti menanyakan wanita dekat Ranggi“Dia kan kerja, mana bisa ikut”“Suruh libur aja, satu hari kok”“Ngga usah”“Waduh Nggi. Ntar ribut lagi kaliannya. Aku jadi ngga enak kan?”“Ngga bakalan, udah aku jelasin kok”Prasti naik mobil dengan sedikit malas. Tampak di wajahnya kalau h
Prasti diperlakukan bak seorang artis besar di perusahaan ini. Begitu acara perkenalaan para bintang iklan, selesai, Prasti diserbu banyak orang untuk berfoto dan minta tandatangan.Prasti bermurah hati melayani setiap permintaan itu. Hari ini Prasti benar-benar merasa diperlakukan sebagai seorang selebritis.Ranggi sangat menikmati pemandangan itu dari bangku paling belakang. Dia makin berhayal, nanti malam Prasti bertekuk lutut padanya.Ranggi termasuk pria optimis. Walau sudah disebut Prasti jelas-jelas tentang hubungan mereka, Ranggi tetap merasa punya peluang untuk menaklukan hati Prasti.Acara berikut adalah prasmanan. Para pemenang, tiga wanita cantik itu makan satu meja dengan direktur utama. Wah, betul betul mewah. Satu meja dihuni tiga wanita model.Apalagi Prasti, dengan kualitas kecantikkan di atas rata-rata dia memang layak disebut bintang. Sesekali direktur utama tersenyum pada Prasti dan Prasti dengan ramah membalas senyuman itu.Sementara ituDi restoran lereng bukit B
Sebelum memasuki kamar, Prasti mengajak Ranggi duduk sebentar di lobi. Petugas hotel mendatanginya.“Tinggal aja kuncinya mas, kami ngomong bentar dulu” kata Prasti pada petugas yang akan membawanya ke kamar.Petugas hotel menyerahkan kunci pada Prasti dan Prasti kaget karena kunci yang diserahkan hanya satu.“Nggi, tadi aku kan udah tekan kontrak. Uang sudah dikirim ke rekeningaku 400 juta”“Woow, mantap. Hebat kan Fatimah ideku untuk nyuruh kamu ikut”“Iya, makanya aku ngomong. Ngucapin terimakasih”“Ya, terimakasih kembali Fatimah, semoga uangnya bermanfaat”“Gini Nggi, sekarang kita tentukan berapa buat aku dan berapa buat kamu”“Ah ngga usah mikir itu lah Fat”“Jangan gitu dong Nggi, aku ngga enak seperti itu”“Aku ngga usah dikasih lah Fat, itu kan karena kemampuan kamu”“Iya, Nggi, tapi kalau bukan dari kamu informasinya tentu aku ngga dapat ini”“Ya, pake ajalah buat kamu Fat”“Nggi aku ngga enak Nggii. Trus kalau ngga mau duit kamu maunya gimana???”Ranggi terdiam lalu menund
Prasti terbangun saat kumandang azan subuh. Lalu tunaikan salat di kamarnya nomor 311. Sementara Ranggi, sejak semalam memang tak tidur di kamar di kamar 315.Prasti teringat peristiwa semalam. Ketika dia telah siap menerima tantangan Ranggi untuk membuktikan bahwa dia memang tidak lagi perawan. Prasti bersyukur hal itu tidak terjadi, karena perilaku itu sangat bertentangan dengan usaha besarnya untuk mengubah diri menjadi wanita baik-baik.Sehingga, sebelum Prasti melucuti pakaiannya sendiri semalam, dia berkata pada Ranggi. Kata-kata yang sangat menyentuh perasaan.“Aku dikirim Bang Reynal ke Sumatera Barat untuk mengubah diri menjadi wanita yang lebih baik. Tapi di saat aku serius mengubah diri, aku harus berhadapan dengan masalah ini. Kalau itu maumu silahkan”Ini kata-kata yang sebenatrnya menyentak hati siapa saja yang mendengar.Ranggi bukan tak tersentuh dengan kata-kata pedas itu. Tapi ada maksud lain dalam dirinya. Yakni, merangsang alat kejantanannya yang lemah sejak kecil
Prasti dan Ranggi selesai makan dan salat. Berikutnya Prasti menuju tempat syuting akhir pengambilan gambar dan video iklan suplemen.Ranggi walau sudah selesai menghadap pada ilahi dalam salat, pikiran kotornya tak sempurna hilang. Sepertinya salat Ranggi tidak kusuk. Bisa jadi salat yang tadi dilaksanakan tidak ada nilai kusuknya sedikitpun. Karena setan tetap bergelayut dalam otaknya.Prasti menuju tempat syuting. Dia sangat menikmati proses ini. Apalagi semua orang yang terlihat dalam proyek ini merasa dekat dengannnya. Walau baru dua hari berkerja sama antara mereka telah terjalin semacam hubungan kekeluargaan.Ranggi kembali melanjutkan lamunan kotor di mobilnya.Masih mencari cara untuk bisa satu kamar lagi dengan Prasti. Sepertinya untuk bisa satu kamar dengan Prasti sudah menjadi harga mati bagi Ranggi. Sebab kalau sudah pulang ke Payakumbuh maka peluang itu kian sempit.Jelita menelpon Ranggi saat Ranggi tengah berpikir keras melangsungkan niat kotornya.“Assalamualaikum Bang
Prasti sudah tak berdaya, dia berbaring lemas di ranjang empuk setelah serbuk obat penenang ditabur secara tersembunyi oleh Ranggi saat menjemput menu makanan dan minuman di restoran.Tak tahu, Ranggi membeli atau meminta saja pada temannya yang sama-sama alumni jurusan Farmasi. Setidaknya Ranggi mengerti tentang obat-obatan. Kandungan, fungsi dan efek sampingnya tentu sudah dia pelajari di bangku kuliah.Obat itu, ketika kini telah masuk ke sistem syaraf, maka pergerakkan syaraf jadi melambat. Kemudian tubuh lemas, mengantuk kadang disertai mual. Bahkan bila tubuh yang mengosumsi tidak terlalu baik kondisinya, seseorang bisa muntah-muntah.Ranggi bersiap untuk sebuah perlakuan biadab pada wanita separuh bule yang super cantik ini. Lagi-lagi, tak ada lelaki yang tidak menetes air seleranya setelah memandang raga Prasti yang terjilentang itu. Apalagi melihat Prasti sudah terkulai tak berdaya, semangat Ranggi meledak-ledak dibuatnya.Ranggi telah membayangkan bahwa sebentar lagi dia aka
Wanita berbaju oren naik ke lantai 17, kamar lelaki yang tadi duduk di sampingnya. Sepertinya tawar menawar telah selesai dan angka yang pas telah didapatkan. Tinggal penyelenggaraan acara.Harga wanita berbaju oren masih tergolong mahal. Walau tak lagi abege, tapi kualitas wajah dan posturnya masih aduhai untuk para lelaki. Maka hingga kini masih laris manis bagi lelaki berkantong padat.Naldi cukup tahu kualitas wanita itu. Karena beberapa kenalannya pernah merasakan sensasi luar biasa dari layanan wanita berbaju oren tersebut. Umumnya, para pemesan minta nambah untuk kembali menghabiskan malam bersama wanita berbaju oren yang tadi berambut sebahu itu.Memang, wanita berbaju oren wajahnya tidak pasaran. Dia wanita indonesia asli, tidak indo seperti Prasti. Tapi daya tariknya cukup kuat. Kulitnya sawo matang cerah, tingginya 160an. Tapi yang paling dinikmati orang saat pertama kali bertemu adalah senyumnya. Sangat berbeda, khas sebab giginya sangat rapi dan putih.SementaraTiga jam