Share

61). Menguatkan Diri

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

***

"Iya," kata Alnaira dengan senyuman ketir yang kini terukir. "Kamu benar, Gem, aku emang jahat dan laki-laki sebaik kamu enggak pantas dan cocok sama perempuan jahat kaya aku. Jadi terusin sama Anes oke? Dia gadis baik dan dia enggak pernah nyakitin siapa pun. Kamu akan sangat ngerasa beruntung kalau nikah sama dia."

"Na, aku-"

"Aku capek, Gem, dan aku juga belum mandi. Jadi habis ini mau bersih-bersih dulu," kata Alnaira—memotong ucapan Gema tanpa permisi. "Udah ya. Intinya senin nanti setelah pulang kerja kita ke Ancol dan kamu enggak perlu pastiin lagi karena aku enggak pikun. Selamat malam, Gem, dan maaf kalau selama ini aku udah sering banget jahatin kamu. Setelah nikah sama Anes, kamu enggak akan ngerasain itu lagi kok. Tenang aja."

"Na-"

Tak membiarkan Gema melanjutkan ucapan, Alnaira lebih dulu memutuskan sambungan telepon sebelum kemudian menurunkan ponselnya dari samping telinga.

Menunduk untuk meresapi sakit, selanjutnya itulah yang Alnaira lakukan sehingga tak sadar, s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   62). Antara Meeting dan Ancol

    ***"Na, udah bangun?"Mengernyit dengan atensi yang tertuju pada pintu kamar, itulah Alnaira setelah suara Aneska pagi ini terdrngar dari depan. Tak sekadar bertanya, sebelumnya ketukan pun terdengar sehingga Alnaira yang memang tadi masih bergelut dengan selimut, mau tak mau membuka mata.Tak ada kegiatan, Alnaira memang selalu memanfaatkan hari minggu untuk bangun lebih siang dari biasa sehingga dia yang biasanya sudah mandi, pagi ini justru sibuk di tempat tidur."Anes ada apa ya pagi-pagi ke kamar? Mendadak degdegan."Tak langsung menyauti pertanyaan Aneska, Alnaira bertanya pada diri sendiri hingga setelah panggilan sang kakak kembali terdengar, dia menjawab."Sebentar, Nes, aku udah bangun kok."Beringsut dari kasur, Alnaira berjalan menuju pintu untuk kemudian membukanya. Tak dibebaskan, sejak semalam kembali ke kamar, dia memang sengaja mengunci pintu demi berjaga-jaga dan selalu benar ketakutan yang dia rasakan, Gema menghubunginya tanpa permisi."Eh, aku ganggu ya?" tanya A

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   63). Kepergian Dipercepat?

    ***"Kamu harusnya lebih milih meeting sama Aneska dibanding ke Ancol, Gema," kata Alnaira. "Meeting ini penting karena yang dibahas adalah rencana pernikahan kalian dan-""Penting buat kamu, Aneska, sama yang lain, Na, buat aku enggak penting. Jadi enggak ada kewajiban buat aku prioritasin meeting itu.""Gem, kamu kenapa kaya gini terus sih?" tanya Alnaira. "Aku enggak mau tahu ya, habis ini kamu bilang ke Anes kalau kamu salah inget jadwal ngampus terus besok bisa pergi meeting. Kasihan dia kalau harus reschedule karena WOnya pun pasti sibuk.""Terus rencana kita ke Ancol gimana?" tanya Gema. "Aku enggak mau itu batal ya. Aku mau pergi sama kamu dan sesuai janji, selama lima hari kamu harus mau habisin waktu sama aku dan kalau ingkar, aku bakalan-""Enggak akan," potong Alnaira dengan segera. "Lagian pernikahan kamu sama Anes dua minggu lagi. Jadi masih ada tuh waktu buat habisin waktu.""Waktunya ada, tapi waktu kosong tanpa mikirin ngampus ada enggak?" tanya Gema. "Gini deh, kala

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   64). Berdebat Lagi

    ***"Ini Nana mana ya? Udah dua puluh menit gue nunggu di sini, dia enggak datang-datang. Apa jangan-jangan dia bohongin gue? Ah, tapi masa setega itu sih dia?"Duduk di sebuah bangku di pinggir jalan, pertanyaan tersebut lantas Gema lontarkan dengan perasaan yang sedikit sebal. Bukan tanpa alasan, rasa tak nyaman muncul setelah Alnaira yang berjanji pergi bersamanya, tak kunjung datang.Entah ke mana gadis itu, Gema sendiri tak tahu. Namun, yang jelas tadi Alnaira memintanya menunggu di sebuah pertigaan dan patuh pada perintah gadis itu, Gema yang pergi menggunakan taksi dari rumah, berdiam di tempat yang sang mantan anjurkan.Tak sebentar menunggu di sana, Gema sudah dua puluh menit duduk dan karena Alnaira tak kunjung datang, dirinya kesal karena sepuluh menit lalu ketika dia menghubungi sang mantan, katanya Alnaira sudah berada di jalan."Jalannya muter-muter apa gimana coba? Lama banget sampenya."Menunggu lagi dengan perasaan yang semakin tak tenang, Gema refleks berdiri ketika

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   65). Mesin Waktu

    ***Tak menimpali lagi ucapan Alnaira, Gema memilih diam hingga tak berselang lama mobil yang dia kendarai berhenti di lampu merah."Maaf ya karena ngajak kamu jalan-jalan," ucap Gema tiba-tiba. "Setelah acara semalam, kamu mungkin capek dan pasti pengennya istirahat.""Enggak apa-apa," kata Alnaira. "Meskipun bukan hal besar, anggap aja ini rasa terima kasih aku ke kamu yang udah mau berkorban demi kebahagiaan aku.""Jalan-jalan sama kamu berdua gini adalah hal besar buat aku, Na," kata Gema. "Dan jujur aku sangat bersemangat hari ini habisin waktu sama kamu, karena semenjak perjodohan aku sama Anes, kita jauh."Tak tahu harus menjawab apa, Alnaira hanya tersenyum tipis sebagai respon hingga tak berselang lama mobil yang Gema kendarai kembali melaju setelah sebelumnya berhenti.Menempuh perjalanan yang cukup jauh, Alnaira dan Gema tiba sekitar pukul setengah dua belas kurang beberapa menit dan karena cuaca siang ini cukup panas, keduanya memilih untuk mampir ke sebuah kafe yang terse

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   66). Pelukan Terakhir

    ***"Enak juga ya makan es krim sambil nikmatin air laut."Duduk bersila di atas pembatas beton, ucapan tersebut Gema lontarkan dengan senyuman terukir. Tak lagi di kafe, saat ini dia dan Alnaira tengah menikmati deburan ombak sambil menikmati es krim.Tak sepanas tadi, cuaca siang ini juga mulai meredup sehingga tanpa perlu merasa panas, Alnaira mau pun Gema bisa menikmati pemandangan air laut di depan mereka.Tenang, itulah yang Alnaira rasakan tatkala menyaksikan ombak laut di depannya, sementara Gema sendiri sejak tadi dilanda bahagia."Iya," ucap Alnaira. "Tapi habis ini pulang ya. Jalanan pasti macet, takutnya kesorean kalau dinanti-nanti.""Aman," kata Gema. Menoleh untuk memandangi Alnaira yang tengah menikmati es krim cone, dia lantas berucap, "Makasih ya, Na, buat hari ini. Dari lima hari, kamu udah nyicil satu hari buat habisin waktu sama aku.""Sama-sama," kata Alnaira. "Aku harap setelah ini kamu fokus dengan rencana pernikahan kamu sama Anes, karena kan udah enggak ada u

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   67). Teguran Elara

    ***Setelah berkata demikian, Gema memilih fokus mengemudi hingga setelah satu jam di jalan, mobil yang dia kendarai tiba juga di tempat pertemuan dengan Alnaira ketika berangkat tadi.Berhenti di pinggir jalan, Gema menepati janji untuk membangunkan Alnaira dan tak sulit, perempuan itu membuka mata setelah sekali Gema menepuk pipi sambil memanggil."Diem dulu deh sepuluh menit, jangan langsung nyetir," kata Gema sambil menyandarkan punggungnya pada jok.Belum turun, dia masih setia di kursi kemudi karena jika boleh jujur, Gema sebenarnya masih ingin menjadi supir untuk Alnaira.Menghabiskan waktu berdua selama beberapa jam, Gema berat ketika harus berpisah dengan gadis itu karena meskipun tetap bertemu di rumah sakit setiap hari, suasananya tak lagi sama."Aku enggak pusing," kata Alnaira. "Lagian udah setengah empat juga. Sore.""Enggak ada juga yang bilang pagi.""Gem, ih.""Pusing enggak?" tanya Gema sambil memandang Alnaira. "Lagian kayanya kalau pun aku turun depan komplek, kemu

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   68). Dihibur Gibran

    ***"Ma, aku sepedahan dulu ya. Enggak jauh kok, paling cuman keliling komplek."Sambil mengisi botol minum yang dia pegang, kalimat pamit tersebut lantas Alnaira lontarkan pada Elara yang kini sibuk di dapur.Sempat dilanda sedih setelah diajak mengobrol oleh sang mama, mood Alnaira memang kembali baik setelah sang adik mengajaknya menikmati sore dengan bersepeda.Cukup lama tak melakoni olahraga tersebut meskipun hanya berkeliling komplek, Alnaira antusias sehingga tanpa banyak menunda dia pun bersiap-siap."Hati-hati main sepedanya ya. Jangan ngebut dan jangan kejar-kejaran," kata Elara. "Santai aja.""Siap, Ma," kata Alnaira patuh. "Aku pergi dulu ya kalau gitu.""Oke."Membawa sebotol penuh air putih, dengan semangat Alnaira pergi menemui Gibran. Melihat sang adik standby di sepeda, seulas senyum terukir sehingga sambil mengampiri Gibran, dia buka suara."Kenapa excited banget ya aku? Padahal, cuman sepedahan keliling komplek.""Ya karena kan lagi stress, makanya diajak sepedahan

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   69). Kedatangan Dhana

    ***"Hai, Nes," sapa pria yang tak lain adalah Dhana. "Lagi sibuk enggak? Gue mau pesan kue nih buat acara. Tadi gue telepon Gema dan gue disuruh ke sini aja katanya.""Kue apa aja emangnya, Dhan?" tanya Aneska sambil mendudukan dirinya di samping Dhana. "Yang cake-cake gitu aja sih, Nes, kalau ada. Buat acara syukuran soalnya.""Acara kamu?""Tante," kata Dhana. "Dia mau ngadain acara tujuh bulanan hamil terus katanya ngidam pengen dicariin kue sama gue. Jadi ya gitu deh.""Oh," kata Aneska. Bertemu Dhana, dia teringat kembali pada bebannya beberapa waktu lalu sehingga sebelum membahas kue, Aneska bertanya, "Buru-buru enggak, Dhan? Kuenya juga bukan buat hari ini, kan?""Buat rabu sih, Nes, dan kebetulan gue lagi santai sih," kata Dhana. "Ada apa emang?""Hm, aku mau nanyain sesuatu sih, tapi kalau seandainya aku ajak kamu ke ruangan aku mau enggak?" tanya Aneska. "Enggak enak kalau di sini, rame.""Ruangannya di toko ini juga?""Iya ke belakang," kata Aneska. "Enggak sepi kok, di lu

Latest chapter

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   147). Alnaira Menyerah?

    ***"Tapi Gema enggak cinta sama Anes, Na, dia cintanya sama lo dan gue rasa percuma juga kalau pernikahan mereka dilanjutin," kata Sky. "Jujur deh coba ke Om Regan sama Tante El. Siapa tahu mereka bisa cari jalan keluar terbaik atau barangkali kalau tahu semuanya, pernikahan Anes sama Gema bakalan langsung dibatalin.""Apa aku bisa sejahat itu?" tanya Alnaira. "Menikah sama Gema pasti impian Anes banget. Apa aku tega hancurin mimpi dia setelah sebelumnya aku pernah lakuin hal sama? Kamu ingat? Anes pengen jadi dokter lho, Sky, tapi semuanya enggak bisa diwujudin setelah dia punya phobia sama darah dan kamu enggak lupa, kan, siapa yang bikin Anes punya phobia?""Ya tapi kan, Anes juga udah jahat sama lo, Na," kata Sky. "Peduli amat lo sama perasaan dia. Anes aja enggak peduli."Tak menjawab, Alnaira hanya bisa menghela napas kasar sebagai respon. Memandang Sky dengan raut wajah bingung, itulah dia sekarang sehingga untuk beberapa saat suasana diantara dirinya dan Sky hening."Na.""En

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   146). Bercerita pada Sky

    ***"Makanannya enggak enak ya, Na?"Setelah sebelumnya memperhatikan, pertanyaan tersebut Sky lontarkan dengan rasa penasaran yang kini melanda. Tengah makan malam bersama, itulah dia dan Alnaira sekarang karena memang usai banyak drama menghampiri putri tengah Regan tersebut, Sky akhirnya datang juga.Belum tahu apa pun termasuk undangan pernikahan Aneska dan Gema, Sky sendiri datang sekitar dua puluh menit lalu, sehingga belum bercerita apa-apa, Alnaira masih menyimpan semuanya sendirian."Eh, enak kok. Kata siapa enggak enak?" tanya Alnaira yang memang sejak beberapa saat lalu menyantap makanan pemberian Sky.Bukan masakan sang mama, makanan tersebut Sky beli dari restoran favoritnya seperti biasa, dan tak aneh, makanan yang dia bawa adalah; nasi dengan olahan daging sapi dan sayuran."Kirain enggak enak," kata Sky. "Gue perhatiin lo makannya enggak semangat kaya biasa. Jadi gue pikir makanannya enggak enak.""Enak kok, cuman emang pikiran aku lagi agak ke mana-mana. Jadi gitu deh

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   145). Membongkar Rahasia

    *** "Aku cinta sama kamu dan sampai kapan pun perasaanku enggak akan berubah," kata Gema—membuat Alnaira memasang raut wajah kaget. Namun, tentunya tetap bersikap tenang sehingga setelahnya dia pun melanjutkan ucapan. "Kalau kamu pikir keputusan aku buat nikahin Anes dilandasi rasa capek karena hubungan kita yang enggak bisa mulus, kamu salah karena kalau bisa milih, aku lebih baik hadapin jalan terjal asalkan sama kamu dibanding lewatin jalanan mulus tapi sama orang lain." "Jadi intinya apa?" tanya Alnaira. "Coba to the point karena aku bingung sama ucapan kamu." Gema menghela napas pelan. "Intinya aku nikahin Anes demi keselamatan hidup kamu," ucapnya kemudian. Tak mau terus memendam rahasia besar tersebut sendirian, pada akhirnya Gema memutuskan untuk jujur. Meskipun semua tak akan berubah karena Alnaira yang akan tetap memintanya bersama Aneska, setidaknya dia ingin sang pujaan hati tahu jika sampai detik ini, tak ada sedikit pun perubahan di dalam rasa cintanya untuk perempua

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   144). Kedatangan Gema

    ***"Nah, itu pasti Sky."Dengan senyuman merekah, tebakan tersebut keluar dari mulut Alnaira setelah bunyi bel dari pintu apartemen kembali terdengar. Tak banyak menunda, dengan segera dia bergegas menuju pintu.Sudah menunggu Sky cukup lama, Alnaira antusias menunggu kedatangan sahabatnya itu sehingga ketika pintu terbuka, tanpa ba bi bu sapaan pun dilontarkan."Sky, akhirnya kamu datang jug ... Gema?"Senyuman seketika luntur, itulah yang terjadi pada Alnaira setelah di depannya kini yang dia dapati bukan Sky, melainkan Gema. Sebulan tak bertemu, jujur saja Alnaira kaget ketika calon suami dari kakaknya itu datang tanpa permisi sehingga setelaahnya yang dia lakukan adalah; diam—memandang sang calon kakak ipar lekat.Beberapa detik berlalu, suasana masih saja hening hingga akhirnya Gema buka suara lebih dulu."Hai, Na. Apa kabar?""Gem," panggil Alnaira. "Kabar aku baik. Kamu sendiri gimana?"Canggung.Demi apa pun itulah yang Alnaira rasakan karena cukup lama tak bertemu, bahkan be

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   143). Alnaira Ikut Bahagia

    ***Meskipun kesal, dongkol, bahkan benci pada calon istrinya itu, Gema tetap mengejar Aneska menuju lift. Berbeda dengan dia dan sang calon istri yang masih terus berdebat, Alnaira sendiri sudah kembali tenang.Tak lagi memegang undangan, dia kini tengah menikmati angin di balkon hingga di tengah kegiatannya itu, sebuah panggilan masuk.Mengambil ponselnya itu, senyuman terukir di bibir Alnaira setelah nama Regan terpampang, sehingga dengan segera dia pun menjawab panggilan."Halo, Pa.""Halo, cantiknya Papa. Apa kabar kamu hari ini, Nak? Baik?""Alhamdulillah baik, Pa," ucap Alnaira. "Papa sama Mama gimana? Baik?""Baik, Cantik. Alhamdulillah," kata Regan. "Oh ya, Anes sama Gema udah ke sana? Mereka katanya mau anterin undangan ke kamu sama yang lainnya di Bandung.""Udah, Pa," kata Alnaira. "Anes aja sih, Gema enggak ada. Dia mungkin nunggu di mobil atau anterin undangan ke tempat lain, aku sendiri enggak tahu.""Oh gitu," kata Regan. "Lama enggak Anesnya di sana? Sebulan enggak ke

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   142). Gema Rindu Alnaira

    ***"Bukan siapa-siapa. Orang iseng kayanya, udah pergi juga tuh barusan yang pencet bel."Memberikan jawaban bohong, itulah Aneska setelah pertanyaan tentang siapa yang datang ke apartemen Alnaira, dilontarkan sang pemilik.Bukan tanpa alasan, jawaban bohong tersebut sengaja dia katakan karena bukan orang asing, faktanya yang sejak tadi menekan bel adalah Gema dan sebagai calon istri yang akan segera dinikahi oleh pria itu, Aneska tak mau Gema bertemu dengan Alnaira."Oh, kirain Sky," kata Alnaira. "Dia janji buat ke sini soalnya.""Bukan," kata Aneska sambil tersenyum. Mendekat pada Alnaira, dia kemudian berkata, "Oh ya, Na, karena aku masih ada urusan di Bandung, aku pamit dulu ya. Kamu nanti jangan lupa pulang karena aku sama Gema nunggu kehadiran kamu.""Buru-buru banget.""Iya, karena masih ada undangan yang harus aku bagiin," kata Aneska. "Teman aku kan ada juga yang di Bandung.""Oh gitu ya," kata Alnaira. "Ya udah kalau gitu hati-hati di jalan ya. Habis dari Bandung, kalau bi

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   141). Undangan Pernikahan

    ***"Iyalah, apa coba yang enggak gue tahu tentang lo?" tanya Sky. "Semua rasa sakit lo aja gue tahu. Iya enggak?""Mulai deh," kata Alnaira sambil tersenyum."Kenapa?" tanya Sky."Enggak sih," kata Alnaira. "Bingung juga harus ngomong apa.""Yeee, enggak jelas," kata Sky yang direspon senyuman oleh Alnaira, sehingga tak ada lagi obrolan, setelahnya suasana hening.Berlangsung selama beberapa detik, Sky kembali memulai percakapan dan kalimat yang dia lontarkan adalah; sebuah harapan."Semoga enggak cuman kaki, hati lo bisa sembuh juga di sini ya, Na," kata Sky. "Enggak ada lagi kesedihan dan air mata, gue harap ke depannya cuman senyuman yang lo tampilin dan kalau boleh, gue berharap lo bisa nemuin pengganti Gema di sini yang jauh lebih baik daripada dia. Lo gadis yang baik dan lo sangat pantas buat dapatin laki-laki baik."Tersenyum sambil memandang Sky yang kini berdiri sambil bersandar pada pagar, kedua mata Alnaira berkaca-kaca. Bukan karena sedih, semua terjadi karena dirinya bah

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   140). Apartemen Baru

    ***"Udah, kan? Kita udah tahu di mana apartemen Nana selama tinggal di Bandung. Jadi daripada diem terus di sini mendingan kita pergi, karena selama di Bandung aku pengen mampir dulu ke suatu tempat."Memandangi Alnaira dan yang lainnya di lobi gedung apartemen, ucapan tersebut Aneska lontarkan pada Gema. Berada di parkiran depan apartemen, sejak beberapa waktu lalu dia dan sang calon suami mengawasi Alnaira beserta keluarganya karena kata Gema, pria itu tak mau pergi sebelum Alnaira memasuki apartemen.Beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Bandung. Tak ketahuan, keberadaan Aneska dan Gema sampai saat ini aman karena meskipun selalu berada di dekat mobil yang dikendarai Sky, tak ada satu pun yang curiga perihal Aneska dan Gema yang ikut pergi ke Bandung.Tak sia-sia meminjam mobil sang sahabat, Gema lega karena meskipun tak bisa bertemu langsung, setidaknya dia bisa mengawal Alnaira dengan selamat sampai tempat tujuan, dan karena cintanya pada perempuan itu masih sangat

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   139). Sky yang Selalu Menghibur

    ***"Selama gue belum punya istri, lo boleh bergantung sama gue kapan pun lo mau, Na," ucap Sky. "Gue bakalan selalu ada buat lo, karena gue cinta sama lo, cuman tolong jangan terbebani sama perasaan gue karena meskipun cinta, gue enggak berambisi buat dapatin lo. Ambisi gue tuh bahagiain lo dan kalau nanti lo bahagia sama cowok lain, gue tentunya ikhlas. Lega malah karena lo bahagia, gue bahagia.""Kamu baik banget Sky," ucap Alnaira. "Aku sampe bingung mau bilang apa saking baiknya kamu.""Bilang gue ganteng aja udah cukup kok," kata Sky sambil tersenyum. "Udah ah, jangan sedih-sedih. Daripada mikirin Anes, mendingan lo nikmatin perjalanan sambil senderan di bahu gue. Setelahnya mau tidur? Silakan, gue enggak akan keberatan.""Pegal nanti.""Enggak akan," ucap Sky. "Ayo buruan senderan.""Enggak apa-apa?""Enggak apa-apa, Nana. Ayo buruan mumpung gue lagi baik."Tak banyak bicara, selanjutnya Alnaira memilih untuk melakukan apa yang Sky anjurkan. Bersandar di bahu kiri sang sahabat,

DMCA.com Protection Status