Share

119). Tangisan Alnaira

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Tak lagi bicara, Aneska membisu sementara Regan menghela napas pelan sebelum akhirnya melangkah pergi begitu saja. Namun, belum jauh dia berjalan, Regan kembali berbalik dan kali ini arah pandangnya tertuju pada Elara.

"El, kamu jangan dulu masuk. Aku mau tenangin Nana karena setelah kejadian barusan, dia pasti enggak baik-baik aja," kata Regan. "Kamu temenin Anes."

"Tapi, Mas-"

"Bagi tugas," potong Regan yang setelahnya kembali berjalan menuju kamar rawat.

Membuka pintu secara perlahan, bisa Regan lihat dengan jelas Alnaira sibuk mengusap air mata dan hal tersebut membuat hatinya tergores. Kasihan bahkan sakit, itulah yang dia rasakan tatkala bertemu kembali dengan sang putri kedua setelah kejadian beberapa waktu lalu.

"Na."

"Pa," ucap Alnaira dengan senyuman tipis yang terukir di bibir. "Anes mana? Kaget banget aku pas Papa tadi narik dia keluar. Enggak perlu sampe kaya gitu padahal, Pa. Kasihan."

Tak langsung menjawab, Regan memilih untuk menghampiri dulu sang putri sebelum kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   120). Sky Siap Datang

    ***"Ya udah kalau gitu gue tutup teleponnya ya, lo baik-baik di sana dan jangan sedih karena apa yang terjadi sama lo pasti ada hikmahnya nanti. Tunggu tiga sampai empat jam, gue bakalan datang dan lo bisa cerita banyak ke gue biar enggak sedih. Setuju?"Setelah sebelumnya mengobrol banyak hal dengan sang lawan bicara, ucapan panjang lebar tersebut Sky lontarkan dengan senyuman terukir. Berada di teras rumah, kegiatannya sejak beberapa menit lalu memang berbincang dengan seseorang dan bukan orang lain, lawan bicaranya adalah Alnaira.Baru mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Alnaira beberapa waktu lalu, Sky yang saat ini ada di Bandung, dilanda khawatir. Mengadu pada sang mama, selanjutnya Sky menelepon Alnaira guna memastikkan kabar yang dia dapat dan ternyata tak salah, Alnaira benar-benar mengalami kecelakaan bahkan dari mulut perempuan itu sendiri Sky mengetahui fakta mengejutkan, yaitu; Alnaira mengalami kelumpuhan sementara.Meskipun ketika bicara dengannya, suara sedih Alna

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   121). Pelukan Sky

    ***Pukul setengah empat sore, Sky meninggalkan rumah. Pergi ke tempat oleh-oleh, dia membeli tempe goreng krispi juga satu kilogram dodol untuk kemudian dibawa ke Jakarta.Memasuki tol sekitar pukul empat sore, Sky manut untuk beberapa kali beristirahat sehingga sekitar pukul setengah delapan malam, dia baru sampai di Jakarta.Menempuh perjalanan selama setengah jam dari gerbang tol, Sky akhirnya tiba dengan selamat di rumah sakit. Menenteng kresek putih besar, pria itu berjalan memasuki rumah sakit dan setelah mendapat informasi kamar rawat Alnaira, dia melanjutkan langkah.Tak hanya makanan yang ditenteng di tangan kiri, Sky juga memeluk sebuket bunga mawar putih di tangan kanan yang sengaja dia beli sebelum ke rumah sakit."Semoga Nana suka sama apa yang gue bawa, dan semoga Gema enggak salah paham karena mawar yang gue bawa warnanya putih," kata Sky di sela langkah. "Putih kan lambang persahabatan."Tersenyum sendiri, Sky akhirnya tiba di depan kamar rawat Nana. Tak langsung masu

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   122). Rasa Sakit Gema

    ***"Gem."Hanyut dalam lamunan, Gema membuka mata setelah panggilan tersebut didengarnya dari jarak yang tak terlalu jauh. Menoleh, dia mendapati pria tak asing berdiri di dekat bangku dan tak ada yang berbeda, tatapan pria tersebut masih teduh seperti biasa.Bukan Devon ataupun Regan, yang barusaja memanggilnya adalah sang sahabat, Rakhsan, dan tak perlu bertanya alasan pria itu ada di sekitarnya, Gema tahu karena memang hari ini Rakhsan memiliki jadwal untuk berjaga malam."San," panggil Gema. "Lo kenapa ada di sini? Enggak tugas?""Harusnya gue enggak sih yang nanya kaya gitu?" tanya Rakhsan. Masih memakai jas putih, pria itu mendekat sebelum kemudian duduk di samping Gema. "Lo ngapain di sini? Seingat gue jadwal malam lo bukan hari ini.""Emang bukan," kata Gema. "Lagian keberadaan gue di sini enggak melulu buat kerja kali. Banyak hal yang bisa gue lakuin termasuk nengok Nana.""Jadi lo habis jenguk dia?" tanya Rakhsan dengan suara tenangnya seperti biasa. "Ketemu langsung enggak

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   123). Rencana Terapi

    ***Tak menimpali, Gema hanya tersenyum sebelum kemudian beranjak. Pergi meninggalkan taman, dia dan Rakhsan melangkah bersama untuk memasak mie dan hal tersebut jelas berbeda dengan Alnaira yang kini tengah menikmati tempe goreng pemberian Sky.Tak ada lagi tangis, suasana hati Alnaira membaik setelah beberapa waktu lalu Sky memeluknya sehingga setelah sesi curcol selesai, putri tengah Regan itu kini mulai menyantap makanan yang dipesannya dari sang sahabat."Gimana enak?" tanya Sky yang ikut menyantap tempe goreng bawaannya."Enak, makasih banyak ya," kata Alnaira. "Aku punya cemilan.""Sama-sama," kata Sky. "Nanti kalau abis, minta aja lagi jangan ragu. Lo mau sekarung pun gue jabanin."Alnaira tersenyum. "Makasih," ucapnya. "Tapi aku enggak serakus itu sampai bisa makan tempe goreng satu karung.""Ya kan kali aja," kata Sky. Diam selama beberapa detik sambil memperhatikan Alnaira, setelahnya dia kembali bersuara. "Oh ya, Na, gue males pulang ke apartemen nih. Boleh nginep enggak?"

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   124). Perdebatan Aneska dan Gibran

    ***"Sepi banget rumah, pada pergi ke rumah sakit ya?"Datang ke dapur dengan penampilan yang rapi, pertanyaan tersebut Aneska lontarkan pada sang adik, Gibran. Tengah menikmati sarapan berupa sandwich roti, itulah kegiatan Gibran sekarang—membuat Aneska yang sejak kemarin tak berinteraksi dengan sang adik, mendekat kemudian menarik kursi."Ke rumah sakitlah," kata Gibran dengan suara yang terdengar ketus, karena setelah tahu apa yang terjadi, dia rasanya marah pada sang kakak sulung. "Papa harus kerja sementara Kak Nana enggak ada yang jaga. Aku aja mau ke rumah sakit habis ini.""Oh," kata Aneska singkat.Tak banyak bertanya, selanjutnya yang dia lakukan adalah; mengambil roti dan karena tak memberikan respon apa pun terhadap ucapan Gibran, sebuah ucapan didengarnya."Serius gitu doang responnya? Enggak ada niatan buat jenguk atau jagain gitu?""Siapa?" tanya Aneska."Kok siapa?" tanya Gibran. "Ya Kakaklah! Kak Nana di rumah sakit sejak kemarin, enggak ada niatan jagain emangnya? Ka

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   125). Tawaran Pergi ke Bandung

    ***Ketika Gibran hanyut dalam rasa heran, maka di rumah sakit sana Alnaira baru menyelesaikan kegiatannya meminum obat. Sudah sarapan? Jawabannya tentu saja sudah.Ditemani Elara setelah Sky berpamitan pulang subuh tadi pun Regan yang harus kembali bekerja, pagi ini Alnaira ditemani sarapan oleh sang mama.Kehilangan nafsu makan, susah payah dia menghabiskan sarapan yang disediakan pihak rumah sakit sebelum akhirnya menegak obat yang juga sudah tersedia."Makasih ya, Ma, maaf kalau aku banyak ngerepotin Mama," ucap Alnaira pada Elara yang kini berada di sampingnya."Ngomong apa sih? Mama sama sekali enggak repot karena semua udah kewajiban Mama," ucap Elara. "Kamu jangan banyak pikiran, karena kalau terlalu banyak hal yang kamu pikirin, lama sembuhnya nanti."Alnaira tersenyum tipis. "Enggak kok, Ma, aku enggak banyak pikiran," ucapnya. "Paling yang aku pikirin kaki aku.""Kenapa?""Ya kan enggak bisa dipakai jalan," kata Alnaira. "Karena kaki aku lumpuh, aku mau enggak mau harus nun

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   126). Dhana Mencari Ribut?

    ***"Sekarang mainnya gini ya ternyata? Gue dijauhin dan kalian sibuk berdua. Udah dianggap mati kayanya gue."Datang tanpa permisi, ucapan tersebut Dhana lontarkan pada kedua sahabatnya yang kini tengah berada di kantin. Gema dan Rakhsan, tentu saja merekalah sahabat yang Dhana hampiri.Tengah makan siang berdua, sepertinya itulah yang kedua orang tersebut lakukan dan jika boleh jujur Dhana cemburu, karena semenjak kejadian kemarin, dirinya seolah dijauhi oleh Gema bahkan Rakhsan.Entah karena marah atau kecewa untuk apa yang dia lakukan pada Gema kemarin, Dhana tak tahu. Namun, yang jelas siang ini dia harus berkumpul dengan kedua sahabatnya karena bukan tanpa tujuan, Dhana memiliki alasan mengapa dirinya mencari Gema."Enggak usah ngaco," kata Rakhsan sambil menyuap nasi di piring yang tengah dia santap. "Lo bukan anak kecil yang harus disamper setiap mau main.""Ya setidaknya ngabarin kali kalau mau makan," kata Dhana sambil menarik kursi diantara Rakhsan juga Gema. Beralih pada s

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   127). Informasi Tentang Alnaira

    ***"Oh, jadi lo enggak nyaman gue ngomongin Nana?" tanya Dhana yang justru sengaja memancing. "Oke, gue enggak akan ngomongin lagi dia dan-""Informasinya apa?" tanya Rakhsan—memotong ucapan Gema tanpa permisi. "Daripada berbelit-belit terus mancing emosi orang, lo mendingan kasih tahu informasi yang lo bawa. Gue tonjok lama-lama kalau lo gini terus.""Aw, Rakhsan galak," kata Dhana dengan raut wajah ketakutan yang sengaja dibuat-buat. "Jadi takut.""Dhan, stop drama bisa enggak?" tanya Gema. "Gue pengen tahu informasi yang lo bawa.""Oke, gue udahin," kata Dhana. "Dan kalau lo mau tahu informasi yang gue maksud, informasinya adalah; Nana mau cuti dulu dari pendidikan spesialis yang lagi dia jalanin.""Serius?" tanya Rakhsan."Ya serius," kata Dhana. "Dia kan enggak bisa jalan sekarang. Jadi alih-alih kerja atau sekolah, dia mau fokus dulu sama pengobatannya. Terapi dan semacamnya, semua mau Nana lakuin dulu. Nanti setelah sembuh, baru sekolahnya dilanjut.""Bagusnya emang gitu," kat

Bab terbaru

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   147). Alnaira Menyerah?

    ***"Tapi Gema enggak cinta sama Anes, Na, dia cintanya sama lo dan gue rasa percuma juga kalau pernikahan mereka dilanjutin," kata Sky. "Jujur deh coba ke Om Regan sama Tante El. Siapa tahu mereka bisa cari jalan keluar terbaik atau barangkali kalau tahu semuanya, pernikahan Anes sama Gema bakalan langsung dibatalin.""Apa aku bisa sejahat itu?" tanya Alnaira. "Menikah sama Gema pasti impian Anes banget. Apa aku tega hancurin mimpi dia setelah sebelumnya aku pernah lakuin hal sama? Kamu ingat? Anes pengen jadi dokter lho, Sky, tapi semuanya enggak bisa diwujudin setelah dia punya phobia sama darah dan kamu enggak lupa, kan, siapa yang bikin Anes punya phobia?""Ya tapi kan, Anes juga udah jahat sama lo, Na," kata Sky. "Peduli amat lo sama perasaan dia. Anes aja enggak peduli."Tak menjawab, Alnaira hanya bisa menghela napas kasar sebagai respon. Memandang Sky dengan raut wajah bingung, itulah dia sekarang sehingga untuk beberapa saat suasana diantara dirinya dan Sky hening."Na.""En

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   146). Bercerita pada Sky

    ***"Makanannya enggak enak ya, Na?"Setelah sebelumnya memperhatikan, pertanyaan tersebut Sky lontarkan dengan rasa penasaran yang kini melanda. Tengah makan malam bersama, itulah dia dan Alnaira sekarang karena memang usai banyak drama menghampiri putri tengah Regan tersebut, Sky akhirnya datang juga.Belum tahu apa pun termasuk undangan pernikahan Aneska dan Gema, Sky sendiri datang sekitar dua puluh menit lalu, sehingga belum bercerita apa-apa, Alnaira masih menyimpan semuanya sendirian."Eh, enak kok. Kata siapa enggak enak?" tanya Alnaira yang memang sejak beberapa saat lalu menyantap makanan pemberian Sky.Bukan masakan sang mama, makanan tersebut Sky beli dari restoran favoritnya seperti biasa, dan tak aneh, makanan yang dia bawa adalah; nasi dengan olahan daging sapi dan sayuran."Kirain enggak enak," kata Sky. "Gue perhatiin lo makannya enggak semangat kaya biasa. Jadi gue pikir makanannya enggak enak.""Enak kok, cuman emang pikiran aku lagi agak ke mana-mana. Jadi gitu deh

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   145). Membongkar Rahasia

    *** "Aku cinta sama kamu dan sampai kapan pun perasaanku enggak akan berubah," kata Gema—membuat Alnaira memasang raut wajah kaget. Namun, tentunya tetap bersikap tenang sehingga setelahnya dia pun melanjutkan ucapan. "Kalau kamu pikir keputusan aku buat nikahin Anes dilandasi rasa capek karena hubungan kita yang enggak bisa mulus, kamu salah karena kalau bisa milih, aku lebih baik hadapin jalan terjal asalkan sama kamu dibanding lewatin jalanan mulus tapi sama orang lain." "Jadi intinya apa?" tanya Alnaira. "Coba to the point karena aku bingung sama ucapan kamu." Gema menghela napas pelan. "Intinya aku nikahin Anes demi keselamatan hidup kamu," ucapnya kemudian. Tak mau terus memendam rahasia besar tersebut sendirian, pada akhirnya Gema memutuskan untuk jujur. Meskipun semua tak akan berubah karena Alnaira yang akan tetap memintanya bersama Aneska, setidaknya dia ingin sang pujaan hati tahu jika sampai detik ini, tak ada sedikit pun perubahan di dalam rasa cintanya untuk perempua

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   144). Kedatangan Gema

    ***"Nah, itu pasti Sky."Dengan senyuman merekah, tebakan tersebut keluar dari mulut Alnaira setelah bunyi bel dari pintu apartemen kembali terdengar. Tak banyak menunda, dengan segera dia bergegas menuju pintu.Sudah menunggu Sky cukup lama, Alnaira antusias menunggu kedatangan sahabatnya itu sehingga ketika pintu terbuka, tanpa ba bi bu sapaan pun dilontarkan."Sky, akhirnya kamu datang jug ... Gema?"Senyuman seketika luntur, itulah yang terjadi pada Alnaira setelah di depannya kini yang dia dapati bukan Sky, melainkan Gema. Sebulan tak bertemu, jujur saja Alnaira kaget ketika calon suami dari kakaknya itu datang tanpa permisi sehingga setelaahnya yang dia lakukan adalah; diam—memandang sang calon kakak ipar lekat.Beberapa detik berlalu, suasana masih saja hening hingga akhirnya Gema buka suara lebih dulu."Hai, Na. Apa kabar?""Gem," panggil Alnaira. "Kabar aku baik. Kamu sendiri gimana?"Canggung.Demi apa pun itulah yang Alnaira rasakan karena cukup lama tak bertemu, bahkan be

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   143). Alnaira Ikut Bahagia

    ***Meskipun kesal, dongkol, bahkan benci pada calon istrinya itu, Gema tetap mengejar Aneska menuju lift. Berbeda dengan dia dan sang calon istri yang masih terus berdebat, Alnaira sendiri sudah kembali tenang.Tak lagi memegang undangan, dia kini tengah menikmati angin di balkon hingga di tengah kegiatannya itu, sebuah panggilan masuk.Mengambil ponselnya itu, senyuman terukir di bibir Alnaira setelah nama Regan terpampang, sehingga dengan segera dia pun menjawab panggilan."Halo, Pa.""Halo, cantiknya Papa. Apa kabar kamu hari ini, Nak? Baik?""Alhamdulillah baik, Pa," ucap Alnaira. "Papa sama Mama gimana? Baik?""Baik, Cantik. Alhamdulillah," kata Regan. "Oh ya, Anes sama Gema udah ke sana? Mereka katanya mau anterin undangan ke kamu sama yang lainnya di Bandung.""Udah, Pa," kata Alnaira. "Anes aja sih, Gema enggak ada. Dia mungkin nunggu di mobil atau anterin undangan ke tempat lain, aku sendiri enggak tahu.""Oh gitu," kata Regan. "Lama enggak Anesnya di sana? Sebulan enggak ke

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   142). Gema Rindu Alnaira

    ***"Bukan siapa-siapa. Orang iseng kayanya, udah pergi juga tuh barusan yang pencet bel."Memberikan jawaban bohong, itulah Aneska setelah pertanyaan tentang siapa yang datang ke apartemen Alnaira, dilontarkan sang pemilik.Bukan tanpa alasan, jawaban bohong tersebut sengaja dia katakan karena bukan orang asing, faktanya yang sejak tadi menekan bel adalah Gema dan sebagai calon istri yang akan segera dinikahi oleh pria itu, Aneska tak mau Gema bertemu dengan Alnaira."Oh, kirain Sky," kata Alnaira. "Dia janji buat ke sini soalnya.""Bukan," kata Aneska sambil tersenyum. Mendekat pada Alnaira, dia kemudian berkata, "Oh ya, Na, karena aku masih ada urusan di Bandung, aku pamit dulu ya. Kamu nanti jangan lupa pulang karena aku sama Gema nunggu kehadiran kamu.""Buru-buru banget.""Iya, karena masih ada undangan yang harus aku bagiin," kata Aneska. "Teman aku kan ada juga yang di Bandung.""Oh gitu ya," kata Alnaira. "Ya udah kalau gitu hati-hati di jalan ya. Habis dari Bandung, kalau bi

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   141). Undangan Pernikahan

    ***"Iyalah, apa coba yang enggak gue tahu tentang lo?" tanya Sky. "Semua rasa sakit lo aja gue tahu. Iya enggak?""Mulai deh," kata Alnaira sambil tersenyum."Kenapa?" tanya Sky."Enggak sih," kata Alnaira. "Bingung juga harus ngomong apa.""Yeee, enggak jelas," kata Sky yang direspon senyuman oleh Alnaira, sehingga tak ada lagi obrolan, setelahnya suasana hening.Berlangsung selama beberapa detik, Sky kembali memulai percakapan dan kalimat yang dia lontarkan adalah; sebuah harapan."Semoga enggak cuman kaki, hati lo bisa sembuh juga di sini ya, Na," kata Sky. "Enggak ada lagi kesedihan dan air mata, gue harap ke depannya cuman senyuman yang lo tampilin dan kalau boleh, gue berharap lo bisa nemuin pengganti Gema di sini yang jauh lebih baik daripada dia. Lo gadis yang baik dan lo sangat pantas buat dapatin laki-laki baik."Tersenyum sambil memandang Sky yang kini berdiri sambil bersandar pada pagar, kedua mata Alnaira berkaca-kaca. Bukan karena sedih, semua terjadi karena dirinya bah

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   140). Apartemen Baru

    ***"Udah, kan? Kita udah tahu di mana apartemen Nana selama tinggal di Bandung. Jadi daripada diem terus di sini mendingan kita pergi, karena selama di Bandung aku pengen mampir dulu ke suatu tempat."Memandangi Alnaira dan yang lainnya di lobi gedung apartemen, ucapan tersebut Aneska lontarkan pada Gema. Berada di parkiran depan apartemen, sejak beberapa waktu lalu dia dan sang calon suami mengawasi Alnaira beserta keluarganya karena kata Gema, pria itu tak mau pergi sebelum Alnaira memasuki apartemen.Beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Bandung. Tak ketahuan, keberadaan Aneska dan Gema sampai saat ini aman karena meskipun selalu berada di dekat mobil yang dikendarai Sky, tak ada satu pun yang curiga perihal Aneska dan Gema yang ikut pergi ke Bandung.Tak sia-sia meminjam mobil sang sahabat, Gema lega karena meskipun tak bisa bertemu langsung, setidaknya dia bisa mengawal Alnaira dengan selamat sampai tempat tujuan, dan karena cintanya pada perempuan itu masih sangat

  • Kekasihku, Jodoh Saudara Kembarku?   139). Sky yang Selalu Menghibur

    ***"Selama gue belum punya istri, lo boleh bergantung sama gue kapan pun lo mau, Na," ucap Sky. "Gue bakalan selalu ada buat lo, karena gue cinta sama lo, cuman tolong jangan terbebani sama perasaan gue karena meskipun cinta, gue enggak berambisi buat dapatin lo. Ambisi gue tuh bahagiain lo dan kalau nanti lo bahagia sama cowok lain, gue tentunya ikhlas. Lega malah karena lo bahagia, gue bahagia.""Kamu baik banget Sky," ucap Alnaira. "Aku sampe bingung mau bilang apa saking baiknya kamu.""Bilang gue ganteng aja udah cukup kok," kata Sky sambil tersenyum. "Udah ah, jangan sedih-sedih. Daripada mikirin Anes, mendingan lo nikmatin perjalanan sambil senderan di bahu gue. Setelahnya mau tidur? Silakan, gue enggak akan keberatan.""Pegal nanti.""Enggak akan," ucap Sky. "Ayo buruan senderan.""Enggak apa-apa?""Enggak apa-apa, Nana. Ayo buruan mumpung gue lagi baik."Tak banyak bicara, selanjutnya Alnaira memilih untuk melakukan apa yang Sky anjurkan. Bersandar di bahu kiri sang sahabat,

DMCA.com Protection Status