"Om Andra," Bara segera menyambut kedatangan Andra.Ternyata, setelah kejadian penculikan, Bara sempat menghubungi Andra dan memberikan kabar kepada pria itu. Walaupun Andra terlihat tidak begitu peduli dengan Elviara, biar bagaimana pun pria itu tetaplah orang tua dari tunangannya."Papa?" sedangkan Elviara yang melihat kehadiran Andra disana, justru sedikit binggung. Kenapa sang ayah bisa berada disini?"Saya tadi sempat memberitahu om Andra, kalau kamu dan Elviana berada disini!" jelas Bara.Elviara mengangguk, 'Pantas saja peduli, ternyata Bara yang memberitahunya.'"Bagaimana keadaan kamu, nak?" tanya Andra."Elviara baik-baik saja, Pa! Tumben, papa memiliki waktu untuk datang kemari?" Karena bisanya, Andra hanya peduli dengan kerjaannya dan Revina saja."Maafkan papa, karena terlalu sibuk akhir-akhir ini!" sahut Andra."Iya, nak. Maklumi kesibukan papa, ya!" seperti biasa, setiap di depan Andra atau pun orang lain, Novi selalu bersikap baik, seakan dirinya benar-benar berperan s
"Sebenarnya apa yang membuatmu marah seperti ini, hmmm?"Mendengar Willyam tertangkap, sebenarnya Meylani enggan untuk membantu membebaskan pria itu. Tapi, gadis itu takut Willyam akan membocorkan kepada Bara, jika dirinya ikut andil dalam penculikan Elviara. Sepertinya itu tidak akan baik untuk dirinya kedepan, karena masalah itu pastinya akan mempersulit jalannya untuk mendapatkan Bara."Om bagaimana sih? Kenapa Elviara selamat?"Willyam mengangkat sebelah alisnya, "Untuk apa saya terburu-buru untuk membunuhnya? Menarik ulur dan meyiksa Bara perlahan, sepertinya itu lebih menyenangkan!" Menyiksa Bara? Apa maksudnya ini? Bukannya aku memintanya untuk menargetkan Elviara, kenapa malah menjadi Bara?"Maksudny, om?" tanya Meylani binggung."Kamu itu cantik. Tapi sayang, otak kamu tidak terlalu cerdas!" sahut Willyam.Lagi-lagi, Willyam membuatnya kesal hanya dengan mendengar kalimatnya, 'Sabar Mey, demi bisa bersama Bara kamu harus sedikit bersabar!'"Kalau saya membunuh mereka waktu
Di sepanjang perjalanan, Elviara menceritakan semua yang dia ketahui mengenai pria yang menculiknya waktu itu. Hingga tidak sadar, mereka telah sampai di rumah sakit Harapan, tempat Elviana dan Nicholas di rawat."Ingat pesan saya tadi! Jika ada apa-apa atau membutuhkan sesuatu, segera hubungi saya atau Sania! Gadis itu sekarang berjaga di ruangan Nic!" ucap Bara.Elviara mengangguk, rasanya sangat Berat membiarkan Bara menemui pria itu. Ada sedikit rasa takut di hati Elviara, mengingat pria yang akan di temui oleh Bara pastilah bukan orang yang sederhana."Masuklah, saya akan pergi!" Perlahan, Bara melepas gengamannya di tangan Elviara.Seperti apa yang telah dikatakannya tadi, Bara akan pergi untuk menemui sang kakek dan juga Willyam setelah mengantar Elviara kembali ke rumah sakit. "Apa tidak bisa, jika kamu tidak pergi menemui pria itu?" Willyam-lah yang di maksud orang itu oleh Elviara.Bara tersenyum, mengerti akan kehawatiran Elviara. Tapi dirinya datang menemui pria itu bukan
Entah apa yang di pikirkan oleh Willyam, terlihat banyak sekali putung rokok di bawah kakinya. Sampai-sampai, Meylani yang baru saja kembali dari kamar mandi heran melihat Willyam berdiri di depan jendela cukup besar dengan sebatang rokok di tangannya.'Berapa batang rokok yang telah dia habiskan?' batin Meylani merasakan udara di ruangan itu sudah di dominasi dengan asap rokok.Meylani menggelengkan kepalanya dan memilih untuk meninggalkan ruangan itu, sebelum pria yang bertelanjang dada itu melihatnya dan kembali melakukan hal-hal yang tidak dia inginkan."Apa kamu benar-benar tidak ingin menikah dengan Bara melalui jalan yang sudah saya sarankan tadi?" Sepertinya Willyam mendengar langkah kaki Meylani, ketika gadis itu ingin meninggalkan ruagan.Willyam mematikan puntung rokoknya dan berbalik badan menghampiri Meylani, 'Sebenarnya, setelah kepergian Grisella beberapa tahun silam, baru kali ini saya bisa menyalurkan kembali hasrat saya kepada seorang wanita, tapi sayang sekali kamu
Selama Elviara dalam pemeriksaan. Di luar ruangan, tak henti-hentinya Nicholas mencemaskan gadis itu, menunggu hasil pemeriksaan Elviara keluar.'Ckkk, Apa mungkin dia hamil?' Sebenarnya, beberapa saat lalu Nicholas telah menyerah akan perasaanya terhadap Elviara. Namun, mengetahui kenyataan bahwa Bara dan Elviara hanya menjalin hubungan kontrak untuk memenuhi syarat agar Bara bisa mewarisi perusahaan dan juga salah-satu keinginan sang kakek, membuat Nicholas akhirnya kembali mengharapkan cinta Elviara.Sepertinya, kecemasan Nicholas bukan tentang apakah Elviara hamil atau tidak? tapi, takut menghadapi kenyataan bahwa kebersamaan Elviara dan Bara benar-benar nyata. Krietttt."Bagaimana keadaannya, dok?" tanya Nicholas, melihat seorang dokter yang tadi memeriksa Elviara keluar dari ruang pemeriksaan."Tidak ada yang serius! Pasien hanya kelelahan dan kekurangan asupan, sehingga asam lambungnya meningkat. Lain kali jangan menyepelekan penyakit ringan seperti ini, karena tidak akan baik
"Kak Bara?!" Melihat kedatangan Bara, dengan senyum yang merekah Revina segera menyambut kedatangannya.'Gadis ini masih disini?' batin Bara melihat Revina menghampirinya. "Dari mana saja kamu?" Bara terkejut setelah mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.Kakek? kenapa kakek bisa ada di sini? Apakah kedatangan kakek ke sini khusus untuk melihat keadaan Elviana? Tapi untuk masalah seperti ini, biasanya kakek mengutus seseorang untuk datang mewakilinya. Jika kakek sampai datang ke sini sendiri, pasti ada suatu hal yang penting."Kakek, sejak kapan kakek ada di sini?" Pria berambut putih dominan itu menatap tajam ke arah Bara, dengan sebelah tangan yang bertumpu pada tongkat kayu."Tidak usah mengalihkan pembicaraan! Dari mana saja kamu? sekarang baru pulang," tanya Andreas.Setelah bertemu dengan Bara kemarin, Andreas mengira cucunya itu benar-benar patuh dengan nasehatnya dan memilih untuk kembali pulang. Namun, saat Andreas datang ke rumah sakit setelah mendapat kabar j
Sudah cukup lama Bara memeluk tubuh tunangannya. Dengan penuh kelegaan, perlahan Bara melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Elviara, memandang wajah gadis itu lekat-lekat. Sekali lagi, Bara ingin memastikan bahwa Elviara baik-baik saja."Kamu membuat saya takut," Lirih Bara, mungkin hanya Elviara yang bisa mendengar pengakuan kekhawatirannya itu."Maafkan, saya!" sahut Elviara tak kalah lirih.Bara sempat mengusap lembut kedua pipi Elviara, sebelum melangkah menjauh ke arah Andreas untuk meminta penjelasan."Apa maksud semua ini, kek? Sebenarnya, Bara tidak bisa lagi mendeskripsikan bagaimana perasaannya mengenai peristiwa yang baru saja dia alami. Antara senang, sedih, emosi, semuanya bercampur menjadi satu. "Ini tidak lucu, kek!" kesal Bara. Walaupun semua orang mempermainkannya, Bara tetap bersyukur karena tuhan tidak benar-benar mengambil tunangannya.Andreas mengangguk, menatap datar kearah cucunya. "Semakin tidak lucu lagi, kalau semua ini benar-benar terjadi! Pria keras k
"Apa? saya hamil dok?" Elviara benar-benar terkejut ketika dokter menyatakan jika dirinya hamil."Iya, bu. Sekali lagi saya ucapkan selamat! kandungan anda memasuki minggu ke lima!"'Minggu ke lima? Jadi, kejadiam di malam itu ...' Bara tidak bisa lagi berkata-kata. Ternyata kejadian tidak sengaja di malam itu berhasil menghadirkan satu nyawa di perut Elviara, dan membuatnya sebentar lagi menyandang gelar baru, sebagai seorang Ayah."Ini serius, dok? Tidak ada kesalahan saat pemeriksaan?" tanya Bara untuk memastikan."Rangkaian tes yang di lakukan oleh bu Elviara sudah terjamin ke akuratannya, pak! Jadi, tidak mungkin ada kesalahan!" sahut dokter, apa lagi yang menangani Elviara saat ini adalah dokter senior spesialis kandungan.Bara terdiam, mencerna banyak hal yang datang bertubi-tubi tanpa ia rencanakan. Penculikan itu, kejadian semalam, dan berita kehamilan Elviara.'Apa dia tidak menginginkan anak ini?' wajar saja Elviara berfikiran macam-macam ketika melihat ekspresi wajah Bara