Mendengar ancaman itu, Bara segera meraih ponsel Elviara. "Siapa kamu?""Oh, rupanya ini anda. Apa kabar, tuan Elbara Alexander?" terdengar gelak tawa menyeramkan dari lelaki itu, setelah menyapa Bara."Saya menginginkan tunangan anda yang berparas cantik, itu tuan! Wanita Elbara Alexander, sudah pasti gadis itu memiliki tubuh yang menggoda. Bukan begitu, tuan?"Mendengar lelaki lain berbicara tidak sopan tentang kekasihnya, tentu saja Bara tidak terima. Lelaki itu mengepalkan tangannya dengan kuat, hingga terlihat buku-buku di kukunya mulai memutih, "Kamu akan menyesali semuanya, setelah saya menemukanmu nanti!" Suara berat Bara kali ini, cukup membuktikan jika lelaki itu tidak sedang bermain-main dengan ucapannya. Bahkan, sorot matanya sekarang terlihat menakutkan."Silahkan, saya sangat menunggu kedatangan anda!" sahut lelaki dari sebrang telepon, yang seolah menantang Bara. Lagi-lagi terdengar tawa yang cukup keras dari pria misterius itu, sebelum sambungan telepon itu terputus.
'Akan saya patahkan, kaki dan tangannya nanti!' kesal Bara. Lelaki itu tampak frustasi, sudah lebih dari 24 jam dan juga mengerahkan cukup banyak tenaga berpengalaman untuk mencari keberadaan Elviara, namun sampai saat ini usahanya tak kunjung membuahkan hasil.Seperti kejadian di rumah sakit, Bara terlambat datang untuk menyelamatkan Elviara. Saat lelaki itu pulang, keadaan rumah telah berantakkan, bahkan tidak ada satu pun penjaga yang sadarkan diri.'Sial, kenapa saya bisa selengah ini?' gumam Bara penuh penyesalan. Bara berfikir, jika waktu itu Elviara terus bersamanya, semua ini tidak akan terjadi, karena ada dirinya yang pasti akan melindungi gadis itu."Ckkkk," decak Nicholas kesal seraya mengacak rambutnya saat beberapa kali dirinya gagal untuk meretas Maps yang menurutnya berkaitan dengan insiden penculikan ini.Tidak hanya Bara yang khawatir dengan Elviara. Dalam insiden ini, Nicholas tidak kalah cemasnya. Bahkan lelaki itu berjanji tidak akan beristirahat sebelum berhasil m
Takut? Gadis mana yang tidak takut berada dalam situasi seperti ini? Namun, rasa itu tidak lebih menakutkan saat dirinya membayangkan Bara benar-benar akan datang untuk menyelamatkannya, dan melihat lelaki itu terluka."Jangan kemari!" teriak Elviara, berharap Bara yang saat ini sedang berada di sebrang telepon mendengar teriakannya.Ternyata Elviara telah mengetahui rencana, kenapa lelaki itu menculiknya. Lelaki berkulit putih dengan postur tubuh hampir mirip dengan Bara itu sengaja menjadikannya sebagai umpan agar Bara mendatanginya.PLAKKK.Terdengar sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi kiri Elviara, "Sudah bangun baby? Ternyata, kamu sungguh gadis pemberani!"Elviara hanya bisa mengepalkan tangan, merasakan kebas di pipinya."Kenapa menatap ku seperti itu, hmmm?" tanya pria itu, melihat Elviara menatap tajam kearahnya.Sedikit pun Elviara tidak merasa takut dengan Lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Hanya saja, ia merasa jijik melihat tatapan lelaki itu yang menurutn
DORRR.Suara letupan senjata api terdengar cukup menggelegar dan meriuhkan seisi ruangan."BARA?" teriak Elviara, melihat sebuah pistol mengarah tepat kearah Bara yang saat ini berdiri tepat di depannya.*Flash back on.*"Lepaskan tangan kotor mu darinya!" dengan langkah lebar, Bara mendekat kearah Elviara. Namun, langkahnya terhenti oleh beberapa orang yang tiba-tiba menghadangnya.'Dia benar-benar datang kemari?' Elviara yang hafal dengan pemilik suara berat itu, tidak menduga jika Bara akan benar-benar datang. "Sudah percaya sekarang? Kalau kamu berarti untuknya. Sayang sekali, kita tidak bisa melanjutkan aktivitas kita tadi. Kekasih mu telah tiba!" bisik pria itu tanpa ekspresi. Namun, sebuah senyum aneh tersungging dari bibir pria itu, melihat kedatangan Bara.Perlahan pria itu beranjak dari tubuh Elviara, membenarkan kemejanya yang sempat berantakkan.PLOK PLOK PLOKK."Woahhh, kita lihat siapa yang datang?" sambut pria itu seraya bertepuk tangan dan mengenakan kembali topeng ya
'Kenapa aku tidak merasakan apa pun? Jangan-jangan, aku sudah di surga?' Elviara yang penasaran perlahan membuka matanya.Hal pertama yang Elviara lihat adalah Nicholas yang telah tergeletak diatas lantai dengan bahu kanan yang mengeluarkan darah. "Astaga, pak Nicholas?"Saat melihat timah panas itu mengarah ke arah Elviara, Tanpa pertimbangan panjang nicholas segera berdiri tepat di belakang Elviara, menghadang peluru itu dan rela mengorbankan dirinya untuk melindungi Elviara."Cukup, kamu tidak boleh terluka lagi! Jangan sedih lagi, saya sudah berhasil menemukan saudari mu!" Lirih Nicholas, melihat Elviara yang panik dengan mata berkaca-kaca.Setelah mengucapkan kalimat itu, Nicholas sempat tersenyum kearah Eviara, sebelum kesadarannya perlahan mulai menghilang.Melihat Nicholas tidak sadarkan diri, Bara segera membawa sahabatnya itu menuju rumah sakit dibantu dengan beberapa orang yang tadi datang bersama sahabatnya, "Sabar, Nic. Sebentar lagi kita akan sampai!"Begitupun dengan Elv
"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tentu saja Bara curiga dengan kemunculan Meylani di rumah sakit ini. Mengingat jarak rumah sakit ini berada cukup jauh dari tempat Meylani bertugas."Ohh, mungkin kebetulan bertemu kalian disini!" walaupun Meylani tampak tenang saat menjawab kecurigaan Bara, namun masih saja terasa ada yang aneh.Dan lagi, bagaimana Meylani bisa tau, jika Nicholas terluka karena menyelamatkan Elviara? Dari mana gadis itu mendapatkan informasi? mengingat kejadian itu baru saja berlalu, tidak mungkin beritanya begitu cepat tersebar.Akhirnya, Bara mengirimkan sebuah pesan singkat kepada asistennya, meminta Aldo untuk menyelidiki Meylani. Bara sengaja tidak menanyakan lebih lanjut mengenai hal yang menurutnya janggal kepada Meylani, agar wanita itu mengira dirinya tidak menaruh kecurigaan. Membuat gadis itu tanpa persiapan, sepertinya akan lebih mempermudah jalan untuk penyelidikkan."Ohhh," singkat Bara dengan anggukkan kecil.Walaupun bibirnya tersenyum, namun ketika Mey
"Om Andra," Bara segera menyambut kedatangan Andra.Ternyata, setelah kejadian penculikan, Bara sempat menghubungi Andra dan memberikan kabar kepada pria itu. Walaupun Andra terlihat tidak begitu peduli dengan Elviara, biar bagaimana pun pria itu tetaplah orang tua dari tunangannya."Papa?" sedangkan Elviara yang melihat kehadiran Andra disana, justru sedikit binggung. Kenapa sang ayah bisa berada disini?"Saya tadi sempat memberitahu om Andra, kalau kamu dan Elviana berada disini!" jelas Bara.Elviara mengangguk, 'Pantas saja peduli, ternyata Bara yang memberitahunya.'"Bagaimana keadaan kamu, nak?" tanya Andra."Elviara baik-baik saja, Pa! Tumben, papa memiliki waktu untuk datang kemari?" Karena bisanya, Andra hanya peduli dengan kerjaannya dan Revina saja."Maafkan papa, karena terlalu sibuk akhir-akhir ini!" sahut Andra."Iya, nak. Maklumi kesibukan papa, ya!" seperti biasa, setiap di depan Andra atau pun orang lain, Novi selalu bersikap baik, seakan dirinya benar-benar berperan s
"Sebenarnya apa yang membuatmu marah seperti ini, hmmm?"Mendengar Willyam tertangkap, sebenarnya Meylani enggan untuk membantu membebaskan pria itu. Tapi, gadis itu takut Willyam akan membocorkan kepada Bara, jika dirinya ikut andil dalam penculikan Elviara. Sepertinya itu tidak akan baik untuk dirinya kedepan, karena masalah itu pastinya akan mempersulit jalannya untuk mendapatkan Bara."Om bagaimana sih? Kenapa Elviara selamat?"Willyam mengangkat sebelah alisnya, "Untuk apa saya terburu-buru untuk membunuhnya? Menarik ulur dan meyiksa Bara perlahan, sepertinya itu lebih menyenangkan!" Menyiksa Bara? Apa maksudnya ini? Bukannya aku memintanya untuk menargetkan Elviara, kenapa malah menjadi Bara?"Maksudny, om?" tanya Meylani binggung."Kamu itu cantik. Tapi sayang, otak kamu tidak terlalu cerdas!" sahut Willyam.Lagi-lagi, Willyam membuatnya kesal hanya dengan mendengar kalimatnya, 'Sabar Mey, demi bisa bersama Bara kamu harus sedikit bersabar!'"Kalau saya membunuh mereka waktu