"Siap, kek!" dengan tegas, lelaki itu mengatakan jika dirinya siap untuk segera menikah dan memiliki keturunan."Apa kamu bercanda?" tanya Elviara dengan suara cukup lirih."Tentu saja, saya serius!"Gila, ini sungguh gila. Demi bisa mewarisi perusahaan, apakah harus melakukan hal gila hingga sejauh ini? Elviara tidak percaya dengan kalimat Bara, bahkan tidak habis fikir dengan jalan pikiran lelaki itu.Andreas tersenyum, melihat Bara yang dulu keras kepala dan sangat susah di atur, kini justru dengan mudah menerima syarat darinya. 'Sepertinya, gadis ini memiliki pengaruh cukup besar kepada cucu ku.'"kalau begitu, segera legalkan hubungan kalian! kakek akan memberi kalian waktu 3 bulan dan dalam waktu 3 bulan itu, pastikan kakek segera menerima kabar baik dari kalian!"Bara mengangguk, "Baik, kek."'Hah, melegalkan? Sebenarnya, lelucon apa lagi ini?' binggung Elviara, karena tujuan dari perjanjian itu hanya sebatas hubungan kontrak. Namun tiba-tiba mereka harus melegalkan hubungan me
Mendengar ancaman itu, Bara segera meraih ponsel Elviara. "Siapa kamu?""Oh, rupanya ini anda. Apa kabar, tuan Elbara Alexander?" terdengar gelak tawa menyeramkan dari lelaki itu, setelah menyapa Bara."Saya menginginkan tunangan anda yang berparas cantik, itu tuan! Wanita Elbara Alexander, sudah pasti gadis itu memiliki tubuh yang menggoda. Bukan begitu, tuan?"Mendengar lelaki lain berbicara tidak sopan tentang kekasihnya, tentu saja Bara tidak terima. Lelaki itu mengepalkan tangannya dengan kuat, hingga terlihat buku-buku di kukunya mulai memutih, "Kamu akan menyesali semuanya, setelah saya menemukanmu nanti!" Suara berat Bara kali ini, cukup membuktikan jika lelaki itu tidak sedang bermain-main dengan ucapannya. Bahkan, sorot matanya sekarang terlihat menakutkan."Silahkan, saya sangat menunggu kedatangan anda!" sahut lelaki dari sebrang telepon, yang seolah menantang Bara. Lagi-lagi terdengar tawa yang cukup keras dari pria misterius itu, sebelum sambungan telepon itu terputus.
'Akan saya patahkan, kaki dan tangannya nanti!' kesal Bara. Lelaki itu tampak frustasi, sudah lebih dari 24 jam dan juga mengerahkan cukup banyak tenaga berpengalaman untuk mencari keberadaan Elviara, namun sampai saat ini usahanya tak kunjung membuahkan hasil.Seperti kejadian di rumah sakit, Bara terlambat datang untuk menyelamatkan Elviara. Saat lelaki itu pulang, keadaan rumah telah berantakkan, bahkan tidak ada satu pun penjaga yang sadarkan diri.'Sial, kenapa saya bisa selengah ini?' gumam Bara penuh penyesalan. Bara berfikir, jika waktu itu Elviara terus bersamanya, semua ini tidak akan terjadi, karena ada dirinya yang pasti akan melindungi gadis itu."Ckkkk," decak Nicholas kesal seraya mengacak rambutnya saat beberapa kali dirinya gagal untuk meretas Maps yang menurutnya berkaitan dengan insiden penculikan ini.Tidak hanya Bara yang khawatir dengan Elviara. Dalam insiden ini, Nicholas tidak kalah cemasnya. Bahkan lelaki itu berjanji tidak akan beristirahat sebelum berhasil m
Takut? Gadis mana yang tidak takut berada dalam situasi seperti ini? Namun, rasa itu tidak lebih menakutkan saat dirinya membayangkan Bara benar-benar akan datang untuk menyelamatkannya, dan melihat lelaki itu terluka."Jangan kemari!" teriak Elviara, berharap Bara yang saat ini sedang berada di sebrang telepon mendengar teriakannya.Ternyata Elviara telah mengetahui rencana, kenapa lelaki itu menculiknya. Lelaki berkulit putih dengan postur tubuh hampir mirip dengan Bara itu sengaja menjadikannya sebagai umpan agar Bara mendatanginya.PLAKKK.Terdengar sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi kiri Elviara, "Sudah bangun baby? Ternyata, kamu sungguh gadis pemberani!"Elviara hanya bisa mengepalkan tangan, merasakan kebas di pipinya."Kenapa menatap ku seperti itu, hmmm?" tanya pria itu, melihat Elviara menatap tajam kearahnya.Sedikit pun Elviara tidak merasa takut dengan Lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Hanya saja, ia merasa jijik melihat tatapan lelaki itu yang menurutn
DORRR.Suara letupan senjata api terdengar cukup menggelegar dan meriuhkan seisi ruangan."BARA?" teriak Elviara, melihat sebuah pistol mengarah tepat kearah Bara yang saat ini berdiri tepat di depannya.*Flash back on.*"Lepaskan tangan kotor mu darinya!" dengan langkah lebar, Bara mendekat kearah Elviara. Namun, langkahnya terhenti oleh beberapa orang yang tiba-tiba menghadangnya.'Dia benar-benar datang kemari?' Elviara yang hafal dengan pemilik suara berat itu, tidak menduga jika Bara akan benar-benar datang. "Sudah percaya sekarang? Kalau kamu berarti untuknya. Sayang sekali, kita tidak bisa melanjutkan aktivitas kita tadi. Kekasih mu telah tiba!" bisik pria itu tanpa ekspresi. Namun, sebuah senyum aneh tersungging dari bibir pria itu, melihat kedatangan Bara.Perlahan pria itu beranjak dari tubuh Elviara, membenarkan kemejanya yang sempat berantakkan.PLOK PLOK PLOKK."Woahhh, kita lihat siapa yang datang?" sambut pria itu seraya bertepuk tangan dan mengenakan kembali topeng ya
'Kenapa aku tidak merasakan apa pun? Jangan-jangan, aku sudah di surga?' Elviara yang penasaran perlahan membuka matanya.Hal pertama yang Elviara lihat adalah Nicholas yang telah tergeletak diatas lantai dengan bahu kanan yang mengeluarkan darah. "Astaga, pak Nicholas?"Saat melihat timah panas itu mengarah ke arah Elviara, Tanpa pertimbangan panjang nicholas segera berdiri tepat di belakang Elviara, menghadang peluru itu dan rela mengorbankan dirinya untuk melindungi Elviara."Cukup, kamu tidak boleh terluka lagi! Jangan sedih lagi, saya sudah berhasil menemukan saudari mu!" Lirih Nicholas, melihat Elviara yang panik dengan mata berkaca-kaca.Setelah mengucapkan kalimat itu, Nicholas sempat tersenyum kearah Eviara, sebelum kesadarannya perlahan mulai menghilang.Melihat Nicholas tidak sadarkan diri, Bara segera membawa sahabatnya itu menuju rumah sakit dibantu dengan beberapa orang yang tadi datang bersama sahabatnya, "Sabar, Nic. Sebentar lagi kita akan sampai!"Begitupun dengan Elv
"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tentu saja Bara curiga dengan kemunculan Meylani di rumah sakit ini. Mengingat jarak rumah sakit ini berada cukup jauh dari tempat Meylani bertugas."Ohh, mungkin kebetulan bertemu kalian disini!" walaupun Meylani tampak tenang saat menjawab kecurigaan Bara, namun masih saja terasa ada yang aneh.Dan lagi, bagaimana Meylani bisa tau, jika Nicholas terluka karena menyelamatkan Elviara? Dari mana gadis itu mendapatkan informasi? mengingat kejadian itu baru saja berlalu, tidak mungkin beritanya begitu cepat tersebar.Akhirnya, Bara mengirimkan sebuah pesan singkat kepada asistennya, meminta Aldo untuk menyelidiki Meylani. Bara sengaja tidak menanyakan lebih lanjut mengenai hal yang menurutnya janggal kepada Meylani, agar wanita itu mengira dirinya tidak menaruh kecurigaan. Membuat gadis itu tanpa persiapan, sepertinya akan lebih mempermudah jalan untuk penyelidikkan."Ohhh," singkat Bara dengan anggukkan kecil.Walaupun bibirnya tersenyum, namun ketika Mey
"Om Andra," Bara segera menyambut kedatangan Andra.Ternyata, setelah kejadian penculikan, Bara sempat menghubungi Andra dan memberikan kabar kepada pria itu. Walaupun Andra terlihat tidak begitu peduli dengan Elviara, biar bagaimana pun pria itu tetaplah orang tua dari tunangannya."Papa?" sedangkan Elviara yang melihat kehadiran Andra disana, justru sedikit binggung. Kenapa sang ayah bisa berada disini?"Saya tadi sempat memberitahu om Andra, kalau kamu dan Elviana berada disini!" jelas Bara.Elviara mengangguk, 'Pantas saja peduli, ternyata Bara yang memberitahunya.'"Bagaimana keadaan kamu, nak?" tanya Andra."Elviara baik-baik saja, Pa! Tumben, papa memiliki waktu untuk datang kemari?" Karena bisanya, Andra hanya peduli dengan kerjaannya dan Revina saja."Maafkan papa, karena terlalu sibuk akhir-akhir ini!" sahut Andra."Iya, nak. Maklumi kesibukan papa, ya!" seperti biasa, setiap di depan Andra atau pun orang lain, Novi selalu bersikap baik, seakan dirinya benar-benar berperan s
Bara benar-benar terkejut, melihat istrinya berdiri di ambang pintu. Menatap ke arahnya dengan mata terbelalak dan berair, seolah benar-benar terpukul melihat kesalah pahaman ini. 'Akhirnya, yang di tunggu-tunggu datang juga!' melihat kekacauan ini, tentu saja Revina sangat senang. Berharap, setelah ini kakak tirinya itu akan benar-benar berpisah dengan Bara. Entah apa yang Revina rencanakan, tiba-tiba saja gadis itu mendorong tubuh Bara, seolah tengah berusaha untuk melarikan diri dari Bara, "Kakak, untung kakak datang kemari tepat waktu!" Dengan penampilan yang sengaja ia buat berantakkan, Revina menghampiri Elviara dengan wajah ketakutan. Bahkan matanya memerah seperti menahan tangis, mencoba untuk menipu semua orang jika Bara melakukan hal yang tidak-tidak dengannya. "Ini tidak seperti yang kalian lihat!" ucap Bara. melihat dari sorot mata Elviara, terlihat gadis itu meragukan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bara. "Sayang, apa kamu tidak mempercayai ku?" "Stop!" Elviara
Akhirnya, Elviara benar-benar menghadiri acara reuni tanpa suaminya, untung saja masih ada saudari kembarnya yang menemani. Tidak hanya Elviana, bahkan Nicholas juga ikut datang ke acara itu sebagai pasangan Elviana."Emmm, serasi sekali!" Ledek Elviara, melihat saudarinya yang malu-malu karena kehadiran Nicholas di sana."Apa sih, kak. Kakak sendiri kalau datang dengan kak Bara pasti juga seperti ini, kan?" sahut Elviana."Pfffffttttt, wajar saja, Na. Kami ini pasangan!" ucap Elviara."Iya-iya, yang paling pasangan," sahut Elviana dengan raut wajah yang sengaja cemberut, untuk menutupi kegugupannya."Pffftttttt." Elviara tidak lagi menggoda saudarinya dan memutuskan untuk masuk ke dalam gedung, di mana tempat mereka untuk melakukan janji temu."Kak Ara, mau kemana?" tanya Elviana melihat Elviara melangkahkan kakinya dan sengaja memberikan waktu untuk Elviana dan Nicholas menghabiskan waktu bersama.Elviara menoleh, dan tersenyum ke arah saudarinya, "Bersenang-senanglah, aku tidak aka
"Elviana, pak Nicholas. Silahkan masuk!" Elviara segera mempersilahkan Elviana dan Nicholas untuk ."Sayang, siapa yang datang?" sebenarnya tadi Bara sudah mengikuti lengkah Elviara. Namun, dering ponselnya membuat dirinyanya harus menghentikan langkah untuk mengangkat panggilan itu.Elviara menoleh, menatap ke arah Bara yang tengah melangkah ke arahnya, "Ini, sayang. Ada Elviana dan pak Nicholas datang!"Sayang? Apa mereka benar-benar sudah saling mencintai? Nicholas bertanya-tanya melihat keharmonisan rumah tangga Elviara dan Bara, karena setau dia dulu, Bara menerima perjodohan ini hanya untuk memenuhi persyaratan agar bisa mewarisi Alexander Corporation.'Huhhh, apa yang saya pikirkan? Jelas saja mereka saling mencintai,' batin Nicholas melihat perut Elviara yang semakin membesar."Nic, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Bara seraya menepuk pelan bahu Nicholas, setelah sahhabatnya itu tidak segera memberikan respon ketika di ajaknya berbicara."Ehemmm, tidak ada!" sahut Nichola
Malam itu, Elviara mengurungkan niatnya dan memilih untuk beristirahat, setelah merasakan nyeri di perutnya. Mungkin karena Elviara terlalu banyak beban fikiran.***"Selamat pagi, sayang!" sapa Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi.Mendengar suara suaminya, Elviara pun menoleh ke arah Bara yang masih berada di ambang pintu kamar mandi, pria itu terlihat segar dengan buliran air yang terlihat masih menetes dari rambutnya."Selamat pagi!" sahut Elviara dengan senyuman yang mengembang.Cup.Bara melangkahkan kakinya, dan mengecup kening Elviara. Sedangkan Elviara memeluk erat pinggang suaminya, merasakan aroma sabun yang cukup melekat di tubuh suaminya."Hmmm, segar sekali!" ucap Elviara membuat Bara terkekeh."Sayang, sepertinya nanti akan ada pertemuan dengan petinggi perusahaan. Bagaimana jika saya telat atau bahkan tidak bisa menemani kamu menghadiri acara reoni?" Tidak maksud berbohong, Memang awalanya Bara takut tidak bisa mengantarkan Elviara kerena ulah Revina. Tapi, apa
Beberapa hari ini, Elviara memperhatikan sikap Bara yang sedikit aneh, 'Sebenarnya, ada apa dengannya?'Elviara yang tidak tahan lagi akhirnya menghampiri Bara, "Sayang, apa ada masalah?"Bara menoleh, dan tersenyum melihat Elviara tengah berdiri di sampingnya, "Tidak ada apa-apa!"Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Elviara merasa ada yang aneh dengan sikap Bara, seperti ada yang tengah pria itu tutupi darinya.Melihat Elviara termenung, Bara menarik pelan tubuh Elviara, membiarkan gadis itu duduk di pangkuannya, "Ada yang ingin saya sampaikan, sayang!"Elviara menoleh, dengan wajah penasaran gadis itu menatap ke arah Bara, menunggu apa yang akan di sampaikan oleh Bara. Namun, yang di tunggu-tunggu justru tidak kunjung bersuara dan membuat Elviara semakin bertaya-tanya."Sayang!""Hmmm, apa?" sahut Elviara antusias."Bagaimana kalau besok saya tidak bisa menemani kamu di acara reuni? Apa kamu akan marah?" tanya Bara. Sebenarnya ini bukan acara mendadak, bahkan Elviara sudah mengatak
Melihat Meylani yang terus-terusan mendesaknya, akhirnya Willyam bercerita sedikit agar Meylani tidak lagi menuduhnya yang macam-macam, 'Kalau saja tidak sedang mengandung, mungkin saya tidak akan memberitahunya tentang ini.'Anggap saja semua ini memang sudah takdir Meylani dan Willyam. Pertemuan yang awalnya hanya sebatas kerjasama untuk balas dendam, kini, justru mereka terlibat dalam hubungan yang rumit. Bahkan seorang Willyam, mavia kelas kakap yang terkenal kejam dan sadis, perlahan tunduk di depan Meylani.Willyam menghela nafas, melihat wajah cemberut Meylani seolah merajuk dengannya. Tapi, kali ini gadis itu tidak bersikap sebrutal biasanya, seperti saat-saat mereka tengah bertengkar. "Hahhhh, baiklah. Ikut saya, saya akan menceritakan semuanya kepada kamu!" ucap Willyam.Apa tuan benar-benar akan menceritakan semuanya? Apa nona Meylani benar-benar bisa di percaya? Justru, yang terlihat khawatir adalah Rouhan. Takut jika nanti Willyam benar-benar memberi tahu semuanya, terma
Akhirnya, Bara tetap harus kembali ke kantor. Sebenarnya, setelah menemani Elviara memperiksakan kandungan, Bara berniat untuk segera pulang dan menemani istrinya. Karena akhir-akhir ini, Bara selalu sibuk dengan pekerjaan kantor. "Sore, pak!" sapa Sania saat berpapasan dengan Bara. "Sore." "Bagaimana hasilnya pak, apakah nyonya dan bayinya baik-baik saja!" Bara mengangguk, "Semua sehat dan baik-baik saja!" "Syukurlah. Oh, iya, Pak. Ada nona Revina di dalam menunggu anda!" ucap Sania yang hampir saja lupa untuk menyampaikan hal itu. "Revina?" sahut Bara penuh tanya, untuk apa gadis itu berada di kantornya? "Iya, Pak. Sepertinya, nona Revina ingin menanyakan soal pengajuan magang di kantor ini, Pak!" Bara mengangguk, "Baiklah!" Dengan santainya Sania menyampaikan pesan Revina kepada Bara, bahkan mengizinkan gadis itu untuk menunggu Bara di ruang kerja pria itu. Mungkin, jika Sania tau niat buruk Revina, pasti Sania akan mencegah Revina untuk masuk ke dalam ruang kerja
"Nyonya Elviara Anastasya!"Padahal, saat ini Elviara sudah membalik foto itu dan sedikit lagi mengetahui siapa yang ada di dalam foto. Tapi, saat bersamaan, Elviara mendengar seorang perawat memanggil namanya, membuatnya menoleh. Dengan cepat, Willyam merebut foto itu dari tangan Elviara, "Ini milik saya!"Setelah menganmbil foto tadi, Willyam segera beranjak pergi. Sebelum Elviara menyadari siapa dirinya."Oh, Maaf!" sahut Elviara.Elviara menatap ke arah Willyam sekilas, 'Siapa pria ini? Apa aku pernah bertemu dengannya?' Walaupun Willyam berpenampilan tertutup, tapi, melihat sorot matanya membuat Elviara merasa tidak asing dengannya."Ayo kita masuk!" Ajak Bara, melihat mereka telah di tunggu oleh dokter di ruang pemeriksaan.Dan foto tadi? Sebenarnya Elviara masih penasaran dengan foto itu. Bagaimana tidak, Elviara sempat melihat ada suaminya di dalam foto tadi, 'Apa aku salah lihat?' "Ada apa?" tanya Bara melihat Elviara terdiam."Ahh, tidak. Ayo kita masuk sekarang!" Akhirn
"APA?"Untung saja, saat Meylani mengatakan kelimat itu, Elviara tidak berada di sana. Ternyata, lima menit sebelum kedatangan Meylani, Elviara berpamitan ingin ke kamar mandi. Awalnya Bara berniat untuk mengantar Elviara, namun gadis itu justru menolaknya dan menyuruh Bara untuk tetap menunggu di sana. Karena, kebetulan nomor antrian mereka sudah dekat."Kamu ingat ini?" Elviara mengangkat tangannya, memperlihatkan beberapa foto kebersamaan mereka saat malam itu. Mengangkatnya tepat di depan wajah Bara.'Ternyata, benar, dia dalang di balik kejadian itu,' Bara tidak habis fikir, kenapa Meylani bisa senekat ini. Padahal, gadis itu pastinya sudah mengetahui tentang statusnya sekarang.Bara tersenyum, menatap aneh ke arah Meylani. Seakan telah muak dengan tingkah gadis itu, "Benarkah? Apa ... kamu mengandung anak saya, dan bukan anak orang lain?"Willyam yang tadinya ingin mengejar Meylani, akhirnya mengurungkan niatnya setelah mendengar Bara meragukan dan tidak mempercayai jika yang di