Beberapa saat sesudah Davin melakukan ketukan yang merupakan isyarat bagi orang di dalam Save Room, untuk membuka pintu Save Room, akhirnya pintu Save Room terbuka dan Brian sudah berada di depan pintu.Sejenak Davin memandangi Bryan, sang kapten kapal pesiar ini, Davin ingin mencari tahu dari raut wajah Bryan dulu, karena kalau telah terjadi sesuatu, maka Davin akan melihat itu di dalam raut wajah Bryan ini, karena kalau telah terjadi sesuatu di dalam sana, maka, pasti akan ada perubahan besar di wajah Bryan ini."Bagaimana, apakah keadaan di luar sudah aman?" tanya Bryan.Setelah melihat wajah Bryan ini dan mendengar nada suara dari Bryan ini, Davin tidak melihat dan mendengar sesuatu yang mencurigakan dari mimik wajah dan suara Bryan, kesimpulan awalnya, setelah melihat Bryan, Davin tidak melihat sesuatu yang yang mencurigakan dan yang harus dia khawatirkan di dalam sini.Davin masuk dan berkata dengan keras," keadaan diluar masih ada pembajak, tapi sejauh ini, cukup terkendali," k
Dengan tangannya yang ditaruh di belakang tubuhnya, Davin memberi isyarat untuk menyuruh Sri, menjauh dari posisi di belakangnya. Davin takut saat pembajak itu menembak dan Davin dengan refleks menghindar tembakan itu, tembakan itu bisa mengenai Sri, kalau Sri tetap berada di belakangnya, karena itulah, dengan tangannya Davin memberi isyarat kepada Sri untuk mundur pelan-pelan dan menjauh dari posisinya saat ini di belakang David.Setelah beberapa saat, apa yang diinginkan Davin mulai terjadi, Sri mulai mundur perlahan-lahan dan karena tubuhnya yang kecil sehingga terhalang oleh tubuh Davin yang besar. Gerakan yang dilakukan Sri ini, tidak terlihat oleh si pembajak, Sri terus mundur menjauh dan bahkan sudah masuk ke dalam kerumunan para sandera yang saat ini sedang berkerumun di dekat pintu keluar.Saat ini, selain Davin yang masih berada di depan si pembajak, hanya ada beberapa laki-laki yang berada di dekat sang pembajak yang sedang menyandera Miriam Wong. Termasuk diantaranya adala
Teriakan yang Davin dengar di luar sana membuat Davin semakin bingung. Davin semakin bimbang karena teriakan itu berasal dari A Wei dan itu berarti, A Wei adalah korban kedua dari anak buahnya yang berada di luar setelah sebelumnya A Kun sudah mengeluarkan teriakan kematiannya.Saat ini, Davin kembali bingung antara menolong anak buahnya yang berada di luar sebelum mereka habis dibunuh atau menolong ibunya, Miriam yang sedang terancam bahaya itu.Davin memutuskan untuk bertindak, Davin tidak bisa berpangku tangan begitu saja saat mendengar anak buahnya yang berada diluar satu persatu berjatuhan itu tapi karena Davin juga tidak bisa meninggalkan ibunya di dalam sini, karena kalau dia meninggalkan ibunya, ayahnya juga bisa menjadi korban, karena itu, Davin mulai melihat ke bawah ke arah kaki dari sang pembajak.Davin mulai memperkirakan gerakan yang akan dilakukan si pembajak kalau Davin melakukan gerakan cepat untuk menyerang si pembajak itu, tapi dari semua yang dipikirkan Davin, ti
Satu langkah maju yang dilakukan Davin ini, membuat si pembajak menjadi ketakutan, dia yang sudah mengetahui reputasi Davin ini, merasa sangat terancam dengan satu langkah maju yang dilakukan Davin ini.Karena itu tangan si pembajak ini yang sedang memegang senjata api genggam yang sedari tadi terarah kearah Davin ini, langsung langsung beraksi si pembajak langsung menembak Davin dan hasilnya membuat si pembaca sangat kaget karena tidak seperti cerita-cerita yang didengarnya kalau Davin bisa menghindari banyak peluru tapi sekarang ini Davin tidak menghindar sama sekali dari peluru tembakan yang dilakukan kan si pembajak yang mengenai bahu Davin.Si pembajak sangat kaget dengan keadaan yang terjadi itu, dia sebenarnya berencana untuk menembak tiga kali berturut-turut, karena dia pernah melihat kehebatan Davin yang bisa menghindar dari terjangan peluru saat pembajak itu melihat Davin di video, karena itu, dia sangat kaget saat satu tembakan yang cuma dia arahkan ke bahu, tidak mampu dih
Saat Davin baru saja mau menelepon Melvin, Davin mendengar banyak sekali suara-suara langkah kaki di kejauhan yang saat ini sedang mendekati posisi anak buahnya.Wilson, A Hua dan A Wei, beserta Rachel masih berada di ruang lainnya, ruang yang berada di bawah ruang, menuju ke restoran utama, sementara Davin sendiri, berada di belakang ruangan yang ditempati Wilson itu, karena Davin ingin mengantisipasi para pembajak yang berada di belakangnya, tapi masalahnya saat ini, para pembajak berdatangan dari arah restoran utama dan itu membuat Davin menghawatirkan keselamatan anak buahnya yang harus berhadapan dengan banyak pembajak itu.Davin tidak bisa kesana, karena ada beberapa pembajak yang masih menyerang Davin dari arah belakang, kalau Davin kesana, Davin pasti akan diserang berondongan peluru dari arah belakang. Davin menelpon Melvin dengan handphone yang Davin terima dari Gerald Wong, karena Davin tidak bisa menemukan handphonenya, yang langsung dijawab oleh Melvin," Iya, Tuan Besa
Davin tidak habis pikir dengan keadaan yang terjadi sekarang ini, kata-kata Melvin yang menyatakan kalau masih ada banyak pembajak yang sebelumnya berkumpul di ruang kemudi kapal, membuat Davin agak heran. Kalau memang mereka masih banyak, mengapa sebelumnya mereka tidak melakukan penyerangan frontal kearah Davin dan kawan-kawannya.Belakangan Davin agak bersyukur, karena Davin pikir, kemungkinan besar, musuh-musuhnya itu masih menganggap enteng kepada Davin dan kawan-kawannya sehingga mereka hanya menurunkan kekuatan mereka secara bertahap sementara kekuatan lainnya, yang mungkin yang terbesar ada di tempat mereka berkumpul, yaitu di ruang kemudi, bahkan mungkin saja ada juga yang berada di ruang mesin yang berada di paling bawah kapal pesiar ini, tapi Davin tidak lagi memikirkan itu, tapi Davin kini mulai bersiap menghadapi serangan berikut dari para pembajak itu."Rachel, kamu masuk saja ke dalam Safe Room, di dalam sana, keadaan sudah aman, tidak ada lagi pembajak di dalam sana,"
Davin tidak bisa berlama-lama memikirkan lukanya, karena dia sudah mendengar ada banyak langkah kaki yang datang dari atas lewat restoran utama, maupun dari bawah lewat kamar-kamar penumpang di bawah yang kini setiap saat akan segera mencapai posisi Davin dan juga hampir secara bersamaan, mencapai posisi A Hua serta Wilson yang berada di bawah restoran utama.Suara tembakan mulai terdengar baik dari atas maupun dari bawah, Davin segera tahu kalau drone-drone dari Melvin sudah berhasil dilewati oleh para pembajak itu dan kini dia bersama Wilson dan A Hua harus berjuang untuk menghadapi para pembajak yang berdatangan itu.Beberapa pembajak mulai menembak ke arah Save Room, itu berarti posisi mereka telah tepat berada dibelakang Davin, setelah memperkirakan posisi mereka, Davin langsung melemparkan sebuah baut dengan tenaga dalam yang dimilikinya terdengar satu jeritan kematian saat lemparan Davin itu mengenai sasaran, lemparan Davin itu kembali dilakukan dengan cara berbelok tanpa melih
Davin berusaha menekan luka di bahunya, dia juga berusaha meredakan lukanya agar tidak semakin parah, dengan mengalirkan tenaga dalam di lukanya itu.Sebagian dari tenaga dalam yang dia miliki, dia salurkan untuk meredam lukanya agar lukanya tidak semakin parah, tapi, akibatnya, dengan terbaginya kekuatannya itu, Davin benar-benar harus ekstra hati-hati, karena, itu berarti, kepekaan pendengarannya akan menurun, kecepatannya menurun, juga perlindungan tubuhnya akan otomatis menurun, sehingga kalau Davin tertembak, pelurunya akan masuk ke tubuh Davin.Tapi, karena keadaan mendesak, apa boleh buat, Davin terpaksa harus melakukannya, daripada kalau dia biarkan, maka, lukanya akan semakin memburuk dan dia tidak akan bisa bertahan lama, karena itu, inilah pilihan yang diambil Davin.Setelah itu, Davin mulai bergerak maju, mendekati pintu, tempat dia bisa menembak ke arah atas. Setelah menunggu sesaat, Davin bergerak cepat walaupun tidak bergerak cepat seperti sebelumnya, tapi, gerakannya m
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol