Saat ini terdengar suara ledakan lagi di luar dan asap kembali membumbung tinggi, Davin sadar kalau telah terjadi sesuatu diluar sana tapi Davin tidak tahu apa persisnya yang terjadi di luar sana.Tiba-tiba terdengar suara yang Davin kenal di belakang sana, itu adalah suara dari David Ginola."Tuan muda, bantuan telah datang," kata David Ginola kepada Davin."Siapa yang datang?" tanya Davin."Itu adalah kakakku, Eric Ginola," kata David Ginola Bangga.Davin sangat senang setelah mendengar kata-kata David Ginola ini, Davin juga senang karena ternyata David Ginola tidak apa-apa, saat lantai dua dan tiga rumah ini diserang oleh tank-tank di luar sana."Erik memakai helikopternyacuntuk menghancurkan tank-tank di luar itu. Ada lima helikopter yang datang untuk membantu kita.""Bagus. kakakmu datang pada saat yang sangat tepat," kata Davin sambil mengangguk ke arah David Ginola.Setelah itu, Davin mencoba mengintip ke arah luar dan apa yang dibilang David Ginola itu ternyata memang benar ad
"Tapi, aku ingin membantumu, tuan muda," ngotot A Hua."Tidak untuk yang ini. Kali ini, akan sangat berbahaya bagimu, kamu harus pergi, ingat, aku memiliki ketahanan tubuh yang lebih daripada kamu, karena itu aku memiliki peluang untuk menghadapi pesawat tempur itu, sementara kamu tidak akan punya peluang itu, jadi, pergi!" tegas Davin.A Hua masih berusaha membantah tapi Davin terus mendorong A Hua untuk menuju ke arah terowongan hingga A Hua terpaksa mengikuti perintah Davin ini, A Hua terpaksa masuk ke dalam terowongan walau dengan hati tidak rela.Begitu A Hua masuk dalam ke dalam terowongan, Davin yang sejak tadi melihat ada dinamit tempel C4 di sebuah kotak, langsung mengambil C4 itu dan sambil terus menyuruh A Hua masuk lebih jauh ke dalam terowongan, Davin mulai menempelkan bom tempel C4 itu ke pintu masuk keluar terowongan yang baru dibuat.Melihat apa yang sedang dilakukan oleh Davin itu, A Hua terpaksa masuk lebih jauh ke dalam terowongan karena A Hua tidak ingin mati konyo
Saat ini Davin berada dalam dilema kalau dia keluar dari toko, maka dia akan menjadi sasaran empuk dari salah satu atau dua pesawat tempur yang sedang mengejarnya saat ini itu, tapi kalau dia bertahan, keadaanya akan sama saja, pesawat tempur itu akan segera menghancurkan toko tempat dia berada saat ini.Daripada mati konyol, Davin terpaksa berlari sekuat tenaga menyeberang jalan untuk menuju ke toko di seberang jalan sana, Davin tahu setiap saat nyawanya terancam bahaya karena kalau dia terkena tembakan-tembakan dari senjata mesin itu, tenaga dalamnya tidak akan mampu melindungi dirinya. Davin tahu kemungkinan ajalnya sudah sangat dekat.Tiba-tiba terdengar suara keras, awalnya Davin pikir salah satu pesawat tempur itu, sedang menembak toko yang Davin tuju, tapi, karena toko yang dituju itu tidak kenapa-kenapa dan masih berdiri kokoh di sana, Davin jadi sangat heran apalagi karena ledakan itu tidak mengenai dirinya, kemudian Davin langsung membuang dirinya ke depan sambil sekilas mel
Davin masuk ke dalam ruang pertemuan dengan sangat hati-hati, senjata otomatis di tangannya digenggamnya dengan erat untuk langsung menembak saat ada yang berusaha mencelakakannya.Keadaan terlihat sangat sunyi, tidak ada pelayan-pelayan yang dulunya hilir-mudik di ruangan itu saat melayani Davin dan Boris serta kawan-kawannya yang saat itu sedang rapat, saat ini keadaannya benar-benar berbeda, Davin rasa keadaan sunyi ini sangat-sangat mencurigakan.Untuk itu, Davin yang sejak tadi sudah mengaktifkan pendengaran super pekanya, kini berjalan dengan pelan dan sangat hati-hati untuk masuk ke ruangan pertemuan ini.Tiba-tiba Davin merasa ada senjata yang sedang diarahkan kepadanya dan mulai menembak ke arahnya, dengan pendengaran super pekanya itu, Davin langsung melompat ke arah kiri untuk menghindar dari tembakan-tembakan itu.Tembakan-tembakan itu terus mengejar Davin tapi Davin selalu berhasil melakukan gerakan lebih cepat dari datangnya tembakan karena kemampuan pendengaran super c
Setelah mendengar keadaan di dalam kamar Yuri, Davin tahu kalau dia berani muncul menembak dari pintu kamar itu, maka dia akan menjadi bulan-bulanan tembakan dari dalam kamar itu dan Davin tahu, ada sekitar empat orang di dalam kamar yang sedang mengincarnya dengan senjata otomatis terkokang dan peluru yang siap untuk diluncurkan.Davin lebih memilih untuk merubah strateginya, dia yang pada awalnya ingin memakai senjata otomatis kini mulai melepas senjata otomatisnya dan mencari-cari ke sekeliling lorong didepan kamarnya Yuri ini, dia menemukan sesuatu yang dicarinya itu di hiasan berupa belati kecil, senjata tajam berukuran pendek yang ditaruh sebagai hiasan di sebuah hiasan gantung.Ada sekitar sembilan belati yang Davin temukan, Davin segera mengambil semuanya dan melepaskan senjata otomatisnya ke lantai untuk mulai bersiap dengan belati belati di tangannya ini.Dengan pendengaran super peka yang dimilikinya, Davin tahu di mana saja posisi keempat orang yang berada dalam kamarnya Y
Davin mulai melakukan ancang-ancang dan mulai memusatkan tenaga dalamnya dalam kedua tangannya. Walaupun harus menghadapi orang sekuat Vitaly tapi Davin tak gentar karena Davin sudah menerima transfer tenaga dalam yang dipelajari puluhan tahun oleh Guru Besar Tapak Emas dan tenaga itu lebih dari cukup untuk menghadapi orang seperti Vitaly.Vitaly berteriak keras dan mulai menyerang Davin, pukulannya dengan tenaga penuh mencoba menerjang rahang Davin, Davin menangkis pukulan tangan kanan Vitali itu dengan tangan kiri terbuka, bagi orang awam apa yang dilakukan Davin ini bisa menjadi kerugian karena orang awam yang melihat hal ini pasti akan bilang, tangan Davin akan patah kalau dipakai untuk menangkis tangan sebesar Vitali dengan kekuatan raksasa seperti yang dimiliki Vitali ini.Yuri tampak bersorak dan mengangkat tangannya keatas, karena Yuri yakin sekali, tangan Davin akan patah terkena pukulan sekuat pukulan Vitali itu.Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Vitali yang merasa seperti
Saat ini, Davin terus memusatkan fokusnya untuk menghadapi Yuri yang sedang memegang senjata yang mematikan itu. Tanpa senjata di tangan, tanpa paku dan belati, Davin merasa kalau saat ini, dia sedang berada di kandang harimau.Keadaan di basement ini, juga sangat gelap sehingga Davin mengalami kesulitan untuk memperhatikan keadaan sekitarnya.Davin tidak bisa berlama-lama berpikir karena dia harus melakukan salto ke belakang melewati sebuah mobil, karena pada saat ini, ada peluru-peluru yang mulai berterbangan di ruangan basement parkir ini, peluru-peluru yang berasal dari senjata yang dipegang Yuri.Senjata yang dipegang oleh Yuri saat ini adalah Rheinmetall MG 3, sebuah senjata otomatis yang bisa memuntahkan sembilan ratusan peluru sekali tembak dan Davin yang bersembunyi dibalik sebuah mobil terus dikejar oleh Yuri dengan senjata otomatis di tangan Yuri. Yuri juga memakai SENVG, sebuah kacamata militer berteknologi tinggi yang bisa membuat orang yang memakainya bisa melihat dalam
Saat ini, tidak ada lagi kesempatan bagi Davin untuk melompat, secara matematika kesempatan Davin untuk lolos dari berondongan tembakan dari senjata otomatis yang dipakai Yuri saat ini berada di angka nol persen.Davin juga sudah terlalu lama jumpalitan kesana-kemari dan kegelapan yang ada di tempat ini makin membuat Davin kesulitan karena beberapa kali dia terbentur mobil saat melompat sehingga akhirnya gerak refleks nya belakangan menjadi lambat sehingga saat ini sebuah moncong senjata sedang diarahkan kepada Davin yang langsung memuntahkan pelurunya.Saat krusial yang menentukan bagi Davin itu, secara refleks, Davin melakukan teriakan yang bersumber dari salah satu ilmu dari perguruan Tapak Emas yaitu ilmu Auman Singa dengan ilmu Auman Singa itu yang Davin teriakkan dengan penuh tenaga dalam ini dan dilakukan saat Davin tidak lagi memiliki opsi lain itu, membuat Yuri kaget dan terlempar ke belakang.Tangan Yuri yang sedang menembak kearah Davin itu terangkat ke atas karena efek dar
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol