"Oke, berarti kamu harus menerimanya. Kamu harus siap-siap mendampingi Milena disini, setelah keadaan agak tenang kita akan mengupayakan acara lamaran untuk melamar Milena untukmu," kata Davin sambil tersenyum kepada Michael."Iya, Koko, aku sudah membicarakan soal itu dengan Milena dan kami sepakat seminggu kemudian akan melakukan acara itu.""Secepat itu?" tanya Davin sambil tertawa. Awalnya Davin pikir acara lamaran baru akan dilakukan sebulan kemudian karena Milena pasti akan disibukkan dengan acara kenegaraan dan pengambil alihan kekuasaan di negara ini dari Yuri kepada Milena."Kami juga sudah mendapat restu dari Ibunya Milena," kata Michael sambil tersenyum kearah Milena. Milena langsung balas menatap Michael dengan mengembangkan senyumnya."Baiklah, aku akan ikuti mau kalian, tapi besok, aku akan kembali ke Hongkong dulu kemudian baru balik lagi ke sini untuk acara lamaran itu.""Iya, ko," kata Michael sambil mohon diri dari Davin dan membawa Milena kedalam. Saat itu Boris ba
Tapi untuk menghormati Ibu Suri, Vania terus memegang tangan Davin dan memberi isyarat kepada Davin untuk bersabar dan tidak bosan mendengar kata-kata Ibu Suri yang terus diulang-ulang karena Ibu Suri selalu lupa kalau nasihat yang baru dia katakan ini, baru saja dia katakan 5 menit lalu karena itu nasehat yang sama diulang-ulang terus selama 2 jam.Vania memberi isyarat dengan matanya kepada Davin, kalau hampir setiap hari dia harus menerima ini, dia harus mendengarkan nasehat berulang-ulang dari ibu Suri ini, tapi Vania tidak pernah bersikap tidak hormat, karena itu Vania meminta Davin juga untuk menghormati Ibu Suri dan tidak bosan dengan nasehat yang diulang-ulang dari ibu Suri ini.Davin yang baru saja mengalami beberapa kali peristiwa hampir mati itu kini juga sangat-sangat mengakui akan kesulitan istrinya, Vania, yang harus menghadapi Ibu Suri yang mulai bikin pikun itu sehingga setiap hari selalu menasehati Vania dengan nasehat yang sama berulang-ulang seperti ini, karena itu
Davin mengungkapkan keinginannya itu dalam video call kepada Vania."Tapi, bagaimana kalau ketahuan?" tanya Vania."Tidak akan. Percaya padaku," kata Davin meyakinkan Vania.Vania pun mengangguk dan mengiyakan rencana Davin ini. Davin segera menaruh barang-barangnya di apartemennya dibantu oleh A Hua. Beberapa jam kemudian, setelah mulai larut malam Davin mulai melakukan aksinya.Dengan bantuan A Hua, Davin mulai mengendap-ngendap menuju ke rumahnya sendiri, Davin ingin masuk ke rumahnya tanpa diketahui oleh para penjaga di pintu depan rumah di lantai satu kediaman Keluarga Wong dan tentu saja itu sesuatu yang sulit, karena itu Davin memerlukan A Hua untuk menarik perhatian para penjaga di lantai satu itu.A Hua bersandiwara kalau dia menemukan beberapa orang mencurigakan di lapangan di depan rumah kediaman Keluarga Wong dan meminta para penjaga semuanya untuk keluar untuk melihat dan mengawasi orang-orang mencurigakan itu.A Hua berhasil menarik perhatian para penjaga sehingga merek
Davin kembali ke Hongkong dengan perasaan agak sedih, sedih karena Davin tahu, dia belum bisa kumpul bersama Vania, karena itu, begitu kembali ke Hongkong, Davin kembali fokus untuk mengurusi perusahaannya, membuat perusahaannya maju apalagi ada dana besar yang sempat dikeluarkan saat membantu Evornia keluar dari penjajahan Yuri, yaitu dana sekitar 100 juta dolar Amerika untuk Eric Ginola dan pasukan helikopternya serta ditambah dengan 2 miliar dolar Amerika dikeluarkan untuk membeli peralatan tempur dan pasukan bersenjata bayaran dari Boris untuk mengalahkan pasukannya Yuri.Karena itu, bulan-bulan berikutnya diisi Davin dengan fokus membenahi perusahaannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih baik, apalagi dia tidak bisa menemui Vania karena Vania tidak diperbolehkan oleh Ibu Suri untuk keluar dari tempat tinggalnya, bahkan para dokter yang sekarang ini didatangkan oleh Ibu Suri untuk mengontrol kesehatan kandungan Vania.Saat kandungan Vania sudah mencapai 6 bulan, Davin langsung
Setelah menerima informasi dari magda, Davin yang masih berada di kantor langsung bergegas menuju ke bawah kantor untuk segera ke rumah sakit karena menurut magda, Vania baru saja dibawa ke rumah sakit.Saat sampai di bawah, di lantai bawah baru saja keluar dari lift danakan menuju ke mobil tiba-tiba ada seseorang yang datang berlari kearah Davin hingga Davin dan orang itu hampir bertabrakan."Peter, apa yang kau lakukan?" tanya Davin karena orang yang menabraknya tadi ternyata adalah Peter."Terjadi sesuatu, tuan muda," kata Peter yang langsung mengikuti Davin yang sedang berjalan cepat menuju ke arah pintu utama kantornya untuk menuju ke mobil yang sudah dia telpon sehingga sebuah mobil telah menunggu Davin di sana."Aku sudah tahu," kata Davin tanpa menghentikan langkah langkah kakinya."Tuan muda sudah tahu? tanya Peter heran."Iya, aku baru saja mau ke rumah sakit saat ini," Davin yang sudah membuka pintu utama dan menuju ke mobilnya.Peter sempat terhenti langkahnya saat mendeng
Saat berada dalam pesawat menuju ke Meksiko, Davin berusaha menghubungi beberapa orang penting, karena Davin ingin dilibatkan oleh pemerintah disana dalam usaha penyelamatan para sandera, terutama Gerald Wong dan Miriam Wong."Gimana?" tanya Davin kepada Hugo Rodriguez, seorang temannya di negara yang Davin tuju."Sorry, Mr. Wong. Aku sudah mengerahkan seluruh kemampuan lobbyku untuk meminta supaya usulmu yang ingin terlibat dalam operasi penyelamatan sandera bisa dilakukan tapi, para petinggi disini, menolak usul Anda itu, mereka takut terjadi apa-apa dengan Anda, karena itu, mereka memilih untuk menolak keinginan Anda untuk ikut masuk terlibat dalam operasi penyelamatan sandera, mereka cuma meminta Anda untuk mempercayai mereka," kata Hugo Rodriguez di ujung telepon."Bagaimana dengan tuntutan para pembajak, apa pemerintahan berencana mengabulkan tuntutan itu?""Sampai saat ini, jawabannya, tidak, Mr. Wong. Pemerintah sedang negosiasi dengan para pembajak, tapi nampaknya tidak akan
Melvin mulai menyebar drone-dronenya untuk mendekati posisi kapal pesiar yang sedang dibajak itu, tapi, belum ada satupun dari drone-drone itu yang dia arahkan untuk naik ke atas kapal pesiar itu, karena Melvin masih mengawasi dari kejauhan, mengawasi kegiatan para pembajak di atas kapal pesiar itu.Beberapa saat kemudian, Peter berkata kepada Davin lewat sambungan telepon," tuan muda, lihat itu, yang kecil di sana itu, itulah kapal pesiar yang kita tuju." Pieter di speedboatnya yang berada di speedboat yang dinaiki Davin menunjuk ke arah kejauhan di sebelah timur kepada Davin.Davin tidak berkata apa-apa, Davin hanya menatap ke arah titik kecil di tengah laut di kejauhan sana, sambil berkata dalam hati," pa, ma, aku datang untuk menolong kalian."Sejak dari pesawat, Davin sudah mencoba beberapa kali untuk menelpon Gerald Wong dan Miriam Wong tapi, panggilan telpon itu tidak pernah diangkat yang menandakan kalau handphone dari orang tuanya itu, telah jatuh ke tangan para pembajak, ha
Setelah tangan Davin berhasil menyentuh bagian bawah kapal, Davin berpegangan di kapal pesiar yang ternyata tidak dalam posisi berjalan ini, kapal ini dalam posisi diam, mesin kapal pesiar ini, tidak ada suaranya, tanda kapal tidak sedang beroperasi.Davin mengambil handphone tahan airnya dan Davin menelpon Melvin untuk bertanya tentang keadaan di belakang kapal pesiar ini yang akan menjadi tempat bagi mereka untuk naik."Di belakang sudah aman, tuan muda. Aku telah berhasil menyingkirkan beberapa penjaga di bagian belakang sehingga mereka tertarik ke bagian samping, sekarang ini tuan muda bisa naik ke kapal itu," kata Melvin di ujung telepon.Davin memberi isyarat kepada Wilson untuk menembakkan panah yang ada talinya ke bagian atas supaya mereka bisa naik ke kapal. Wilson langsung melakukan apa yang diminta Davin dan setelah menembakkan panah talinya ke atas, Wilson naik duluan ke kapal.Langkah Wilson langsung diikuti oleh Davin kemudian diikuti oleh A Hua dan terakhir oleh A Wei.
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol