Untuk beberapa saat, Naina terdiam dengan mata menatap pria yang baru saja melempar pertanyaaan kepadanya. Naina tertegun atas pertanyaan yang diajukan oleh Miko. Seketika itu juga tumbuh dugaan yang menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak wanita manis tersebut."Kamu tidak perlu bingung aku mengetahui masa lalu kamu darimana. Tadi kamu tahu kan, kalau aku pulang bersama Bintang?" Miko kembali bersuara. Pria itu kembali menunjukan rasa pekanya hanya dengan melihat sikap Naina yang sampai tertegun atas pertanyaannya tadi."Jadi, tadi Mas Miko keluar rumah setelah makan malam, karena Bintang?" terka Naina menyimpulkan pemikirannya sendiri kala teringat Miko yang segera pergi keluar rumah setelah selesai makan bersama keluarganya.Miko mengangguk cepat dengan wajah yang masih nampak begitu serius. "Tadi dia minta ketemuan di cafe dekat kantor agensi. Dia sebenarnya juga meminta aku untuk ngajakin kamu ikut. Tapi aku yakin, kamu akan menolaknya. Jadi aku pergi sendiri menemuinya," tera
Miko nampak terperangah. Pria yang masih setia mendengar kisah masa lalu wanita di hadapannya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bahka, tak lama setelah menunjukkan wajah terkejutnya, suara tawa Miko karena kisah yang diceritakan oleh Naina, baginya sangat lucu."Hahaha... masa sampai segitunya, Nai? Kamu tahu dari mana kalau orang yang membocorkan taruhan itu orang yang ngajak?" tanya Miko disela-sela suara tawanya yang berangsur-angsur menghilang."Ya dari teman-teman satu sekolah lah. Beberapa dari mereka yang kebetulan akrab dengan dia, itu ada yang ngasih laporan sama aku kalau mereka mendengar pengakuan perbuatan wanita itu kepada Bintang. Awalnya aku tidak percaya, tapi setelah aku menanyakan langsung, dia ngaku gitu," jawab Naina. Kali ini Naina terlihat sedikit kesal. Mungkin karena teringat kembali pengkhiatan yang dilakukan oleh seseorang di masa lalu, yang membuat Naina menjadi kesal sendiri. "Lah, terus? Bintang langsung marah sama kamu, giru?" ta
Di sisi lain, Bintang pulang dengan perasaan yang sangat kesal. Setelah berdebat dengan Tante Vero, Bintang dibuat tak berdaya karena posisinya memang menjadi orang yang salah dalam mengambil tindakan. Dia sungguh tidak menyangka, perbuatan isengnya akan berdampak seperti ini.Sepanjang perjalanan menuju rumah, pikiran Bintang cukup kacau dan berkecamuk. Entah alasan apa yang akan Bintang berikan kepada sang Mama jika dia pulang tidak membawa hasil. Bintang sangat tahu sedekat apa Mamanya danTante Vero. Hingga mobil yang dikendarai sampai di halaman rumahnya, wajah Bintang mendadak pias kala matanya menangkap sebuah mobil yang sangat dia kenali sudah terparkir di sana. Perasaan Bintang pun semakin tak karuan dan dia yakin sesuatu yang buruk akan terjadi begitu Bintang masuk ke dalam rumahnya.Benar saja, begitu Bintang masuk ke dalam rumah, sepasang mata yang menanti kedatangannya langsung menatap Bintang dengan penuh amarah. Bintang sontak saja langsung salah tingkah dengan jantung
"Apa, Ma! Menikah?" seru Bintang, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Wajahnya terlihat begitu syok kala mendengar Mamanya mengambil keputusan yang sangat jauh dari prediksinya. "Mama jangan bercanda deh," ucap pria itu meremehkan.Namun, hingga beberapa saat kemudian, kala menyadari Mamanya tak kunjung membalas ucapannya, Bintang memberanikan diri membalas tatapan wanita yang sedari tadi menatapnya dengan penuh amarah. Dari tatapan sang Mama, Bintang pun kembali dibuat tertegun kala menyimpulkan arti tatapan Mamanya saat ini."Mama lagi bercanda, kan?" terka Bintang agak ambigu. Dia tahu benar sang Mama memang terlihat tidak sedang bercanda dengan ucapan yang baru saja wanita itu katakan. "Ma, Mama tidak serius, kan?""Apa kamu sedang melihat Mama sedang bercanda, hah!" hardik Salma masih dengan porsi kemarahan yang sama. "Bisa nggak bisa, pokoknya kamu harus menikah dengan Naina, titik! Tanpa bantahan!""Ya ampun, Ma," Bintang langsung memasang strategi untuk memprotes
Jika di rumah Bintang pagi ini terasa begitu hambar dan hening, berbeda dengan suasana pagi di rumah Miko. Di sana, suasana hangat dan penuh keceriaan terpancar dari interaksi yang terjalin para penghuni dalam rumah tersebut.Naina, yang mendapat perlakuan baik dari keluarga Miko, tentu saja sangat merasakan kenyamanan dalam jiwanya. Bahkan, dia juga sudah tidak merasa canggung lagi kala dirinya ikut mengeluarkan candaan atau menanggapi setiap pertanyaan yang tertuju padanya."Setelah ini, apa yang akan kamu lakukan, Nai? Apa kamu akan kembali ke rumah Bintang?" tanya Veronica disela-sela menikmati menu sarapannya."Kamu mau kembali ke rumah Mas Bintang, Mbak?" dengan wajah terkejut, Mika langsung melempar pertanyaan yang terdengar ketidak setujuannya seandianya Naina kembali ke rumah Bintang. "Kalau aku sih ogah amat, kembali ke sana."Senyum Naina lantas terkembang dengan tatapan tertuju pada Mika. Lalu tak lama setelahnya dia kembali melempar pandangannya ke arah Veronica. "Mungkin
Semenjak kepergian Tante Vero masuk ke dalam rumahnya sendiri, Bintang belum mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Pria itu malah memandang ke arah lain seperti sedang memikirkan sesuatu yang akan dia bicarakan dengan wanita, yang saat ini bersamanya.Sikap Bintang tentu saja membuat Naina heran dan sedikit kesal. Dia sudah menunggu Bintang mengatakan sesuatu, namun, hingga beberapa detik berlalu, Bintang tak kunjung membuka suaranya."Kamu nggak jadi ngomong?" Naina yang sudah tidak sanggup menahan rasa kesalnya, sontak melempar pertanyaan untuk memastikan tujuan Bintang datang menemuinya. Dari pertanyaan tersebut, Bintang nampak terkejut sampai dia langsung menoleh ke arah wanita yang duduk di sebelah kirinya."Kamu nggak pulang?" mungkin karena terlalu bingung untuk mengatakan tujuannya datang kerumah Miko, Bintang malah asal melempar pertanyaan. Reaksi Naina langsung berubah menjadi semakin kesal dan heran."Kamu ke sini cuma mau menanyakan hal itu? Repot-repot amat," cibir
"Menikah?" raut wajah Naina seketika menunjukan keterkejutannya, dengan apa yang baru saja dia dengar, dari lawan bicaranya saat ini. Bahkan mata wanita itu, menatap lekat pada pria yang saat ini sedang menatapnya juga."Kamu lagi bercanda? Nggak lucu, tahu," Naina kembali melempar pertanyaan untuk memastikan kalau apa yang dkatakan Bintang itu hanya bohong belaka. "Kalau bohong, ngapain aku capek-capek datang ke sini? Tujuan aku kesini, salah satunya karena itu, mau ngasih tahu tentang rencana Mama. Malah aku sampai diancam semalam," balas Bintang dengan sikap yang cukup santai karena berhasil mengatakan sesuatu yang sangat menganggu pikirannya."Mana mungkin? Astaga! Nggak mungkin Tante Salma mengambil keputusan seperti itu. Siapa aku? Mau bukan siapa-siapa," ucap Naina berapi-api. Dari sikapnya sudah sangat pasti kalau dia menolaknya dengan tegas."Kamu tanyakan sendiri aja kalau nggak percaya," Bintang pun tak mau kalah untuk meyakinkan ucapannya, "Aku datang ke sini, untuk memb
"Apa! Bintang dijadikan pacar hasil taruhan oleh Naina? Maksudnya bagaimana, Bel?" tanya Salma. Dengan wajah terkejut, wanita yang sudah rapi karena mau pergi itu, semakin mengulur niat awalnya karena rasa penasaran yang kini menyelimuti dalam benaknya. Merasa rencananya akan membuahkan hasil, Belinda lantas tersenyum senang dan wajahnya seketika berubah ceria. Dia pun terlihat semakin bersemangat untuk membongkar masa lalu yang pernah terjadi antara Naina dan Bintang."Jadi, begini, Tante. Bintang kan dulu sangat populer di sekolah, dan banyak gadis yang suka sama dia. Nah, karena kondisi seperti itu lah, Naina membuat taruhan bersama teman-temannya untuk bisa menaklukkan perasaan Bintang. Teman-teman Naina tuh pada gagal saat melancarkan aksinya. Bintang menolak mentah-mentah tuh temen-temen Naina. Terus, pas giliran Naina mencoba mendekati Bintang, entah menggunakan cara apa, Bintang berhasil ditaklukan. Gitu, Tan.""Wah!" Salma semakin terkejut mendengar kisah masa lalu anak lak