Home / Romansa / Kekasih Diam-Diam Sang CEO / Kisah Manis Dibalik Dinginnya Dewangga

Share

Kisah Manis Dibalik Dinginnya Dewangga

last update Last Updated: 2023-06-15 23:19:46

Liburan yang Dewangga maksud bukanlah berkeliling ke banyak tempat wisata, makan di berbagai restoran yang ada, dan berbelanja sebanyak yang ia mau. Tetapi, hari dimana ia bisa melepas segala penatnya dalam pekerjaan, menghabiskan waktu tanpa banyak berpikir, dan pastinya ditemani oleh orang yang sudah ia pilih. “Maaf ya, Ra. Saya nggak bisa ajak kamu ke mana-mana. Saya Cuma bisa ajak kamu jalan ke taman, makan ke restoran deket hotel, dan sekarang belanja di mall yang juga dekat sama hotel kita,” ungkap Dewangga merasa bersalah kepada Namira. Namira menoleh, lalu, ia mengembangkan senyumnya yang manis dan seringkali memesona. “Ini juga sudah liburan bagi saya, Pak,” jawab Namira tersipu.

Namira dan Dewangga menghabiskan waktu liburan mereka dengan tidak menjawab telepon atau pesan tentang pekerjaan. Rekan kerja, teman, dan beberapa orang di Jakarta menghubungi Dewangga dan Namira. Namun, mereka sudah sepakat agar tidak bermain ponsel hari itu. Segala kepentingan akan kembali dijalank
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Hari Berdua

    Senyumnya ada yang berbeda. Seperti ada sesuatu dalam lengkungan di wajahnya itu. Tatapannya dalam, seolah tak ingin lepas meski satu kedipan mata. “Sudah siap?” tanya Dewangga ketika Namira selesai bersiap dan menggandeng koper sedang berwarnya pink. “Sudah,” jawab Namira diiringi segaris senyum salah tingkahnya karena tatapan yang diberikan oleh Dewangga. Tangan Dewangga langsung menggenggam Namira tanpa diminta. Sebelum jam 12 siang, Namira dan Dewangga harus sudah keluar dari hotel karena penerbangan pesawat mereka pukul 10 pagi. “Sudah mau pulang saja, Pak, Bu. Memangnya sudah puas jalan-jalannya?” tanya si Supir mobil yang Namira pilih untuk menemani kegiatan mereka selama di Surabaya. “Secepatnya kami akan kembali lagi, Pak,” jawab Dewangga antusias.Posisi duduk hari ini dengan dua hari lalu berbeda. Dewangga tidak ingin duduk di kursi depan seperti yang biasa ia lakukan. Ia ingin duduk di samping Namira. Sebelumnya, ia juga melarang Namira untuk duduk di depan, samping supir.

    Last Updated : 2023-06-16
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Sasaran Selanjutnya

    “Saya nggak mau kamu komunikasi lagi sama Aidan. Sekarang sudah ada saya yang harus kamu jaga perasaannya,” ucap Dewangga di depan gerbang rumah Namira. Namira dan Dewangga mengakhiri hari mereka dengan perdebatan kecil. Setelah semua pekerjaan selesai, Dewangga menyenggol tentang Aidan yang beberapa hari ini menghubungi Namira. Sebenarnya, Namira senang Dewangga mulai menunjukkan rasa cintanya dengan mencemburui Aidan. Tetapi, ia masih belum leluasa meluapkan apa yang dirasakan. Sebab, keputusan yang Namira ambil terlalu cepat dan terkesan mendadak. Namira bahkan belum menanyakan tentang perasaannya sendiri terhadap Dewangga. Apakah Namira memang mencintai Dewangga, mulai bisa membuka hati untuk orang lain, atau hanya sekedar menjadi teman kesepiannya setelah pengkhianatan.“Saya pulang dulu, ya. Istirahat yang nyaman, tidur yang nyenyak. Sampai jumpa besok pagi!” kata Dewangga seraya mengelus kepala Namira lembut. Namira mengangguk dan memberikan senyum terbaiknya untuk kekasih bar

    Last Updated : 2023-06-17
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Terbukanya Fakta

    Namira membalik badannya setelah selesai mengunci pintu rumah. Dari situ ia baru sadar jika Dewangga sudah berada di depan gerbangnya. Dewangga melambaikan tangan serta menunjukkan senyum yang manis. Bagi Namira, itu sudah cukup manis dan menyejukkan. Tapi entah bagi orang lain. Mungkin saja mereka menilai senyum Dewangga masih sedingin sikapnya kepada orang lain. “Pak Dewangga, kenapa jemput saya?” pertanyaan Namira terdengar aneh. “Kita Cuma berdua di sini. Harus banget panggil aku Bapak?” Dewangga tidak setuju dengan panggilan yang diberikan oleh Namira. “Di luar kantor, kamu bisa panggil saya sayang, atau apa pun yang bisa membuat kamu nyaman,” ujar Dewangga memberi masukan yang langsung diberi tanggapan tawa renyah dari Namira.Namira dan Dewangga untuk pertama kalinya datang ke kantor berdua setelah menjadi pasangan kekasih. Mereka masih terlihat kaku, kikuk, dan seperti belum tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh pasangan kekasih. Namira masih ragu untuk bersikap manis dan ma

    Last Updated : 2023-06-18
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Hari Yang Berat

    “Hari ini tidak banyak rapat di luar kantor, Pak. Lebih banyak kegiatan di kantor, karena banyak berkas yang harus Bapak periksa dan setujui,” ujar Namira diakhir pemberitahuannya mengenai jadwal Dewangga hari itu. Matanya sama sekali tidak mau menatap Dewangga. Pandangannya terus tertuju pada buku catatan yang ia letakkan di depan perut bagian atasnya. “Ada yang ingin Bapak tanyakan?” tanya Namira sebelum ia beranjak dari ruangan Dewangga. Dewangga mulai merasa ada yang aneh dengan Namira. Pagi tadi, saat mereka berangkat ke kantor berdua, Namira masih bersikap manis dan ceria. Sekarang semuanya hilang. Namira terlihat murung dan lebih diam. Ia lebih sering membuang pandangannya ketika tak sengaja bertemu mata Dewangga.“Kalau begitu saya permisi dulu, Pak,” Namira pamit ketika tidak ada pertanyaan dari Dewangga mengenai jadwal hari itu. “Tunggu, Namira!” panggil Dewangga sengaja menghentikan langkah Namira yang hendak keluar dari ruangannya. “Iya, Pak?” Namira menanggapi panggilan

    Last Updated : 2023-06-19
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Hubungan Asmara Sang Mantan

    “Aku nggak bisa makan siang bareng hari ini.” Pesan dari Aidan masuk ke ponsel Laras. Saat itu juga suasana hati Laras menjadi sangat buruk. Makan siang salah satu waktu yang sangat Laras tunggu. “Aidan kenapa sekarang jadi jarang banget ngajak gue makan siang, ya?” gumam Laras. “Gue nggak usah makan aja kalau gitu!” gerutu Laras. Awalnya memang Laras tidak berniat untuk makan siang. Demi melampiaskan kekesalannya pada Aidan. Sayangnya perut Laras tidak bisa diajak kompromi. Laras merasa sangat lapar. Perutnya sudah keroncongan, sama sekali tidak bisa Laras tahan. “Kalau gue makan siang sendiri, nanti pasti banyak asumsi tentang hubungan gue dan Aidan,” Laras dilema. Ia tidak ingin orang-orang melihatnya kasihan. Yang paling Laras takutkan adalah penilaiannya tentang hubungannya dengan Aidan. Mereka akan bilang jika Laras sedang tidak baik-baik saja. Hal itu sangat tidak ingin Laras dengar.“Tapi gue laper!” batin Laras berteriak. Pikiran dan batin Laras terus bertengkar. “Laras, ngga

    Last Updated : 2023-06-20
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Dewanti Buka Suara

    “Semuanya sudah berkumpul?” tanya Dewanti yang saat itu sedang menjadi pusat perhatian di kantor. Dewanti sengaja mengumpulkan semua karyawan Dewangga untuk memberi pengumuman penting. Dewangga sendiri tidak tahu akan ide menyebalkan Dewanti. Dewanti merasa idenya ini akan disambut meriah dan bahagia oleh seluruh karyawan Dewangga. “Ada apa mengumpulkan kami di sini? Memangnya sudah dapat ijin dari Pak Dewangga?” tanya Ailin yang sejak awal tidak suka dengan Dewanti. “Kenapa harus minta ijin?” balas Dewanti ketus. Ailin hanya mengerutkan keningnya. Ia tak membalas lagi karena sedang malas mengundang keributan. Selain itu, Ailin juga ingin tahu sebenarnya apa yang akan disampaikan oleh Dewanti sehingga harus mengumpulkan banyak orang di area tengah kantor.“Tunggu sebentar, ya! Masih ada beberapa orang yang belum datang. Kalau semua sudah berkumpul di sini, saya akan langsung memberitahu pengumuman penting ini,” ujar Dewanti dengan semangat membara. Dewanti celingukan. Berulang kali ia

    Last Updated : 2023-06-21
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Malam Bersama Mantan

    “Saya di depan rumah kamu.” Dewangga mengirim pesan ke Namira. Sejak tadi di kantor, mereka tidak lagi berbicara tentang apa pun. Dewangga terlihat gelisah. Ia merasa bersalah atas apa yang disampaikan oleh Dewanti di kantor tadi. “Kamu dimana? Kita perlu bicara.” Dewangga mengirimkan pesan lagi. Karena tidak ada jawaban pun pesannya belum dibalas, Dewangga memutuskan untuk menelepon sang kekasih. Sayangnya, Namira tidak mau menjawab telepon dari Dewangga. Telepon itu tersambung. Tetapi, tidak ada suara Namira yang menandakan telepon itu dijawab. Dewangga berusaha agar pesan atau teleponnya mendapat jawaban dari Namira. “Gue ketuk saja lah pintunya!” tutur Dewangga lalu berjalan masuk ke dalam area rumah Namira.Beberapa kali ia mengetuk pintu rumah Namira. Tidak ada jawaban atau suara dari dalam. Dewangga mencoba sekali lagi. Kali ini lebih kencang dan bertenaga. Ia tidak hanya mengetuk pintu saja. Dewangga juga memanggil nama Namira sampai berulang kali. “Namira! Permisi! Namira, ap

    Last Updated : 2023-06-22
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kebohongan Demi Kebohongan

    Aidan mencoba memperbaiki hubungannya dengan Laras. Ia tidak ingin semuanya semakin rumit dan runyam. Pagi ini Aidan menjemput Laras tanpa Laras minta. Niatnya ingin memberikan kejutan untuk sang kekasih. “Pagi,” sapa Aidan tersenyum hangat. Laras tidak membalas sapaan dari Aidan juga senyumannya. Laras hanya diam, menekuk wajahnya. “Kamu kenapa? Ada masalah?” tanya Aidan tidak ingin menduga hal lainnya. Mobil sudah mulai jalan. Laras belum juga membuka suaranya untuk sekedar mengucapkan kalimat sapaan atau berterima kasih karena Aidan sudah menjemputnya pagi itu. “Laras, kamu kenapa diam saja dari tadi? Aku salah lagi?” tanya Aidan ketika ia sudah tidak tahan dengan kesunyian yang terjadi di dalam mobil. Laras menengok ke arah Aidan dengan tatapan tajam.“Semalam kemana? Kenapa sama sekali nggak kasih kabar ke aku? Kamu juga nggak jemput aku pulang dari kantor,” kalimat inilah yang pertama keluar dari mulut Laras ketika ia membuka suara. Protesnya penuh kecurigaan. Aidan mulai memana

    Last Updated : 2023-06-23

Latest chapter

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Memulai Kembali

    Para pegawai Dewangga kini kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. Meski telah dihadang oleh berbagai pekerjaan yang menumpuk di meja kerja masing-masing, suasana hati mereka tetap masih terbawa ceria. Hasil dari staycation tiba-tiba yang diadakan oleh Dewanti. Meski sedikit lancang karena tak minta persetujuan dari Dewangga, Dewanti ternyata berhasil membahagiakan pekerja di kantor Dewangga. Hati Dewanti semakin besar. Ia merasa dirinya akan memenangkan hati semua orang. “Seru banget ya, kemarin! Andai aja tiap bulan ada staycation, kita pasti bakal betah kerja di sini. Walaupun lembur, banyak kerjaan, sering kena marah, tapi kalau ada acara kayak kemarin sih gue betah,” celetuk Ailin dengan geng gosipnya itu. Nimas datang mendengar ocehan Ailin yang cukup kencang hingga bisa didengar meski belum sampai ke meja kerjanya.“Pagi, Nimas!” sapa Ailin iseng mendekati Nimas. Wajah Ailin tidak mencerminkan keceriaan sama sekali. Wajahnya lecek seperti pakaian yang masih kusut karena b

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembalinya Pujaan Hati

    “Semua itu karena kesalahan Papa Dewangga. Beliau yang membuat perusahaan Dewangga hancur.” Anggara menceritakan bagaimana perjalanan kehidupan Dewangga sebelum hadirnya Namira. Dewangga sudah berjuang sejak lama. Namun, keringatnya tak ada yang melihat. Semua menilai bahwa Dewangga hanya mampu seperti sekarang. “Apa yang membuat hutang?” Namira bertanya terus dengan detail. Ia ingin tahu lebih dalam lagi tentang seseorang yang saat itu masih bertengger di hatinya. “Hutang,” jawab Anggara lalu menoleh ke arah Namira seolah memberi garis bawah. “Jadi...” “Iya, pertengkaran Dewangga dan Papanya bermula dari hutang perusahaan. Dewangga sudah susah payah membangun perusahaan itu, tetapi, Papanya justru menghancurkan sekejap dengan hutang yang menumpuk,” jelas Anggara lagi. “Kepergian dan Dewangga bukan tanpa alasan. Tapi, karena dengan hal itu Dewangga bisa damai dengan keadaan.”Selama ini diamnya Dewangga menyimpan banyak sekali luka. Dingin sikapnya melampiaskan segala kecewa yang seja

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Seluk Beluk Yang Masih Rahasia

    Akhir pekan ajaib bagi para pegawai kantor Dewangga. Untuk pertama kalinya, mereka bisa merasakan liburan bersama tanpa harus pusing dengan biaya atau pun lainnya. Mereka datang dengan outfit terbaik masing-masing. “Pasti bakalan seru banget!” celetuk Ailin dengan penampilannya yang begitu mencolok. Ailin juga geng gosipnya turun dari mobil, masuk ke villa yang sudah Dewanti sewa untuk liburan pegawai kantor calon suaminya. “Nanti fotoin gue disetiap sudut villa, ya!” pinta Ailin kepada salah satu temannya. Temannya hanya mengangguk lalu terus berjalan, karena sudah tidak sabar mengetahui isi di dalam villa. “Hai semua!” sapa Dewanti. Ia bersama Dewangga dan Anggara sudah lebih dulu sampai di villa. “Hai!” balas karyawan yang baru saja sampai di villa.Tangan Dewanti terlihat menggandeng Dewangga. Karena merasa tidak nyaman, Dewangga berusaha melepas gandengan tangan itu. Ada seseorang yang Dewangga cari, dari tatapan juga gerak tubuhnya menandakan ia sedang menanti. “Sudah datang sem

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ide Cemerlang Dewanti

    “Ada yang luka?” Namira masuk membawa setumpuk berkas. Tetapi, hal pertama yang ia tanyakan bukanlah tentang pekerjaan. Namira dan Dewangga hanya bisa saling menatap. Banyak sekali perasaan yang ingin mereka tumpahkan satu sama lain. Sayangnya, saat itu waktu dan keadaannya nya tak mendukung mereka menyuarakan isi hati masing-masing. “Ada apa, Namira?” Dewangga memulai obrolan setelah keheningan yang panjang. “Ada beberapa berkas yang harus diperiksa juga ditandangani,” jawab Namira lalu ia duduk di depan meja kerja Dewangga. Dewangga masih tidak percaya Namira masuk ke ruangannya ketika ia sedang menjadi sosok tak waras karena cinta. “Bukan itu. Tadi apa yang kamu tanya saat pertama masuk ke ruangan saya?” Dewangga ingin mendengar lagi pertanyaan dari Namira tadi. Rasanya ada secuil perhatian dari Namira untuk Dewangga.Tangan Dewangga merah. Rasa sakitnya tak ia hiraukan. Biar mengalir begitu saja. “Apa ada yang luka?” Namira mengulang sesuai permintaan Dewangga. “Sejak kapan kamu a

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perasaan Yang Kacau

    “Bapak sengaja mau mencelakai saya? Apa Bapak belum puas sudah melukai perasaan saya?” pertanyaan yang sungguh menggores lubuk hati. “Saya salah apa, Pak? Bapak tega sekali melakukan ini kepada saya,” sambung Namira. “Namira, tenang dulu. Saya bisa jelaskan semuanya. Kamu salah paham,” pinta Dewangga, ingin mendekat ke arah Namira tetapi Namira menolak. “Tolong tetap di situ saja,” perintah Namira untuk Dewangga yang hampir berpindah tempat ke samping Namira. “Saya tahu kejadian itu, tapi bukan berarti saya yang melakukan itu, Namira. Saya nggak mungkin tega melukai orang yang saya cintai,” jelas Dewangga yang tak mau didengar oleh Namira. “Lalu apa?” “Saya mengutus seorang menjadi mata-mata saya,” aku Dewangga semakin membuat Namira tak habis pikir.“Untuk apa?” Namira duduk, mencoba tidak membesarkan masalah yang sebenarnya menurut Namira ini adalah masalah besar. “Untuk jagain kamu,” jawab Dewangga. Suara ketukan pintu terdengar dari dalam. Namira panik. Dewangga langsung mendekat

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Masalah Dari Masa Depan

    Hubungan yang sudah diselesaikan ternyata bukan berarti berakhir. Seperti hubungan Namira dan Aidan yang kembali terjalin. Mungkin masih ada sisa rasa yang dulu mereka miliki, atau hanya sekedar ingin mengulang lembar yang tak mereka temukan pada orang lain. “Kita salah nggak sih?” tanya Namira disuatu malam ketika Namira dan Aidan sedang makan malam bersama. “Kenapa salah?” “Salah karena memulai hubungan yang pernah berakhir.” “Kalau kamu pernah dengar, hubungan lama yang dimulai lagi seperti halnya membaca novel yang sama berulang kali, menurut aku itu hanya sebuah opini. Anggapan yang belum tentu terjadi,” ungkap Aidan. “Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Yang kita bisa hanya memperbaiki hari ini untuk masa depan itu,” tambah Aidan.“Memangnya kamu setuju?” Aidan kini berbalik tanya ke Namira. “Emm.. enggak juga sih,” jawab Namira masih belum yakin akan pendapat itu. Tetapi ia juga tak yakin hubungannya akan lebih baik dari sebelumnya. “Menurutku, semua oran

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembali Bersama

    Setelah malam yang menyebalkan terlewati dengan tidur, kini Namira siap kembali menyongsong pagi untuk bekerja. Pakaiannya sudah rapi. Namira selalu terlihat fashionable dalam setiap hari kerjanya. Baginya, itu adalah salah satu cara menghargai dirinya sendiri juga menambah semangat menjalani kesehariannya yang padat. “Apa ini?” katanya panik ketika menemukan sebuah kotak di depan pintu rumahnya. “Perasaan gue nggak pesan apa pun, kenapa ada paket yang datang?” Namira heran dengan kotak coklat misterius itu. “Ambil nggak ya?” tanya Namira bimbang. “Tapi kalau gue ambil terus isinya bahaya gimana?” Namira dilema. Sudah menunduk untuk mengambil paket itu, tetapi gagal karena pikirannya yang buruk muncul. “Apa mungkin dari Papa dan Mama? Kenapa nggak ada yang kabarin gue kalau mau kirim paket?” Namira terus bertanya-tanya sendiri.“Gue tinggal aja deh. Nanti gue buka pulang kerja,” ucap Namira menyingkirkan kotak coklat itu ke area pinggir pintu rumahnya. “Gue harus cari asisten rumah ta

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Antara Mantan dan Masa Depan

    Aidan meraih tangan Namira, ia menahan sang mantan kekasih agar tidak mendekati Dewangga. “Kenapa datang ke sini? Ada perlu apa lagi?” tanya Aidan seolah Aidan pemilik Namira saat itu. Namira tak menyangka Aidan akan bersikap demikian. Ia pun heran, mengapa tubuhnya memberi respon sesuai permintaan Aidan. Ia berhenti dari langkahnya mendekat ke arah Dewangga dan membiarkan Aidan yang mengambil alih. “Lo siapa? Gue ke sini ada perlu dengan pemilik rumah,” jawab Dewangga tetap ngotot masuk ke dalam rumah Namira. Malam itu, Namira membuka lebar pintu rumahnya, sebab, ia hanya berdua bersama Aidan di ruang tamu. Tak ingin ada pikiran yang buruk, Namira memilih untuk membuka lebar pintu rumahnya.“Namira, kenapa kamu biarkan dia datang ke sini lagi? Kenapa kamu masih terima dia?” Dewangga kecewa karena Namira menerima Aidan dengan baik. Namira hanya menghela napas. Tak memberi jawaban apa pun, padahal Dewangga menanti Namira membuka suara dan memberi penjelasan. “Tunggu!” Aidan menghadang

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pendekatan Dengan Mantan

    Dewangga turun dari mobilnya. Ia melihat Namira sedang duduk ditemani oleh Aidan. Ketika Dewangga turun, Namira berusaha menjauh dari Aidan. “Ngapain Namira sama laki-laki itu?” Dewangga kesal meski tak biasa ia utarakan langsung. Kemudian, pintu sebelah kiri mobil Dewangga terbuka. Namira melihat Dewanti turun dari sana. Dewanti terlihat sangat bahagia. “Aku kira kamu sendiri,” batin Namira. Namira langsung mengabaikan rasa tidak enaknya karena sedang berduaan dengan Aidan. Ia mendekat ke arah Aidan dan meminta Aidan untuk membantunya mengobati rasa sakit di kepalanya secara tiba-tiba. Aidan pun terkejut atas sikap Namira barusan. Tanpa basa basi atau pertanyaan lain, Aidan meraih tangan Namira untuk lebih dekat dengannya dan melihat di kepala Namira, apakah ada luka serius.“Sebelah mana yang sakit, Ra? Apa perlu kita ke dokter? Aku takut terjadi sesuatu,” kata Aidan cemas Namira mengeluh sakit pada kepalanya. “Emm, coba tolong kamu periksa,” pinta Namira. Ucapannya mengarah ke Aida

DMCA.com Protection Status