Beranda / Romansa / Kekasih Diam-Diam Sang CEO / Kejadian Tak Terduga

Share

Kejadian Tak Terduga

last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-19 22:46:12

Kesibukan Namira hari ini berakhir. Mobil Dewangga sudah terparkir di hotel tempat ia tinggal sekarang. Namira dan Dewangga telah menyelesaikan agenda yang telah disiapkan jauh-jauh hari. Esok, akan ada agenda lain untuk mereka kerjakan lagi. Sementara itu, malam ini Namira dan Dewangga sudah bebas dari agenda sibuk yang membuat harinya sangat padat. “Kunci mobil kamu ada?” tanya Dewangga sebelum Namira turun dari mobilnya. “Ada, Pak!” jawab Namira percaya diri. Namira bahkan belum memeriksa kunci mobilnya, tetapi, ia dengan begitu percaya diri mengakui jika kunci mobilnya sudah ada di dalam tasnya. “Coba kamu periksa dulu!” pinta Dewangga. “Sudah saya masukkan ke dalam tas, Pak. Pasti ada,” jawab Namira kembali. “Yakin nggak mau kamu periksa dulu?” Dewangga meyakinkan Namira untuk memeriksa ulang. Namira tetap pada pendiriannya.

“Saya pulang dulu ya, Pak!” pamit Namira sebelum ia turun dari mobil bosnya. Tas dan beberapa barang yang tadi ia bawa, sudah berada di tangannya semua. Sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Berkecamuk

    Malam yang suntuk. Namira kira, setelah undur diri dari hadapan Dewangga ia bisa cepat pulang ke rumah dan mengistirahatkan semua lelah yang didapat hari ini. Ternyata, semua hanyalah angan-angan belaka. Namira masih melewati serangkaian kendala di hotel tempat Dewangga tinggal. Permasalahan kunci mobil dan bertemu dengan mantan kekasihnya sudah menyita waktu Namira terlalu banyak. Kesabarannya mulai menipis. Pun energinya sudah tidak prima lagi. “Aidan aku tidak punya waktu untuk berdebat. Aku ingin segera pulang ke rumah, aku capek!” Namira menjelaskan keadaannya. “Pulang ke kamar hotel bos kamu?” pertanyaan Aidan mengiris kesabaran Namira yang sudah tipis. Embusan napas Namira terdengar kasar. Jika Namira tidak menahannya sekali lagi, mungkin Namira dan Aidan kembali terlibat perdebatan yang panjang.“Kalau iya kenapa?” bentak Namira meski suaranya tidak terlalu tinggi. Matanya memberi ancaman kepada sang mantan kekasih. Kepalan tangannya hampir saja melayang. Beruntung nasib Aidan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kelabilan Perasaan

    “Hai, apa kabar Lo?” sapa Nimas kepada Aidan yang siang itu tidak sengaja bertemu di restoran. Aidan dan Nimas memang saling mengenal. Mereka sempat duduk di bangku sekolah yang sama. Beranjak dewasa, mereka jadi jarang berhubungan atau sekedar bertukar satu sama lain. Apa lagi ketika Aidan telah menjadi kekasih Namira yang juga sahabat Nimas. Nimas mengenal keduanya, jika keduanya sedang bersitegang, Nimas tak jarang menjadi penengah. Mendengar cerita dari sisi berbeda dari keduanya. “Hei! Baru keliatan lagi, Lo!” Aidan menyodorkan tangannya untuk menyambut sapaan dari Nimas. Teman lama yang menjadi sahabat mantan kekasihnya. “Gue baik, dong!” jawaban dari Nimas mencoba membangun suasana agar pertemuan itu lebih hangat dan cair.Nimas dan Aidan duduk di kursi yang sama. Ada beberapa kursi kosong, tetapi, karena mereka datang sendiri-sendiri, mereka pun memutuskan untuk makan bersama setelah sekian lama tidak berjumpa. “Jadi, gimana kabar lo sekarang?” pertanyaan itu kembali didengar

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ruang Kerja

    Suasana pagi di kantor setiap harinya hampir sama. Sunyi, masih belum terdengar suara adu jari dan mesin ketik, atau obrolan ringan hingga serius yang selalu menggema di seluruh ruangan. Hal itu kadang membosankan, tetapi, ini juga yang akan sangat dirindukan jika suatu saat memutuskan untuk hengkang dari kantor. Laras, salah satu karyawan yang datang lebih pagi dari lainnya. Hari ini Laras datang sendiri, bukan karena usaha Aidan untuk mengantarnya ke kantor. Aidan sempat menghilang semalam. Makanya pagi ini Laras memutuskan untuk pergi bekerja sendiri. “Kak Aidan kemana, ya?” ujar Laras ketika sudah menduduki kursi kerjanya. Ia membuka riwayat chat bersama Aidan. Belum juga ada kabar baru yang Laras terima. “Jangan-jangan sakit?” kata Laras tiba-tiba heboh sendiri.“Kamu kenapa, Ras?” Namira datang melihat juniornya itu sedang panik. Ia merasa heran namun juga khawatir sebab Laras sendirian di sana. “Eh Kak Namira sudah masuk kantor?” pertanyaan ini mengalihkan rasa penasaran Namir

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Gosip Hangat Pagi Hari

    Keluar dari ruangan Dewangga Namira menjadi pusat perhatian. Langkahnya dinanti oleh setiap rekan kerjanya yang mendengar gosip dari Ailin. Mereka masih menerka-nerka. Apakah memang yang diceritakan Airin adalah kenyataan, atau hanya karangan yang tiada habisnya. “Namira, kenapa kok pakai ngerapiin baju segala?” tanya salah satu teman kantor yang berdiri dipihak Airin. “Hah? Maksudnya?” Namira tidak paham dengan pertanyaan itu. Ia baru saja keluar dan membereskan pekerjaan pertamanya hari itu, tetapi, semua temannya justru memberikan tuduhan yang aneh. “Kan Lo baru saja keluar dari ruangan bos, tapi kok keliatannya gugup dan merapikan semuanya begitu,” tambah salah satu teman kerja yang lain. Namira semakin tidak mengerti dengan yang mereka bicarakan. “Nggak usah dengerin, Ra!” celetuk Nimas membela sahabatnya.“Gue tadi mau masuk ruangan Pak Dewangga, tapi, nggak sengaja lihat kalian sedang pelukan,” kata Airin menggiring opini lagi. Namira berhenti dari langkahnya barusan. Ia langs

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Hari yang Sibuk

    Pagi buta Namira sudah dikagetkan oleh dering dari ponselnya. Ia mengira suara itu berasal dari alarm yang dipasang tadi malam. Ternyata bukan, dering itu memang sebuah panggilan berulang kali dari Dewangga. Namira yang tadinya masih ngantuk dan sulit membuka mata langsung loncat ketika tahu panggilan itu dari Dewangga. “Ehemm,” Namira mengetes suaranya terlebih dulu agar tidak dikira baru bangun tidur. Beberapa tarikan napas Namira lakukan, supaya lancar menjawab pertanyaan apapun dari Dewangga. “Halo, selamat pagi, Pak Dewangga,” sapa Namira dari kamarnya yang masih cukup gelap. “Selamat pagi Namira, maafkan saya harus menelepon kamu sepagi ini,” ujar Dewangga setelah Namira akhirnya menjawab teleponnya.“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Namira dengan rasa penasaran juga deg-degan. Sebab, jika Dewangga menelepon diluar jam kerja tandanya ada sesuatu yang penting dan urgent. “Iya, saya butuh bantuan kamu. Pagi ini saya akan kedatangan tamu. Tamu penting untuk saya, jadi, tolong

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Sarapan Spesial

    Pandangannya mulai gelap. Kepala pun terasa berat. Entah terlalu banyak beban pekerjaan atau ada hal lain. Tangan Namira langsung meraih meja di ruangan Dewangga. Ia pejamkan matanya sejenak, menunggu semua membaik. Beberapa detik, Namira menundukkan kepala, mencengkeram erat ujung meja yang ternyata sedikit memberi luka di bagian telapak tangannya. Namira masih berusaha berdiri. Meski kedua kakinya mulai gemetar, tak kuat lagi menopang tubuhnya yang masih tegar di ruangan Dewangga. “Awww,” keluh Namira sendirian. Di ruangan kerja Dewangga sudah tidak ada siapapun. Semua orang yang tadi datang sedang sibuk atas perintah yang Namira berikan. Beberapa detik kemudian, tangannya mulai terlepas, tubuhnya hampir saja tergeletak di lantai.“Namira!” tangan Dewangga meraih tubuh Namira yang hampir terbaring di lantai ruang kerjanya. “Kamu kenapa?” suara Dewangga terdengar samar. Namira belum bisa penuh membuka matanya. “Namira,” Dewangga merenggut badan Namira dan mengangkat ke sofa. Namira s

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Tamu Yang Ditunggu

    Dewangga tidak membiarkan Namira bangun dari sandarannya. Ia tahu, sekretarisnya sedang butuh istirahat. Maka, ia akan membiarkan terus berbaring di sofa ruang kerjanya. Semua yang terjadi pada Namira hari ini juga salah satu kesalahannya. Dewangga menyadari dan menyesali. “Hai! Kenapa nggak kasih kabar dulu kalau sudah sampai?” sapa Dewangga kepada tamunya. Tamu Dewangga merasa sedikit canggung karena keberadaan Namira. Sementara itu, Airin masih ingin terus di sana dan melihat apa saja yang akan terjadi di dalam ruangan Dewangga. “Airin, terima kasih sudah mengantarkan tamu saya ke sini. Sekarang, kamu bisa kembali bekerja!” ujar Dewangga mengusir Airin secara halus. Wajah Airin langsung berubah 180 derajat. Ia kesal dan merasa tidak dianggap.“Huh! Liat saja, ya. Nanti berita ini akan kesebar sampai pelosok kantor!” gumam Airin melampiaskan kekesalannya karena diusir oleh Dewangga. “Terima kasih!” ucap tamu Dewangga kepada Airin. Dengan terpaksa Airin pun keluar dan meninggalkan De

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perasaan Tak Tenang

    Badan Namira masih belum fit sepenuhnya. Terkadang lemas dan sakit kepala menyerang Namira tiba-tiba. Namun, karena masih banyak pekerjaan yang harus Namira kerjakan, ia belum bisa mengistirahatkan tubuhnya barang sejenak. “Saya siapkan makan siang di ruang kerja bapak atau bapak ingin makan siang di restoran?” tanya Namira memastikan keinginan bosnya untuk makan siang. “Di ruangan saya saja,” jawab Dewangga yakin. Namira mengangguk tanda mengerti. Anggara juga tidak keberatan dengan keputusan Dewangga untuk makan siang di kantor. “Baik, saya akan segera siapkan,” ucap Namira dengan tubuh yang berkeringat karena menahan demam, juga lemas yang saat itu sedang melandanya. “Terima kasih, Namira!” ujar Anggara sebelum Namira keluar dari ruangan.Lagi-lagi, Namira hanya memberi senyum tipis dan anggukan, ia tidak banyak berkomentar karena tidak ingin ada anggapan jika Namira sedang cari muka atau cari perhatian. Tangannya masih memegang daun pintu ruangan Dewangga. Jika dilihat seksama, ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27

Bab terbaru

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Memulai Kembali

    Para pegawai Dewangga kini kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. Meski telah dihadang oleh berbagai pekerjaan yang menumpuk di meja kerja masing-masing, suasana hati mereka tetap masih terbawa ceria. Hasil dari staycation tiba-tiba yang diadakan oleh Dewanti. Meski sedikit lancang karena tak minta persetujuan dari Dewangga, Dewanti ternyata berhasil membahagiakan pekerja di kantor Dewangga. Hati Dewanti semakin besar. Ia merasa dirinya akan memenangkan hati semua orang. “Seru banget ya, kemarin! Andai aja tiap bulan ada staycation, kita pasti bakal betah kerja di sini. Walaupun lembur, banyak kerjaan, sering kena marah, tapi kalau ada acara kayak kemarin sih gue betah,” celetuk Ailin dengan geng gosipnya itu. Nimas datang mendengar ocehan Ailin yang cukup kencang hingga bisa didengar meski belum sampai ke meja kerjanya.“Pagi, Nimas!” sapa Ailin iseng mendekati Nimas. Wajah Ailin tidak mencerminkan keceriaan sama sekali. Wajahnya lecek seperti pakaian yang masih kusut karena b

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembalinya Pujaan Hati

    “Semua itu karena kesalahan Papa Dewangga. Beliau yang membuat perusahaan Dewangga hancur.” Anggara menceritakan bagaimana perjalanan kehidupan Dewangga sebelum hadirnya Namira. Dewangga sudah berjuang sejak lama. Namun, keringatnya tak ada yang melihat. Semua menilai bahwa Dewangga hanya mampu seperti sekarang. “Apa yang membuat hutang?” Namira bertanya terus dengan detail. Ia ingin tahu lebih dalam lagi tentang seseorang yang saat itu masih bertengger di hatinya. “Hutang,” jawab Anggara lalu menoleh ke arah Namira seolah memberi garis bawah. “Jadi...” “Iya, pertengkaran Dewangga dan Papanya bermula dari hutang perusahaan. Dewangga sudah susah payah membangun perusahaan itu, tetapi, Papanya justru menghancurkan sekejap dengan hutang yang menumpuk,” jelas Anggara lagi. “Kepergian dan Dewangga bukan tanpa alasan. Tapi, karena dengan hal itu Dewangga bisa damai dengan keadaan.”Selama ini diamnya Dewangga menyimpan banyak sekali luka. Dingin sikapnya melampiaskan segala kecewa yang seja

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Seluk Beluk Yang Masih Rahasia

    Akhir pekan ajaib bagi para pegawai kantor Dewangga. Untuk pertama kalinya, mereka bisa merasakan liburan bersama tanpa harus pusing dengan biaya atau pun lainnya. Mereka datang dengan outfit terbaik masing-masing. “Pasti bakalan seru banget!” celetuk Ailin dengan penampilannya yang begitu mencolok. Ailin juga geng gosipnya turun dari mobil, masuk ke villa yang sudah Dewanti sewa untuk liburan pegawai kantor calon suaminya. “Nanti fotoin gue disetiap sudut villa, ya!” pinta Ailin kepada salah satu temannya. Temannya hanya mengangguk lalu terus berjalan, karena sudah tidak sabar mengetahui isi di dalam villa. “Hai semua!” sapa Dewanti. Ia bersama Dewangga dan Anggara sudah lebih dulu sampai di villa. “Hai!” balas karyawan yang baru saja sampai di villa.Tangan Dewanti terlihat menggandeng Dewangga. Karena merasa tidak nyaman, Dewangga berusaha melepas gandengan tangan itu. Ada seseorang yang Dewangga cari, dari tatapan juga gerak tubuhnya menandakan ia sedang menanti. “Sudah datang sem

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ide Cemerlang Dewanti

    “Ada yang luka?” Namira masuk membawa setumpuk berkas. Tetapi, hal pertama yang ia tanyakan bukanlah tentang pekerjaan. Namira dan Dewangga hanya bisa saling menatap. Banyak sekali perasaan yang ingin mereka tumpahkan satu sama lain. Sayangnya, saat itu waktu dan keadaannya nya tak mendukung mereka menyuarakan isi hati masing-masing. “Ada apa, Namira?” Dewangga memulai obrolan setelah keheningan yang panjang. “Ada beberapa berkas yang harus diperiksa juga ditandangani,” jawab Namira lalu ia duduk di depan meja kerja Dewangga. Dewangga masih tidak percaya Namira masuk ke ruangannya ketika ia sedang menjadi sosok tak waras karena cinta. “Bukan itu. Tadi apa yang kamu tanya saat pertama masuk ke ruangan saya?” Dewangga ingin mendengar lagi pertanyaan dari Namira tadi. Rasanya ada secuil perhatian dari Namira untuk Dewangga.Tangan Dewangga merah. Rasa sakitnya tak ia hiraukan. Biar mengalir begitu saja. “Apa ada yang luka?” Namira mengulang sesuai permintaan Dewangga. “Sejak kapan kamu a

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perasaan Yang Kacau

    “Bapak sengaja mau mencelakai saya? Apa Bapak belum puas sudah melukai perasaan saya?” pertanyaan yang sungguh menggores lubuk hati. “Saya salah apa, Pak? Bapak tega sekali melakukan ini kepada saya,” sambung Namira. “Namira, tenang dulu. Saya bisa jelaskan semuanya. Kamu salah paham,” pinta Dewangga, ingin mendekat ke arah Namira tetapi Namira menolak. “Tolong tetap di situ saja,” perintah Namira untuk Dewangga yang hampir berpindah tempat ke samping Namira. “Saya tahu kejadian itu, tapi bukan berarti saya yang melakukan itu, Namira. Saya nggak mungkin tega melukai orang yang saya cintai,” jelas Dewangga yang tak mau didengar oleh Namira. “Lalu apa?” “Saya mengutus seorang menjadi mata-mata saya,” aku Dewangga semakin membuat Namira tak habis pikir.“Untuk apa?” Namira duduk, mencoba tidak membesarkan masalah yang sebenarnya menurut Namira ini adalah masalah besar. “Untuk jagain kamu,” jawab Dewangga. Suara ketukan pintu terdengar dari dalam. Namira panik. Dewangga langsung mendekat

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Masalah Dari Masa Depan

    Hubungan yang sudah diselesaikan ternyata bukan berarti berakhir. Seperti hubungan Namira dan Aidan yang kembali terjalin. Mungkin masih ada sisa rasa yang dulu mereka miliki, atau hanya sekedar ingin mengulang lembar yang tak mereka temukan pada orang lain. “Kita salah nggak sih?” tanya Namira disuatu malam ketika Namira dan Aidan sedang makan malam bersama. “Kenapa salah?” “Salah karena memulai hubungan yang pernah berakhir.” “Kalau kamu pernah dengar, hubungan lama yang dimulai lagi seperti halnya membaca novel yang sama berulang kali, menurut aku itu hanya sebuah opini. Anggapan yang belum tentu terjadi,” ungkap Aidan. “Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Yang kita bisa hanya memperbaiki hari ini untuk masa depan itu,” tambah Aidan.“Memangnya kamu setuju?” Aidan kini berbalik tanya ke Namira. “Emm.. enggak juga sih,” jawab Namira masih belum yakin akan pendapat itu. Tetapi ia juga tak yakin hubungannya akan lebih baik dari sebelumnya. “Menurutku, semua oran

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembali Bersama

    Setelah malam yang menyebalkan terlewati dengan tidur, kini Namira siap kembali menyongsong pagi untuk bekerja. Pakaiannya sudah rapi. Namira selalu terlihat fashionable dalam setiap hari kerjanya. Baginya, itu adalah salah satu cara menghargai dirinya sendiri juga menambah semangat menjalani kesehariannya yang padat. “Apa ini?” katanya panik ketika menemukan sebuah kotak di depan pintu rumahnya. “Perasaan gue nggak pesan apa pun, kenapa ada paket yang datang?” Namira heran dengan kotak coklat misterius itu. “Ambil nggak ya?” tanya Namira bimbang. “Tapi kalau gue ambil terus isinya bahaya gimana?” Namira dilema. Sudah menunduk untuk mengambil paket itu, tetapi gagal karena pikirannya yang buruk muncul. “Apa mungkin dari Papa dan Mama? Kenapa nggak ada yang kabarin gue kalau mau kirim paket?” Namira terus bertanya-tanya sendiri.“Gue tinggal aja deh. Nanti gue buka pulang kerja,” ucap Namira menyingkirkan kotak coklat itu ke area pinggir pintu rumahnya. “Gue harus cari asisten rumah ta

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Antara Mantan dan Masa Depan

    Aidan meraih tangan Namira, ia menahan sang mantan kekasih agar tidak mendekati Dewangga. “Kenapa datang ke sini? Ada perlu apa lagi?” tanya Aidan seolah Aidan pemilik Namira saat itu. Namira tak menyangka Aidan akan bersikap demikian. Ia pun heran, mengapa tubuhnya memberi respon sesuai permintaan Aidan. Ia berhenti dari langkahnya mendekat ke arah Dewangga dan membiarkan Aidan yang mengambil alih. “Lo siapa? Gue ke sini ada perlu dengan pemilik rumah,” jawab Dewangga tetap ngotot masuk ke dalam rumah Namira. Malam itu, Namira membuka lebar pintu rumahnya, sebab, ia hanya berdua bersama Aidan di ruang tamu. Tak ingin ada pikiran yang buruk, Namira memilih untuk membuka lebar pintu rumahnya.“Namira, kenapa kamu biarkan dia datang ke sini lagi? Kenapa kamu masih terima dia?” Dewangga kecewa karena Namira menerima Aidan dengan baik. Namira hanya menghela napas. Tak memberi jawaban apa pun, padahal Dewangga menanti Namira membuka suara dan memberi penjelasan. “Tunggu!” Aidan menghadang

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pendekatan Dengan Mantan

    Dewangga turun dari mobilnya. Ia melihat Namira sedang duduk ditemani oleh Aidan. Ketika Dewangga turun, Namira berusaha menjauh dari Aidan. “Ngapain Namira sama laki-laki itu?” Dewangga kesal meski tak biasa ia utarakan langsung. Kemudian, pintu sebelah kiri mobil Dewangga terbuka. Namira melihat Dewanti turun dari sana. Dewanti terlihat sangat bahagia. “Aku kira kamu sendiri,” batin Namira. Namira langsung mengabaikan rasa tidak enaknya karena sedang berduaan dengan Aidan. Ia mendekat ke arah Aidan dan meminta Aidan untuk membantunya mengobati rasa sakit di kepalanya secara tiba-tiba. Aidan pun terkejut atas sikap Namira barusan. Tanpa basa basi atau pertanyaan lain, Aidan meraih tangan Namira untuk lebih dekat dengannya dan melihat di kepala Namira, apakah ada luka serius.“Sebelah mana yang sakit, Ra? Apa perlu kita ke dokter? Aku takut terjadi sesuatu,” kata Aidan cemas Namira mengeluh sakit pada kepalanya. “Emm, coba tolong kamu periksa,” pinta Namira. Ucapannya mengarah ke Aida

DMCA.com Protection Status