Beranda / Romansa / Kekasih Diam-Diam Sang CEO / Kedatangan Tamu Mengejutkan

Share

Kedatangan Tamu Mengejutkan

last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-12 23:44:41

Anggara menarik kursi yang ada di hadapan Dewangga. Sebelum Dewangga mempersilakan, Anggara sudah siap sedia menghadap bos yang sedang sibuk dengan setumpuk berkas di depannya. Belum ada obrolan sama sekali selama beberapa saat. Anggara membiarkan Dewangga menyelesaikan satu berkas yang sedang ia periksa. “Udah?” tanya Anggara singkat setelah Dewangga menutup satu berkas dan meletakkan ke tumpukan lain. Dewangga melihat ke arah Anggara dan siap untuk memulai obrolan lain. “Belum, masih banyak!” jawab Dewangga sambil menunjukkan tumpukan berkas di meja kerjanya. “Lain kali, kalau mau menghilang, selesaikan dulu kerjaannya! Hehehe.” Ledek Anggara disambut oleh gelak tawa renyah. “Diculik, bukan menghilang!” jawab Dewangga mengundang tawa yang lebih ramai di ruangan Dewangga.

Tawa Dewangga dan Anggara membuat Namira sungkan untuk masuk ke dalam. Bahkan, mengetuk pintu ruangan Dewangga pun Namira memilih untuk mundur. “Ah, pasti di dalam sedang asyik ngobrol. Lebih baik aku nanti saja bic
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Dewanti dan Basa Basinya

    “Selamat siang, semua!” Sapa Dewanti yang baru saja datang dan berhasil masuk ke ruangan Dewangga. Dewangga cukup terkejut dengan kedatangannya. Namira dan Anggara juga tidak menyangka Dewanti akan datang saat itu juga. “Siang!” jawab Anggara tidak ingin membuat Dewanti sedih karena tidak ada yang membalas sapaannya. “Udah pada makan siang? Aku bawa banyak makanan!” kata Dewanti sembari menunjukkan tentengannya. “Wahh! Pasti enak sekali!” seru Anggara yang sejak tadi mengajak Dewanti ngobrol lebih dulu. “Ayo kita makan!” ajak Dewanti tanpa melihat situasi yang di ruangan Dewangga. Padahal Dewangga baru saja ingin mengadakan rapat intern bersama Namira. “Dewangga, ayo makan! Ini sudah waktunya makan siang!” ajak Dewanti. Perhatian Anggara dan Namira memusat ke Dewanti. “Siapa dia? Sepertinya gue udah pernah bertemu dengannya sebelum ini. Tapi dimana, ya? Dan siapa dia?” batin Namira yang terus bersuara dalam hati. Ia mengingat tentang Dewanti. Tatapannya seperti tidak asing. “Hai, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Mendapatkan Perhatian Lain

    Pekerjaan menumpuk membuat kata lembur itu muncul hari ini. Malam sudah menampakkan kegelapannya, namun, Namira masih enggan pergi dari kursi kerjanya. Ia masih bertahan di depan laptop yang bertengger rapi di meja kerjanya. Pikriannya masih runyam. Banyak sekali hal yang ingin ia selesaikan dalam satu waktu. Tetapi, tangan dan otaknya tidak sanggup. “Kapan ini selesainya?” keluh Namira dengan wajah lesu. Tangannya sudah tidak sekuat tadi. Malam ini, semua energinya sudah tinggal setengah. Berulang kali ia menggerakkan kepalanya ke samping. Pun badannya ia regangkan setiap merasa pegal. Setelah itu, ia kembali pada pekerjaan yang memaksa Namira untuk tetap tinggal di kantor sampai malam hari.“Permisi Bu Namira,” sapa salah satu OB kantor yang masuk ke ruangan Namira karena ruangannya terbuka lebar. “Eh iya, ada apa, Pak?” tanya Namira kepada OB yang tiba-tiba saja datang. Padahal Namira tidak merasa memanggil atau meminta bantuan. “Ada makanan untuk Ibu,” ucapnya sembari meletakkan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Aku dan Kenangan

    Siang ini Namira memilih untuk makan siang sendiri tanpa Nimas karena Nimas sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Entah kenapa, mobil Namira berhenti di salah satu restoran langganannya bersama Aidan dulu. Ada hal yang ia rindu. Mungkin dari makanannya, ruangan, atau suasana di sana. Atau mungkin saja, ada sosok yang sedang ia rindu tanpa bisa ia temui lagi. “Huh, sesekali nggak papa lah. Lagian, aku hanya ingin makan di sini. Bukan untuk kembali bersama masa lalu,” ujar Namira ketika turun dari mobilnya lalu menutup dan berjalan masuk. Tas yang ia jinjing menambah kesan elegan tampilan Namira siang itu. “Semoga tidak ada hal buruk atau tidak menyenangkan yang aku temui siang ini,” pinta Namira kepada semesta.Setelah mendapat tempat yang ia suka dan setujui, Namira diantar oleh pelayan restoran. “Terima kasih, Mba. Biar saya pilih makanannya, kalau sudah akan saya panggil lagi,” ujar Namira kepada sang pelayan. Pelayan itu pun pergi dan menemani pelanggan lainnya. Namira membuka lemb

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Sedihku Bahagianya

    Namira tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi pasangan Aidan selanjutnya. Belum terpikirkan pun rasanya belum rela jika Aidan harus memberi cintanya kepada perempuan lain. Sebab, sebelumnya Namira lah yang menjadi pemenang hati Aidan. Ia yang memiliki cinta itu, merasakan kasih sayang, pun mendapatkan perhatian. Selama kurang lebih 5 tahun, semua berjalan dengan sangat baik. Bagi Namira, semua terasa lengkap karena kehadiran Aidan. “Selama aku punya pasangan, rasanya hati dan hariku lebih lengkap.” Kalimat itu pernah Namira utarakan ketika hubungannya bersama Aidan masih baik-baik saja. Sayangnya, semua harus berakhir dengan pengkhianatan. Perjuangan yang sedang dilakukan oleh Namira dibalas oleh perselingkuhan. Tidak ada hal yang bisa membuat cintanya berhenti kecuali perselingkuhan. Namira pernah berjanji kepada dirinya sendiri.Jika Aidan berkhianat, Namira akan memaksa dirinya untuk berhenti mencintai. Mungkin dengan pasangan Namira lainnya. Ternyata, pasangan Aidan selanjutnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Penghibur Namira

    Setelah tangis Namira mereda, Dewangga membawa Namira pergi dari restoran itu. Dewangga memaksa Namira untuk pergi bersama Dewangga dan meninggalkan mobilnya di restoran. “Biar saya suruh seseorang mengambil mobil kamu. Yang jelas, orang kepercayaan saya. Jangan khawatir,” ujar Dewangga menenangkan segala kekhawatiran Namira. Tanpa sepatah kata pun, Namira langsung ikut masuk ke dalam mobil Dewangga. Melepaskan segala tangisnya barusan, dan meninggalkan cinta lamanya yang sedang asyik memadu kasih dengan masa depannya. Meski belum sembuh betul rasa sedihnya, Namira berusaha untuk tidak kembali menangis. Ia tidak ingin orang melihatnya iba. Perasaan ini adalah kesalahan Namira sendiri, jadi, tidak untuk dipertontonkan kepada orang lain.“Eee... Pak Dewa,” Namira membuka suara setelah bungkam sejak di parkiran mobil restoran tadi. “Ya, ada apa?” tanya Dewangga cemas. Dewangga mengira Namira butuh sesuatu dan Namira sungkan untuk bicara. “Emm, saya....” Kalimat Namira belum juga sempurna

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kedatangan yang Mengejutkan

    “Kamu tahu nggak cara minum teh yang elegan?” tanya Dewangga mengisi keheningan saat mereka Dewangga dan Namira sedang menikmati secangkir teh hangat. “Memangnya bisa, Pak?” tanya Namira dengan sedikit meremehkan pertanyaan dari bosnya itu. “Ada!” jawab Dewangga tegas. Mimik wajah Namira berubah setelah mendengar jawaban dari Dewangga. Wajahnya menjadi lebih serius, dan pastinya penasaran atas apa yang diucapkan oleh Dewangga. “Tegakkan badan dan pandangan kamu,” ucap Dewangga sembari memperagakan apa yang ia katakan. “Atau Namira, ikuti saya!” seru Dewangga ketika melihat Namira hanya menjadi penonton. “Oh, i-iya, Pak!” Namira langsung mengikuti perintah Dewangga. Ia mengambil cangkir kopi juga piring kecil dengan corak sama yang melandasi cangkir tersebut.“Bagus!” komentar Dewangga dengan senyum jahil. “Emmm... Lanjut!” seru Dewangga tidak ingin merusak suasana yang sudah ia bangun barusan. ”Sekarang, letakkan tangan kiri di depan dada, lalu minum perlahan!” jelas Dewangga memberi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Hampir Ketahuan

    “Gue kira Pak Dewangga bakal menghibur gue hari ini. Ternyata, malah gue disuruh sembunyi ga jelas!” gerutu Namira di dalam ruang ganti Dewangga. Pintunya masih tertutup rapat. Belum ada tanda-tanda Dewangga datang dan menyuruh Namira untuk keluar dari sana. “Mana dingin banget lagi AC-nya,” protes Namira tanpa henti. Namira bersembunyi di sebelah almari besar yang berisi puluhan atau bahkan ratusan setelan jas milik Dewangga. Selain itu, di depannya juga masih ada beberapa almari yang warnanya senada. Putih bersih. Ruangan itu jadi terlihat lebih luas dan pastinya mewah. “Sampai kapan gue harus berdiri dan duduk nggak jelas di sini?” Namira terus mengeluh sembari menunggu kedatangan Dewangga. Sudah tiga puluh menit Namira berada di sana.“Dewa, butuh bantuan?” teriak Dewanti ketika merasa Dewangga berada di dapur lebih lama dari perkiraannya. “Oh, nggak perlu!” jawab Dewangga tegas. Dewangga sengaja memperlambat yang sedang ia kerjakan di dapur. “Lama banget, kasihan Anggara sudah na

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Obrolan Pagi Hari

    Namira bersiap lebih pagi dari biasanya, sebab, hari ini ia ke kantor tidak mengendarai mobilnya sendiri. “Kemana ya mobil gue? Kenapa gue kemarin nggak tanya sama Pak Dewa sih!” Namira kesal dengan dirinya sendiri. Kesalahpahaman yang hampir terjadi di kamar hotel Dewangga membuat buyar segala yang ada di pikiran Namira. Tidak hanya mobil, Namira juga lupa menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya harus selesai pagi ini. “Gue sial banget. Sudah kemarin nangis di depan Pak Dewangga, ketemu mantan dan pacar barunya, terus lupa sama banyak kerjaan gue,” Namira tak berhenti ngedumel. “Oh iya satu lagi, mobil gue nggak tahu dimana keberadaannya!” tambahan dari Namira seraya melempar handuknya ke kursi.“Halo, Nimas. Lo bisa nggak jemput gue hari ini?” suara Namira lebih kencang karena ia meletakkan ponselnya di atas meja, sementara ia sedang merias wajah dan rambutnya. “Hah? Tumben banget. Tapi ini kan juga masih pagi,” jawab Nimas tidak memberikan kepastian untuk sahabatnya yang sedang run

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07

Bab terbaru

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Memulai Kembali

    Para pegawai Dewangga kini kembali menjalani rutinitas seperti biasanya. Meski telah dihadang oleh berbagai pekerjaan yang menumpuk di meja kerja masing-masing, suasana hati mereka tetap masih terbawa ceria. Hasil dari staycation tiba-tiba yang diadakan oleh Dewanti. Meski sedikit lancang karena tak minta persetujuan dari Dewangga, Dewanti ternyata berhasil membahagiakan pekerja di kantor Dewangga. Hati Dewanti semakin besar. Ia merasa dirinya akan memenangkan hati semua orang. “Seru banget ya, kemarin! Andai aja tiap bulan ada staycation, kita pasti bakal betah kerja di sini. Walaupun lembur, banyak kerjaan, sering kena marah, tapi kalau ada acara kayak kemarin sih gue betah,” celetuk Ailin dengan geng gosipnya itu. Nimas datang mendengar ocehan Ailin yang cukup kencang hingga bisa didengar meski belum sampai ke meja kerjanya.“Pagi, Nimas!” sapa Ailin iseng mendekati Nimas. Wajah Ailin tidak mencerminkan keceriaan sama sekali. Wajahnya lecek seperti pakaian yang masih kusut karena b

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembalinya Pujaan Hati

    “Semua itu karena kesalahan Papa Dewangga. Beliau yang membuat perusahaan Dewangga hancur.” Anggara menceritakan bagaimana perjalanan kehidupan Dewangga sebelum hadirnya Namira. Dewangga sudah berjuang sejak lama. Namun, keringatnya tak ada yang melihat. Semua menilai bahwa Dewangga hanya mampu seperti sekarang. “Apa yang membuat hutang?” Namira bertanya terus dengan detail. Ia ingin tahu lebih dalam lagi tentang seseorang yang saat itu masih bertengger di hatinya. “Hutang,” jawab Anggara lalu menoleh ke arah Namira seolah memberi garis bawah. “Jadi...” “Iya, pertengkaran Dewangga dan Papanya bermula dari hutang perusahaan. Dewangga sudah susah payah membangun perusahaan itu, tetapi, Papanya justru menghancurkan sekejap dengan hutang yang menumpuk,” jelas Anggara lagi. “Kepergian dan Dewangga bukan tanpa alasan. Tapi, karena dengan hal itu Dewangga bisa damai dengan keadaan.”Selama ini diamnya Dewangga menyimpan banyak sekali luka. Dingin sikapnya melampiaskan segala kecewa yang seja

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Seluk Beluk Yang Masih Rahasia

    Akhir pekan ajaib bagi para pegawai kantor Dewangga. Untuk pertama kalinya, mereka bisa merasakan liburan bersama tanpa harus pusing dengan biaya atau pun lainnya. Mereka datang dengan outfit terbaik masing-masing. “Pasti bakalan seru banget!” celetuk Ailin dengan penampilannya yang begitu mencolok. Ailin juga geng gosipnya turun dari mobil, masuk ke villa yang sudah Dewanti sewa untuk liburan pegawai kantor calon suaminya. “Nanti fotoin gue disetiap sudut villa, ya!” pinta Ailin kepada salah satu temannya. Temannya hanya mengangguk lalu terus berjalan, karena sudah tidak sabar mengetahui isi di dalam villa. “Hai semua!” sapa Dewanti. Ia bersama Dewangga dan Anggara sudah lebih dulu sampai di villa. “Hai!” balas karyawan yang baru saja sampai di villa.Tangan Dewanti terlihat menggandeng Dewangga. Karena merasa tidak nyaman, Dewangga berusaha melepas gandengan tangan itu. Ada seseorang yang Dewangga cari, dari tatapan juga gerak tubuhnya menandakan ia sedang menanti. “Sudah datang sem

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Ide Cemerlang Dewanti

    “Ada yang luka?” Namira masuk membawa setumpuk berkas. Tetapi, hal pertama yang ia tanyakan bukanlah tentang pekerjaan. Namira dan Dewangga hanya bisa saling menatap. Banyak sekali perasaan yang ingin mereka tumpahkan satu sama lain. Sayangnya, saat itu waktu dan keadaannya nya tak mendukung mereka menyuarakan isi hati masing-masing. “Ada apa, Namira?” Dewangga memulai obrolan setelah keheningan yang panjang. “Ada beberapa berkas yang harus diperiksa juga ditandangani,” jawab Namira lalu ia duduk di depan meja kerja Dewangga. Dewangga masih tidak percaya Namira masuk ke ruangannya ketika ia sedang menjadi sosok tak waras karena cinta. “Bukan itu. Tadi apa yang kamu tanya saat pertama masuk ke ruangan saya?” Dewangga ingin mendengar lagi pertanyaan dari Namira tadi. Rasanya ada secuil perhatian dari Namira untuk Dewangga.Tangan Dewangga merah. Rasa sakitnya tak ia hiraukan. Biar mengalir begitu saja. “Apa ada yang luka?” Namira mengulang sesuai permintaan Dewangga. “Sejak kapan kamu a

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Perasaan Yang Kacau

    “Bapak sengaja mau mencelakai saya? Apa Bapak belum puas sudah melukai perasaan saya?” pertanyaan yang sungguh menggores lubuk hati. “Saya salah apa, Pak? Bapak tega sekali melakukan ini kepada saya,” sambung Namira. “Namira, tenang dulu. Saya bisa jelaskan semuanya. Kamu salah paham,” pinta Dewangga, ingin mendekat ke arah Namira tetapi Namira menolak. “Tolong tetap di situ saja,” perintah Namira untuk Dewangga yang hampir berpindah tempat ke samping Namira. “Saya tahu kejadian itu, tapi bukan berarti saya yang melakukan itu, Namira. Saya nggak mungkin tega melukai orang yang saya cintai,” jelas Dewangga yang tak mau didengar oleh Namira. “Lalu apa?” “Saya mengutus seorang menjadi mata-mata saya,” aku Dewangga semakin membuat Namira tak habis pikir.“Untuk apa?” Namira duduk, mencoba tidak membesarkan masalah yang sebenarnya menurut Namira ini adalah masalah besar. “Untuk jagain kamu,” jawab Dewangga. Suara ketukan pintu terdengar dari dalam. Namira panik. Dewangga langsung mendekat

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Masalah Dari Masa Depan

    Hubungan yang sudah diselesaikan ternyata bukan berarti berakhir. Seperti hubungan Namira dan Aidan yang kembali terjalin. Mungkin masih ada sisa rasa yang dulu mereka miliki, atau hanya sekedar ingin mengulang lembar yang tak mereka temukan pada orang lain. “Kita salah nggak sih?” tanya Namira disuatu malam ketika Namira dan Aidan sedang makan malam bersama. “Kenapa salah?” “Salah karena memulai hubungan yang pernah berakhir.” “Kalau kamu pernah dengar, hubungan lama yang dimulai lagi seperti halnya membaca novel yang sama berulang kali, menurut aku itu hanya sebuah opini. Anggapan yang belum tentu terjadi,” ungkap Aidan. “Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Yang kita bisa hanya memperbaiki hari ini untuk masa depan itu,” tambah Aidan.“Memangnya kamu setuju?” Aidan kini berbalik tanya ke Namira. “Emm.. enggak juga sih,” jawab Namira masih belum yakin akan pendapat itu. Tetapi ia juga tak yakin hubungannya akan lebih baik dari sebelumnya. “Menurutku, semua oran

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Kembali Bersama

    Setelah malam yang menyebalkan terlewati dengan tidur, kini Namira siap kembali menyongsong pagi untuk bekerja. Pakaiannya sudah rapi. Namira selalu terlihat fashionable dalam setiap hari kerjanya. Baginya, itu adalah salah satu cara menghargai dirinya sendiri juga menambah semangat menjalani kesehariannya yang padat. “Apa ini?” katanya panik ketika menemukan sebuah kotak di depan pintu rumahnya. “Perasaan gue nggak pesan apa pun, kenapa ada paket yang datang?” Namira heran dengan kotak coklat misterius itu. “Ambil nggak ya?” tanya Namira bimbang. “Tapi kalau gue ambil terus isinya bahaya gimana?” Namira dilema. Sudah menunduk untuk mengambil paket itu, tetapi gagal karena pikirannya yang buruk muncul. “Apa mungkin dari Papa dan Mama? Kenapa nggak ada yang kabarin gue kalau mau kirim paket?” Namira terus bertanya-tanya sendiri.“Gue tinggal aja deh. Nanti gue buka pulang kerja,” ucap Namira menyingkirkan kotak coklat itu ke area pinggir pintu rumahnya. “Gue harus cari asisten rumah ta

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Antara Mantan dan Masa Depan

    Aidan meraih tangan Namira, ia menahan sang mantan kekasih agar tidak mendekati Dewangga. “Kenapa datang ke sini? Ada perlu apa lagi?” tanya Aidan seolah Aidan pemilik Namira saat itu. Namira tak menyangka Aidan akan bersikap demikian. Ia pun heran, mengapa tubuhnya memberi respon sesuai permintaan Aidan. Ia berhenti dari langkahnya mendekat ke arah Dewangga dan membiarkan Aidan yang mengambil alih. “Lo siapa? Gue ke sini ada perlu dengan pemilik rumah,” jawab Dewangga tetap ngotot masuk ke dalam rumah Namira. Malam itu, Namira membuka lebar pintu rumahnya, sebab, ia hanya berdua bersama Aidan di ruang tamu. Tak ingin ada pikiran yang buruk, Namira memilih untuk membuka lebar pintu rumahnya.“Namira, kenapa kamu biarkan dia datang ke sini lagi? Kenapa kamu masih terima dia?” Dewangga kecewa karena Namira menerima Aidan dengan baik. Namira hanya menghela napas. Tak memberi jawaban apa pun, padahal Dewangga menanti Namira membuka suara dan memberi penjelasan. “Tunggu!” Aidan menghadang

  • Kekasih Diam-Diam Sang CEO   Pendekatan Dengan Mantan

    Dewangga turun dari mobilnya. Ia melihat Namira sedang duduk ditemani oleh Aidan. Ketika Dewangga turun, Namira berusaha menjauh dari Aidan. “Ngapain Namira sama laki-laki itu?” Dewangga kesal meski tak biasa ia utarakan langsung. Kemudian, pintu sebelah kiri mobil Dewangga terbuka. Namira melihat Dewanti turun dari sana. Dewanti terlihat sangat bahagia. “Aku kira kamu sendiri,” batin Namira. Namira langsung mengabaikan rasa tidak enaknya karena sedang berduaan dengan Aidan. Ia mendekat ke arah Aidan dan meminta Aidan untuk membantunya mengobati rasa sakit di kepalanya secara tiba-tiba. Aidan pun terkejut atas sikap Namira barusan. Tanpa basa basi atau pertanyaan lain, Aidan meraih tangan Namira untuk lebih dekat dengannya dan melihat di kepala Namira, apakah ada luka serius.“Sebelah mana yang sakit, Ra? Apa perlu kita ke dokter? Aku takut terjadi sesuatu,” kata Aidan cemas Namira mengeluh sakit pada kepalanya. “Emm, coba tolong kamu periksa,” pinta Namira. Ucapannya mengarah ke Aida

DMCA.com Protection Status