Share

Ban 11

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2025-02-02 17:56:53

11

Hendri dan Martin berdiri di teras sambil memandangi mobil MPV hitam yang dikemudikan Ubaid, bergerak menjauhi kantor pengelola proyek.

Setelah mobil itu lenyap dari pandangan, keduanya berputar dan memasuki kantor. Tidak berselang lama Aditya dan Nirwan datang bersama Seno, sembari membawa banyak wadah makanan di dalam kantung plastik besar.

OB kantor membagikan tempat makanan itu pada semua staf, kemudian sisanya dibawa ke belakang untuk dibagikan pada beberapa karyawan lainnya.

Hendri bersantap sambil memandangi layar ponsel. Sudut bibirnya melengkungkan senyuman, kala membaca perdebatan rekan-rekannya di grup PC, tempatnya menjadi anggota. Tawa Hendri meledak menyaksikan kericuhan di grup itu.

***

*Grup PC 3*

Idris : @Bertrand, sini kamu! Kita duel!

Farzan Bramanty : Hayoloh, Bertrand.

Farisyasa Kagendra : Bertrand ngumpet.

Yoga Pratama : Dia ngeri dihajar Bang Idris.

Nandito SAG : Buruan minta maaf, @Bertrand.

Jevera Patibrata : Yang muda kudu sungkem sama yang tua.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 12

    12Hendri terbangun ketika mendengar suara Martin. Alih-alih membangunkan lelaki muda tersebut, Hendri justru meraih ponselnya dari meja kecil, lalu mengarahkannya pada Martin sembari mengaktifkan fitur video. Aditya yang turut terbangun, akhirnya ikut merekam igauan Martin. Sang asisten Yoga itu terkejut, ketika pria berkaus putih memekik dan meneriakkan nama seseorang. Hendri terus mengamati kala Martin terisak-isak. Dia seolah-olah bisa merasakan kesedihan calon iparnya tersebut. Terutama karena tangisan Martin yang menyayat hati. Sekian menit berlalu, suasana telah kembali tenang. Martin sudah terlelap, demikian juga dengan Seno dan Nirwan. Hendri memberi kode pada Aditya untuk mengikutinya pindah ke sofa. "Margaretha, aku kayak pernah lihat nama itu, tapi nggak tahu di mana," cakap Hendri. "Coba diingat-ingat lagi, Kang. Mungkin itu petunjuk penting," sahut Aditya. "Nantilah. Aku, tuh, kalau memaksa otak buat berpikir, malah makin buntu." "Terus gimana?" Hendri memegangi

    Last Updated : 2025-02-03
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 13

    13Mobil yang dikemudikan Nirwan melaju dengan kecepatan tinggi menuju Kota Bandung. Hendri hendak mendatangi gurunya, untuk membahas masalah yang dialami Martin. Hendri terpaksa melibatkan Mulyadi, karena dia sudah kehabisan cara untuk mencari apa pun petunjuk di tempat proyek, dan juga rumah kontrakan Martin. Kamera CCTV yang terpasang di rumah itu, tidak memperlihatkan apa pun. Pertanda tempat itu sudah tidak lagi didatangi makhluk astral. Setibanya di tempat tujuan, ternyata Gilang telah berada di sana. Disusul Bayu dan Ubaid, serta Rheamaza, Freya dan Rini. Seusai menyalami semua orang, Hendri menuturkan kejadian selama dua hari terakhir. Kemudian dia memperlihatkan video dari ponselnya dan ponsel Aditya. "Kang, Nini besok minta Akang dan Koko ke rumahnya," tukas Freya, Adik Gwen, seusai berbalas pesan dengan neneknya. "Aku bisanya malam, Fre. Pagi sampai sore, aku mau meeting," jelas Hendri. "Meeting di mana?" tanya Ubaid. "HnB, Pangestu, terakhir di kantor ZAMRUD," tera

    Last Updated : 2025-02-03
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 14

    14Hendri memindahkan semua foto kiriman Seno ke file khusus di drive email. Dia tidak mau Martin membaca pesan itu, karena pria yang dimaksud akan curiga. Setelahnya, Hendri mengirimkan semua foto ke grup HWZ minus karyawan biasa. Seusai seluruh bukti terkirim, Hendri menghapus percakapan pesannya dengan Seno. Tidak berselang lama, satu per satu anggota grup mengomentari pesan kiriman Hendri. Sesuai usul dari Gwen, per orang akan menyelidiki satu nama dalam daftar itu. Lalu, semua laporan dikirim ke tiga bos HWZ, untuk ditindaklajuti. ****Grup HWZ A* Zein : @W, siapa yang bisa nyelidikin ke tempatnya? Wirya : Antara Ari atau Harun. Karena Yusuf mau tugas nemenin Zulfi ke Yunani. Aditya, ngawal Yoga ke Kanada. Hendri : Ari dan Harun sama-sama pemberani. Mereka juga sudah diajarkan jurus kasar. Berarti bisa melawan demit, kalau kebetulan ketemu.Wirya : Mereka nggak bisa tugas barengan. Gantian, @H. Zein : Harun, kan, nemenin H ke Shanghai. Berarti yang ngecek datanya, Ari. Wi

    Last Updated : 2025-02-04
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 15

    15Awal malam itu diwarnai dengan hujan petir. Martin terpaksa mengonsumsi mi instan, karena tidak ada kurir yang bisa mengirimkan makanan. Martin menikmati hidangan sembari menonton film laga di laptop. Setelah mi habis, dia menyambar bungkusan malkist dan merobek ujungnya. Sekian menit berlalu, Martin telah berhenti mengunyah. Dia meneruskan menonton, tanpa menyadari jika ponselnya berkedip-kedip sejak tadi. Sementara di kamarnya, Yuanna gelisah, karena Martin tidak menjawab panggilan. Perempuan berkepang satu akhirnya beralih menelepon penjaga indekos, yang berjanji akan mengecek ke kamar Martin. Detik berlalu menjadi menit. Yuanna segera mengangkat panggilan dari sang kekasih. Dia hendak mengomeli Martin, tetapi dibatalkan karena mendengar suara orang lain di sekitar pria itu. "Koko, di sana ada siapa aja?" tanya Yuanna. "Aku sendirian di sini, Dek," jawab Martin. "Kayak ada suara orang lain." "Oh, itu dari laptop. Aku lagi nonton film." "Hmm." Yuanna terdiam sejenak semba

    Last Updated : 2025-02-04
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 16

    16Langit senja sudah menggelap ketika Jauhari membuka lipatan kursi kecil, yang dibawanya turun dari mobil. Lelaki berjaket jin biru, duduk tegak di kursi. Dia memegangi kamera beresolusi tinggi, lalu mengarahkannya ke sekeliling. Jauhari memfokuskan pandangan ke sekitar. Dia juga menajamkan pendengaran, untuk menangkap bunyi sekecil apa pun di tempat itu. Nirwan, Seno, Ridho dan Muchlis yang duduk bersila di tikar, beberapa meter di belakang Jauhari, mengamati sekitar yang sunyi. Meskipun mereka berkelompok, tetap saja mereka harus waspada terhadap apa pun, yang mungkin ada di sana.Nirwan menyipitkan mata untuk melihat jelas ke container pertama. Dia terkejut ketika sekelebat bayangan melintas dari container, menuju rerimbunan pohon di ujung kanan. Nirwan kembali menambah pagar doa di sekeliling mereka. Sebagai satu-satunya orang yang memiliki kemampuan olah napas di tempat itu, Nirwan harus memastikan rekan-rekannya terlindungi. "Zikir. Jangan bengong," bisik Muchlis. "Bulu k

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 17

    17Malam itu, Jauhari menginap di rumah kontrakan Martin. Dia menempati kamar depan bersama Nirwan dan Seno. Sedangkan Muchlis dan Ridho menghuni kamar belakang. Detik terjalin menjadi menit. Jam berganti cepat, tetapi suasana tetap hening. Hanya suara binatang malam yang terdengar dari luar, selebihnya sunyi. Jauhari menonaktifkan ponselnya, lalu memasang pengisi daya. Dia meletakkan telepon seluler ke meja. Kemudian berdiri dan jalan keluar. Seusai mengecek pintu dan jendela, Jauhari memasuki kamar mandi. Dia menggosok gigi dan mencuci wajah, kemudian keluar untuk kembali ke kamar. Sekian menit terlewati, Jauhari telah berbaring telentang di kasur besar. Nirwan yang berada di sebelah kirinya, beradu dengkuran dengan Seno yang tidur di kasur bawah. Pria berhidung bangir, memejamkan mata sambil membaca doa tidur dalam hati. Perlahan sukma Jauhari melayang, hingga dia tertidur pulas. Waktu sudah bergeser ke dini hari ketika Seno terbangun. Dia memaksakan diri untuk bangkit, lalu

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 18

    18Sore itu, kelompok tamu dari Malaysia akhirnya tiba di hotel tempat mereka akan menginap selama berada di Bandung. Arsyad dan Zainab yang telah menunggu sejak tadi, menyambut keluarga calon besan dengan sangat ramah. Restoran hotel yang semula hening, seketika riuh dengan obrolan beberapa kelompok berbeda. Keempat Bapak berbincang tentang kehidupan sehari-hari dan dunia politik. Sedangkan yang para lelaki muda membahas berbagai proyek yang hendak dilaksanakan secara bersama-sama.Yuanna dan para perempuan lainnya membicarakan rencana pernikahan yang akan dilaksanakan dua bulan mendatang. Sang calon pengantin tampak antusias menerangkan detail gaunnya, dan pakaian buat semua keluarga besar kedua belah pihak. "Oh, jadi bajunya sama warna?" tanya Shayana. "Ya, Ma. Hanya dibedakan sedikit, bagian bordir dan list-nya," jelas Yuanna. "Ini bagus sangat modelnya, Dek. Kakak suka," ungkap Gianina dengan logat Melayu yang kental. Dia menunjuk gambar di ipad Yuanna. "Iya, Kak. Waktu dit

    Last Updated : 2025-02-06
  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 19

    19Sabtu siang, Alvaro tiba di kediaman Arsyad, dengan menumpang pada taksi. Kehadirannya yang hanya seorang diri, menyebabkan Hendri dan yang lainnya terkejut. Jauhari dan Riaz saling menyiku. Sedangkan Nawang beradu pandang dengan Nirwan, sebelum sama-sama menunduk sambil mengulum senyuman. Keempat pengawal muda itu meyakini jika Alvaro berhasil lolos dari penjagaan ajudan keluarga Pramudya. Hal itu diperkuat dengan kehebohan rekan-rekan pengawal junior, terutama yang tergabung dalam lapisan 3 sampai 10.****Grup Pengawal Muda Lapisan*Azhar : Tolong! Aku diomelin Pak Tio! Yusuf : Sudah tahu Padre itu cerdik. Masih aja santai jagainnya.Jeffrey : Akhirnya Azhar merasakan penderitaanku saat jadi ajudan Padre. Ibrahim : Aku senang! Fawwaz : Aku happy! Chairil : Aku, antara prihatin sama pengen ngakak.Qadry : Yang jadi pertanyaanku. Bang Varo bisa lolos itu, gimana caranya? Jauhari : Padre pura-pura joging. Karena itu hal yang rutin dilakukannya tiap weekend, nggak ada yang cu

    Last Updated : 2025-02-06

Latest chapter

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 51

    51Kamis pagi menjelang siang, kediaman Arsyad dipenuhi banyak orang. Tenda besar yang menutupi seluruh halaman depan, seolah-olah tidak mampu meneduhi banyaknya tamu. Supaya rekan-rekan dan warga sekitar bisa mengikuti acara dengan khidmat, akhirnya Hendri memindahkan anggota rombongan dari Jakarta ke rumah seberang, yang juga milik orang tuanya. Arsyad juga telah memasang tenda yang sama besarnya di depan rumah bercat krem, yang menjadi tempat menginap keluarga besarnya dari Garut. Tanti dan Divia yang ditugaskan sebagai ketua bagian konsumsi, bekerja cepat menyiapkan meja prasmanan. Para istri tim PC juga turut membantu. Hingga dua meja besar siap digunakan untuk menampung berbagai hidangan.Seorang Ustaz kenamaan memberikan tausiah yang sangat menyentuh. Meskipun disampaikan dengan santai tetapi semua orang bisa memahami maksud sang ustaz. Setelahnya, Arsyad dan Zainab mempersilakan semua tamu untuk menyicipi hidangan yang disediakan di empat stand, di halaman samping kanan.

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 50

    50Jalinan waktu terus berjalan. Tibalah saat yang dinantikan oleh Martin, yakni kedatangan keluarga besarnya dari berbagai wilayah di Malaysia. Martin menjemput langsung rombongan itu ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan ditemani Nirwan, Qianfan dan Wirya. Seusai bersalaman dan berbincang sesaat, seluruh anggota rombongan diajak untuk menaiki bus pariwisata sewaan, yang akan mengantarkan mereka langsung ke Bandung. Razman terkejut, ketika beberapa mobil Jeep Mercedes-Benz menyalip dari belakang. Dia akhirnya paham bila itu adalah kendaraan milik Tio, Dante, Alvaro, Yanuar, Samudra dan Marley, yang dikerahkan untuk mengawal bus itu. Setibanya di rest area, Wirya dan Qianfan turun. Selanjutnya, empat pengawal muda menaiki bus untuk mendampingi rombongan keluarga besar Ragnala. Wirya menaiki bus kedua yang berada di belakang bus yang ditempati keluarga Martin. Sedangkan Qianfan memasuki bus ketiga. Empat bus serupa jenis dan warna, meneruskan perjalanan. Nirwan menerang

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 49

    49Suasana hening menyelimuti area belakang kantor proyek KARZD. Hanya bunyi binatang malam yang terdengar, selebihnya sunyi. Seorang perempuan muncul di dalam gudang kecil. Dia mengibaskan bagian bawah gaun salem yang mengeluarkan beberapa serpihan dedaunan kering. Perempuan berkepang satu jalan keluar menembus pintu. Dia terus melangkah lurus hingga tiba di bukit kecil. Dia memerhatikan sekeliling, lalu meneruskan langkah ke kiri. Bangunan-bangunan bermunculan seiring langkah perempuan bermata sipit tersebut. Beberapa orang juga turut hadir dalam pergantian alam itu. Perempuan berkulit putih, melanjutkan perjalanan, hingga sampai di tempat tujuan. Dia membunyikan lonceng kecil di dinding, lalu membuka pintu dan memasuki toko dengan aroma dupa yang menyengat. Perempuan itu berbicara singkat dengan pelayan toko, lali dia berbelok ke kanan untuk menuju lorong panjang. Pada deretan kiri, terdapat beberapa pintu yang dalam kondisi terbuka. Tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 48

    48Yìchèn terkesiap, sesaat setelah mendengar penuturan Martin tentang peristiwa dini hari tadi. Yichen membuka kamus khusus, lalu mencari-cari sesuatu. Pria berambut sebahu tersebut menunjukkan gambar di bukunya pada Martin, yang langsung mengamati benda itu dengan antusias. Selain Martin, Hendri, Nirwan dan Wirya, turut melihat gambar itu. Kemudian Martin menunjukkan gambar kereta kuda pada Qianfan dan para orang tua di kursi seberang. "Aku nggak tahu, apa jenis keretanya sama. Tapi, bagian dalamnya memang mirip," tutur Martin. "Bahkan, kursi dan tirainya juga berlapis kain merah. Persis dengan gambar itu," lanjutnya. "Ini kereta kuda yang biasanya digunakan calon pengantin," timpal Qianfan. "Ya, betul, Paman," jawab Yìchèn. "Koko Mùchèn dan aku pernah memerhatikan kereta yang tengah dihias pegawai. Bentuknya juga seperti ini," sambungnya. Qianfan mengerutkan keningnya. "Mar, sempat nggak, kamu merhatiin pakaian yang dikenakan?" tanyanya. "Ehm, kayak baju bangsawan biasa, Pam

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 47

    47Jalinan waktu terus bergulir. Kondisi Martin kian membaik dan dia mulai beraktivitas ringan, untuk melatih badannya supaya terus bergerak. Yuanna akan datang tiap Jumat sore bersama kedua orang tuanya, Fenita dan Moammar serta putranya. Mereka menginap di kediaman Hendri selama tiga hari, sebelum kembali ke Bandung. Selain keluarga Danantya, tim kantor HWZ juga bergantian datang untuk menjenguk Martin. Zein dan rekan-rekannya sengaja melakukan itu, sebagai bentuk dukungan mereka pada calon suami Yuanna tersebut. Seperti Jumat sore itu, tiga unit mobil MPV berhenti di depan rumah Hendri. Semua penumpang turun sambil membawa tas masing-masing. Arsyad dan Zainab memasuki rumah sambil mengucapkan salam. Keduanya terkejut kala melihat Harsaya dan Murti telah berada di sana terlebih dahulu. Kedua orang tua Hendri bertambah kaget, karena Sultan, Winarti, Frederick, Tarissa, Qianfan, Nancy, Gustavo dan Ira, juga berada di sana. Seusai bersalaman, para laki-laki tua membentuk kelompok

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 46

    46Detik terjalin menjadi menit. Waktu terus berputar hingga merotasi hari dan berganti menjadi minggu. Siang itu, Hendri dan kelompoknya berpamitan pada keluarga Ragnala. Mereka hendak bertolak menuju Jakarta, dengan pengawalan ketat tim PBK. Alvaro, Wirya, Zulfi, Qianfan, Dante, dan Hasbi telah pulang beberapa hari lalu. Mereka hendak menyiapkan rumah sakit dan mengurus surat-surat perpindahan Martin ke Indonesia. Razman dan istrinya memeluk putra mereka yang berada di kursi roda. Demikian pula dengan Ginania dan sanak saudara, yang turut melepas kepergian Martin. Setelahnya, Nirwan mendorong kursi roda memasuki ruangan khusus untuk penumpang pesawat pribadi. Sultan sengaja mengirimkan pesawatnya, supaya perjalanan itu lebih nyaman buat Martin. Sekaligus melindungi Yìchèn dari pertanyaan pihak imigrasi. Razman, Sultan dan Frederick telah bekerjasama agar tidak ada masalah saat kelompok itu tiba di Indonesia. Terutama karena status Yìchèn yang izinnya adalah turis. Ketiga pengu

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 45

    45Yìchèn mengamati sekeliling sungai dangkal, sambil mengucapkan kalimat perpisahan. Meskipun tidak bisa menemukan tempat tinggal keluarganya, tetapi Yìchèn meyakini bila sungai itulah yang pernah dilaluinya dulu, saat kabur dari kejaran kelompok makhluk astral penunggu hutan keramat. Yìchèn dan kelompoknya telah menyusuri sungai itu sepanjang hari kemarin. Mereka tiba di ujung sungai yang ternyata mengalir ke bawah goa. Wirya dan beberapa anggota kelompok itu sempat menyusuri tepi kiri goa, yang menuju hutan lebat. Mereka tidak berani memasuki tempat itu, karena menduga jika hutan tersebut adalah hutan keramat yang diceritakan Yìchèn. Pria berambut sebahu kembali memindai sekitar. Kemudian Yìchèn menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya sekali waktu. Dia menyadari, akan sulit menemukan jejak peninggalan keluarganya. Sebab itu, Yìchèn hanya bisa berdoa dirinya akan bisa kembali ke Guandong di masa depan, untuk kembali menyelidiki silsilah keluarganya. Yìchèn jalan mundur, l

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 44

    44Matahari baru naik sepenggalah, ketika sekelompok orang turun dari dua mobil MPV hitam. Mereka memegangi fotokopi peta sederhana yang dibuat Donghai, berdasarkan peta asli di buku sejarah, yang ditemukannya di perpustakaan Kota Guandong. Mereka berbincang sesaat, sebelum memecah menjadi dua kelompok. Donghai, Yìchèn, To Mu, Harun dan Aditya menyisiri tepi kiri. Sedangkan sisanya mengecek area kanan sepanjang jalur sungai kecil yang dangkal. Setiap bertemu pohon besar ataupun tumpukan batu, orang-orang tersebut akan berhenti untuk memeriksa sekitar. Wirya dan Zulfi mengecek semua tempat itu dengan menyalurkan tenaga dalam masing-masing. Begitu pula dengan Jauhari, Yusuf, Aditya dan Harun. "W, di sini, tebal banget. Aku nggak bisa nembus," tutur Zulfi sembari memegangi batu besar berbentuk hampir bundar. Wirya menyambangi tempat itu dan meraba tepi batu. "Kita coba sama-sama," ajaknya, sebelum memasang kuda-kuda silat. Kedua pria tersebut menembakkan tenaga dalam secara bersama

  • Kekasih Di Balik Kabut   Bab 43

    43Secarik senyuman terbit di wajah Yuanna, ketika pagi itu Martin membuka matanya lebih lebar dibandingkan dengan dua hari silam. Saat Martin akhirnya siuman. Gadis yang mengikat rambutnya bentuk ekor kuda, meneruskan mengelap tangan dan leher serta dada Martin dengan handuk kecil yang basah. Martin memerhatikan kekasihnya, dan sangat ingin bisa berbincang dengan Yuanna. Namun, tenggorokannya masih sakit hingga sulit untuk mengeluarkan suara. Kala Yuanna mengusap jemarinya, Martin menahan tangan sang gadis. Keduanya saling menatap, sebelum Martin menggerak-gerakkan telunjuknya di telapak tangan kiri Yuanna. Perempuan berkulit putih tersebut, berusaha keras untuk menyatukan huruf demi huruf yang ditulis Martin dengan pelan. Kemudian Yuanna meletakkan handuk ke baskom kecil di lantai, lalu dia bangkit dan merunduk untuk memeluk kekasihnya. "Cepat pulih, Ko," bisik Yuanna, kemudian dia mendaratkan kecupan di dahi dan kedua pipi Martin. Pria berhidung bangir hanya bisa mengedipkan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status