“Ivory, kalau kamu kesepian, seharusnya kamu menghubungi Ibu. Kenapa kamu malah tidak cerita apa-apa setiap kamu telepon?” selidik Veronica.
Wanita paruh baya itu masih belum sepenuhnya percaya dengan putri sulungnya tersebut. Namun, ia juga berpikir jika Ivory tidak memiliki alasan untuk berbohong padanya.
“Aku tidak ingin membuat Ibu khawatir. Jadi aku berpikir untuk mencari orang asing yang mungkin mau mendengarkan keluh kesahku dan aku pun berjodoh dengan Sienna yang kebetulan juga mau menjadi pendengar yang baik,” jawab Ivory dengan mimik wajah yang tampak dipenuhi suka cita.
‘Benar-benar akting yang sangat luar biasa!’ puji Sienna atas kebohongan yang dilakukan oleh Ivory.
Ia melihat wanita itu bahkan tidak terlihat gugup saat menjawab interogasi dari Veronica yang terlihat meragukannya tadi.
Senyuman masih melengkung indah di bibir Ivory. Wanita itu lanjut berkata, “Kalau saja Lucas tidak memberitahuku semalam waktu aku menghub
“Jadi Ayah sudah tahu kalau Sienna adalah putri keluarga Sherman?” tanya Ivory yang juga tidak kalah kagetnya dengan Sienna.Alvaro berdeham pelan. “Tidak juga. Sebenarnya saat mendengar nama keluarga Sherwood, Ayah sempat berpikir mungkin dia punya hubungan dengannya. Tapi, Ayah pikir lagi kalau anggota keluarga Sherwood tidak memiliki alasan untuk bekerja di perusahaanku,” jawabnya.Suara tawa kecil pun meluncur dari bibir Ivory. “Tapi, nyatanya dia bekerja di perusahaan Ayah, bukan?”“Tapi, sepengetahu
“Apa itu berarti Ibu sudah merestui hubungan mereka?”Ivory masih menanti jawaban dari ibunya. Wanita paruh baya itu tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaannya.Beberapa detik kemudian, barulah Veronica menjawab, “Ibu hanya ingin Luke mengenal dulu seperti apa gadis ini dan keluarganya biar dia tahu kalau pilihannya tidak sebaik yang Ibu pilihkan untuknya.”“Pastinya baik, Ibu. Percaya saja dengan pilihan Luke. Aku yakin dia punya selera wanitanya sendiri,” celetuk Ivory. Ia tahu ibunya malu untuk menerima Sienna begitu saja setelah tadi berulang kali menyindirnya.“Jika dibandingkan dengan Samantha Lawrence, tentu saja Nona Sherwood tidak sepadan dengannya,” timpal Veronica yang masih bersikukuh dengan wanita pilihannya. “Ibu ….” Ivory bergumam seraya menghela napas pelan. Ia tahu kalau ibunya hanya terlalu angkuh untuk mengakui
“Wah! Gaun ini sangat cantik sekali. Kamu sangat memahami seleraku, Sienna,” puji Ivory dengan girang setelah memeriksa hadiah perkenalan yang dibelikan Sienna untuknya.Ivory tidak berbohong. Model gaun yang dibelikan untuknya sangat cocok dengan seleranya. Ia menerka jika Lucaslah yang telah memilihkannya.Begitu juga dengan Ivona. Ia mendapatkan sepasang sepatu yang diinginkannya. Gadis itu memang suka mengoleksi sepatu dan memiliki puluhan pasang sepatu di kamarnya.“Terima kasih, Sienna,” sahut Ivory.Ivona juga ikut mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Sienna meskipun masih terlihat sungkan menerima pemberian gadis itu.Sienna tersenyum sumringah. “Sama-sama, Kak. Tapi, Lucas juga ikut andil dalam memilihkan semua barang ini. Sepertinya dia sangat memahami kalian," ujarnya. Ivona dan Ivory pun menoleh kepada adik laki-laki mereka dan berkata serempak, "We love you, Luke." Lucas hampir saja tersedak minumannya dan menatap t
“Aku belum bilang sama Allen kalau aku akan menginap di sini, Ibu,” ucap Ivory yang membuat wajah ibunya tampak marah.“Kenapa juga kamu harus bilang sama dia? Seharusnya dia paham kalau kamu kembali ke rumah orang tua itu maunya menginap,” celetuk Veronica yang tidak suka dengan sikap putrinya.Ivory menghela napas panjang. Ia tidak lagi merasa heran dengan respon ibunya. Sejak ibunya mengetahui bahwa bisnis keluarga Grant mengalami masalah, ibunya selalu saja meremehkan suaminya.“Ibu, Allen tidak pernah melarangku untuk menginap. Aku hanya perlu memberitahunya saja biar dia tidak perlu datang menjemput,” terang Ivory atas ucapannya tadi.‘Jadi … suami Ivory namanya Allen?’ terka Sienna di dalam hati. Ia masih kaget mendengar nama suami Ivory yang mirip dengan nama mantan kekasihnya.Sienna tertegun sejenak dan kembali teringat dengan rekaman kamera pengawas yang dilihatnya beberapa
“Kalian buat iri saja. Bisa tidak kalian bermesraan di luar saja?” celetuk Ivona yang telah memanyunkan bibirnya.“Makanya buruan kamu cari pacar,” ledek Ivory yang membuat saudari kembarnya itu semakin kesal.“Tidak perlu buru-buru. Aku lebih suka sendiri seperti ini daripada harus seperti kamu yang menangis-nangis tidak ada teman,” balas Ivona dengan ketus.Tadi Ivona mendengar sendiri keluhan Ivory mengenai kesepiannya hingga harus mencari teman dari media sosial. Daripada harus menikah dan pada akhirnya harus mengeluh, Ivona lebih memilih hidup bebas tanpa ikatan.“Siapa juga yang menangis? Jangan asal bicara,” timpal Ivory yang tidak bisa menerima penghinaan adiknya itu.“Kamu selalu saja berpura-pura kuat. Aku tahu kok kamu tidak bahagia menikahi laki-laki itu,” celetuk Ivona yang dapat merasakan perasaan kembarannya itu.“Ivona, kamu tidak usah sok tahu deh. Daripada me
“Masuklah. Tidak usah sungkan,” ucap Ivory mempersilakan Sienna untuk masuk ke kamar tidurnya yang biasa digunakannya saat masih gadis.Ivona tidak ikut ke kamar tersebut karena ia harus pergi ke kamarnya dulu untuk mengambil beberapa peralatan kosmetiknya.Sienna hanya bisa terkesima melihat kamar tidur bak seorang putri yang didominasi dengan warna merah muda dan putih. Berbagai perabot juga didominasi dengan warna yang sama. Ia menyadari jika kehidupannya dengan nona muda keluarga Morgan tersebut sangatlah berbeda jauh.Bahkan Cindy Sherwood yang selalu mendapatkan kasih sayang dan fasilitas dari Calvin Sherwood saja tidak dapat dibandingkan dengan para nona muda keluarga Morgan!“Kemarilah, Sienna!”Ivory mengajak Sienna untuk memasuki ruangan wardrobe-nya. Di dalam ruangan itu terlihat beberapa lemari dan laci kaca yang berukuran besar yang berisi aneka ragam pakaian, tas, aksesoris hingga sepatu yang masih terawat dan
“Ivory, sebenarnya aku pakai gaunku yang sekarang ini juga tidak apa-apa kok,” timpal Sienna yang merasa gaun tersebut sangat berlebihan baginya.Ivory tertegun. Ia memandang penampilan Sienna selama beberapa saat. Ia akui jika gaun yang dikenakan calon adik iparnya itu tidak buruk dan sangat modis.Namun, untuk pergi ke acara seperti anniversary hotel Sherman, ia merasa Sienna membutuhkan gaun yang lebih memukau dan menjadi perhatian semua orang.Apalagi Sienna adalah putri keluarga Sherwood yang pastinya harus mendapatkan sorotan dari para tamu yang hadir. Ivory tidak tahu jika Sienna adalah putri tiri keluarga Sherwood karena Lucas tidak menjelaskannya.“Tapi, gaunmu terlalu sederhana, Sienna,” kritik Ivory dengan terus terang.“Aku rasa tidak perlu terlalu wah juga,” timpal Sienna yang mencoba untuk menolak tawaran kakak Lucas tersebut.“Bukannya nanti kamu pergi dengan Lucas? Jangan sampai nanti
“Perfect!” Suara seruan Ivory memenuhi ruang riasnya. Ia memandang wajah Sienna yang terpancar indah pada cermin di depan meja riasnya. Saudari kembarnya—Ivona masih sibuk menyapukan brush pada wajah gadis itu untuk meratakan perona pipinya. Ivory ikut membantu menata rambut Sienna. Ia membuat gelombang pada rambut bagian bawah Sienna dengan hair curler dan menatanya agar terlihat lebih elegan. Kedua kakak beradik itu sangat antusias melakukan bagian mereka. Mereka merasa seperti memiliki seorang adik perempuan yang bisa diajak untuk bermain salon kecantikan. “Tanganmu benar-benar seperti pesulap, Ivona. Kamu semakin pintar mengeluarkan pesona seseorang dengan riasanmu,” puji Ivory kepada adik kembarnya itu. Ivona tersenyum smirk. “Tentu saja dong. Kamu pikir aku berlatih selama delapan tahun ini hanya untuk bermain-main?” timpalnya dengan bangga. Ivory pun berdecak sebal. Namun, ia tidak dapat memungkiri keahlian adik kembarnya itu. “Bagaimana, Sienna? Apa kamu suka dengan ria
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel