Lucas menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan memandang wajah Sienna dengan seksama. Gadis itu tidak menjawab pertanyaannya sehingga ia pun kembali bertanya, “Apa kamu tidak ada yang ingin dibicarakan denganku, Nona Sherwood?”
Sienna masih memilih untuk diam. Ia tahu jika Lucas juga tidak akan peduli meskipun dirinya menjadi bahan omongan satu perusahaan karena hubungan mereka!
Seperti yang telah diperkirakan gadis itu, Lucas memang sudah mengetahui alasan kekesalan sekretarisnya tersebut. Namun, pria itu mengira kekesalan Sienna hanya karena kehadirannya ke kafetaria tadi.
Sienna memang tidak berniat mengadu kepada Lucas atas rumor miring yang didengarnya. Ia tidak ingin dianggap terlalu payah hanya karena tidak bisa mengatasi hal tersebut.
Apalagi gadis itu merasa Lucas pasti akan marah apabila tahu bahwa ada orang yang mengatakan hal buruk yang tidak pernah dilakukannya. Sienna tidak ingin ada keributan yang harus diselesaikannya.
“Apa yang membuatmu senang seperti itu, Sienna Sherwood? Apa ada hal yang kamu tutupi dariku?” selidik Lucas dengan tajam. Sienna pun menggeleng cepat. “Saya hanya berpikir kalau mungkin saya bisa menemukan pelaku yang sudah mengambil uang saya,” jawabnya. “Sebenarnya kamu kehilangan berapa ratus ribu dolar sampai kamu merepotkan saya untuk hal seperti ini,” gerutu Lucas. “Saya bisa pergi sendiri, Direktur Morgan,” ujar Sienna. Di balik wajah yang dipenuhi senyuman profesionalnya, gadis itu bersungut di dalam hati, ‘Huh! Siapa juga yang mengajak kamu pergi ke sana, Zombi Kutub? Kan kamu bisa tinggal memberikan pesan saja?’ “Kenapa? Apa saya tidak boleh ke sana?” tanya Lucas dengan netra yang memicing tajam. Sienna kembali menggeleng cepat. “Tentu saja boleh. Saya hanya tidak ingin menyita waktu Anda, Direktur Morgan,” sahutnya. "Saya akan pergi dan kembali dengan cepat," imbuh Sienna. Netra Lucas menyipit tajam. Ia dapat merasakan sikap antipati dari ucapan sekretarisnya itu, t
“Kamu mengenal Pengacara Bentley?” Pertanyaan yang diajukan Lucas benar-benar membuat Sienna pusing tujuh keliling. Gadis itu masih merutuki kebodohannya saat ini. ‘Tidak! Aku harus tenang. Bersikaplah seperti biasa,’ batin Sienna yang berulang kali mengingatkan dirinya sendiri. Ia tahu kepanikannya hanya akan menambah kecurigaan Lucas. Sienna pun mengulas senyuman yang sangat natural di wajahnya dan menjawab, “Ya, Direktur Morgan. Kami adalah teman satu sekolah. Apa ada yang aneh dari hal ini?" Lucas tertegun sejenak, kemudian berkata, "Tidak. Saya hanya cukup kaget saja." Sienna dapat memaklumi reaksi Lucas dan menimpali, "Sebenarnya saya juga tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi di kantor ini. Padahal kami sudah lama tidak bertemu dan sekarang kami jadi sering membuat janji makan siang kalau dia datang ke Luminous seperti kemarin." Lucas mengamati Sienna dengan seksama. Netra biru langitnya tampak mencari kebohongan dari wajah gadis itu, tetapi ia tidak menemukan apa p
“Direktur Morgan?” Panggilan Sienna menyentakkan lamunan Lucas. Gadis itu masih berdiri di hadapannya dan melambaikan kedua tangannya di depan wajah Lucas karena pria itu sempat diam selama beberapa detik. Lucas pun berdeham pelan dan berkata, "Sekarang ini kamu itu bukan hanya sekretarisku, Sienna. Saya harap kamu dapat ingat hal ini. Jangan karena uang lima puluh dolar, kamu malah mempermalukan nama baik saya.” Setelah mengatakan hal itu, Lucas kembali melanjutkan langkahnya. Sienna melongo syok mendengar kekesalan Lucas terhadap tindakannya. 'Kenapa sih dia? Salah makan obat, huh? Padahal tadi kan baik-baik saja. Dasar Zombi Kutub aneh,' sungut gadis itu dengan syok karena mendapatkan omelan dari atasannya tersebut. Sienna tidak tahu apakah harus merasa senang dapat terbebas dari kecurigaan Lucas atau tidak, tetapi satu hal yang pasti, hari ini ia sangat kecewa karena pemeriksaannya tidak membu
“Kemarin adik iparku saja membelikan mobil Lamborghini untuk suaminya, sedangkan aku yang merupakan nona besar keluarga Morgan malah tidak bisa memberikan apa pun untuk suamiku sendiri. Apa menurutmu ini tidak memalukan? Kamu benar-benar tega melihat Kakakmu ini dihina, Luke?”Ivory Morgan masih mencoba memberikan alasannya kepada Lucas. Ia tidak ingin harga dirinya sebagai Nona Besar keluarga Morgan diremehkan oleh keluarga suaminya walaupun selama ini Ivory juga tetap diperlakukan dengan baik.Lucas sengaja menjauhkan ponselnya dan mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia tahu jika kakaknya sangat marah sekarang. Namun, Lucas merasa permintaan kakaknya kali ini sangat berlebihan.Ia tidak bisa terus-menerus memanjakan kakaknya. Apalagi hal ini bukan hanya sekali Ivory lakukan. Tahun lalu wanita itu juga pernah melakukan hal yang sama hanya untuk membeli satu vila.Saat itu Ivory mengatakan kalau ia sedang mengidam ingin membeli vila yang ada di salah satu daerah yang dekat dengan area
“Baiklah, aku akan mengirimkanmu uang,” cetus Lucas.Wajah Ivory langsung berubah cerah seketika. Ia langsung menyeka air mata palsunya dan berkata, “Luke, kamu memang yang terbaik! I love you so much!”“Berhenti mengatakan hal menjijikkan seperti itu,” gerutu Lucas.“Hei, kamu harus terbiasa, Luke. Bagaimana kalau ada wanita yang menyatakan perasaannya padamu? Kalau kamu terus bersikap seperti itu, bagaimana nanti kamu malah jadi bujang tua?” ledek Ivory seraya terkekeh geli.“Berhenti menyumpahiku. Aku sudah punya kekasih, Kak,” cetus Lucas dengan acuh tak acuh.Bola mata Ivory melotot besar. “Apa? Siapa? Kenapa kamu tidak pernah menceritakannya padaku, Luke?” cecarnya.“Sekarang bukankah aku sedang memberitahumu?” timpal Lucas.Ivory berdecak dengan malas, lalu kembali mencecarnya, “Siapa orangnya, Luke? Wanita dari keluarga mana? Apa aku mengenalnya?”Rentetan pertanyaan meluncur dari bibir Ivory. Wanita itu terlihat antusias dan terus mendesak Lucas untuk menceritakan sosok kekas
"Ternyata gadis itu tidak berbohong." Lucas bergumam saat melihat nama Anna Bentley tercantum di dalam laporan yang diberikan Oliver padanya.Sesungguhnya, Lucas tidak mempermasalahkan dengan siapa saja Sienna Sherwood berhubungan. Ia hanya ingin memastikan apakah gadis itu berbohong padanya atau tidak terkait pemeriksaan CCTV hari ini. Alasan Sienna yang ingin memeriksa CCTV sebenarnya sudah terasa aneh bagi Lucas. Segala tindak tanduk sekretarisnya tersebut benar-benar membuatnya sulit untuk percaya. Akan tetapi, Lucas mencoba untuk mengikuti permainannya saja. Ia ingin melihat sampai sejauh mana sekretarisnya itu ingin membohonginya. Ia yakin dengan pepatah lama yang mengatakan, “Sepandai-pandainya bangkai ditutupi, baunya tetap akan tercium juga.”Jika memang benar Sienna menyembunyikan sesuatu darinya, Lucas yakin ia pasti bisa menemukan rahasia tersebut. Meskipun setelah melihat laporan yang diberikan Oliver, kecurigaan Lucas terhadap gadis itu sedikit berkurang. Akan tetapi,
‘Apa kakinya sakit karena sepatu itu?’ terka Lucas di dalam hati. Ia teringat dengan sepatu yang dipinjamkannya kepada Sienna tadi pagi. Sepatu itu adalah milik kakak keduanya, Ivona Morgan. Wanita itu memang sering meminjam mobil yang dikemudikannya pagi ini dan meletakkan beberapa barang pribadinya di sana. Tadi Lucas mengira ukuran sepatu itu akan cocok dengan Sienna, tapi ternyata tidak. Tatapan Lucas masih tertuju pada meja kerja sekretarisnya di mana ia melihat Sienna kembali melepaskan sepatu hak tingginya. Ekspresi Sienna tidak terlihat jelas dari dalam ruangan Lucas, tetapi pria itu yakin jika kaki sekretarisnya itu pasti terasa perih karena ketidaksesuaian dengan ukuran sepatu tersebut. ‘Dasar gadis bodoh. Kalau sakit, kenapa dia tidak mengatakannya tadi?’ batin Lucas seraya mengembuskan napasnya dengan kasar. Tiba-tiba saja terbesit rasa bersalah di dalam hatinya. Namun, pria itu pun menggelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengesampingkan pikiran yang tidak berguna t
“Ada apa mencariku?”Pertanyaan yang terlontar dari bibir Lucas menyentakkan lamunan Sienna. Gadis itu pun menjawab dengan gelagapan, “Ta-tadi saya kira Anda sudah pulang.”Lucas tidak memberikan tanggapan. Ia hanya memberikan sorot mata yang tampak meremehkan gadis itu.Sienna tahu jika jawabannya tadi terkesan sangat tidak profesional. ‘Dasar bodoh! Kenapa aku menjawab seperti itu tadi?’ sesalnya di dalam hati.Namun, Sienna kembali mempertanyakan kebingungannya terhadap tindakan atasannya tersebut. “Kenapa Anda malah berbelanja sendiri, Direktur Morgan? Seharusnya Anda bisa meminta saya untuk membelikan keperluan Anda.”