“Direktur Morgan?”
Panggilan Sienna menyentakkan lamunan Lucas. Gadis itu masih berdiri di hadapannya dan melambaikan kedua tangannya di depan wajah Lucas karena pria itu sempat diam selama beberapa detik.Lucas pun berdeham pelan dan berkata, "Sekarang ini kamu itu bukan hanya sekretarisku, Sienna. Saya harap kamu dapat ingat hal ini. Jangan karena uang lima puluh dolar, kamu malah mempermalukan nama baik saya.”Setelah mengatakan hal itu, Lucas kembali melanjutkan langkahnya. Sienna melongo syok mendengar kekesalan Lucas terhadap tindakannya.'Kenapa sih dia? Salah makan obat, huh? Padahal tadi kan baik-baik saja. Dasar Zombi Kutub aneh,' sungut gadis itu dengan syok karena mendapatkan omelan dari atasannya tersebut.Sienna tidak tahu apakah harus merasa senang dapat terbebas dari kecurigaan Lucas atau tidak, tetapi satu hal yang pasti, hari ini ia sangat kecewa karena pemeriksaannya tidak membu“Kemarin adik iparku saja membelikan mobil Lamborghini untuk suaminya, sedangkan aku yang merupakan nona besar keluarga Morgan malah tidak bisa memberikan apa pun untuk suamiku sendiri. Apa menurutmu ini tidak memalukan? Kamu benar-benar tega melihat Kakakmu ini dihina, Luke?”Ivory Morgan masih mencoba memberikan alasannya kepada Lucas. Ia tidak ingin harga dirinya sebagai Nona Besar keluarga Morgan diremehkan oleh keluarga suaminya walaupun selama ini Ivory juga tetap diperlakukan dengan baik.Lucas sengaja menjauhkan ponselnya dan mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia tahu jika kakaknya sangat marah sekarang. Namun, Lucas merasa permintaan kakaknya kali ini sangat berlebihan.Ia tidak bisa terus-menerus memanjakan kakaknya. Apalagi hal ini bukan hanya sekali Ivory lakukan. Tahun lalu wanita itu juga pernah melakukan hal yang sama hanya untuk membeli satu vila.Saat itu Ivory mengatakan kalau ia sedang mengidam ingin membeli vila yang ada di salah satu daerah yang dekat dengan area
“Baiklah, aku akan mengirimkanmu uang,” cetus Lucas.Wajah Ivory langsung berubah cerah seketika. Ia langsung menyeka air mata palsunya dan berkata, “Luke, kamu memang yang terbaik! I love you so much!”“Berhenti mengatakan hal menjijikkan seperti itu,” gerutu Lucas.“Hei, kamu harus terbiasa, Luke. Bagaimana kalau ada wanita yang menyatakan perasaannya padamu? Kalau kamu terus bersikap seperti itu, bagaimana nanti kamu malah jadi bujang tua?” ledek Ivory seraya terkekeh geli.“Berhenti menyumpahiku. Aku sudah punya kekasih, Kak,” cetus Lucas dengan acuh tak acuh.Bola mata Ivory melotot besar. “Apa? Siapa? Kenapa kamu tidak pernah menceritakannya padaku, Luke?” cecarnya.“Sekarang bukankah aku sedang memberitahumu?” timpal Lucas.Ivory berdecak dengan malas, lalu kembali mencecarnya, “Siapa orangnya, Luke? Wanita dari keluarga mana? Apa aku mengenalnya?”Rentetan pertanyaan meluncur dari bibir Ivory. Wanita itu terlihat antusias dan terus mendesak Lucas untuk menceritakan sosok kekas
"Ternyata gadis itu tidak berbohong." Lucas bergumam saat melihat nama Anna Bentley tercantum di dalam laporan yang diberikan Oliver padanya.Sesungguhnya, Lucas tidak mempermasalahkan dengan siapa saja Sienna Sherwood berhubungan. Ia hanya ingin memastikan apakah gadis itu berbohong padanya atau tidak terkait pemeriksaan CCTV hari ini. Alasan Sienna yang ingin memeriksa CCTV sebenarnya sudah terasa aneh bagi Lucas. Segala tindak tanduk sekretarisnya tersebut benar-benar membuatnya sulit untuk percaya. Akan tetapi, Lucas mencoba untuk mengikuti permainannya saja. Ia ingin melihat sampai sejauh mana sekretarisnya itu ingin membohonginya. Ia yakin dengan pepatah lama yang mengatakan, “Sepandai-pandainya bangkai ditutupi, baunya tetap akan tercium juga.”Jika memang benar Sienna menyembunyikan sesuatu darinya, Lucas yakin ia pasti bisa menemukan rahasia tersebut. Meskipun setelah melihat laporan yang diberikan Oliver, kecurigaan Lucas terhadap gadis itu sedikit berkurang. Akan tetapi,
‘Apa kakinya sakit karena sepatu itu?’ terka Lucas di dalam hati. Ia teringat dengan sepatu yang dipinjamkannya kepada Sienna tadi pagi. Sepatu itu adalah milik kakak keduanya, Ivona Morgan. Wanita itu memang sering meminjam mobil yang dikemudikannya pagi ini dan meletakkan beberapa barang pribadinya di sana. Tadi Lucas mengira ukuran sepatu itu akan cocok dengan Sienna, tapi ternyata tidak. Tatapan Lucas masih tertuju pada meja kerja sekretarisnya di mana ia melihat Sienna kembali melepaskan sepatu hak tingginya. Ekspresi Sienna tidak terlihat jelas dari dalam ruangan Lucas, tetapi pria itu yakin jika kaki sekretarisnya itu pasti terasa perih karena ketidaksesuaian dengan ukuran sepatu tersebut. ‘Dasar gadis bodoh. Kalau sakit, kenapa dia tidak mengatakannya tadi?’ batin Lucas seraya mengembuskan napasnya dengan kasar. Tiba-tiba saja terbesit rasa bersalah di dalam hatinya. Namun, pria itu pun menggelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengesampingkan pikiran yang tidak berguna t
“Ada apa mencariku?”Pertanyaan yang terlontar dari bibir Lucas menyentakkan lamunan Sienna. Gadis itu pun menjawab dengan gelagapan, “Ta-tadi saya kira Anda sudah pulang.”Lucas tidak memberikan tanggapan. Ia hanya memberikan sorot mata yang tampak meremehkan gadis itu.Sienna tahu jika jawabannya tadi terkesan sangat tidak profesional. ‘Dasar bodoh! Kenapa aku menjawab seperti itu tadi?’ sesalnya di dalam hati.Namun, Sienna kembali mempertanyakan kebingungannya terhadap tindakan atasannya tersebut. “Kenapa Anda malah berbelanja sendiri, Direktur Morgan? Seharusnya Anda bisa meminta saya untuk membelikan keperluan Anda.”
“Kenapa kamu diam saja dan tidak mengatakan padaku kalau sepatunya tidak cocok dengan kakimu?” cetus Lucas yang kembali membuka stiletto sebelah kiri pada kaki sekretarisnya.Namun, pria itu tidak mendengar jawaban dari Sienna sehingga akhirnya ia mendongakkan wajahnya agar dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas.“Kenapa kamu malah bengong? Kamu tidak dengar saya bicara?” tegur Lucas yang mulai terlihat sedikit kesal. Sienna berdeham canggung. Tentu saja ia mendengar semua omelan yang ditunjukkan padanya, tetapi ia malas untuk menanggapinya. Gadis itu khawatir jawabannya hanya akan menyinggung perasaan atasannya itu saja.“Direktur Morgan, sebaiknya Anda berdiri. Anda tidak pantas berjongkok seperti itu. Bagaimana kalau ada yang melihat nanti?” ucap Sienna, mengingatkan pria itu akan posisi mereka.Embusan napas kasar bergulir dari bibir Lucas. Sorot mata tajamnya membuat nyali Sienna semakin menciut.“Tidak perlu mengomentariku, Sienna. Saya tahu apa yang saya lakukan dan hal bo
“Saya harap kamu tidak lagi memaksakan diri untuk hal yang hanya merugikan dirimu sendiri seperti ini, Sienna Sherwood. Kamu sudah membuat saya seperti atasan yang sangat buruk,” ucap Lucas mengingatkan gadis itu lagi.“Anda tidak perlu merasa bersalah, Direktur Morgan. Saya yang sudah salah karena tidak membawa sepatu saya sendiri dan juga tetap memaksakan diri untuk memakai sepatu itu.”Pengakuan yang diberikan Sienna cukup membuat Lucas terkejut. Pria itu tidak menyangka gadis itu akan menerima ucapannya. Padahal ia mengira Sienna akan menyalahkan dirinya. “Kenapa kamu selalu saja melukai kakimu? Lain kali jagalah dirimu dengan baik. Kalau bukan kamu yang menjaga dirimu, siapa lagi yang bisa melakukannya," cetus Lucas.Sienna hanya bisa mendengar omelan yang meluncur dari bibir atasannya tersebut dalam diam. Ia akui jika ucapan Lucas memang benar. Namun, bukan berarti ia tidak bisa menjaga dirinya sendiri. ‘Kenapa dia jadi perhatian seperti ini sih? Rasanya aneh,’ batin Sienna ya
“Apa sekarang masih terasa sakit, Sayang?”Kalimat yang meluncur dari bibir Lucas benar-benar membuat degup jantung Sienna melompat tidak karuan.Jika saja dia tidak tahu semua ucapan dan tindakan ini hanyalah sekedar sandiwara, mungkin Sienna benar-benar akan melayangkan tamparan di wajah pria itu untuk menyadarkannya dari kegilaan ini!‘Sadarlah, Sienna. Tarik napas dalam-dalam dan lakukan bagianmu dengan baik,’ batin Sienna yang mencoba untuk menenangkan debaran di dalam dadanya.Sienna tidak tahu apakah jantungnya akan aman apabila setiap waktu dirinya harus selalu siap melakukan sandiwara dadakan seperti ini. Satu hal yang diketahuinya hanyalah dirinya tidak boleh melakukan kesalahan!Seulas senyuman terpaksa melengkung di bibir Sienna. Gadis itu pun berusaha untuk mengikuti sandiwara Lucas dan berkata dengan suara yang terdengar manis, “Sudah baikan berkat kamu, Sayang.”Jika bisa muntah, mungkin Sienna benar-benar akan memuntahkan semua sisa makanan di dalam lambungnya saat ini