"Ya, ampun! Moral anak muda zaman sekarang benar-benar sudah rusak."
Cibiran yang cukup pedas dari salah seorang petinggi perusahaan terdengar di telinga Sienna. Namun, ia tidak peduli dan tetap menempelkan bibirnya pada bibir Lucas.
Keduanya terus melanjutkan cumbuan mereka hingga membuat semua orang menggelengkan kepala dan tidak mampu berkata-kata, termasuk Alvaro Morgan.
Seperti ada awan hitam di atas kepalanya yang membuat wajah Alvaro Morgan tampak menggelap saat ini. Ia merasa wajahnya telah tercoreng habis oleh tindakan tak senonoh yang sedang dipertontonkan oleh putranya!
Sienna berniat untuk menyudahi ciuman mereka. Namun, ia tersentak ketika lidah Lucas ikut menerobos masuk dan mengabsen setiap sudut mulutnya.
Bola mata Sienna terbuka lebar. Ia menatap Lucas yang masih menyapu lembut bibirnya dan sesekali memainkan lidahnya. Sienna benar-benar syok. Ia tidak pernah berekspektasi jika Lucas begitu ahli dalam berciuman!
‘Dari mana Zombi Kutub ini mempelajarinya? Bukankah aku dengar kalau dia tidak pernah berpacaran sebelumnya? Jangan-jangan dia hanya berpura-pura saja selama ini?’ batin Sienna yang merasa telah tertipu dengan rumor dan penampilan atasannya tersebut.
Ciuman Lucas semakin tidak terkendali. Sienna pun menjadi semakin kewalahan dan tubuhnya memanas seketika. Dadanya terasa sesak. Ia membutuhkan udara segar untuk mengisi rongga paru-parunya.
Ekor mata Lucas melirik Sienna sekilas. Sudut bibirnya terangkat sedikit melihat kesulitan wanita itu hingga akhirnya perlahan ia menghentikan pertukaran saliva yang mereka lakukan.
Kedua lutut Sienna terasa lemas. Hampir saja ia terduduk di lantai jika saja Lucas tidak meraih pinggangnya dan memeluknya dengan erat agar dapat tetap berdiri tegak.
Sienna melirik Lucas sekilas. Pria itu ternyata juga sedang menatap ke arahnya. Semburat merah menyembul di kedua belah pipi Sienna.
Semua kalimat seolah tersangkut di tenggorokan gadis itu karena ia masih sangat syok dengan segala tindakan yang diambilnya. Ekor mata Sienna menangkap Lucas yang diam-diam tersenyum remeh seolah berkata, "Payah!"
Darah Sienna mendidih seketika. 'Hei, Zombi Kutub! Aku sudah rugi besar dan kamu masih bisa tersenyum mengejekku, hah!' makinya di dalam hati.
Kedua tangan Sienna terkepal erat. Ia berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak di sana.
"Apa sudah cukup sandiwara kalian?"
Suara berat dari Alvaro Morgan mengalihkan kekesalan Sienna. Perlahan gadis itu menoleh. Wajahnya berubah pias tatkala tatapannya bertemu langsung dengan pria paruh baya itu.
‘Mati aku!’ rutuk Sienna di dalam hati, mengira Alvaro Morgan telah mengetahui kebohongannya.
Refleks, Sienna mengalihkan pandangannya ke bawah dan menggigit bibirnya dengan gugup.
“Nona Sherwood, dulu saya pernah memiliki seorang bawahan yang terbukti berbohong dan akhirnya sekarang dia hanya bisa meratapi nasibnya di balik jeruji,” gertak Alvaro yang membuat wajah Sienna semakin memucat.
‘Sepertinya riwayatku benar-benar tamat hari ini,’ gumam gadis itu di dalam hati.
Sienna berpikir jika Alvaro serius dengan ucapannya. Tindakannya yang telah mengelabui para petinggi Luminous memang pantas membuatnya mendekam di penjara.
‘Aku benar-benar bodoh! Bisa-bisanya aku malah mengikuti permainan konyol Zombi Kutub ini! Sekarang semua jerih payahku hanya tinggal nama buruk saja,’ sesal Sienna di dalam hati. Ia hanya bisa pasrah menerima nasibnya saja.
Namun, tanpa disangka, Lucas Morgan malah menampik tuduhan ayahnya tersebut, “Kami tidak sedang bersandiwara, Ayah. Dia hanya ingin membuktikan kalau kami memang serius menjalin hubungan. Jadi berhentilah menakuti Sienna!”
Sontak, Sienna mendongakkan wajahnya. Ternyata Lucas sedang menoleh ke arahnya. Pria itu meraih tangannya dengan lembut dan Sienna hanya bisa menatapnya dengan bingung.
“Sienna, aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun memisahkan kita selamanya,” ucap Lucas dengan nada suara yang terdengar mesra, tetapi bagi Sienna, ucapan pria itu terdengar menggelikan.
Sienna merasa mual. Ia tidak tahu dari mana Lucas Morgan mempelajari kata-kata yang membuat seluruh tubuhnya merinding. Namun, ia berharap Alvaro Morgan dapat terkecoh.
Setidaknya, Sienna tidak ingin dipenjara. Ia pun terpaksa membiarkan kegilaan atasannya tersebut.
“Alvaro, saya rasa mereka serius.” Tiba-tiba Edric Ramsey—paman Lucas membuka suaranya.
“Serius dari mananya? Mereka jelas-jelas berbohong. Saya tidak buta, Edric,” cetus Alvaro yang tidak setuju dengan pendapat adik iparnya tersebut.
Edric menghela napas panjang. “Saya rasa mereka berbohong atau tidak, itu bukan inti dari pertemuan hari ini, bukan?”
Alvaro terdiam sejenak. Hari ini kedatangan Alvaro memang bukan untuk menentang hubungan Lucas, tetapi untuk menepati janjinya dengan Lucas. Namun, ia tidak menyangka akan mendapatkan kejutan sebesar ini.
Selama tiga bulan terakhir ini, Alvaro terus mendesak putranya untuk segera mencari pasangan. Pria paruh baya itu sangat mengkhawatirkan masa depannya. Bukan hanya dirinya saja, tetapi istrinya bahkan lebih khawatir dengan keadaan putra mereka.
Bagaimana tidak? Sejak Alvaro memberikannya tanggung jawab untuk mengelola Luminous lima tahun yang lalu, sebagian besar waktu putranya itu selalu dihabiskan hanya untuk perusahaan saja.
Memang perkembangan Luminous meningkat pesat di tangan Lucas. Namun, hal itu bukan berarti Lucas harus mempertaruhkan seluruh waktunya hanya untuk bekerja saja.
Satu minggu lagi Lucas akan menginjak usia kepala tiga, tetapi Alvaro belum melihat putranya itu menggandeng seorang wanita pun dan hal ini membuat mereka semua khawatir.
Istri Alvaro—Veronica Ramsey bahkan sering memperkenalkan para wanita muda dari kalangan berada kepada Lucas. Sayangnya, Lucas selalu menolak mereka dengan alasan yang membuat Veronica sakit kepala dan kesal.
Bahkan tersebar rumor di kalangan sosialita jika putranya memiliki permasalahan dengan orientasi seksualnya karena penolakan putranya tersebut. Tentu saja hal ini membuat Veronica malu dan semakin menekan Lucas dengan tawaran perjodohan yang diaturnya, tetapi malah ditolak mentah-mentah oleh Lucas.
Ayah Alvaro sendiri alias kakek Lucas—Julian Morgan bahkan ikut ambil suara dan meminta Alvaro untuk segera menuntaskan masalah ini karena Lucas adalah satu-satunya penerus keluarga Morgan!
“Saya rasa Paman benar, Ayah. Saya sudah menepati janji saya. Jadi sebaiknya Ayah juga tidak mengingkari janji Ayah,” cetus Lucas mengingatkan.
Sebulan yang lalu Alvaro memberikan peringatan keras kepada Lucas bahwa ia akan mencabut jabatan Lucas sebagai Presdir Luminous apabila putranya itu tidak serius mempertimbangkan masa depannya sendiri.
Keputusan Alvaro mencabut jabatan putranya itu bukan untuk selamanya. Akan tetapi, ia hanya ingin memberikan waktu luang bagi putranya agar dapat menjalin hubungan dengan wanita ataupun mengikuti perjodohan tanpa memikirkan tentang pekerjaan di perusahaan.
Jika Lucas telah menemukan wanita yang tepat dan menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius, Alvaro akan mengembalikan posisinya ke semula. Akan tetapi, Lucas tidak ingin tunduk begitu saja degan pengaturan ayahnya tersebut.
Lucas mengatakan jika ia akan menunjukkan wanita pilihannya kepada mereka tanpa harus mengundurkan diri dari posisinya dan hari ini adalah hari terakhir dari janji yang diucapkannya tersebut.
Kehadiran para pemegang saham hari ini adalah ancaman nyata yang diberikan Alvaro terhadap Lucas. Suara para pemegang saham tersebut berada di bawah kendali Alvaro Morgan. Hal yang sangat mudah bagi pria paruh baya itu untuk mencabut posisi putranya dari perusahaan dalam sekejap.
Sayangnya, gertakan Alvaro tidak memberikan pukulan yang telak bagi putranya itu. Justru ia malah disajikan dengan kejutan yang tak terduga tadi.
“Lelaki sejati harus menepati janji. Itulah yang Ayah sering katakan padaku, bukan?” sindir Lucas seraya tersenyum tipis.
Embusan napas pelan bergulir dari bibir Alvaro. Perlahan sudut bibirnya mengembang tipis. “Baiklah. Kamu benar,” ucapnya seraya mengisyaratkan Edric untuk membawa para petinggi yang hadir agar keluar dari ruangan itu.
Edric Ramsey dan yang lainnya segera keluar dan memberikan ruang bagi sepasang ayah dan anak itu berbicara empat mata dari hati ke hati.
Sienna juga ikut keluar dan menghela napas lega karena terbebas dari situasi yang membuatnya ingin menggali sebuah lubang dan masuk ke dalamnya!
“Lucas, kamu tahu kan maksud Ayah itu ingin kamu mencari wanita di luar, bukan wanita di dalam kantor!” cetus Alvaro dengan kesal setelah semua orang meninggalkan mereka.Lucas menyeringai dingin. “Memangnya apa bedanya, Ayah? Bukankah Ayah hanya tidak ingin mendengar ada orang yang mengatai putramu ini lagi? Benar, kan?”Tiga bulan lalu, Lucas pernah menghadiri perjodohan karena dijebak oleh ibunya. Saat itu ia menemui para wanita tersebut, tetapi semua berakhir mendapatkan penolakan dari Lucas.Namun, para wanita itu malah menyebarkan rumor aneh tentangnya. Ada yang mengatakan jika Lucas Morgan adalah seorang gay dan penggila kerja yang membosankan.Bahkan ada yang sampai mengatakan jika Lucas adalah seorang pertapa suci karena menyia-nyiakan kecantikan seorang wanita di depan matanya.Sejak saat itu Lucas memilih untuk tidak hadir di acara perjodohan mana pun yang diatur oleh ibunya. Walaupun ibunya sangat marah, tetapi Lucas tidak peduli hingga akhirnya ayahnya memberikan persyara
"Jadilah kekasih saya, Nona Sherwood." Sekali lagi kalimat itu meluncur dari bibir Lucas dan membuat Sienna tersadar dari rasa kagetnya. "Di-Direktur Morgan, saya rasa persyaratan Anda terlalu berlebihan. Apa Anda sedang mempermainkan saya?" selidik Sienna seraya tersenyum kikuk. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana merespons candaan garing atasannya itu. Wajah Sienna yang dipenuhi dengan kebingungan malah terlihat lucu di mata Lucas sehingga tanpa sadar pria itu tersenyum. Ia sendiri pun sempat kaget dengan reaksinya sendiri. Namun, ketika gadis itu menatap Lucas, pria itu segera memperbaiki raut wajahnya menjadi datar kembali. “Apa kamu pikir hari ini adalah April Mop?” Lucas mengangkat satu alisnya dan menatap sekretarisnya itu dengan tajam, lalu lanjut berkata, “Saya tidak punya waktu seluang itu untuk mempermainkan kamu, Sienna Sherwood.” Sienna terdiam sejenak. Ia tahu jelas jika atasannya itu tidak pernah bercanda sebelumnya dalam menyampaikan apa pun. Apalagi sampai meman
‘Satu juta dolar? Apa dia sudah gila? Kenapa dia sampai memberiku sebanyak itu?’Sienna hanya bisa terperangah syok setelah mendengar nominal sebesar itu ditawarkan kepadanya. Gadis itu pun tertawa karena mengira Lucas sedang mengujinya lagi.Namun, netra Lucas langsung memicing tajam. Ia merasa seperti gadis itu sudah keterlaluan karena menertawakan keputusannya.“Sienna Sherwood, apa kamu sedang meremehkan penawaran yang saya ajukan?” tukas Lucas.Tawa Sienna pun terhenti seketika. Ia berdeham pelan untuk menutupi kegugupannya. Dengan tetap menjaga etikanya, Sienna pun menjawab, “Maaf, Direktur Morgan. Tidak ada maksud saya seperti itu.”“Jadi?” Satu alis tebal Lucas yang terbentuk dengan rapi itu terangkat ke atas.Sienna dapat merasakan aura berbahaya dari satu kata yang terlontar dari atasannya tersebut.“Sa-Saya hanya tidak mengerti apa maksud Anda sampai harus memberikan bonus sebesar itu? Bukankah tadi Anda meminta saya menjadi kekasih Anda? Kenapa—”Sebelum Sienna menyelesaik
“Direktur Morgan, apa Anda yakin ingin memecat saya?” ringis Sienna yang telah memasang raut wajah memelas. Ia sempat berharap Lucas akan luluh dengan ketidakberdayaannya dan mempertimbangkan kembali keputusannya.“Apa menurutmu, saya punya alasan untuk tidak yakin?” selidik Lucas seolah meremehkan sekretarisnya itu.Sienna hanya bisa mengertakkan giginya dengan kuat. Sesaat tadi ia lupa jika Lucas Morgan adalah seorang atasan yang berhati dingin!Tanpa mengubah raut wajah datarnya, Lucas menimpali, “Saya tidak masalah memecat satu ataupun dua orang sekretaris sepertimu. Karena masih akan ada banyak orang yang bisa menggantikan posisimu di sini, tanpa saya memintanya sekalipun.”‘Berengsek! Jadi untuk apa kamu menawarkan syarat seperti itu padaku kalau memang masih banyak orang yang akan menggantikanku, hah?’ maki Sienna di dalam hati.Gemuruh di dalam dada gadis itu mulai tidak dapat terbendung. Sienna yakin ia akan meledak saat itu juga jika saja Lucas tidak membuka suaranya kembali
“Dasar gadis itu.” Sienna bergumam, lalu terkekeh kecil setelah membaca pesan masuk di ponselnya. Pesan itu memang bukanlah pesan cinta dari kekasihnya ataupun dari penggemar beratnya, melainkan dikirimkan oleh sahabat baiknya, Anna Bentley. Gadis itu memang sering sekali bergurau dengan memanggil Sienna dengan panggilan sayang yang menggelikan. Namun, Sienna tidak merasa aneh sedikit pun karena sudah terbiasa dengan kekonyolan sahabatnya itu. ‘Kebetulan sekali Anna ada di sini. Sebaiknya aku berdiskusi dengannya dulu mengenai persyaratan yang diajukan Zombi Kutub tadi. Mungkin saja dia punya usul yang bagus,’ batin Sienna yang berniat untuk memecahkan kebimbangannya tadi dengan Anna. Biasanya gadis itu memiliki solusi dalam memecahkan setiap masalahnya. Anna Bentley adalah seorang pengacara muda yang bekerja di bawah sebuah firma hukum ternama. Kebetulan Anna diutus oleh kantor tim pengacaranya untuk menjadi penasihat hukum di perusahaan Luminous tempat Sienna bekerja saat ini.
“Allen ….” Sienna kembali bergumam.Bibir gadis itu tampak bergetar pelan. Sepasang netra zamrudnya mulai berair ketika ingatannya membawanya menjelajah ke masa silam dua tahun lalu.Pria itu—Allen Clark—pernah menggoreskan kenangan manis, tetapi juga meninggalkan kekecewaan yang sangat mendalam di dalam kehidupannya dulu.Tanpa sadar Sienna melangkah dengan cepat untuk menghampiri pria itu. Sayangnya, sebelum Sienna berhasil memastikan penglihatannya, pria itu telah masuk ke dalam mobilnya dan menghilang dengan cepat dari pandangannya bersama kendaraan yang dikemudikannya.Sienna hanya dapat melihat bagian belakang pria itu karena kebetulan mobil yang dikemudikan pria itu memiliki atap yang terbuka. Selain itu, Sienna juga sangat terkejut dengan kehadiran sosok seorang wanita yang duduk di samping pria itu.Kedua kepalan tangan Sienna mengetat. Ia berusaha menahan gemuruh di dalam dadanya yang sedang berkecamuk hebat.‘Tapi, apa benar itu Allen?’ batin Sienna yang masih merasa ragu.
“Ck, jangan membuatku muntah. Siapa juga yang menyayanginya,” gerutu Sienna dengan muka seolah ingin memuntahkan makanan di dalam perutnya.“Hati-hati lho kalau bicara. Kamu tidak takut kualat nanti?” timpal Anna. Gadis itu memasang mimik wajah serius saat memperingatkan sahabatnya tersebut.Namun, Sienna berdecih malas. “Memang kenyataan kok. Mana mungkin aku menyayangi Zombi Kutub yang sombong itu,” cetusnya.“Bagaimana kalau nanti kamu benaran sayang sama dia?” ledek Anna seraya tertawa kecil.Selama tiga bulan ini Anna sudah puas mendengar celotehan dan makian Sienna tentang Lucas Morgan sehingga ia berpikir jika tidak ada lagi orang yang dapat membuat suasana hati seorang Sienna Sherwood menjadi berantakan seperti ini!“Hush! Mana mungkin aku sayang sama dia. Amit-amit!” timpal Sienna seraya mengedikkan bahunya dan memasang wajah jijik.Namun, Anna malah tertawa terbahak-bahak dan membuat suasana hati Sienna menjadi semakin bertambah buruk. Padahal tadi Sienna ingin meminta penda
“Kamu ingin aku meminta semua akses perusahaan darinya?” tanya Sienna memastikan maksud dari sahabatnya tersebut.Anna mengangguk antusias. “Bukankah itu ide bagus?”“Ide buruk, An,” sahut Sienna yang telah menatap sahabatnya itu dengan malas.Mana mungkin ia bisa mengendalikan Lucas. Apalagi meminta akses perusahaan dari pria itu. Bisa-bisa pria itu langsung melemparnya keluar dari gedung!“Kenapa? Kamu takut dengannya?” ledek Anna seraya terkekeh geli.Sienna berdecak malas. “Kamu tahu sendiri kan Zombi Kutub itu seperti apa? Kamu mau aku mengantarkan nyawaku dengan meminta semua akses perusahaan darinya? Kamu pikir dia bodoh?” celetuknya.Tawa Anna terhenti sejenak. “Kamu benar juga. Dia terlalu sulit ditaklukkan,” gumamnya.Anna melirik Sienna kembali. “Tapi, tidak ada salahnya kalau kamu mencobanya. Aku rasa dia punya rasa padamu,” godanya seraya tersenyum nakal.Sienna berdecih. “Kecuali dia memang sudah gila dan bodoh,” imbuhnya yang membuat tawa Anna kembali terlepas.“Sia-sia
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel