Hai, Kak. Mohon dukungannya dengan memberikan gems ya untuk cerita ini ^^ Terima kasih....
“Maaf, saya terlambat," ucap Sienna dengan suara pelan, menundukkan kepala sedikit ketika ia baru tiba di dalam ruangan rapat.Tentu saja keterlambatan Sienna telah menjadi bahan perhatian semua orang, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengutarakan pikiran mereka kepada Sienna karena Lucas sendiri tidak mengomentari apa pun.Pria itu hanya menatap Sienna dengan tatapan tajam dan terlihat menahan diri untuk bertanya alasan keterlambatannya. "Silakan duduk, Nona Sherwood. Kita akan memulai rapat sekarang,” ucapnya dengan singkat.Sienna segera mengambil tempat duduk yang masih kosong. Tentu saja semua perhatian tertuju padanya, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.Rapat pun dimulai dengan pembahasan proyek baru yang akan segera diluncurkan. Meskipun fokus Sienna terpecah, ia berusaha mengikuti setiap detail yang dibahas dan mencatat beberapa poin penting.Setelah hampir satu jam, rapat pun berakhir. Lucas memberikan beberapa instruksi terakhir sebelum menutup rapat tersebut. Semua
“Tadi Manajer Jones memintamu untuk merapikan dokumen itu dan urutkan sesuai tipe dan tahun pembuatannya, lalu masukkan ke lemari arsip. Selesaikan hari ini juga,” titah Emily dengan nada yang terdengar sinis.“Tapi, Emily … ini bukan tugasku,” timpal Sienna, menolak dengan tegas perintah tersebut.Emily menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap Sienna dengan remeh.“Menurutmu, selain kamu, siapa lagi yang cocok melakukan pekerjaan ini? Lihatlah … semua orang punya tugas rancangan mereka sendiri,” ucapnya dengan angkuh.Sienna menghela napas kasar. “Tapi, bukan berarti aku juga tidak ada pekerjaan lain, Emily,” timpalnya.Emily berdecak kesal. “Memangnya kamu punya pekerjaan apa di sini? Apa kamu mau duduk santai seperti nyonya bos saja? Apa kamu tadi lupa kalau kamu hampir saja membuat kita ke dalam masalah? Karena kamu terlambat tadi, Manajer Jones kena tegur oleh Direktur Morgan dan kita semua jadi kena peringatan keras.”Tadi Lucas memang sempat beberapa kali menekan Sim
"Ternyata dia masih menyimpan fotonya," gumam Lucas dengan sorot mata tak percaya. Ingatan Lucas tentang pengakuan Sienna tentang foto Samuel kembali muncul. Dia ingat Sienna mengatakan bahwa semua foto Samuel sudah dibuang dan tidak tersisa satu pun. Akan tetapi, sekarang Lucas menemukan foto itu di dompet gadis itu. Lucas sangat terkejut dan juga bingung. Apakah ini artinya Sienna membohonginya? “Apa alasan dia sampai berbohong seperti ini?” gumam Lucas yang telah dipenuhi rasa curiga. Lucas menggeleng cepat. “Mungkin sebaiknya aku bertanya langsung padanya,” putusnya. Ia berpikir untuk mendapatkan klarifikasi langsung dari Sienna sebelum membuat asumsi yang bisa merusak hubungan mereka. Lucas yakin bahwa Sienna pasti memiliki alasan kuat untuk tindakannya, dan dia ingin memahami lebih dalam mengenai hal ini sebelum membuat kesimpulan apapun. Lucas pun bergegas turun dari mobilnya dan menyusul Sienna ke rumHnya. Akan tetapi, ketika ia baru saja mendekati pekarangan rumah
“Lucas, awas!" Sienna kembali menjerit histeris.Ia memejamkan netranya dengan erat, tidak berani menyaksikan aksi gila yang dilakukan oleh penjahat bertopeng itu.“Ugh!”Netra Sienna kembali terbuka ketika mendengar suara rintihan dari Lucas. Ia sangat terkejut saat melihat darah yang mengucur deras dari genggaman tangan kiri Lucas. Ternyata Lucas berhasil menghalangi belati yang dihunuskan penjahat itu dengan tangan kosong!“Lu-Lucas ….” Bibir Sienna bergetar hebat.Sienna mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan berpikir jika ia tidak bisa diam saja membiarkan Lucas terluka semakin parah. Akhirnya Sienna berteriak sekeras mungkin, "Tolong! Tolong! Ada pembunuh!”Siasatnya untuk menghentikan serangan penjahat itu ternyata berhasil. Keributannya berhasil menarik perhatian penghuni di sekitar komplek. Penjahat itu pun menjadi panik.Karena tidak ingin tertangkap massa, penjahat bertopeng itu pun bergegas menarik belatinya dari genggaman Lucas dan melarikan diri sebelum semua orang
Sejak dulu Sienna memang enggan datang ke rumah sakit karena tidak ingin mengingat lagi tragedi yang menimpa kakaknya dulu. Hanya dengan memasuki ruangan tersebut, membawa kembali kenangan buruk yang selalu ingin dilupakannya tersebut.Bayangan akan kejadian tersebut kembali mengguncang jiwanya. Sienna tenggelam begitu saja dalam kesedihan dan penyesalan yang terus mengusiknya selama ini hingga akhirnya ia mendengar seruan dari Lucas.“Sienna?” panggil pria itu. Perlahan Sienna mendongak. Ia menemukan sosok Lucas yang telah berdiri di hadapannya dengan khawatir. “Ada apa denganmu? Apa kamu baik-baik saja?” tanya pria itu tanpa mengubah raut wajahnya. Sienna menatap Lucas dan merasa sedikit lega hanya dengan melihat wajah pria itu. Perlahan ia bangkit dari tempatnya, lalu menyeka air mata dengan cepat.“Sienna─”“Kenapa kamu malah berjalan-jalan? Seharusnya kamu beristirahat di ranjang,” sela Sienna, sengaja mengalihkan pembicaraan mereka. Ia tidak ingin menambah kekhawatiran Lucas.
“Ini baru Sienna Sherwood yang kukenal. Gadis keras kepala dan pantang menyerah,” puji Lucas seraya mencubit kecil pipi kekasihnya tersebut.Sienna tersenyum simpul, menyeka air mata yang masih meluncur dari pelupuk matanya. “Kenapa kedengarannya tidak enak sekali,” sungutnya.Lucas tertawa kecil. Tiba-tiba ia teringat dengan dompet Sienna yang ditemukannya di mobil. Ia berpikir perlu mencari tahu alasan Sienna membohonginya terkait foto tersebut.“Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, Sienna. Ini mengenai─”Kalimat Lucas terhenti karena dua orang petugas berseragam kepolisian lengkap datang menghampiri mereka. Mereka ingin meminta keterangan atas pelaporan yang dilakukan oleh tetangga kompleknya atas keributan dan insiden yang terjadi di rumah kontrakan Sienna.“Apa Anda masih mengingat ciri-ciri pelaku?” tanya salah seorang petugas.“Saya tidak terlalu ingat karena tadi terlalu panik. Wajahnya juga ditutupi topeng,” terang Sienna.Tadi kondisinya memang sangat kacau. Hal yang ter
“Apa kamu tidak percaya padaku?” selidik Lucas ketika melihat Sienna yang tidak merespon ucapannya.Sienna tersenyum tipis. “Bukan begitu. Daripada hanya sekedar ucapan, aku lebih suka melihat tindakan nyata secara langsung,” jawabnya dengan jujur.Kepercayaannya terhadap janji seorang lelaki memang sudah sangat rapuh. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukannya dulu saat bersama Allen.Tiba-tiba saja Lucas mengecup bibir Sienna, membuat gadis itu terperangah karena tidak sempat menghindar. “Apa seperti ini tindakan nyata yang kamu inginkan?” goda Lucas.Wajah Sienna telah memerah. Ia menutup bibirnya dengan telapak tangannya dan mendelik Lucas dengan tajam. Ingin ia memaki pria itu, tetapi ia menyadari jika mereka berada di tempat umum.Melihat kemarahan yang ditunjukkan Sienna, Lucas malah tersenyum. “Tapi, aku serius dengan ucapanku. Aku akan membuktikan kalau aku akan melakukannya dan bukan hanya sekedar ucapan saja,” timpalnya.Sienna dapat melihat kes
“Kamu lupa kalau kamu tadi sempat mengeluarkan dompetmu di mobil? Dasar ceroboh,” celetuk Lucas seraya mengetuk pelan kepala kekasihnya.Sienna merengutkan bibirnya. “Kalau kamu tidak bilang, aku mana tahu. Lagian kenapa kamu diam saja,” sungutnya.Lucas mengulum senyumnya. Ketika ia berniat membuka dompet tersebut, Sienna bergegas menghalanginya.“Kenapa kamu memeriksa dompetku seenaknya?” protes Sienna seraya menarik dompet tersebut dan mendekapnya dengan erat.“Kenapa? Apa ada yang tidak boleh aku lihat?” tanya Lucas sambil tersenyum jahil.Wajah Sienna merona merah. “Bukan begitu, aku cuma ….”Sienna terdiam sejenak, berusaha mencari alasan yang tepat. "Pokoknya ini privasiku. Aku tidak bisa memperlihatkannya padamu," lanjutnya, masih mendekap dompetnya erat.Lucas mengangkat alis, masih tersenyum. "Privasi, ya? Baiklah, aku tidak akan memaksa. Tapi, sayangnya, aku sudah melihatnya."Sienna melongo. “Kenapa kamu mengintip tanpa izin?” protesnya, tetapi tidak sepenuhnya merasa kesa
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel