"Terima kasih telah memberikanku saran yang bagus. Mungkin aku bisa menawarkan diri kepada Direktur Morgan untuk menjadi mata-matanya kalau dia mau," sindir Sienna yang membuat wajah Nicole memerah karena malu. Ruangan itu hening sejenak. Tatapan terkejut terlihat dari beberapa rekan kerja yang lain. Nicole menatap Sienna dengan pandangan tajam, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Sienna melanjutkan, "Tapi sayangnya, aku di sini untuk bekerja, bukan untuk main-main. Jadi, mari kita fokus pada pekerjaan kita masing-masing. Direktur Morgan pasti lebih mengharapkan hal seperti itu." “Apa maksudmu bicara seperti itu? Apa kamu pikir dengan gertakan seperti itu, kami akan takut?” timpal Emily dengan penuh emosional. Sienna menatap langsung ke mata Emily, tetap menjaga sikap tenangnya. "Aku tidak bermaksud menggertak siapa pun, kecuali kalau kamu sendiri yang selalu berpikiran buruk tentangku," jawabnya. Emily tampak terkejut dengan respons tenang Sienna. Ia menyadari jika ia sudah sa
'Kenapa dadaku terasa sesak seperti ini?' Sienna memegang dada kirinya yang tiba-tiba terasa nyeri ketika ia teringat pembicaraan Lucas dengan sekretaris penggantinya di telepon. Rasa cemburu yang tidak terduga menyelimuti hatinya, membuatnya tiba-tiba merasa gelisah dan tidak nyaman.‘Masa sih aku ….’ Sienna terkesiap dengan pikirannya sendiri dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.'Tidak! Pasti aku hanya belum beradaptasi dengan perubahan,' tampik Sienna di dalam hati. Namun, perasaan tidak nyaman itu tidak kunjung hilang.Sienna memandangi ruang kerja barunya dengan perasaan campur aduk. Tidak ada wajah-wajah ramah yang menyambutnya atau tawa ringan yang membuat suasana lebih nyaman.Semua orang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing dan memang seharusnya seperti itulah cara bekerja yang efisien. Hanya saja Sienna belum terbiasa bekerja secara tim dan merasakan perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan dengan saat bekerja di bawah Lucas.Selama ini Lucas selalu tahu bagai
“Syukurlah kamu mengirimkanku pesan, Sayang. Aku pikir aku akan menunggu balasan pesan cinta darimu sampai tua.”Pernyataan yang dilontarkan Lucas terdengar sangat menggoda dan membuat debaran jantung Sienna meningkat pesat. Memang sudah sejak tadi Lucas menunggu balasan pesan dari Sienna, tetapi gadis itu malah tidak peka dengan perasaannya.Sienna masih melongo syok. Lidahnya terasa kelu dan tidak tahu harus bagaimana menanggapi pernyataan manis dari Lucas yang tiba-tiba tersebut.Sienna memegang salah satu pipinya yang telah memanas. Masih dengan gugup, ia menjawab, “Pesan cinta apanya? A-aku hanya mengingatkanmu untuk makan siang.”Sienna mencoba terdengar biasa saja, tetapi malah mendapatkan tanggapan berupa tawa kecil dari kekasihnya itu. Ia pun sedikit menyesal telah mengirimkan pesan tadi karena malah menjadi olok-olokan pria itu.“Bagiku, setiap perhatian darimu adalah pesan cinta,” ucap Lucas lembut dan membuat ritme jantung Sienna kembali berdebar tidak karuan.“Terima kasi
“Bagaimana pekerjaanmu tadi?” tanya Sienna, mencoba mencari bahan pembicaraan.Lucas tidak langsung menjawab. Ia mengarahkan garpu yang terdapat potongan kecil daging sapi kepada Sienna.Gadis itu sempat terpaku selama beberapa detik. Netranya berkeliling ke sekitar dan seperti yang diduganya, tindakan kecil yang dilakukan Lucas saat ini langsung mendapatkan sorotan tajam dari orang sekelilingnya.Namun, Sienna tetap menerima suapan tersebut dengan canggung. Apalagi ketika ia melihat jelas di salah satu meja, tatapan Nicole dan Emily sudah berkilat tajam dan siap menghujamnya.“Hari ini ... aku cukup sibuk, tapi aku merasa sangat sepi karena tidak ada kamu,” jawab Lucas atas pertanyaan yang diajukan Sienna tadi.Sienna tersenyum simpul. “Bukankah kamu ada sekretaris baru? Memangnya dia tidak bisa menghibur rasa sepimu?” selorohnya. Rasa ingin tahu kembali mencuat di dalam kepalanya."Dia ... tidak membuat masalah untukku sudah termasuk membantuku."Netra Sienna menyipit tajam. Jawaban
“Jadi … sekretaris baru yang dimaksud Lucas itu kamu, Ivory?” tanya Sienna dengan wajah kaget.Ivory mengangguk, lalu tersenyum sumringah. “Iya, aku disini untuk menggantikanmu sementara waktu,” jawabnya.Sienna tidak tahu apakah ia harus bernapas lega atau tidak setelah mendengar jawaban tersebut. Ia merutuki kekonyolannya yang malah mencurigai keakraban Lucas dengan sekretaris barunya tadi.Sienna langsung melayangkan tatapan tajamnya kepada Lucas karena tidak berterus terang padanya. Akan tetapi, Lucas malah memasang wajah acuh tak acuh.Padahal tadi Sienna sempat menerka jika sekretaris pengganti yang dimaksud adalah Ivory, tetapi ia malah tidak mempercayai instingnya sendiri. Sekarang ia merasa lebih lega setelah mengetahui hal tersebut. Namun, ia masih belum memahami kenapa Lucas bisa memilih Ivory.“Apa sebelumnya kamu sudah mendalami bidang ini, Ivory? Bukannya setahuku, kamu dulu bekerja di bidang entertainment ya?” tanya Sienna dengan antusias.Ivory tersenyum simpul. Ia dap
"Baiklah, tapi hanya untuk tiga hari. Kalau Kakak masih belum bisa belajar dengan baik, sebaiknya diam saja di rumah dan tidak menambah masalah untukku.”Ivory tidak tahu harus merasa senang atau kesal dengan keputusan Lucas tersebut. Tiga hari adalah waktu yang terlalu singkat dan mustahil untuknya memahami seluruh pekerjaan tersebut.Akan tetapi, wanita itu tidak ingin adiknya meremehkan kemampuannya. "Tenang saja, Luke. Aku akan belajar secepat mungkin,” sahutnya.Lucas tersenyum smirk melihat kekesalan yang terlukis di wajah kakaknya tersebut. “Aku mau lihat apa kamu benar-benar akan membuktikan ucapanmu, Kak,” tantangnya.“Ck, sama pacar aja baik banget. Sama Kakak sendiri, kenapa kejam begitu?” gumam Ivory sembari mengacak makanan di dalam piringnya dengan kesal.Tentu saja suara Ivory masih dapat didengar oleh Lucas maupun Sienna karena ia memang sengaja. Lucas hanya bisa menggeleng pelan dan melanjutkan bekal makan siangnya, sedangkan Sienna mengulum senyumnya dan merasa perd
“Wah, ternyata bulan lahir kalian sama ya?” cetus Ivory, memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa detik setelah Sienna dan Allen selesai berjabatan tangan.“Sebentar lagi Allen juga ulang tahun,” lanjut Ivory seraya menatap suaminya yang terlihat aneh. Ia sempat melihat interaksi canggung pria itu dengan Sienna dan merasa ada sesuatu yang tak terucapkan di antara mereka.Sienna tersenyum miris, mencoba menyembunyikan rasa tidak nyamannya. Semasa berpacaran dengan Allen dulu, mereka memang sering merayakan ulang tahun bersama dan Sienna memilih untuk merayakannya di hari ulang tahun pria itu untuk menghemat biaya.Setelah dipikir-pikir kembali, kini Sienna pun memahami alasan Allen tidak mengingat hari ulang tahunnya. Ia pun menyadari kebodohannya yang mempercayai pria itu dulu.Diam-diam Sienna menghela napas pelan. Selera makannya benar-benar hilang sekarang.“Minggu ini akan ada acara kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun Allen di Hotel Sherman. Nanti kamu juga hadir ya
“Maaf, saya terlambat," ucap Sienna dengan suara pelan, menundukkan kepala sedikit ketika ia baru tiba di dalam ruangan rapat.Tentu saja keterlambatan Sienna telah menjadi bahan perhatian semua orang, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengutarakan pikiran mereka kepada Sienna karena Lucas sendiri tidak mengomentari apa pun.Pria itu hanya menatap Sienna dengan tatapan tajam dan terlihat menahan diri untuk bertanya alasan keterlambatannya. "Silakan duduk, Nona Sherwood. Kita akan memulai rapat sekarang,” ucapnya dengan singkat.Sienna segera mengambil tempat duduk yang masih kosong. Tentu saja semua perhatian tertuju padanya, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.Rapat pun dimulai dengan pembahasan proyek baru yang akan segera diluncurkan. Meskipun fokus Sienna terpecah, ia berusaha mengikuti setiap detail yang dibahas dan mencatat beberapa poin penting.Setelah hampir satu jam, rapat pun berakhir. Lucas memberikan beberapa instruksi terakhir sebelum menutup rapat tersebut. Semua