'Kenapa dadaku terasa sesak seperti ini?' Sienna memegang dada kirinya yang tiba-tiba terasa nyeri ketika ia teringat pembicaraan Lucas dengan sekretaris penggantinya di telepon. Rasa cemburu yang tidak terduga menyelimuti hatinya, membuatnya tiba-tiba merasa gelisah dan tidak nyaman.‘Masa sih aku ….’ Sienna terkesiap dengan pikirannya sendiri dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.'Tidak! Pasti aku hanya belum beradaptasi dengan perubahan,' tampik Sienna di dalam hati. Namun, perasaan tidak nyaman itu tidak kunjung hilang.Sienna memandangi ruang kerja barunya dengan perasaan campur aduk. Tidak ada wajah-wajah ramah yang menyambutnya atau tawa ringan yang membuat suasana lebih nyaman.Semua orang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing dan memang seharusnya seperti itulah cara bekerja yang efisien. Hanya saja Sienna belum terbiasa bekerja secara tim dan merasakan perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan dengan saat bekerja di bawah Lucas.Selama ini Lucas selalu tahu bagai
“Syukurlah kamu mengirimkanku pesan, Sayang. Aku pikir aku akan menunggu balasan pesan cinta darimu sampai tua.”Pernyataan yang dilontarkan Lucas terdengar sangat menggoda dan membuat debaran jantung Sienna meningkat pesat. Memang sudah sejak tadi Lucas menunggu balasan pesan dari Sienna, tetapi gadis itu malah tidak peka dengan perasaannya.Sienna masih melongo syok. Lidahnya terasa kelu dan tidak tahu harus bagaimana menanggapi pernyataan manis dari Lucas yang tiba-tiba tersebut.Sienna memegang salah satu pipinya yang telah memanas. Masih dengan gugup, ia menjawab, “Pesan cinta apanya? A-aku hanya mengingatkanmu untuk makan siang.”Sienna mencoba terdengar biasa saja, tetapi malah mendapatkan tanggapan berupa tawa kecil dari kekasihnya itu. Ia pun sedikit menyesal telah mengirimkan pesan tadi karena malah menjadi olok-olokan pria itu.“Bagiku, setiap perhatian darimu adalah pesan cinta,” ucap Lucas lembut dan membuat ritme jantung Sienna kembali berdebar tidak karuan.“Terima kasi
“Bagaimana pekerjaanmu tadi?” tanya Sienna, mencoba mencari bahan pembicaraan.Lucas tidak langsung menjawab. Ia mengarahkan garpu yang terdapat potongan kecil daging sapi kepada Sienna.Gadis itu sempat terpaku selama beberapa detik. Netranya berkeliling ke sekitar dan seperti yang diduganya, tindakan kecil yang dilakukan Lucas saat ini langsung mendapatkan sorotan tajam dari orang sekelilingnya.Namun, Sienna tetap menerima suapan tersebut dengan canggung. Apalagi ketika ia melihat jelas di salah satu meja, tatapan Nicole dan Emily sudah berkilat tajam dan siap menghujamnya.“Hari ini ... aku cukup sibuk, tapi aku merasa sangat sepi karena tidak ada kamu,” jawab Lucas atas pertanyaan yang diajukan Sienna tadi.Sienna tersenyum simpul. “Bukankah kamu ada sekretaris baru? Memangnya dia tidak bisa menghibur rasa sepimu?” selorohnya. Rasa ingin tahu kembali mencuat di dalam kepalanya."Dia ... tidak membuat masalah untukku sudah termasuk membantuku."Netra Sienna menyipit tajam. Jawaban
“Jadi … sekretaris baru yang dimaksud Lucas itu kamu, Ivory?” tanya Sienna dengan wajah kaget.Ivory mengangguk, lalu tersenyum sumringah. “Iya, aku disini untuk menggantikanmu sementara waktu,” jawabnya.Sienna tidak tahu apakah ia harus bernapas lega atau tidak setelah mendengar jawaban tersebut. Ia merutuki kekonyolannya yang malah mencurigai keakraban Lucas dengan sekretaris barunya tadi.Sienna langsung melayangkan tatapan tajamnya kepada Lucas karena tidak berterus terang padanya. Akan tetapi, Lucas malah memasang wajah acuh tak acuh.Padahal tadi Sienna sempat menerka jika sekretaris pengganti yang dimaksud adalah Ivory, tetapi ia malah tidak mempercayai instingnya sendiri. Sekarang ia merasa lebih lega setelah mengetahui hal tersebut. Namun, ia masih belum memahami kenapa Lucas bisa memilih Ivory.“Apa sebelumnya kamu sudah mendalami bidang ini, Ivory? Bukannya setahuku, kamu dulu bekerja di bidang entertainment ya?” tanya Sienna dengan antusias.Ivory tersenyum simpul. Ia dap
"Baiklah, tapi hanya untuk tiga hari. Kalau Kakak masih belum bisa belajar dengan baik, sebaiknya diam saja di rumah dan tidak menambah masalah untukku.”Ivory tidak tahu harus merasa senang atau kesal dengan keputusan Lucas tersebut. Tiga hari adalah waktu yang terlalu singkat dan mustahil untuknya memahami seluruh pekerjaan tersebut.Akan tetapi, wanita itu tidak ingin adiknya meremehkan kemampuannya. "Tenang saja, Luke. Aku akan belajar secepat mungkin,” sahutnya.Lucas tersenyum smirk melihat kekesalan yang terlukis di wajah kakaknya tersebut. “Aku mau lihat apa kamu benar-benar akan membuktikan ucapanmu, Kak,” tantangnya.“Ck, sama pacar aja baik banget. Sama Kakak sendiri, kenapa kejam begitu?” gumam Ivory sembari mengacak makanan di dalam piringnya dengan kesal.Tentu saja suara Ivory masih dapat didengar oleh Lucas maupun Sienna karena ia memang sengaja. Lucas hanya bisa menggeleng pelan dan melanjutkan bekal makan siangnya, sedangkan Sienna mengulum senyumnya dan merasa perd
“Wah, ternyata bulan lahir kalian sama ya?” cetus Ivory, memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa detik setelah Sienna dan Allen selesai berjabatan tangan.“Sebentar lagi Allen juga ulang tahun,” lanjut Ivory seraya menatap suaminya yang terlihat aneh. Ia sempat melihat interaksi canggung pria itu dengan Sienna dan merasa ada sesuatu yang tak terucapkan di antara mereka.Sienna tersenyum miris, mencoba menyembunyikan rasa tidak nyamannya. Semasa berpacaran dengan Allen dulu, mereka memang sering merayakan ulang tahun bersama dan Sienna memilih untuk merayakannya di hari ulang tahun pria itu untuk menghemat biaya.Setelah dipikir-pikir kembali, kini Sienna pun memahami alasan Allen tidak mengingat hari ulang tahunnya. Ia pun menyadari kebodohannya yang mempercayai pria itu dulu.Diam-diam Sienna menghela napas pelan. Selera makannya benar-benar hilang sekarang.“Minggu ini akan ada acara kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun Allen di Hotel Sherman. Nanti kamu juga hadir ya
“Maaf, saya terlambat," ucap Sienna dengan suara pelan, menundukkan kepala sedikit ketika ia baru tiba di dalam ruangan rapat.Tentu saja keterlambatan Sienna telah menjadi bahan perhatian semua orang, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengutarakan pikiran mereka kepada Sienna karena Lucas sendiri tidak mengomentari apa pun.Pria itu hanya menatap Sienna dengan tatapan tajam dan terlihat menahan diri untuk bertanya alasan keterlambatannya. "Silakan duduk, Nona Sherwood. Kita akan memulai rapat sekarang,” ucapnya dengan singkat.Sienna segera mengambil tempat duduk yang masih kosong. Tentu saja semua perhatian tertuju padanya, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.Rapat pun dimulai dengan pembahasan proyek baru yang akan segera diluncurkan. Meskipun fokus Sienna terpecah, ia berusaha mengikuti setiap detail yang dibahas dan mencatat beberapa poin penting.Setelah hampir satu jam, rapat pun berakhir. Lucas memberikan beberapa instruksi terakhir sebelum menutup rapat tersebut. Semua
“Tadi Manajer Jones memintamu untuk merapikan dokumen itu dan urutkan sesuai tipe dan tahun pembuatannya, lalu masukkan ke lemari arsip. Selesaikan hari ini juga,” titah Emily dengan nada yang terdengar sinis.“Tapi, Emily … ini bukan tugasku,” timpal Sienna, menolak dengan tegas perintah tersebut.Emily menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap Sienna dengan remeh.“Menurutmu, selain kamu, siapa lagi yang cocok melakukan pekerjaan ini? Lihatlah … semua orang punya tugas rancangan mereka sendiri,” ucapnya dengan angkuh.Sienna menghela napas kasar. “Tapi, bukan berarti aku juga tidak ada pekerjaan lain, Emily,” timpalnya.Emily berdecak kesal. “Memangnya kamu punya pekerjaan apa di sini? Apa kamu mau duduk santai seperti nyonya bos saja? Apa kamu tadi lupa kalau kamu hampir saja membuat kita ke dalam masalah? Karena kamu terlambat tadi, Manajer Jones kena tegur oleh Direktur Morgan dan kita semua jadi kena peringatan keras.”Tadi Lucas memang sempat beberapa kali menekan Sim
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel