Sementara itu, di dalam ruangan kerjanya, Lucas sedang berdiri di dekat jendela kantornya, menatap ke luar dengan tatapan yang masih diselimuti kemarahan. Perasaan gelisah dan amarah yang menggelegak bercampur aduk berkecamuk di dalam dirinya.Sienna adalah orang yang telah berhasil memasuki ruang hatinya yang paling dalam. Saat mendengar kalimat pengunduran diri dari gadis itu, tanpa sadar Lucas malah menjadi meluapkan emosinya.Tadi ia dapat melihat kesedihan dan ketakutan di dalam diri Sienna saat ia berbicara dengan nada dingin dan tajam. Ia pun merasa cukup bersalah karena hal tersebut."Sepertinya tadi aku sudah terlalu keras," gumam Lucas dengan wajah yang terlihat penuh sesal.Ia pun memejamkan mata, mencoba menenangkan diri. Dia hanya tidak ingin kehilangan gadis itu.“Pasti sekarang dia sangat membenciku,” gumam Lucas lagi.Padahal Lucas hanya ingin Sienna tetap di sisinya, baik sebagai pasangan kontrak maupun lebih dari itu. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan t
Oliver mengerang kesal. “Baiklah, baiklah. Selalu saja membawa-bawa nama Kakek. Apa kamu tidak puas aku mendapatkan pukulan lagi? Bokongku sudah tidak ada tempat yang bisa dipukul,” sungutnya.Lucas tersentak, tetapi beberapa detik kemudian, ia pun memahami situasi yang dialami oleh sahabatnya tersebut. “Kamu habis dihukum?” ledeknya sembari terkekeh geli.Namun, Oliver tidak menjawab. Ia hanya bersungut-sungut, “Demi kamu, aku akan mengalah kali ini. Akan aku hapus videonya. Ck, padahal tadinya aku mau menggunakannya sendiri.”Seulas senyuman mengembang di bibir Lucas dengan penuh kepuasan. Meskipun ia tidak bisa melihat apakah Oliver menghapus video itu atau tidak, tetapi ia percaya sahabatnya itu akan melakukannya.“Terima kasih, Oliver,” jawab Lucas dengan nada serius. “Sekarang, biarkan aku mengurus gadis itu untukmu.”Oliver mendengus, “Kamu benar-benar aneh, Lucas. Tidak mau bermain kotor tapi tetap mau memanfaatkan situasi.”Lucas mengabaikan komentar Oliver dan memusatkan pik
Namun, kebahagiaan semua orang ternyata tidak berlangsung lama. Lucas kembali menambahkan, “Meskipun tidak ada lembur lagi, tapi saya ingin semua pekerjaan tetap selesai tepat pada waktunya.”Senyuman semua orang berubah menjadi canggung. Padahal mereka baru saja merasa lega, sekarang mereka merasa bingung lagi. Beban pekerjaan mereka tetap tinggi, meskipun tanpa lembur. Beberapa staf tampak saling bertukar pandang, mencoba mencari cara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan baru ini.Sienna mengamati reaksi tersebut dengan hati-hati. Lucas memang telah membuat langkah besar dalam mencoba meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan, tetapi sayangnya, setiap kebijakan yang diambil tidak pernah cukup untuk membuat semua orang bahagia.“Jadi pergunakan waktu kalian sebaik-baik mungkin. Kalau kalian punya waktu untuk bergosip, sebaiknya pergunakan waktu kalian sebaik-baik mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada."Kata-kata Lucas itu ditujukan kepada beberapa orang yang tadi semp
"Dia benar-benar tidak menungguku," gumam Sienna pelan, hampir tidak terdengar.Saat keluar dari ruang rapat, Lucas sudah tidak lagi terlihat keberadaannya. Dengan perasaan campur aduk, Sienna menyusul ke lantai ruangan kerjanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian yang baru saja terjadi dengan Allen."Dasar berengsek!" Sienna masih mengumpat kesal setiap memikirkan hal tersebut.Keinginannya untuk segera keluar dari Luminous semakin besar, tetapi ia tidak tahu harus bagaimana membujuk Lucas. Saat ini ia tidak ingin memancing emosi Lucas lagi.Dari jendela kaca yang tidak tertutup tirai, Sienna melihat Lucas telah duduk dengan manis di balik meja kerja yang ada di ruangan kantornya. Ia hanya bisa menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan pekerjaannya. Kini Sienna hanya bisa pasrah dengan situasi yang terjadi di antara dirinya dan atasannya tersebut.Sejak selesai dari rapat, Lucas tidak keluar ruangannya satu langkah pun. Pria itu hanya sesekali menghub
“Di-Direktur Morgan? Kenapa Anda yang ada di sini? Bukannya ….”Anna mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran tersebut. Tidak ada satu orang pun pengunjung di dalam ruangan itu selain Lucas dan dirinya sendiri.Lucas sudah menduga gadis itu akan beraksi seperti itu sehingga hanya menanggapinya dengan senyuman.“Duduklah, Nona Bentley,” ucap Lucas mempersilakan gadis itu untuk duduk berhadapan dengannya.Salah seorang pelayan telah membantu Anna untuk menarikkan kursinya, lalu gadis itu pun terpaksa duduk di sana. Pelayan tersebut menyuguhkan minuman yang telah dipesankan Lucas sebelumnya untuk gadis itu.“Minumlah dulu untuk menenangkan dirimu,” ujar Lucas yang kembali mempersilakan Anna untuk meminum terlebih dahulu.Anna tersenyum kikuk. Ia masih berusaha menguasai dirinya dari rasa kaget yang melandanya. Ia berusaha mengatur napas dan menenangkan dirinya sebelum berbicara lagi.“Saya tidak terlalu haus, Direktur Morgan,” ujar Anna dengan sopan.Melihat kekhawatiran di wajah gad
“Anda benar-benar licik, Direktur Morgan,” geram Anna, membalas tatapan pria itu dengan tidak kalah tajamnya.Meskipun amarahnya telah memuncak, tetapi Anna tidak dapat mengutarakannya dengan lantang kepada pria itu. Ia masih berusaha menahan diri untuk tidak meluapkan kemarahannya karena ia perlu tahu lebih jauh tindakan Lucas saat ini.“Bagaimana Anda bisa mendapatkan rekaman video ini, Direktur Morgan?” selidik Anna dengan suara yang dipenuhi amarah.Sebelum Lucas menjawab, gadis itu kembali bertanya, “Apa laki-laki sialan itu adalah orang suruhanmu? Kamu sengaja menjebakku?”Lucas mengernyitkan keningnya, tetapi kemudian ia memahami sosok yang dimaksud oleh gadis itu. “Maksud Anda Oliver?”“Jadi dia masih punya nama, huh?” decak Anna dengan kesal.Melihat kemarahan Anna yang meluap-luap, Lucas pun semakin yakin jika Oliver telah melakukan sesuatu yang buruk kepada gadis itu. Namun, ia tidak ingin mencampuri permasalahan keduanya. Saat ini ia hanya ingin menginterogasi rahasia Sienn
“Saya … saya masih tidak percaya Anda akan menjawabnya dengan lugas seperti ini, Direktur Morgan. Seharusnya Anda mengatakannya juga kepada Sienna,” ucap Anna, mengungkapkan rasa kagetnya terhadap pengakuan Lucas.Kekagetan Anna tidak berakhir sampai di sana. Lucas kembali berkata, “Sienna sudah tahu tentang hal ini, tapi dia malah ingin mengundurkan diri dari perusahaan hari ini gara-gara saya menyatakan perasaannya.”Seulas senyuman miris terbit di sudut bibir pria itu. Anna masih termangu, mencoba mencerna semua ucapan pria itu.‘Apa yang sudah dipikirkan Sienn? Apa dia sudah gila?Kenapa dia malah mengajukan pengunduran diri setelah tahu Lucas Morgan menyukainya?’ gumam Anna di dalam hati atas tindakan yang dilakukan sahabatnya tersebut.Meskipun semalam memang ia yang menyarankan Sienna untuk berhenti dari Luminous, tetapi Anna berpikir seharusnya Sienna dapat merenungkannya lagi. Bukannya bertindak gegabah dan melewatkan pria sebaik Lucas Morgan.Akan tetapi, Anna dapat memahami
Wajah Lucas masih terlihat kesal. Ia masih tidak dapat percaya kalau ada orang yang berani memplagiasi karya Sienna dan merugikan perusahaannya. Ponsel di tangannya tergenggam erat, meredam amarah yang sedang menggelegak di dalam dirinya. “Saya harap Anda dapat menepati janji Anda, Direktur Morgan." Suara Anna mengalihkan sejenak amarah. Lucas menatap gadis itu dan berkata, “Jika memang seperti yang Anda ungkapkan, saya pasti akan membantunya dan menindak tegas orang yang sudah berani memplagiasi karyanya. Saya tidak akan membiarkan seekor tikus merugikan seperti itu menggerogoti Luminous!” Anna tersenyum penuh kekaguman. “Saya harap juga seperti itu, Direktur Morgan,” timpalnya. Anna memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Lucas dan menghela napas lega. Masih dengan raut wajah penuh sesal, Anna berkata, “Direktur Morgan, saya harap Anda tidak menyalahkan Sienna. Bukan dia tidak mau bicara jujur, tapi dia hanya takut Anda tidak mempercayainya dan malah menjebloskannya lagi