“Di-Direktur Morgan? Kenapa Anda yang ada di sini? Bukannya ….”Anna mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran tersebut. Tidak ada satu orang pun pengunjung di dalam ruangan itu selain Lucas dan dirinya sendiri.Lucas sudah menduga gadis itu akan beraksi seperti itu sehingga hanya menanggapinya dengan senyuman.“Duduklah, Nona Bentley,” ucap Lucas mempersilakan gadis itu untuk duduk berhadapan dengannya.Salah seorang pelayan telah membantu Anna untuk menarikkan kursinya, lalu gadis itu pun terpaksa duduk di sana. Pelayan tersebut menyuguhkan minuman yang telah dipesankan Lucas sebelumnya untuk gadis itu.“Minumlah dulu untuk menenangkan dirimu,” ujar Lucas yang kembali mempersilakan Anna untuk meminum terlebih dahulu.Anna tersenyum kikuk. Ia masih berusaha menguasai dirinya dari rasa kaget yang melandanya. Ia berusaha mengatur napas dan menenangkan dirinya sebelum berbicara lagi.“Saya tidak terlalu haus, Direktur Morgan,” ujar Anna dengan sopan.Melihat kekhawatiran di wajah gad
“Anda benar-benar licik, Direktur Morgan,” geram Anna, membalas tatapan pria itu dengan tidak kalah tajamnya.Meskipun amarahnya telah memuncak, tetapi Anna tidak dapat mengutarakannya dengan lantang kepada pria itu. Ia masih berusaha menahan diri untuk tidak meluapkan kemarahannya karena ia perlu tahu lebih jauh tindakan Lucas saat ini.“Bagaimana Anda bisa mendapatkan rekaman video ini, Direktur Morgan?” selidik Anna dengan suara yang dipenuhi amarah.Sebelum Lucas menjawab, gadis itu kembali bertanya, “Apa laki-laki sialan itu adalah orang suruhanmu? Kamu sengaja menjebakku?”Lucas mengernyitkan keningnya, tetapi kemudian ia memahami sosok yang dimaksud oleh gadis itu. “Maksud Anda Oliver?”“Jadi dia masih punya nama, huh?” decak Anna dengan kesal.Melihat kemarahan Anna yang meluap-luap, Lucas pun semakin yakin jika Oliver telah melakukan sesuatu yang buruk kepada gadis itu. Namun, ia tidak ingin mencampuri permasalahan keduanya. Saat ini ia hanya ingin menginterogasi rahasia Sienn
“Saya … saya masih tidak percaya Anda akan menjawabnya dengan lugas seperti ini, Direktur Morgan. Seharusnya Anda mengatakannya juga kepada Sienna,” ucap Anna, mengungkapkan rasa kagetnya terhadap pengakuan Lucas.Kekagetan Anna tidak berakhir sampai di sana. Lucas kembali berkata, “Sienna sudah tahu tentang hal ini, tapi dia malah ingin mengundurkan diri dari perusahaan hari ini gara-gara saya menyatakan perasaannya.”Seulas senyuman miris terbit di sudut bibir pria itu. Anna masih termangu, mencoba mencerna semua ucapan pria itu.‘Apa yang sudah dipikirkan Sienn? Apa dia sudah gila?Kenapa dia malah mengajukan pengunduran diri setelah tahu Lucas Morgan menyukainya?’ gumam Anna di dalam hati atas tindakan yang dilakukan sahabatnya tersebut.Meskipun semalam memang ia yang menyarankan Sienna untuk berhenti dari Luminous, tetapi Anna berpikir seharusnya Sienna dapat merenungkannya lagi. Bukannya bertindak gegabah dan melewatkan pria sebaik Lucas Morgan.Akan tetapi, Anna dapat memahami
Wajah Lucas masih terlihat kesal. Ia masih tidak dapat percaya kalau ada orang yang berani memplagiasi karya Sienna dan merugikan perusahaannya. Ponsel di tangannya tergenggam erat, meredam amarah yang sedang menggelegak di dalam dirinya. “Saya harap Anda dapat menepati janji Anda, Direktur Morgan." Suara Anna mengalihkan sejenak amarah. Lucas menatap gadis itu dan berkata, “Jika memang seperti yang Anda ungkapkan, saya pasti akan membantunya dan menindak tegas orang yang sudah berani memplagiasi karyanya. Saya tidak akan membiarkan seekor tikus merugikan seperti itu menggerogoti Luminous!” Anna tersenyum penuh kekaguman. “Saya harap juga seperti itu, Direktur Morgan,” timpalnya. Anna memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Lucas dan menghela napas lega. Masih dengan raut wajah penuh sesal, Anna berkata, “Direktur Morgan, saya harap Anda tidak menyalahkan Sienna. Bukan dia tidak mau bicara jujur, tapi dia hanya takut Anda tidak mempercayainya dan malah menjebloskannya lagi
“Ah, segarnya!”Sienna menghempaskan tubuhnya di atas sofa rumah kontrakannya. Ia baru saja membereskan rumahnya setelah sekian lama tidak pernah melakukannya.Sienna melirik masker wajah yang ditemukannya terselip di antara barang-barang saat ia beberes tadi. Ia pun membersihkan wajahnya terlebih dahulu sebelum memasang sheet mask tersebut.“Sudah lama sekali rasanya aku tidak sesantai ini,” gumam Sienna sembari merebahkan kembali tubuhnya ke atas sofa setelah memasang masker wajahnya tersebut.Ia meraih gawainya dari atas meja dan memeriksanya. Namun, tidak ada satu pun pesan ataupun panggilan tidak terjawab yang tertinggal di ponselnya tersebut.“Tenangnya … Apa dulu memang seperti ini hari-hari yang kulalui sebelum bekerja di Luminous?” gumam Sienna sembari mematut gawainya yang tidak menunjukkan respon apa pun.Sienna merasa aneh dengan ketenangan yang tidak biasa ini. Biasanya, ponselnya akan berdering dengan pesan atau panggilan dari Lucas yang selalu memberikan tugas mendesak,
“Jadi benaran Zombi Kutub itu menyatakan perasaannya?” sahut Anna, berpura-pura terkejut di seberang gawainya. Sienna terdiam. Ia merasa aneh dengan ucapan Anna, tetapi sahabatnya itu kembali bertanya, “Lalu, kamu jawab apa?”Sienna masih tampak ragu menjawab hingga akhirnya Anna kembali berkata, “Kita sahabat, kan? Apa kamu tidak mau berbagi masalahmu lagi denganku?” Sienna menarik napas dalam-dalam. Sulit baginya untuk merahasiakan sesuatu dari sahabatnya tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan hal yang terjadi hari ini kepada Anna tanpa tahu jika Anna sudah mengetahui semuanya sebelumnya. “Zombi Kutub itu … dia bilang dia suka padaku. Tapi, aku benar-benar bingung dan tidak tahu harus bagaimana,” cicit Sienna. Ia merasa beban di dadanya sedikit berkurang setelah menceritakannya. Anna terdiam selama beberapa detik, lalu berkata, “Aku tahu ini pasti sulit bagimu, Sienna. Tapi, kamu harus jujur dengan perasaanmu sendiri. Apa yang kamu rasakan padanya?” “Aku benar-bena
“Maaf, apa saya boleh tahu siapa tamu VIP-nya?” tanya Sienna kepada pelayan di hadapannya tersebut. Namun, pelayan itu tampak ragu menjawabnya. Sienna kembali mendesaknya dan bertanya, “Ada di mana dia sekarang? Apa dia masih ada di dalam?” Tanpa menunggu jawaban dari pelayan tersebut, Sienna pun bergegas masuk ke dalam restoran tersebut. “Tunggu, Nona─” Pelayan tersebut mencoba menghentikan langkahnya, tetapi Sienna terus berjalan masuk hingga akhirnya langkahnya terhenti ketika melihat keberadaan tamu VIP yang dimaksud pelayan tersebut. “Lucas Morgan?” gumam Sienna pelan. Terlihat sosok Lucas yang sedang menikmati kesendiriannya di salah satu sudut meja dengan berbagai hidangan mewah yang tersaji di hadapannya. “Anda mengenalnya?” Pelayan itu cukup terkejut mendengar hal tersebut. “Kenapa dia sendirian di sana?” tanya Sienna kepada pelayan yang masih menatapnya dengan bingung. “Sepertinya wanita yang ditunggunya tidak datang. Entahlah. Saya juga tidak paham, Nona,” gumam pe
“Apa ada yang ingin kamu makan? Pesan saja,” ujar Lucas seraya mengangkat tangannya untuk meminta buku menu dari pelayan restoran.“Tidak perlu. Aku rasa ini semua sudah cukup. Terlalu mubazir kalau menambah lagi,” jawab Sienna sambil melihat makanan yang telah terhidang di meja.“Tapi, makanannya sudah tidak panas lagi, Sienna,” timpal Lucas yang ingin memberikan hal yang terbaik untuk gadis itu.“Aku tidak masalah dengan makanan yang sudah ada, Lucas. Aku lebih suka begini,” jawab Sienna dengan tersenyum lembut.Lucas menghela napas ringan dan mengangguk, lalu menyuruh pelayan untuk meninggalkan mereka berdua. Ia menatap Sienna kembali dengan penuh perhatian. “Baiklah, kalau itu maumu.”Keduanya pun mulai makan dalam keheningan yang sedikit canggung. Sienna merasa gugup dengan tatapan Lucas yang begitu intens dan akhirnya berkata, “Berhentilah melihatku seperti itu. Makanlah makananmu. Dari tadi kamu hanya minum saja. Bagaimana kalau nanti kamu malah sakit?”Masih tersenyum lebar ta
Di depan pintu, Felix Harvey telah menunggu dengan senyum lebar di wajahnya. Ia terpukau melihat penampilan Sienna. "Kamu cantik sekali, Putriku.""Terima kasih, Ayah," jawab Sienna malu-malu.Felix menghela napas berat. “Apa boleh Ayah tidak menyerahkanmu kepada putra Morgan itu?” gerutunya.“Ayah ….” Sienna mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia tahu jika ayahnya masih enggan melihatnya menjadi milik orang lain karena kebersamaan mereka yang terlalu singkat. Namun, ia juga tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ucapannya tadi.“Bocah Morgan itu benar-benar beruntung memilikimu. Kalau dia berani menyakitimu, kembalilah kepada Ayah. Biar Ayah menghadapinya,” ucap Felix lagi.Bola mata zamrud Sienna kembali basah. Air matanya hampir menetes jika Ivona tidak buru-buru menyekanya dengan tisu yang sudah dipersiapkannya.“Paman Felix, jangan mengacaukan riasan yang sudah susah payah kubuat,” protes Ivona yang telah mendelik tajam.Felix terkekeh pelan. Ia pun menutupi wedding veil putrinya,
Pandangan Sienna beralih kepada Diane dan Aurora serta para rekan sedivisinya dulu yang juga berada di dalam ruangan itu. Hari ini mereka menjadi bridesmaid-nya. Mereka jugalah yang telah merancang tiara dan beberapa perhiasan yang telah dikenakan oleh Sienna saat ini. Semua telah diatur sedemikian rupa oleh Lucas dan kedua kakak iparnya tersebut.“Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa bulan ini. Pasti kalian sangat capek, tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku suka,” puji Sienna dengan penuh rasa terima kasih.“Perhiasan desain kami bisa dipakai oleh desainer sekelas Sienna Harvey sudah menjadi suatu kebanggaan buat kami. Benar kan, Teman-teman?” timpal Diane Hyatt seraya menoleh kepada para rekannya yang mendapatkan anggukan persetujuan.“Kemampuan Manajer Hyatt sekarang makin luar biasa, hum?” goda Sienna kepada mantan rekannya itu.Ya, sejak Sienna meninggalkan Luminous dan memilih untuk pergi ke Paris
“Ah, ya ampun! Bisa-bisanya kamu malah mesra-mesraan di sini, Luke!” Suara omelan Ivona terdengar menggelegar dan membuat Lucas perlahan melepaskan pelukannya.Wajah kakak keduanya itu sudah dipenuhi kekesalan. “Waktuku untuk mendadaninya jadi terbatas, kan?” protesnya yang membuat Sienna terkekeh geli.Tanpa menunggu tanggapan adik laki-lakinya itu, Ivona langsung menarik pergelangan tangan Sienna agar mengikutinya. “Ayo, Sienna. Aku akan membuatmu menjadi pengantin paling memukau hari ini,” ujarnya.Sebelum menghilang dari balik pintu depan vila, Ivona sempat menoleh kepada Lucas. “Sebaiknya kamu bersiap-siap sekarang, Luke. Awas nanti kamu belum selesai kalau aku sudah selesai mendandani Sienna nanti,” peringatnya.Lucas hanya bisa menghela napas pelan, lalu bergegas ikut masuk ke dalam vila. Ia tahu jika Ivona tidak main-main dengan ucapannya dan ia harus sudah siap sebelum para tamu hadir petang ini.
Setelah beberapa jam berkendara, mobil yang dikemudi Ethan akhirnya berhenti di sebuah vila besar yang terletak di pinggir kota. Bangunan vila itu terlihat megah dengan taman luas yang tertata rapi. Bagian belakang vila terhubung dengan hutan kecil yang masih sangat natural dan memiliki pemandangan indah dengan latar pegunungan yang menjulang megah di kejauhan. Lucas masih duduk di dalam mobil, menatap wajah damai Sienna yang masih terlelap di pangkuannya. Ia enggan membangunkannya karena tahu gadis itu sangat lelah setelah menempuh perjalanan selama hampir 12 jam di dalam pesawat. Jarak yang begitu jauh ditempuh Lucas selama dua tahun ini apabila ia merindukan kekasih hatinya itu. Namun, karena kesibukannya seminggu ini, ia terpaksa menahan rasa rindunya. Belaian lembut yang dilakukan Lucas pada wajah kekasihnya itu membuat gadis itu akhirnya terjaga. Perlahan sinar zamrud dari netra gadis itu terpancar lebar.
"Apa maksudmu tidak tahu? Anna, kamu sahabatku, bukan? Tolong jangan ada yang disembunyikan dariku," desak Sienna sekali lagi. “Apa benar Lucas sering bertemu dengan wanita di Goddess?” Terdengar suara dehaman berat dari Anna sebelum akhirnya ia menjawab, "A-aku juga tidak tahu. Oliver yang mengatakannya padaku. Ta-tapi … aku tidak tahu apa dia hanya salah lihat atau sengaja melebih-lebihkan saja. Mungkin saja hanya klien bisnisnya, Sienna.” Kedua alis Sienna bertaut. Jawaban sahabatnya itu tidak memuaskannya. Justru malah memperkuat kecurigaannya bahwa ada rahasia besar yang ditutupi darinya. “Kamu tahu sendiri kan seperti apa Oliver? Terkadang dia sangat menyebalkan dan sengaja membuatku kesal. Mungkin saja waktu itu dia hanya ingin mempermainkanku, biar aku mengadu padamu,” imbuh Anna. Sienna tersenyum kecil. “Kalian tidak berubah. Mau sampai kapan terus berantem seperti ini? Padahal kalian mau menikah bulan depan. Apa k
“Jadi … apa maumu?” tanya Lucas. Ia ingin mendengar pendapat kekasihnya tersebut. “kamu mau putus?” Sienna sangat terkejut mendengar penawaran pria itu. Ia menundukkan wajahnya dan bergumam, “Apa aku boleh egois dengan tetap memilih menjadi kekasihmu?” Sudut bibir Lucas terangkat tipis. Ia menarik tubuh Sienna dan memeluknya dengan erat. “Tentu saja boleh. Kalaupun kamu tidak mau bersikap egois, aku yang akan bersikap egois dengan terus berada di sisimu, Sienna. Aku akan tetap ada untukmu, apapun yang terjadi.” Sienna merasakan kehangatan pelukan Lucas, dan semua keraguan yang menggelayuti hatinya mulai memudar. Ia pun mengangguk kecil dan kembali menitikkan air mata. “Terima kasih, Lucas,” cicitnya. Selang beberapa waktu kemudian, Lucas melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata di sepasang netra zamrud indah gadis itu dan berkata, “Dasar bodoh. Katakan padaku apa yang akan kamu lakukan? Kamu
Sienna tersipu malu. Hatinya terasa berbunga-bunga dan menyapu semua kesedihan yang menyesakkan dadanya selama dua hari ini. “Terima kasih, Lucas. Ini semua benar-benar indah.”Pelayan datang untuk mengambil pesanan mereka. Sienna dan Lucas memilih hidangan yang paling mereka sukai. Percakapan mereka berlanjut dengan santai sembari menyantap hidangan utama.Setiap hidangan yang disajikan tampak begitu mewah dan menggugah selera. Setelah hidangan utama selesai, Lucas memberikan isyarat kepada pelayan untuk membawa hidangan penutup yang spesial.“Kamu pesan dessert apa?” tanya Sienna dengan bingung.Ia menatap hidangan yang masih ditutup dengan tudung stainless steel di hadapannya, lalu menatap Lucas yang tersenyum misterius.“Luke ….”“Coba saja kamu buka,” sela Lucas seraya mengisyaratkan pelayan agar menjalankan rencananya.Sienna menatap Lucas dengan curiga, tetapi ia tidak dapat membendung rasa antusiasnya. Perlahan i
Pandangan Felix tertuju pada putrinya. Ia tidak dapat memahami maksud putrinya, tetapi gadis itu melanjutkan, “Kini aku mengerti. Pantas saja selama ini dia memperlakukan Sam lebih baik. Mungkin karena dia mirip denganmu.” Seulas senyuman miris kembali terukir di bibir Sienna. “Sebaliknya, dia membenciku, mungkin karena aku mirip dengan ibu kandungku dan kehadiranku sangat menyiksanya," imbuhnya. "Padahal dia memiliki banyak kesempatan untuk membunuhku jika dia memang tidak menyukaiku, tapi dia tidak pernah melakukannya. Aku rasa dia pasti dihantui rasa bersalah atas tindakannya dulu," lanjut Sienna atas analisanya terhadap mendiang ibu asuhnya itu. Namun, apa pun analisanya, baik ibu kandungnya maupun wanita yang berpura-pura menjadi ibu kandungnya itu, sudah tidak dapat hidup kembali. Lucas menggenggam tangan Sienna lebih erat. Sejak tadi ia tidak mengatakan apa pun, tetapi setelah mendengar cerita Felix Harvey dan pandangan Sienna terhadap Nancy, ia berpikir jika ia perlu member
“Maaf kalau Ayah baru menemukanmu sekarang, Sienna,” ucap Felix dengan sorot mata yang terselubungi penyesalan dan kerinduan yang mendalam.Sienna terhenyak.Untungnya, Lucas menopang tubuh kekasihnya tersebut sehingga tidak terjatuh. Lucas tidak terkejut sedikit pun karena dugaannya ternyata benar.Sebelumnya Oliver sempat mengatakan jika para bawahannya sempat mengikuti Ace Tucker dan melihat dia mengambil hasil dari pemeriksaan DNA seseorang di salah satu laboratorium rumah sakit.Walaupun mereka tidak berhasil menemukan laporan pemeriksaan tersebut, tetapi berdasarkan kesaksian dari tim terkait, mereka mengatakan jika sampel DNA yang menjadi perbandingan adalah milik Felix Harvey.Meski hatinya masih berkecamuk dengan berbagai emosi, Sienna berusaha menenangkan diri. Dengan suara yang bergetar pelan dan nyaris tidak terdengar, Sienna bergumam, "Paman Felix... jadi, Anda adalah … ayah kandungku?"Fel