Share

Jelaskan padaku

Penulis: Emmy Liana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hani tak bisa menjawab pertanyaan Niko. Dia menundukkan kepalanya. Antara harus jujur atau tidak sama sekali untuk menceritakannya pada Niko. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk jika dia bicara yang sebenarnya.

Kepala Hani terasa berat sekali. Dia memijit pelan pelipisnya. Sedang Niko sudah mulai merasa bosan menunggu jawaban Hani. Dia berharap Hani tak menyembunyikan apa pun padanya.

"Bagaimana Hani, kenapa kamu diam saja sejak tadi, apa memang benar ada yang kamu sembunyikan dariku?"

Tanya Niko yang berusaha menahan emosi di dalam hatinya.

Lagi-lag Hani hanya tertunduk.

Bisa-bisa stok kesabaran Niko bisa habis kalau Hani terus bersikap seperti ini. Tapi Niko sangat yakin, jika Hani masih membutuhkan waktu untuk menjelaskannya. Maka Niko memilih menunggu jawaban itu keluar dari mulut Hani.

Semakin lama, mobil Niko semakin dekat dengan rumah mewah milih nyonya Greta. Hani masih memilih diam. Niko mulai menggerakkan jarinya di kemudi tanda tak sabar dalam hatinya terus bergumam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kejutan di Rumah Majikan   Maafkan saya

    Hani tak bisa menjawab. Apa yang berada di dalam foto itu sudah menjelaskan semuanya. Air matanya mengalir begitu saja. Apa lagi Niko membentaknya denagn nada keras, membuat hati kecil Hani semakin terluka."Apa ini artinya pertemanan di antara kita? Kamu membohongiku selama ini. Dengan sikap diammu, aku mengira kamu adalah teman yang baik, dengan sikap polosmu, dan tak mudah mempermainkan situasi. Aku sangat mempercayai kamu selama ini. Berteman denganmu karena ketulusan. Menganggap kamu benar-benar teman yang bisa diajak bicara dan bertukar pikiran. Tapi apa, kamu bukan saja sudah membohongiku, tapi kamu adalah duri di dalam hidup rumah tangga kakak ku Hani!"Niko memarahi Hani dengan meluapkan semua emosi yang sudah ditahannya sejak kemarin malam."Bagaimana aku bisa dengan mudahnya kamu bodohi. Selama ini aku sangat mempercayai kamu. Membiarkan kamu menjadi temanku. Aku tak menyangka saja, ternyata kamu memiliki niat busuk di sini. Katakan padaku, apa rencanamu Hani. Bagaimana kamu

  • Kejutan di Rumah Majikan   Lelah

    Niko masuk ke dalam rumah utama, naik ke lantai atas dengan gontai. Ada rasa sesal di dada. Dia langsung memutuskan memarahi Hani. Tak bertanya terlebih dahulu secara baik-baik. Sikapnya terlalu berlebihan, tapi Niko mengakui jika dia sangat merasa kecewa dengan apa yang sudah disembunyikan oleh Hani selama ini."Niko, dari mana saja kamu? Kakak mencari kamu dari tadi. Bisakah kamu ke kamar kakak. Ada yang ingin kakak tanyakan pada kamu. Ini penting sekali," ucap nyonya Greta."Besok saja kak. Niko lelah sekali..," jawab Niko pelan tak bersemangat. Membuat nyonya Greta menggelengkan kepalanya. Dan bertanya-tanya ada apa yang terjadi pada adiknya ini.Akhirnya nyonya Greta memutuskan untuk mengurungkan niatnya berbicara pada adiknya itu."Kenapa sayang?" Tanya Bram yang melihat wajah istrinya cemberut."Tak ada apa-apa mas.""Kemari sayang, jangan lupa meminun obatmu, agar kamu lekas sembuh."Bram mengambil obat milik istrinya lalu memberikan untuk diminum oleh nyonya Greta."Terima kas

  • Kejutan di Rumah Majikan   Ceritakan jujur padaku

    Sarapan pagi sudah siap. Hani baru masuk ke dapur. Wajah Hani yang pucat membuat mbok Rumi merasa Hani belum benar-benar pulih."Kalau masih sakit jangan dulu memaksakan diri untuk bekerja Hani," ucap mbok Rumi.Ucapan mbok Rumi terdengar hingga ke ruang makan. Niko langsung berdiri menuju ke dapur. Matanya langsung melihat ke arah Hani. Wajahnya pucat, matanya bengkak. Mungkin dia menangis semalaman."Setelah urusan sarapan selesai bersiaplah Hani, kita ke rumah sakit membuka perban lukamu."Pinta Niko dengan suara pelan, tak terkesan sedang marah pada Hani.Perintah Niko membuat Hani memandang ragu adik majikannya. Seperti tak percaya. Baru semalam dia memarahi Hani dengan kata-kata kasar. Kenapa pagi ini dia berubah secepat itu. Hani menggeleng tak percaya, apa Niko hanya berpura-pura saja. Hani tak mengerti, dia memilih membantu mbok Rumi menyelesaikan tumpukkan perabotan kotor di westafel.Mbok Rumi menggeleng melihat Hani yang masih ingin bekerja walaupun sakit. Hani tetap beker

  • Kejutan di Rumah Majikan   Kumpulkan bukti

    Setelah beberapa saat Hani tersadar, dia sudah melebihi batas."Maafkan saya tuan, saya terlalu bahagia," ucap Hani sambil mengurai pelukkannya.Niko terdiam tak bisa menjawab, dia tak bisa membohongi dirinya sendiri. Kalau dia juga menikmati pelukkan Hani."Sudah ayo kita menghabiskan camilan ini baru kita pulang," ucap Niko.Hani menurut dan mulai meminum minunan segar yang sudah dipesan oleh Niko. Terasa sangat meyegarkan sekali di tenggorokkannya yang kering.Setelah selesai Niko mengajak Hani untuk pulang ke rumah. Sudah tak lagi ada kemarahan yang ditunjukkan oleh Niko. Membuat Hani merasa lega. Ada penyesalan dalam diri Hani, jika saja dia jujur dari awal mungkin Niko tak akan semarah ini padanya. Tapi sudahlah, semua masalahnya saat ini sudah selesai.Baginya asal Niko sudah percaya padanya, suatu saat jika terjadi sesuatu Hani bisa mempertanggung jawabkan perbuatamnya, tanpa merasa takut lagi. Senyum mengembang di bibirnya. Membuat Niko yang tanpa sengaja menatap wajah Hani

  • Kejutan di Rumah Majikan   Diantar

    Niko merasa jengkel dengan keinginan tak masuk akal ibu Siti. Dia memilih keluar dari rumah, dan menunggu Hani di depan. Saat Hani mendekatinya, dan membawa alat penyadap yang dimaksud olehnya."Terima kasih Hani."Niko lalu pamit bekerja. Menyalakan mesin mobilnya lalu pergi meninggalkan Hani di pelataran parkir."Apa yang sedang kamu rencanakan bersama nak Niko?"Ibu Siti menarik lengan Hani dengan kasar masuk ke dalam rumah. Dia sempat melihat Hani dan Niko mengobrol di dekat mobil tadi.Hani enggan menjawab pertanyaan ibu Siti. Baginya sudah tak penting apa yang mereka perbuat padanya lagi. Dan Hani masih menaruh curiga pada ibu Siti dan Nita atas kecelakaan yang dia alami beberapa malam yang lalu."Sudah berani kamu yah, kamu sudah sombong mentang-mentang nak Niko sering berbicara ada kamu.""Asal kamu tahu yah, kamu itu harus sadar diri. Kamu itu siapa nak Niko itu siapa. Kamu hanyalah wanita dari kampung, kotor dan dekil. Tak pantas sedikit pun walau berdiri bersama nak Niko" Be

  • Kejutan di Rumah Majikan   Bisa lumpuh

    Niko masuk ke kamar perawatan kakaknya. Melihat kakaknya duduk bersandar terpaku tak bergerak. Niko menghampiri nyonya Greta.Dia meletakkan buah-buahan dan beberapa makanan ringan di atas meja."Bagaimana keadaanmu kak?"Nyonya Greta menggeleng, dia masih lemah. Dan belum bisa menjawab pertanyaan adiknya. "Aku bawakan makanan, kakak makan dulu."Niko mengambil tempat makan yang dibawanya dari rumah. Tadi dia sempat meminta mbok Rumi menyiapkan makanan sehat untuk kakaknya. Lalu dengan penuh perhatian, Niko menyuapkannya perlahan pada kakaknya. "Makanannya dihabiskan ya kak. Setelah itu kakak minum obat agar bisa cepat sembuh."Nyonya Greta mengangguk sambil terus berusaha mengunyah makanannya perlahan hingga habis.Dengan telaten Niko mengurus kakaknya, setelah nyonya Greta meminum obat yang diberikan oleh dokter, akhirnya dia tertidur. Hingga malam tiba pun Bram tak menampakan batang hidungnya lagi di rumah sakit. Niko mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada Hani. Dia in

  • Kejutan di Rumah Majikan   Dina dipecat

    Niko mengemudikan mobilnya kembali ke rumah sakit. Banyak pertanyaan yang masuk ke dalam pikirannya. Jadi ini dia alasan mereka masuk ke dalam rumah kakaknya. Tentang penyakit kakaknya, Niko yakin ada sesuatu yang terjadi atas ulah mereka. Tidak mungkin kakaknya yang sehat bisa terganggu seluruh sarafnya.Tidak, dalam pikiran Niko di tak akan membiarkan orang ain untuk menjatuhkan keluarganya. Bagaimana pun Niko harus melakukan sesuatu dengan cepat. Agar kakaknya bisa kembali pada posisinya semula. Tak mudah untuk mendapatkan pencapaian yang ada di dalam genggaman kakaknya. Tapi pria yang bernama Bram itu dengan mudahnya masuk dan menyingkirkan kakaknya. Tidak kau salah Bram.Wajah pucat nyonya Greta masih terlihat. Walau pun dia tersenyum ke arah adiknya yang masuk di dalam ruangan itu. Tapi sedetik kemudian, senyum itu berubah menjadi sejuta tanda tanya. Nyonya Greta sangat tahu sifat adiknya, pasti sudah terjadi sesuatu hingga wajah adiknya tegang seperti itu."Ada apa Niko. K

  • Kejutan di Rumah Majikan   Di mana Bram

    Dina menelpon Niko mengadukan sikap Bram pada dirinya.Sambil menangis dia menceritakan semuanya pada Niko. Pembicaraannya sengaja Niko buat speakernya terdengar oleh nyonya Greta."Sayang, apa kabar?"Bram masuk ke kamar perawatan milik istrinya.Nyonya Greta memilih diam, dan menutup matanya. Dia tak memiliki tenaga lebih untuk melampiaskan kemarahannya. Dia tak menyangka suaminya sudah mulai mempermainkannya, kartu kredit yang sudah dia ambil, suaminya tanpa ijin menggunakannya. Membuat tagihan kartu kredit semakin bertumpuk. Tunggu sampai keadaanya pulih baru nyonya Greta memberi tindakan.Walau pun nyonya Greta kaya raya, selama hidupnya dia tak pernah menggunakan kartu kredit untuk berfoya-foya seperti itu. Niko memilih meninggalkan mereka berdua di sana.Membuka pintu mobil dan melanjutkan kembali keinginannya pulang ke rumah. Hani membuka pintu rumah mewah majikannya. Wajah Niko kelihatan kusut dan terlihat lelah. Sengaja dia pulang, agar membiarkan Bram yang akan menjaga kak

Bab terbaru

  • Kejutan di Rumah Majikan   Kenyataan pahit

    Niko mendekati mbok Rumi, menantikan jawaban pasti darinya. Sesuatu yang sangat berharga milik kakaknya sudah dibongkar."Katakan padaku mbok, apa yang hilang," pinta Niko menekankan.Mbok Rumi semakin ketakutan, saat ibu Siti dan Nita juga turut masuk ke dalam kamar majikannya."Kalian sedang ingin tahu tentang apa? Bertanyalah padaku atau Nita. Kami bisa menjawabnya."Tiba-tiba ibu Siti bersuara, dan masuk ke kamar.Niko mendekati kedua wanita ular itu, lalu menatap wajah mereka satu per satu dengan tatapan tak suka."Jelaskan padaku, kemana semua barang-barang milik kakakku!" Cecar Niko pada ibu Siti."Kalau semua barang-barang milik Greta hilang bukan salah kami, dong. Kamu sebagai adiknya yang harusnya bertanggung jawab."Jawab ibu Siti dengan enteng."Maksud kamu apa?""Semua barang-barang milik Greta sudah dijual.""Semuanya salah kamu nak Niko, semua aset dan kekayaan milik menantuku kamu ambil alih, hanya tersisa perusahaan yang keuntungannya per tahun tak seberapa. Jadi wajar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Meminta maaf

    "Nak Hani," panggil ibu Siti.Hani menoleh ke arah suara, dan memandang tajam ke arah ibu Siti. Wajah ibu Siti menampakan senyum terbaiknya. Membuat hati Hani sedikit lega. Pastinya ibu Siti tak mendengarkan perbincangan mereka barusan."Ayo kita makan siang nak, mbok Rumi sudah menyiapkan hidangan spesial untuk menyambut kedatangan kalian di rumah ini."Ibu Siti mengajak Hani dengan nada yang begitu lembut, seakan tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Melihat tindakan ibu Siti yang tak biasa seperti ini, Hani sudah bisa menebak. Sepertinya ada sesuatu yang diinginkan oleh Ibu Siti yang mulai baik padanya. Dengan telaten ibu Siti menyendukkan nasi ke piring milik Hani. Hanya pada piring Hani, dia tak perduli dengan wajah cemberut Nita. Bram malah tersenyum melihat kelembutan ibunya."Makan yang banyak ya nak Hani, masakan mbok Rumi sangat enak lho," ucap ibu Siti.Seolah Hani tak tahu itu.Hani memutar bola matanya, rasanya malas sekali mendengar wanita penjahat ini tiba-tib

  • Kejutan di Rumah Majikan   Obat yang salah

    "Di mana kak Greta?Mata Niko memandang sekeliling ruangan itu, tapi kakaknya tak ada.Niko segera berdiri lalu berniat mencari keberadaan kakaknya."Niko, tunggu!"Suara Bram menghentikan langkah Niko. Tapi tak diindahkan olehnya. Niko melangkahkan kakinya menuju lantai atas, di mana kamar kakaknya.Wajah ibu Siti dan Nita berubah memucat. Mereka saling berpegangan tangan. Mungkin mereka sedang melakukan sebuah kesalahan, hingga wajah mereka ketakutan seperti itu. Apa lagi Bram tak kalah paniknya.Saat sudah tiba di depan pintu kamarnya, Niko tampak ragu membuka pintu kamar milik kakaknya itu. Belum juga di meraih handle pintu, seorang wanita dengan riasan berantakan, dan rambut kusut keluar dari kamar itu."Hei, siapa kamu?"Bentak Niko pada wanita itu, sehingga dia menjadi kaget setengah mati.Sedetik kemudian dia memandang wajah Niko, lalu mendekatinya."Tanyakan saja pada pria yang sudah membayar jasa saya semalam."Jawab wanita itu ketus, tak perduli lalu pergi tak menghiraukan

  • Kejutan di Rumah Majikan   Mbak Via

    Semua yang berada di dalam ruangan saling bergantian memberikan selamat pada Hani dan Niko. Bapak terlihat meneteskan air mata, saat melihat Hani. Begitu pun dengan ibu, tak berhenti mengucapkan doa agar Hani dan Niko merasa bahagia.Keputusan telah dibuat, satu bulan lagi mereka akan menikah. "Bapak dan ibu tenang saja. Semua urusan pernikahan, aku yang akan siapkan."Ucap Niko pada kedua calon mertuanya."Terima kasih nak, bapak dan ibu mempercayakan semuanya pada nak Niko."Jawab Bapak.Dia merasa tenang, sepertinya Niko adalah pria yang baik. Apa pun yang menjadi keputusan Hani adalah yang terbaik bagi dirinya. Ibu memeluk Hani, merasa terharu. Hani sudah mendapatkan kepahitan di masa lalunya.Dia berhak menemukan kebahagiaannya saat ini. Dan Niko adalah pria yang tepat baginya. Ponsel Niko berdering, layar ponselnya menyala. Sepertinya panggilan dari nomor telpon rumah nyonya Greta kakaknya."Halo, tuan Niko."Suara mbok Rumi terdengar pelan sekali."Mbok Rumi ada apa menelpon?

  • Kejutan di Rumah Majikan   Lamaran

    Hani pulang dengan rasa bahagia. Momen terindah yang tak dapat dilupakan olehnya. Niko benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik. Tak ada alasan bagi Hani untuk menolak dirinya.Bahkan Hani tak bisa memejamkan mata, mengingat setiap kata yang diucapkan oleh Niko tadi saat melamar dirinya. Ini bukan mimpi, dan inilah kenyataannya. Hani memandang tangannya, yang saat ini cincin berlian bertahta indah melingkar di jarinya.Entah apa yang dipikirkan oleh Niko. Kenapa permintaannya terlalu mendadak seperti ini. Sudahlah, Hani tak ingin banyak berpikir, biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.Sinar matahari pagi menerobos kaca jendela kamar Hani. Bunyi ponselnya yang berisik membangunkannya. Tangan Hani meraih ponsel di atas nakas, lalu menggeser layarnya."Halo sayang," sapa Niko terdengar sangat gembira dari seberang."Apa kamu sudah bangun? Cepatlah bersiap, aku akan mengajak kamu ke suatu tempat." Hani mengernyitkan dahinya."Mau ke mana?""Sudah jangan banyak bertanya, ha

  • Kejutan di Rumah Majikan   Cincin berlian

    Tepat pukul 19.00 mobil Niko sudah masuk ke halaman rumah Hani. "Hani, nak Niko sudah datang, cepatlah keluar."Pinta ibu sambil mengetuk pintu kamar Hani berulang kali.CeklekPintu kamar Hani terbuka.Melihat Hani keluar dari kamar membuat bapak dan ibu takjub.Hani mengenakan gaun berwarna hitam panjang, dengan belahan samping hingga sampai di paha. Memperlihatkan pahanya yang putih dan mulus. Gaun yang sangat pas di tubuh ramping miliknya. Polesan make up yang sedikit berbeda malam ini membuat penampilannya semakin memukau."Cantik sekali putri ibu," ucap ibu memuji putrinya."Bapak mengira kamu ini bidadari nak. Kamu cantik sekali." Bapak juga tak ingin kalah, memuji penampilan putrinya."Jika Niko melihat kamu, bapak yakin dia tak akan mengantarkan kamu pulang nak. Bisa gawat ini."Ucap bapak berkelakar.Membuat ibu dan Hani tertawa."Sudah pak, cukup guyonannya. Kasihan nak Niko kalau menunggu terlalu lama di luar." Ucap ibu meminta berhenti.Bapak dan ibu mengantar Hani keluar

  • Kejutan di Rumah Majikan   Berdandan

    Hani mengajak Niko naik ke panggung. Niko sangat tak menginginkan situasi seperti ini. Sementara Ayunda tersenyum penuh kemenangan. Karena bujukkannya pada Hani berhasil.Hani berniat mendekati Ayunda, agar tak ada jarak di antara mereka. Tiba-tiba Hans mengikuti langkah Niko. Lalu berbisik pada Niko, membuat Niko bernapas lega. Hans pun menganggukkan kepala ke arah Hani."Terima kasih Hani, kamu sudah mewujudkan keinginanku malam ini," ucap Ayunda tersenyum."Siapa bilang aku mengijinkan kamu untuk bertunangan dengan Niko?"Pertanyaan Hani sontak membuat Ayunda terperangah kaget.Seorang pria berbadan kurus dan tinggi berpakaian jas berwarna hitam masuk ke dalam ruangan. Hani tersenyum ke arah pria itu."Harusnya aku yang akan memberikan kejutan untuk kamu Ayunda."Ucap Hani tenang, melihat wajah Ayunda memerah menahan amarah saat pria itu sudah berdiri di sampingnya."Ayunda, aku bawakan kejutan untuk kamu."Pria berjas hitam itu menyerahkan sebuah amplop pada Ayunda.Segera Ayund

  • Kejutan di Rumah Majikan   Undangan

    "Hentikan!"Niko berteriak emosi.Melihat Ayunda begitu lihai membujuk Hani agar mau mengikuti keinginannya.Niko mendekati mereka, lalu memegang pergelangan tangan Hani. Kemudian mengajak Hani pergi dari sana."Niko!"Teriak Ayunda. Niko enggan untuk sekedar berbalik untuk melihatnya. Langkahnya semakin panjang, mengajak Hani pergi dari sana lalu masuk ke dalam mobil.Lalu memerintahkan Hans untuk melajukan mobilnya. Niko meminta Hans untuk membawa mereka kembali ke hotel.***"Hani, kamu kemana saja, sejak semalam kamu pergi dan tak memberi kabar. Apa kamu tahu aku sangat mencemaskan kamu?"Tanya Niko, yang sudah duduk berdampingan dengan Hani di sofa ruangan tengah.Hani menatap manik mata elang Niko dalam.Niko mengambil tangan Hani dan menggenggamnya. Sungguh dia sangat khawatir, karena Niko sangat tahu sifat Ayunda yang sangat ekstrim. Dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginanya. Bahkan kalau bisa dia mengingankan mencelakakan seseorang pasti akan dia lakukan.Hani

  • Kejutan di Rumah Majikan   Bujukan

    Ayunda wanita yang sangat cantik. Dia juga seorang model yang cukup terkenal. Pertemuannya dengan Niko saat acara peresmian perusahaan baru ayahnya yang bekerja sama dengan perusahaan Niko. Keduanya lalu bertukar nomor. Dan Niko berpikir itu hanya sebatas urusan bisnis saja.Saat Ayunda menghubungi Niko, dan memintanya bertemu Niko, pikir Ayunda sudah menjadi bagian dari perusahaan ayahnya. Yang mau belajar tentang bisnis dan berbagi ilmu, itu saja.Semakin hari kedekatan Ayunda dengannya semakin membuat risih. Niko yang saat itu pikirannya sedang terbagi, antara pekerjaan dan mencari keberadaan Hani. Sikap cuek dan dingin dari Niko malah membuat Ayunda tertantang.Setiap hari Ayunda selalu memiliki alasan agar bisa bertemu Niko. Meminta Niko melakukan ini dan itu untuknya. Niko tak ingin kehidupannya terganggu oleh Ayunda berulang kali menolak Ayunda. Penolakan Niko membuat Ayunda tak pernah patah semangat."Semua pria bertekuk lutut, untuk bisa tiba di atas ranjang bersamaku. Kini

DMCA.com Protection Status