Share

Bab 7 Tidak Ada Pujian

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-04-10 12:22:44

"Coba ini, Bella sayang."

Arabella membuka mulutnya, "Mmm... Aku suka, ini enak!"

Kemudian Arabella membalas, ia memasukkan sepotong sayuran ke dalam mulut Samuel. Mereka berdua tertawa dan berbicara dengan nada yang lembut, seolah-olah tidak ada orang lain di sekitar mereka.

Adelia merasa sangat iri ketika melihat Samuel dan Arabella saling suap-suapan saat makan malam. Keromantisan mereka membuat Adelia merasa seperti sebuah bayangan yang tidak diinginkan.

"Kalian benar-benar romantis, pasangan yang sangat serasi," ucap Devina dengan nada yang gembira.

"Arabella sangat tahu caranya membuat Samuel bahagia. Jarang sekali melihat kak Samuel, bisa tersenyum saat makan malam di rumah, pasti dia sangat bahagia bisa punya istri yang cantik dan berpendidikan tinggi." tambah Selly, sengaja menyinggung Adelia.

Selly menatap Adelia penuh tantangan, seolah-olah ingin melihat reaksi Adelia atas kata-katanya yang menusuk.

Tapi Adelia pilih menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sedih, ia sendiri tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah keadaan ini. Hanya bisa duduk dan menyaksikan keromantisan antara Samuel dan Arabella, sambil merasa semakin tidak berharga.

"Kamu harus belajar dari Arabella, Adelia. Dia tahu cara membuat Samuel bahagia." Devina menyinggung, seolah-olah ingin mengingatkan Adelia bahwa dia tidak lagi menjadi prioritas Samuel.

"Ekhem!" Jusuf berdehem, memberikan kode, agar istrinya berhenti memojokkan Adelia.

Arabella merasakan ketegangan yang mulai merayapi meja makan. Ia melihat Adelia yang tampak menghindar dari pandangannya, ia merasa tidak enak hati.

"Menurutmu, bagaimana dengan menu makan malam kali ini?" Arabella coba tersenyum, meskipun terkesan dipaksakan. "Aku rasa daging iga garang asam ini enak sekali, bukan?"

Adelia mengangkat wajahnya sedikit, menatap Arabella sejenak, lalu melirik Samuel yang duduk di samping Arabella. Berharap Samuel memuji masakannya malam ini.

"Tentu, masakan ini lezat. Tapi kurasa masakanmu akan jauh lebih lezat dari pada masakan Adelia," jawab Samuel dengan nada santai, membuat Adelia tercengang.

"Yang benar? Masa kamu sudah memujiku sebelum mencoba masakan ku... Jujur saja daging garang asam ini enak sekali, sepertinya aku harus minta resep dari Adelia." ucap Arabella yang malah memuji masakan Adelia.

"Adelia itu tidak pintar masak. Masak telur saja tidak matang," celetuk Selly kembali menyingung masalah yang lalu.

Adelia merenggut, komentar Selly terdengar menyakitkan. Dia tahu bahwa dibalik kejadian itu, Selly lah yang menukar telur setengah matang miliknya dengan telur matang untuk Samuel. Akibatnya, Adelia dimarahi habis-habisan oleh Devina.

Namun, Adelia tidak ingin memperburuk situasi saat makan malam. Dengan tersenyum tipis, dia melanjutkan makannya, memilih untuk tidak mempermasalahkan komentar Selly.

"Demi suamiku, besok pagi aku yang akan masak sarapan besok pagi," seru Bella penuh semangat.

"Tentu saja sayang, aku tak sabar mencicipinya," ujar Samuel, sembari mencubit gemas pipi Arabella.

Lagi-lagi Adelia melihat keromantisan mereka, hatinya sangat cemburu, perhatian suaminya terus-menerus diberikan hanya kepada Arabella.

'Seandainya kita bisa bertukar posisi,' batin Adelia, ingin sekali dirinya menjadi Arabella. Menjadi wanita yang cantik, muda, dan memiliki perhatian penuh dari Samuel. Menjadi wanita yang membuat Samuel terus tersenyum dan dicintai dengan sepenuh hati.

Tapi, Adelia tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah keadaan. Dia hanya bisa menonton dari jauh, dan memendam kesedihan.

****

"Kakak belum tidur?" tanya Amelia, melihat kakaknya masih sibuk di ruang laundry.

"Sebentar lagi, masih ada yang harus kakak kerjakan." jawab Adelia, sambil memisahkan baju-baju kotor sesuai warnanya.

"Ya sudah, Amel tidur duluan ya kak," pamit Amel.

Saat sedang memasukkan pakaian ke mesin cuci, Adelia berhenti sejenak, menatap mesin cuci yang sedang berputar. Ia baru ingat kalau belum sempat mengambil pakaian kotor di kamar suaminya.

Segeralah, Adelia berjalan menuju kamar tidur suaminya. Setibanya disana, Adelia membuka pintu dan melangkah masuk, lalu melihat tumpukan buku dan kertas berantakan di meja kerja Samuel.

Tanpa berpikir panjang, Adelia langsung merapikan meja kerja suaminya dengan teliti. Buku-buku yang berserakan ia susun rapi, kertas-kertas yang terlipat tidak beraturan ia lipat dengan hati-hati, dan pena serta pulpen yang tersebar ia kumpulkan dalam satu wadah.

Saat sedang sibuk, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, diikuti dengan suara tawa riang pasangan pengantin baru, Samuel dan Arabella.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 8 Terjebak

    Di atas ranjang Arabella tersenyum lebar, sambil memeluk Samuel dengan mesra. "Besok pagi aku akan membuatkanmu sarapan yang lezat, sayang," kata Arabella, sambil mencium pipi Samuel. "Aku tidak sabar untuk mencicipinya." Samuel tersenyum, sambil memeluk Arabella kembali. Adelia merasa tidak nyaman dengan pemandangan itu, tapi dia berusaha untuk menyembunyikan keberadaannya sekarang. Dari celah-celah pintu lemari kayu, dia bisa melihat Samuel sedang memeluk dan mencium Arabella dengan penuh kasih sayang, membuat hatinya pilu dan terluka.Meskipun dalam situasi menegangkan, Adelia berhasil menahan napas dan menekan suaranya. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangan, berusaha tidak membuat suara sedikit pun, sambil menahan tangis yang menggumpal di kerongkongannya.Benar-benar mimpi buruk yang tidak terduga. Dengan ceroboh, dia terjebak dalam situasi memilukan ini. Saat Samuel dan Arabella baru selesai mandi, Adelia buru-buru bersembunyi di dalam lemari baju Samuel."Ah... kamu nakal,

    Last Updated : 2025-04-10
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 9 Perintah Istri Kedua

    "Cepat masak sarapannya, buat yang lezat! Aku tidak mau namaku tercoreng gara-gara masakanmu." Nada suara Arabella tajam, dan tatapannya menusuk Ke arah Adelia. Tangan Amelia gemetar, tapi Adelia tetap tenang. Ia menatap adiknya dengan tatapan teduh namun tegas. “Amel lebih baik kamu duduk dan makan nasi gorengnya," ucap Adelia, suaranya lembut tapi tak bisa dibantah. Amelia mengatupkan rahangnya, jelas tak setuju. Tapi tatapan sang kakak membuatnya mengalah. Ia duduk di kursi makan, menyendok nasi goreng yang masih mengepul, sambil menatap sinis Arabella. Adelia meletakkan wajan bekas nasi goreng, membersihkannya dengan cepat, lalu membuka lemari dapur. Ia mengambil santan, kunyit, dan bahan-bahan lain tanpa banyak bicara. "Sekarang saya akan masak nasi kuning. Untukmu, Arabella," ucapnya datar, tanpa menoleh. Arabella tersenyum puas, lalu berkata tegas, "Pastikan semuanya selesai sebelum Suami dan Mertuaku bangun. Aku nggak mau ada satu pun yang kecewa waktu duduk di meja

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 10 Kejadian Tidak Terduga

    "Kamu harus kuat, Adelia. Ini demi masa depan adikmu." Adelia berkata dalam hati, sambil mencuci tumpukan panci dan wajan.Tangannya sudah terasa kaku, energinya hampir habis. Namun ia tetap menyelesaikan semuanya dengan terpaksa.Ada banyak pelayan di rumah keluarga Widyantara, namun semuanya tampak mengabaikan tugas mereka, melimpahkan segala pekerjaan pada Adelia yang menumpang hidup di sana.Selesai dari dapur, Adelia pergi mandi, menanggalkan daster lusuhnya dan membuka keran air, merasakan tetesan pertama yang menyentuh kulitnya seolah membersihkan sebagian berat hatinya.Mata dan tubuhnya terasa begitu berat. Semalam, ia hampir tidak tidur, terjaga oleh perasaan cemas yang tak kunjung reda, dan terjebak di dalam bayang-bayang Samuel. Di atas pembaringannya, Adelia perlahan menutup mata, berusaha memulihkan tenaga yang terkuras, sebelum ibu mertuanya memberinya tugas hari ini.Adelia baru saja memejamkan mata saat tiba-tiba....BRAKK!Pintu kamarnya terbuka kasar, terbanting ke

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 11 Kekhawatiran Dalam Diam

    Adelia memegang pipinya, ia menunduk diam. Matanya mulai memanas, namun air mata itu tak lagi sanggup jatuh. dirinya sudah terlalu lelah untuk menangis.“Demi apa kamu melakukan ini, Adelia? Karena kamu cemburu? Oh kamu iri, karena Samuel lebih mencintai istri barunya!" bentak Devina.Kata-kata itu lebih menyakitkan dari tamparannya.Tak puas hanya dengan tamparan, Devina menjambak rambut Adelia, menariknya dengan kasar.Di sudut ruangan, Selly—iparnya tertawa keras, puas menyaksikan penderitaan Adelia seolah itu hiburan yang paling ia tunggu-tunggu.Akhirnya, sebagai hukuman, Adelia diseret ke gudang belakang. Pintu kayu tua itu dibanting keras dari luar dan dikunci rapat, meninggalkan Adelia dalam gelap dan dingin—sendiri, terluka, dan tak ada yang peduli.Siangnya, Amelia baru saja pulang dari sekolah, ia langsung memohon pada Devina agar mengeluarkan kakaknya. “Bu Devina, tolong.... percayalah, kakak saya nggak mungkin ngelakuin hal jahat! Dia bahkan nggak ikut makan sama kalian.

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 12 Hukuman dari Suamiku

    "Angkat lebih tinggi!" bentak Samuel.Ketakutan mencengkeram seluruh jiwa Adelia. Dengan tangan gemetar dan wajah tertunduk, Adelia mengangkat roknya perlahan, lebih tinggi dari lutut. Merasa malu dan terhina. Tapi ia lebih takut akan apa yang terjadi jika dirinya menolak.Dan lalu...PLAK!Sabuk itu mendarat keras di betis kirinya. Adelia terkejut, tubuhnya tersentak.PLAK!Kali ini di kanan."Aagghh!" Adelia memekik kesakitan.Namun Sabuk itu terus menghantam betisnya.Sekali.Dua kali.Tiga kali.Adelia menggigit bibirnya erat, berusaha menahan jeritan yang hampir lepas dari mulutnya. Ia takut jika Amelia mendengar jeritannya dan malah memperburuk keadaan.Air mata bercampur keringat mengalir deras, membasahi wajah Adelia, mencampur rasa malu dan sakit yang tak bisa ia sembunyikan.Bukan karena rasa sakit.Tapi karena suaminya telah tega menyakiti dirinya, seolah-olah dia bukan manusia lagi.Nafas Samuel terengah-engah, ia terdiam sejenak sambil menatap wanita yang pernah dinikahin

    Last Updated : 2025-04-23
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 13 Rasa Bersalah

    "Ya... Tuhan... kamu benar-benar menghukumnya sampai seperti ini!?" Arabella sungguh tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.Wajah Adelia tampak pucat, tubuhnya gemetar, dan luka-luka di betisnya terlihat jelas. Rasa bersalah langsung menyesakkan dada Arabella.Arabella menarik napas panjang, sebelum berkata. "Aku yang salah, bukan dia. Aku... ceroboh. Aku nggak sengaja makan kerupuk udang makan. Padahal aku tahu aku alergi seafood. Itu semua salahku, bukan Kak Adel."Samuel tak menjawab. Tapi raut wajahnya perlahan berubah, antara menyesal dan bingung."Ini semua salahku..." bisik Arabella, suaranya lirih. "Aku yang minta Kak Adel goreng kerupuk, tapi aku lupa bilang kalau aku alergi seafood. Dia nggak tahu, Sayang. Tolong… jangan hukum dia lagi. Aku nggak sanggup lihat dia menderita begini."Mendengar itu Adelia menatap Arabella dengan marah. Tapi tubuhnya terlalu lelah untuk merespons, air matanya mulai jatuh menetes pelan dan tanpa suara.Samuel masih berdiri mematung. Sorot mat

    Last Updated : 2025-04-23
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 14 Pengakuan Istri Pertama

    "Lucu sekali. Baru kemarin kamu masuk rumah sakit membuat semua orang di rumah ini panik, Lalu semua menuduhku sudah meracuni mu. Dan sekarang kamu malah sok baik padaku, seolah jadi penyelamat." Adelia mencibir, menatap sinis Arabella yang sedang mengobati lukanya.Arabella menarik napas, ia memilih diam, dan kembali menyeka luka di betis Adelia perlahan."Kamu benar-benar licik, Bella. Hidupku di rumah ini sudah cukup menyakitkan—aku selalu diperlakukan seperti bayangan, seolah tak pernah ada. Jangan tambahkan penderitaanku dengan pura-pura peduli."Air mata Adelia jatuh perlahan, satu per satu, membasahi pipinya yang pucat."Aku tidak peduli bagaimana semua orang di rumah ini memperlakukan aku seolah aku tak berharga. Aku juga tak keberatan bekerja dari pagi sampai malam seperti pembantu. Satu-satunya hal yang kuinginkan hanyalah agar adikku bisa sekolah, punya masa depan yang lebih baik daripada aku." lanjutannya.Tangisnya semakin pecah, bukan karena luka di betis atau amarahnya

    Last Updated : 2025-04-23
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 15 Keributan Pagi

    "Sudah berani dia kurang ajar," desis Devina tajam, suaranya meninggi. "Menantu macam apa yang tak tahu diri? Mengira rumah ini hotel, tinggal, makan, tidur seenaknya!"Samuel meneguk tehnya perlahan, mencoba menahan amarah yang mulai mendidih di dada. "Mama, Adelia sedang sakit. Untuk sekadar turun dari tempat tidur saja dia kesulitan, apalagi diminta ke dapur untuk masak."Devina mencibir sinis. "Justru karena itu dia harus memaksakan diri. Sudah numpang kok kerjanya hanya tidur-tiduran. Harusnya dia bangun dan melayani kita yang memberi dia makan dan uang sekolah adiknya. Mau kondisinya sedang sakit atau tidak! Jangan biasakan dia bersikap manja."Selly, yang sejak tadi duduk bersandar santai dengan kaki disilangkan, ikut menimpali sambil memelintir rambutnya. "Sakit? Ah, itu cuma alasan klasik. Pasti lagi akting aja tuh. Ingin cari perhatian dari Kak Samuel.""Adelia, tidak pura-pura. Dia benar-benar sakit," ujar Samuel, suaranya masih terjaga, tapi matanya mulai menajam.Di ujung

    Last Updated : 2025-04-24

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 23 Pembelaan

    “Kenapa Bella belum juga keluar dari kamarnya? Jangan-jangan dia sakit...” gumam Devina, pura-pura khawatir pada Bella, saat semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah.Di sofa seberang, Selly duduk dengan angkuh sambil memainkan ponselnya. Ia melirik Adelia sekilas, lalu berkomentar dengan suara keras untuk didengar semua orang. "Kayaknya kita semua tahu penyebabnya, deh...”“Ada masalah apa ini?” Jusuf menyipit bingung. Lalu ia menoleh ke arah Samuel, yang duduk diam di ujung sofa.Sejak pagi hingga menjelang waktu makan siang, Arabella terus mengurung dirinya di kamar. Tak ada suara, tak ada langkah kaki—hanya isakan samar yang sesekali terdengar lewat celah pintu. Sepiring sarapan yang disiapkan untuknya masih tersisa utuh di meja, tak tersentuh sedikit pun.“Cukup, Selly!” bentak Samuel, berdiri dari tempat duduknya dengan wajah menegang. “Nggak semua hal perlu kamu komentari, apalagi kalau cuma mau nambah keruh suasana.”Selly mendengus, tak terlihat takut sedikit pun. “Ak

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 22 Waktunya Bicara

    Pagi mulai menyingsing. Meski matahari belum terbit sepenuhnya, kicauan burung terdengar riang dari balik jendela. Semalaman suntuk Adelia nyaris tak memejamkan mata. Hatinya gelisah, pikirannya terus melayang pada sosok Arabella."Bagaimana jika dia benar-benar membenciku? Apa yang harus aku lakukan...""Kenapa aku bisa terus terjebak begini..." lirihnya. Wajahnya memancarkan kelelahan dan rasa frustrasi yang mendalam.Kesalahpahaman yang terjadi semalam benar-benar mengacaukan hubungan baiknya dengan Arabella. Semalaman ia mencari cara, berharap ada jalan agar Arabella mau mendengarkan penjelasannya."Semoga belum terlambat..." gumamnya penuh harap.Di sampingnya, Amelia masih terlelap. Perlahan, Adelia bangkit dari tempat tidur. Ia merasa haus dan memutuskan untuk keluar kamar.Namun saat membuka pintu, langkahnya seketika terhenti. Matanya membelalak melihat Samuel—suaminya—terbaring di sofa ruang tengah."Mas...? Kenapa dia tidur di sini? Apa semalam Arabella tak mengizinkannya m

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 21 Salah Paham

    Karena kaget, Adelia tanpa sadar memeluk lengan Samuel yang ada di sebelahnya. Tapi karena posisi mereka begitu dekat, Samuel ikut tersentak dan kehilangan keseimbangan.Dalam sekejap, tubuh Samuel terbaring di ranjang… Adelia ikut jatuh tepat di atasnya.Waktu terasa sedang berhenti.Mata mereka saling bertemu. Beberapa detik jadi terasa asing—hanya ada suara detak jantung yang menggema di telinga mereka.Adelia terdiam diatas dada Samuel, napasnya memburu, matanya membulat menatap wajah Suaminya dari jarak dekat.Samuel tak bergerak. Matanya mengunci pada wajah Adelia, yang berada persis diatasnya, jarak mereka hanya beberapa inci, hingga napasnya menyentuh pipi Adelia.“Adel…” bisiknya pelan.“Mas?” lirih Adelia, dirinya seperti terjebak antara kenyataan dan khayalan.Di tengah posisi yang tak biasa, dengan jarak yang sangat dekat hingga nyaris tidak ada ruang di antara mereka. Tiba-tiba, suara berdecit terdengar.*Klik...Pintu kamar terbuka perlahan.Adelia dan Samuel reflek meno

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 20 Masuk Jebakan

    Setelah acara makan malam selesai, semua duduk berkumpul di sekitar api unggun. Tapi Adelia, memilih sibuk di dapur. Ia tak ingin memaksakan kebersamaan yang terasa canggung. "Adelia," panggil Devina sambil tersenyum, menyodorkan jaket pria berwarna gelap. "Tolong taruh ini di kamar Samuel, ya." Adelia mengernyit pelan. "Maaf Ma, tapi aku lagi repot cuci piring, mungkin lebih baik Mbak Ririn saja yang—" "Enggak usah repot di dapur. Kamu kan tamu disini, biarkan mbak Ririn yang cuci, kamu taruh ini keatas. Lagipula kamu lebih tahu di mana biasanya Samuel taruh jaket." potong Devina lembut, tapi matanya menyiratkan perintah yang tak bisa dibantah. Dengan ragu, Adelia mengangguk dan melangkah naik keatas menuju ke kamar Samuel dan Arabella, sambil membawa jaket yang tergantung di lengannya. Sementara itu, di sisi lain villa, Selly mendekati Samuel dengan gaya manja yang dibuat-buat. "Kak, aku lupa... tas makeup aku kayaknya ketinggalan di kamarmu. Tadi aku numpang touch up sebentar

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 19 Liburan Keluarga

    Dua Mobil terparkir rapi di pelataran villa mewah yang dikelilingi pepohonan pinus tinggi menjulang. Udara sejuk khas puncak pegunungan menyambut kedatangan mereka."Wow... tempatnya indah sekali," gumam Adelia sambil memeluk jaketnya, memandang ke arah balkon villa yang menghadap lembah hijau.Villa milik keluarga Widyantara memancarkan kesan megah dan elegan dengan desain bergaya klasik modern. Bangunan dua lantai ini berdiri kokoh di tengah lahan seluas dua hektar. Halamannya yang luas dikelilingi oleh pepohonan pinus, sementara sebuah sungai kecil mengalir tenang di bagian belakangnya.Saat semua orang sibuk menurunkan tas dari bagasi, Selly mendekati ibunya. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh sindiran. "Norak banget sih, kayak nggak pernah lihat rumah," bisik Selly sambil mencibir Adelia.Devina menahan tawa. "Maklum, orang kampung. Biarkan saja dia merasa nyaman dulu… nanti kita tarik karpetnya. Biar dia jatuh sejatuh-jatuhnya."Di dalam villa, suasana hangat mulai

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 18 Ada Udang dibalik Batu

    Beberapa minggu telah berlalu sejak Arabella dengan berani membela Adelia dan Amelia di depan semua anggota keluarga. Devina dan Selly jelas tidak menyukai hal itu."Sejak kapan Bella lebih memilih Adelia daripada aku?" kata Selly dengan nada iri. "Dulu, saat Arabella baru bergabung dengan keluarga ini, akulah yang pertama menyambutnya. Kami sering berbelanja bersama, ngopi bareng di kafe, dan berbagi cerita. Tapi sekarang, lihat Ma! Bella lebih membela perempuan itu seolah-olah mereka saudara kandung!""Iya, Mama juga heran sama Bella," tambah Devina. "Jangan-jangan si Bella terkena guna-guna gadis kampung!"Bagi mereka, Arabella seharusnya tahu diri sebagai menantu kedua. Jika bukan Devina yang membujuk putranya, Samuel. Samuel tidak akan mau memiliki dua istri. Jadi tak seharusnya Arabella membela Adelia, yang mereka anggap sebagai "Benalu" di rumah itu."Aku benar-benar tidak terima dia membela perempuan tidak berguna seperti Adelia," kata Selly dengan nada keras. "Dulu Bella sang

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 17 Menjadi Sahabat

    Tiga hari setelah istirahat, Adelia sudah cukup pulih untuk bisa keluar kamar. Rasa nyeri di betisnya tak lagi terasa sakit, meski bekasnya masih tampak. Ia melangkah perlahan ke dapur, merasa sedikit lelah tapi juga ingin melakukan sesuatu.Saat membuka pintu dapur, Adelia melihat Arabella di sana. Arabella mengenakan celemek merah muda yang cerah, dan wajahnya terlihat segar meski belum memakai bedak. "Akhirnya bangun juga!" Arabella menyambut Adelia dengan senyum riang. "Baru saja aku mau mengetuk pintu kamarmu."Adelia menatap Arabella dengan sedikit heran. "Kamu ngapain di sini pagi-pagi?" tanyanya."Aku mau bantu kamu siapkan sarapan," jawab Arabella. "Tidak perlu, aku sudah terbiasa masak sendiri," Adelia menolak.Arabella merengut, berkaca pinggang. "Jangan bilang begitu. Lagipula, kamu belum boleh berdiri lama-lama, kan?"Adelia tersenyum, merasa terharu karena Arabella begitu peduli pada kondisinya. "Kalau tidak mulai gerak, nanti malah kaku semua," katanya. "Lagipula... aku

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 16 Bukan Saingan

    Tok… tok… tok."Kak Adel, ini aku Bella. Aku bawakan makanan dan obat. Boleh aku masuk?" serunya pelan.Tak ada jawaban untuk beberapa detik, hanya sunyi. Tapi tak lama kemudian terdengar suara lemah dari dalam."Iya… masuk saja."Arabella membuka pintu perlahan. Ia langsung melihat sosok Adelia yang masih duduk di ranjang, menyelimuti setengah badannya. Wajahnya pucat, matanya sembab—akibat menangis semalaman.Dengan hati-hati, Arabella meletakkan nampan di meja kecil dekat ranjang, lalu duduk di sisi tempat tidur."Tadi malam kamu bisa tidur nyenyak?" tanyanya.Adelia mengangguk sedikit, tapi tak langsung menjawab. Ia menatap langit-langit kamar sejenak, lalu menarik napas pendek."Iya... akhirnya bisa tidur. Baru kali ini aku tidur sendiri di kamar sebesar ini... dan kasur selembut ini." Suaranya nyaris seperti gumaman.Arabella mengerjap. Matanya membulat perlahan, mencoba mencerna maksud dari kata-kata itu. "Maksudnya... selama kamu tinggal di sini, nggak punya kamar sendiri?"Ad

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 15 Keributan Pagi

    "Sudah berani dia kurang ajar," desis Devina tajam, suaranya meninggi. "Menantu macam apa yang tak tahu diri? Mengira rumah ini hotel, tinggal, makan, tidur seenaknya!"Samuel meneguk tehnya perlahan, mencoba menahan amarah yang mulai mendidih di dada. "Mama, Adelia sedang sakit. Untuk sekadar turun dari tempat tidur saja dia kesulitan, apalagi diminta ke dapur untuk masak."Devina mencibir sinis. "Justru karena itu dia harus memaksakan diri. Sudah numpang kok kerjanya hanya tidur-tiduran. Harusnya dia bangun dan melayani kita yang memberi dia makan dan uang sekolah adiknya. Mau kondisinya sedang sakit atau tidak! Jangan biasakan dia bersikap manja."Selly, yang sejak tadi duduk bersandar santai dengan kaki disilangkan, ikut menimpali sambil memelintir rambutnya. "Sakit? Ah, itu cuma alasan klasik. Pasti lagi akting aja tuh. Ingin cari perhatian dari Kak Samuel.""Adelia, tidak pura-pura. Dia benar-benar sakit," ujar Samuel, suaranya masih terjaga, tapi matanya mulai menajam.Di ujung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status