Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @MeowMoe21 / @_meowmoe_
Pengambilan gambar dilanjutkan setelah Lucas, Alessio, Roxy, dan pemeran pengganti Anna menyelesaikan diskusi. Elvin baru tahu alasan kenapa Anna tidak melakukan adegan terakhirnya sendiri setelah melihat Roxy dan pemeran pengganti wanita berpelukan sebelum akhirnya berciuman mesra setelahnya. Sambil memalingkan wajah pada para pengawal Wright Group yang melihat adegan dari tempat yang sedikit lebih jauh, yang dilihatnya sedang mengangguk-angguk pelan hampir bersamaan, Elvin tersenyum canggung. Setelah memerhatikan tim kecil Anna yang sedang menatap ke arah mereka sembari tersenyum-senyum usai melihat dan baru tahu adegan apa yang Anna hindari, Elvin akhirnya menoleh pada Anna. “Ternyata ada hal yang tidak bisa kau lakukan, ya?” Elvin berkomentar sembari tersenyum tipis di balik maskernya. “Bukannya berterima kasih, kau malah mau mengejekku?” “Mengejekmu? Tidak, aku cuma—” “Aku tidak ingin membuat suamiku cemburu,” sahut Anna membalas kalimat yang ia anggap sebagai sebuah sindir
Anna dan Elvin baru kembali ke kediaman keluarga Wright saat hampir tengah malam. Sebenarnya bisa saja mereka pulang pagi andai Anna mau mengikuti jadwal berpesta yang sudah para kru film Pure Love rencanakan demi merayakan selesainya proyek film tersebut, namun Anna berhasil meminta izin pulang duluan menggunakan statusnya sebagai remaja di bawah umur.“Andai mereka tahu kalau kau sudah menikah, maka alasanmu tadi akan mereka tertawakan,” komentar Elvin saat Anna mengajaknya pulang, padahal ia tahu dan sudah siap mengantar dan menunggu istri kontraknya itu andai ingin ikut berpesta. Itulah alasan kenapa hari ini Elvin datang dan menunggu langsung di dekat lokasi pengambilan gambar, tidak seperti biasa hanya menunggu di mobil saja.Anna berdecak, tiba-tiba merasa sedikit kesal setelah mendengar tanggapan Elvin. Bukan karena kalimat yang Elvin ucapkan, tapi karena langsung teringat pada tatapan Thomas setelah ia tadi meminta izin pulang lebih awal.Dari sorot mata Thomas, Anna menebak
Lantai empat kediaman Keluarga Wright.Kesunyian menyertai langkah kaki Anna yang sedang berjalan menyusuri koridor menuju dapur saat sebuah keinginan kuat untuk membuat secangkir cokelat hangat menuntun dirinya beranjak dari ruang kerja pribadi yang berada di bagian dalam kamar tidurnya.Merasakan keheningan ganjil yang membuatnya merasa sedikit tidak nyaman berjalan sendirian di koridor yang biasanya saja sudah terasa sangat panjang saat dalam keadaan ramai, tentu saja kesunyian itu membuat jarak antara kamar dan dapur terasa lebih jauh lagi dari biasanya.“Ke mana para penjaga? Padahal mereka dan para pelayan biasanya masih berkeliaran walau sudah larut malam begini,” pikir Anna, belum tahu kalau para penjaga biasanya memang akan berpindah tempat ke area balkon di atas jam 1 dini hari, karena baru kali ini ia keluar dari kamar di atas jam 12 malam.Melihat rintik hujan yang baru saja mulai reda melalui salah satu jendela yang dilewatinya, ia pun berkesimpulan bahwa hawa dingin yang
“Tunggu di sana sebentar. Aku akan membuatkannya untukmu,” Anna menunjuk ke sembarang arah agar Elvin menjauh darinya. ‘Bodoh… Apa sih yang kupikirkan? Tapi aromanya benar-benar membuatku sangat—’“Baiklah…”“Hah?” Baru ditanggapi setelah beberapa detik berlalu, membuat Anna, yang sedang melamun mengingat aroma menyegarkan dari tubuh Elvin yang masih terasa memenuhi rongga hidungnya, terkejut dan tanpa sadar menoleh pada pria itu hingga mempertontonkan wajah kemerahannya yang membuat Elvin terpesona dan akhirnya ketularan salah tingkah.“...K-kau… memintaku menunggu, kan?”“Ah… oh… y-ya. T-tunggu di sana.” Anna akhirnya berhasil menunjuk tempat yang tepat untuk Elvin menunggu.Elvin berjalan ke kursi yang ada di sekitar meja dapur sambil berusaha mengusir perasaan aneh yang tiba-tiba saja bergejolak di hatinya. Sebuah perasaan, yang menurutnya, konyol yang membuatnya ingin menyergap dan mendekap tubuh Anna yang tampak sangat menggoda di balik gaun tidur yang mempertontonkan kulit putih
Elvin menatap pintu ruang kerja pribadi Anna, yang baru saja tertutup rapat, dengan penuh rasa bersalah setelah sebelumnya mendapatkan reaksi Anna atas perbuatan nekat melampaui batas yang telah dilakukannya di dapur.Duduk di tepian ranjang tidur sambil memegang mug berisi cokelat hangat yang hanya tersisa setengahnya saja, Elvin kembali mengingat tindakan di luar kendali tersebut.“Aku sudah gila. Aku sendiri yang mengatakan kalau aku tidak akan pernah tertarik pada seorang gadis SMA tapi malah berbuat lancang padanya,” gumam Elvin membayangkan bagaimana dirinya melumat bibir Anna dengan penuh nafsu sebelum dikagetkan oleh kemunculan beberapa penjaga dan pelayan yang datang ke dapur setelah mendengar suara batuk-batuknya yang menggema nyaring di kesunyian malam yang dingin menusuk tulang.Untung saja beberapa penjaga yang berjaga di sekitar balkon dapur dan beberapa pelayan yang juga berkamar di sekitar dapur datang di waktu yang tepat. Andai tidak, ia tidak tahu sejauh mana tindakan
Terlalu stress memikirkan hasil perbuatan yang sudah dilakukannya pada Anna, yang ia akui telah menjadi sosok penting dalam hidupnya, Elvin sampai kesulitan tidur hingga berakhir bangun kesiangan setelah akhirnya tertidur di kala matahari baru saja terbit. Itu pun karena gangguan oleh nada dering telepon yang memaksanya beranjak dari sofa tempatnya tidur dengan mata yang masih terasa berat.“Ada apa?” Elvin menjawab panggilan Rainhard setelah susah payah menjangkau ponsel di meja dekat sofa tempatnya tidur.“Anda baik-baik saja, Tuan?” tanya Rainhard dengan nada hati-hati di sisi lain panggilan.Rasa kantuk yang masih menderanya hilang seketika mendengar pertanyaan aneh yang dianggapnya tidak wajar.“Kenapa aku tidak baik-baik saja?” Elvin bertanya balik merasa heran. Namun saat teringat pada kejadian dini hari tadi, ia pun beranjak duduk, berbalik menatap pintu ruang kerja Anna yang telah terbuka lebar.Mengira Rainhard sudah tahu apa yang terjadi antara dirinya dan Anna setelah Anna
Bisa bersikap sesuai suasana hati setelah lelah berakting di hadapan Rainhard yang tampak jelas sedang mengawasi dirinya sedari mereka pergi meninggalkan kediaman keluarga Wright, Anna akhirnya bisa merasa lega.Setelah mengatakan bahwa ia akan menginap di apartemen ibunya, Anna meninggalkan Rainhard, berjalan dengan pandangan kosong menuju pintu utama tower di mana unit apartemen ibunya berada.Melamun sepanjang perjalanan hingga berkali-kali keliru menekan tombol lift ke lantai mana akan menuju, Anna sampai harus bolak-balik masuk ke dalam lift hingga mendapat perhatian lebih dari pihak keamanan apartemen yang memantaunya melalui CCTV pengawas, membuat mereka pada akhirnya memutuskan untuk mengutus seorang sekuriti pergi menemuinya.Andai tidak ada dua dari beberapa pengawal utusan Wright Group yang selalu menjaganya dari kejauhan, yang kemudian membantunya untuk berbicara pada sekuriti tersebut, Anna mungkin akan berakhir diusir oleh pihak keamanan apartemen yang menganggap sikapnya
Menyadari kesalahan besar yang sudah dilakukannya, Anna —Jessica— pun buru-buru ingin memperbaiki kesalahan lain yang ia rasa sudah tidak perlu dilanjutkannya lagi —menikahi Joseph Thiago yang sebenarnya tidak disukainya.Namun saat hendak meluruskan perbuatan bodohnya tersebut, ia malah menemukan Joseph, yang di hari itu dimintanya untuk menunggu di apartemennya, sedang merayu ‘Anna’ hingga terjadilah tragedi penyerangan pada dirinya yang berakhir dengan pertukaran tubuh yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Mengingat kembali akan kejadian di malam itu, membayangkan ekspresi menyedihkan ‘Anna’ sebelum melompat dari balkon, membuat Anna menghela napas panjang saat teringat juga pada pria yang gadis itu suka, pria yang selama ini selalu duduk bersamanya tiap kali menunggu Sherly menyelesaikan latihan di ruangan musik sekolah.Dan perasaan ‘Anna’ pada pria itulah yang menjadi penyebab utama kenapa ia merasa frustrasi akan rasa bersalah atas keputusan sembrononya yang telah membuat ‘