Keesokan harinya Charlotte yang mengira harinya akan menjadi damai, ternyata dia salah menduga. Sebab pada keesokan hari itu dia malah kedatangan tiga orang tamu tidak di undang duduk dengan manis di ruang tamu sambil menikmati teh dan camilan yang disediakan di atas meja. Charlotte yang melihat tidak adanya waktu untuk dirinya beristirahat hanya bisa membuatnya menghela nafas panjang lelah dengan sudut bibir yang dinaikkan secara paksa, ketika berada di tengah-tengah tamu yang hadir."Tuan Jafar, aku tidak menyangka pedagang timur tengah sangat senggang hingga bisa berada di rumah orang lain untuk minum teh,""Apakah Anda tidak takut saingan Anda lebih untung di saat-saat seperti ini?" ucap Achille dengan tatapan dingin ke arah sosok laki-laki yang berkulit sedikit gelap dengan tatapan tajam dan seringai menyindir"Anda bisa saja bercanda, tapi jika terjadi saya yakin itu hanya sementara,""Dan yang mulia bukankah Anda juga sama? Padahal jelas-jelas seorang calon pemimpin kerajaan ta
"Tapi, tidak biasanya seorang wakil komandan kerajaan seperti dirimu berada di sini,""Jika ada dirimu bukankah artinya ada Cale, dimana dia?" ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah belakang sang wakil komandan kerajaan yang ada di depannya"Ah, ketua dilarang keluar oleh sekretarisnya, karena sering kabur dari ruangan kantornya secara diam-diam mentang-mentang tidak ada pengawasan sama sekali dari sekretarisnya selama seminggu,""Jadinya ketua menyerahkan kasus pembunuhan ini kepadaku untuk menyelidikinya," ucap laki-laki itu dengan helaan napas panjang setelah mengingat-ingat kejadian rekan kerjanya itu sangat keras Charlotte yang melihat wajah kelelahan itu hanya bisa mengangguk paham dan sudut bibir yang naik kaku. Charlotte merasa tidak mengherankan jika laki-laki itu bersikap bebas seperti itu, sebab dia menyelamatkan laki-laki itu dari penjualan budak ketika dia berumur sebelas tahun. Di usia seperti itu sudah akan sangat sulit untuk mengajarkan seseorang etika bangsaw
Sebuah ruangan yang besar dengan interior yang mewah terlihat sangat jelas ketika seorang bayi baru membuka matanya dan menatap dunia barunya. Terlihat juga sosok laki-laki berambut hitam dan wajah yang tampan tapi dengan tatapan dingin menatap sang bayi kecil yang baru saja lahir ke dunia baru."Aku serahkan pekerjaan mengurus anak kecil yang tidak berguna ini kepada kalian,""Aku ke sini hanya akan memberikan nama dan nama gadis itu adalah Charlotte Fitzgerald," ucap laki-laki itu ke arah seorang pelayan yang tidak jauh dari laki-laki itu kemudian hanya di jawab dengan anggukan mengerti oleh pelayan-pelayan ituBayi yang melihat laki-laki berambut hitam dan wajah yang tampan itu merasa kalau dia mungkin adalah ayahnya di kehidupannya yang baru ini, tapi walaupun terlihat dia kemungkinan adalah seorang ayah. Dia sama sekali tidak pernah menyentuh bayi yang berada di dalam box bayi itu, setelah memberikan nama laki-laki itu pergi meninggalkan ruangan itu dan tidak pernah terlihat lagi
Setelah kejadian itu, Charlotte di gendong oleh laki-laki yang dianggapnya sebagai seorang ayah ke mansion lamanya untuk melihat para pelayan yang merawatnya selama ini. Betapa terkejutnya sosok laki-laki itu melihat kamar yang begitu besar hanya ada kasur yang keras dan pakaian yang tidak terlalu banyak jangankan mewah layak pakai saja masih bagus, walaupun sebagian adalah bekas berada di dalam ruangan itu.Untuk makanan gadis kecil itu juga hanya ada roti yang keras dan sup yang tawar seperti air, tidak terbayangkan kehidupan seperti itu dialami oleh anak kecil hingga bertahan seperti sekarang. Semua pelayan berkumpul di satu tempat tidak berani menatap sang Duke yang terlihat marah."Katakan padaku kenapa di tempat ini hanya ada roti yang tidak layak dimakan dan sup seperti air tawar? Aku ingat dulu memberikan anggaran yang cukup besar ke mansion ini untuk di urus," ucap sang Duke dengan tatapan dingin dan aura yang menekan sambil menggendong CharlotteTerlihat dengan jelas sosok k
Charlotte berguling-guling di atas tempat tidur hingga akhirnya dia tertidur dan lupa kalau makan malam telah tiba, sang Duke yang telah beberapa menit tidak melihat Charlotte datang untuk makan malam memutuskan untuk melihat di mana putrinya berada saat ini, ruangan pertama yang sang Duke cek adalah kamar putrinya yang benar saja pada saat dia tiba terlihat Charlotte yang tertidur lelap di tengah-tengah tempat tidur."Nona tertidur rupanya, sepertinya dia akan sangat menikmati tinggal di mansion utama,""Lihat putrimu tertidur pulas Aaron, aku masih tidak menyangka kalau seorang tiran dan berdarah dingin seperti dirimu memiliki putri yang sangat menggemaskan,""Jangan terlalu memaksakan dirimu untuk mengasuhnya jika kamu tidak ingin, karena aku bisa mengadopsi dirinya," ucap sosok laki-laki berkacamata yang berada di belakang sang Duke dengan senyuman percaya diriSang Duke langsung menatap tajam ke arah sosok laki-laki yang berada di belakangnya, setelah itu mengelus lembut kening p
Beberapa bulan kemudian di kediaman duke Charlotte yang telah terbiasa dengan suasana di mansion duke, mulai sering mengunjungi sang ayah dan duduk manis menunggu hingga pekerjaan duke selesai, walaupun tidak pernah terlihat selesai."Ah iya, nona apakah nona tau kapan nona berulang tahun? Nona pasti tidak pernah merayakannya bukan? Jadi akan bagus jika kita merayakan di tempat ini," ucap sang asisten yang tiba-tiba saja terpikirkan ingin bertanya kepada sang nona dengan senyuman yang ramahCharlotte yang mendengarnya langsung terdiam dan berpikir tentang tanggal lahirnya, dia sendiri sama sekali tidak ingat kemudian berjalan ke arah sang ayah yang sedang fokus dengan pekerjaan yang menggunung di atas meja."Papa, kapan aku lahir? Kakak Carius bertanya kepadaku kalau dia ingin merayakan ulang tahunku,""Apakah papa tau kapan?" tanya Charlotte dengan tatapan yang penasaran kepada sang ayah"Kamu lahir di musim dingin dan di saat yang sama ibumu telah meninggalkan dunia ini," ucap sang
Semua orang yang hadir di dalam pesta berusaha sebaik mungkin untuk menikmati pesta yang sedang berlangsung, walaupun sang Duke menatap tajam ke arah semua tamu undangan yang hadir. Ditengah-tengah pesta Charlotte tidak sengaja melihat sesosok laki-laki berambut hitam bermata merah yang membuat Charlotte teringat dengan isi di dalam novel.'Dia pemeran utama yang ada di cover itu bukan? Tapi itu adalah versi mininya bukan?''Karena aku sudah mengetahuinya lebih baik aku menjauh darinya sebelum nanti aku mengalami hal yang buruk,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan suram"PRANKKKK...""KYAAA..."Terdengar suara pecahan dan teriakan di tengah-tengah pesta yang membuat semua orang menjauh dari sekitar suara pecahan yang ternyata ada seseorang laki-laki yang terbaring di lantai tidak sadarkan diri. Charlotte yang penasaran dengan yang terjadi langsung memberikan isyarat kepada sang ayah untuk di turunkan dengan memukul-mukul dan mendorong lengan ayahnya yang melingkarkan tangannya kep
Tatapan mata yang menggemaskan ditunjukkan oleh Charlotte membuat orang-orang merasa tidak mungkin seorang Duke akan mengabulkan keinginan seorang anak kecil dengan cara yang begitu mudah. Namun betapa terkejutnya semua orang yang melihat sang duke mengangguk begitu mudah ketika melihat putri kecilnya yang menggemaskan. Tidak lama tersangka laki-laki dan perempuan di bawa oleh para pelayan ke ruangan yang berbeda untuk di periksa dengan teliti."Memangnya bisa ditemukan pelakunya di dalam ruangan? Mustahil bukan seseorang ingin melakukan pembunuhan dari dalam ruangan?" bisik D kepada seseorang yang di sebelahnya dengan tatapan remeh ke arah Charlotte"Keluarga Duke adalah keluarga terhormat mustahil ada orang yang ingin mengotori pesta yang susah payah di buat, kecuali anaknya adalah pembawa sial atau kutukan maka tidak lagi heran jika ini terjadi," bisik G kepada seseorang yang berada di tengah kerumunan orang dengan tawa yang remehBisikan orang-orang mengenai tingkah Charlotte yang
"Tapi, tidak biasanya seorang wakil komandan kerajaan seperti dirimu berada di sini,""Jika ada dirimu bukankah artinya ada Cale, dimana dia?" ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah belakang sang wakil komandan kerajaan yang ada di depannya"Ah, ketua dilarang keluar oleh sekretarisnya, karena sering kabur dari ruangan kantornya secara diam-diam mentang-mentang tidak ada pengawasan sama sekali dari sekretarisnya selama seminggu,""Jadinya ketua menyerahkan kasus pembunuhan ini kepadaku untuk menyelidikinya," ucap laki-laki itu dengan helaan napas panjang setelah mengingat-ingat kejadian rekan kerjanya itu sangat keras Charlotte yang melihat wajah kelelahan itu hanya bisa mengangguk paham dan sudut bibir yang naik kaku. Charlotte merasa tidak mengherankan jika laki-laki itu bersikap bebas seperti itu, sebab dia menyelamatkan laki-laki itu dari penjualan budak ketika dia berumur sebelas tahun. Di usia seperti itu sudah akan sangat sulit untuk mengajarkan seseorang etika bangsaw
Keesokan harinya Charlotte yang mengira harinya akan menjadi damai, ternyata dia salah menduga. Sebab pada keesokan hari itu dia malah kedatangan tiga orang tamu tidak di undang duduk dengan manis di ruang tamu sambil menikmati teh dan camilan yang disediakan di atas meja. Charlotte yang melihat tidak adanya waktu untuk dirinya beristirahat hanya bisa membuatnya menghela nafas panjang lelah dengan sudut bibir yang dinaikkan secara paksa, ketika berada di tengah-tengah tamu yang hadir."Tuan Jafar, aku tidak menyangka pedagang timur tengah sangat senggang hingga bisa berada di rumah orang lain untuk minum teh,""Apakah Anda tidak takut saingan Anda lebih untung di saat-saat seperti ini?" ucap Achille dengan tatapan dingin ke arah sosok laki-laki yang berkulit sedikit gelap dengan tatapan tajam dan seringai menyindir"Anda bisa saja bercanda, tapi jika terjadi saya yakin itu hanya sementara,""Dan yang mulia bukankah Anda juga sama? Padahal jelas-jelas seorang calon pemimpin kerajaan ta
Keesokan harinya Charlotte memutuskan untuk mengirimkan surat pesta minum teh kecil-kecilan, karena dia ingin menggali informasi dari keluarga Marques Rickle demi sebuah tambang yang di janjikan oleh putra mahkota. Setelah selesai menulis tangan dan mengirimkan semua surat undangan ke para tamu, tiba-tiba seorang pelayan masuk ke dalam ruangan dengan nafas yang tersengal-sengal."Nona, itu di ruang tamu ada seorang pedagang dari timur tengah ingin bertemu nona,""Mereka datang tidak memiliki surat izin, tetapi mereka bilang nona pasti akan suka nantinya dengan barang yang mereka bawa untuk di ajak kerja sama di wilayah Fitzgerald," ucap pelayan itu sambil berusaha mengontrol nafasnya'Sejak kapan rumahku seperti bangunan publik? Bisa keluar masuk seenaknya tanpa surat izin? Padahal aku putri keluarga Duke tapi rumahku seperti tempat umum milik kerajaan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menyipitkan matanya dan kening berkerut"Baiklah, katakan padanya aku akan menemuinya satu ja
'Apakah aku tidak salah dengar?''Harusnya dia datang ke tempat ini, karena penasaran dengan pemeran utamanya, bukan kepadaku? Apa yang sebenarnya terjadi?' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan mengedipkan matanya beberapa kali dengan kebingunganCharlotte akhirnya dengan menurut duduk di kursi kereta kuda milik putra mahkota, keduanya sama sekali tidak berbicara di dalam kereta, hanya ada tatapan dan senyuman yang begitu menyilaukan dari putra mahkota membuat Charlotte tidak enak hati untuk menolak. Charlotte tidak mengerti kenapa orang seperti putra mahkota sangat ingin berteman dengan dirinya, padahal dari posisi keluarga Fitzgerald di kerajaan adalah netral dan juga dia adalah gadis yang cukup pemalas hingga sangat jarang mengikuti kegiatan pergaulan atas bahkan ayahnya sendiri yang mengatakan jika putrinya adalah gadis yang cukup pemalas."Charlotte, kenapa kamu sejak tadi tidak memandangku ataupun sangat ingin menjaga jarak? Padahal kita berteman,""Aku sedikit sedih, di abaik
Beberapa hari berlalu hingga akhirnya putra mahkota dinyatakan sembuh total, Charlotte selalu datang menemui putra mahkota dan menemaninya. Tetapi setelah sembuh Charlotte sudah tidak lagi datang ke istana kerajaan dan malah bermain dengan Frecian, karena disambut baik oleh gadis bangsawan lain saat Charlotte hadir di pesta teh tersebut. Charlotte telah menghadiri pesta yang diadakan oleh Frencia sebanyak tiga kali dan di keempat kalinya ini dia entah kenapa merasakan firasat yang sedikit buruk sebab di pesta ini adalah pesta pertama kalinya pemeran utama di dalam novel hadir semenjak debutnya. Terlihat seorang gadis berambut perak bermata biru duduk minum teh dengan sikap yang anggun layaknya bangsawan.'Tidak heran jika dia akan di cintai oleh banyak pemeran utama laki-laki,''Karena dia cantik dan begitu elegan walaupun berasal dari darah setengah bangsawan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan tatapan terpukau dengan kecantikan yang bagaikan seorang dewi"Charlotte, kamu tertar
"Dari mulai kamu adalah seorang alkimia dan belajar mengenai banyak tentang racun, obat-obatan dan bahan kimia,""Sampai bukti dari jenis racun yang kamu gunakan," ucap Charlotte dengan tatapan tajam ke arah sosok laki-laki yang berdiri tidak jauh darinyaSemua tamu yang hadir menatap dengan tatapan merendahkan, sebab perilaku yang sangat tercela bisa-bisanya dilakukan oleh seorang anak yang di besarkan. Kepala keluarga pengganti Earl yang tidak bisa lagi menemukan celah untuk menentang ucapan Charlotte langsung mengeluarkan sebuah belati yang di sembunyikan di balik pakaian dan berlari ke arah Charlotte. Charlotte yang panik dan jarak yang dekat hingga tidak bisa membuatnya menghindar mau tidak mau hanya bisa menutup mata dan menantikan ajalnya. Tetapi anehnya pada saat Charlotte menutup mata tidak ada rasa sakit sedikitpun yang kunjung menghampirinya sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuka mata berapa terkejutnya dia melihat putra mahkota melindungi dirinya menggunakan tubuhnya
Sebuah tirai panggung terbuka memperlihatkan beberapa tokoh yang akan bermain peran di tempat ini di depan semua tamu yang berfokus ke arah mereka. Charlotte memulai pertunjukan dengan menunjuk seorang pelayan yang mengurus keperluan istri pertama Earl yang mati secara misterius."Kamu tolong jelaskan kepadaku apa yang nyonyamu makan dan minum selama satu hari kejadian itu," ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah pelayan yang jaraknya tidak jauh"Nyonya hanya makan steak dan sup di pagi hari dan waktu camilan beliau hanya makan kue kering dan minum teh," jawab sang pelayan dengan gagap dan ketakutanCharlotte kemudian menunjuk ke arah seorang koki yang berada di sudut ruangan untuk memberikan penjelasan tentang bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kedua menu tersebut. Tidak ada satupun dari itu disebutkan sebuah bahan yang akan membuat seseorang berbau mulut, dan mungkin para bangsawan juga tidak akan mau menggunakan bahan itu sebagai rempah-rempah makanan mereka. Di sinil
"Nona, Anda harus bangun dan bersiap,""Bukankah Anda bilang ingin ikut hadir ke acara duka keluarga Earl dengan tuan Duke? Jika begitu Anda tidak boleh terlambat," ucap seorang pelayan yang mengguncang-guncang pelan tubuh milik Charlotte yang masih sangat nyenyak tertidurAcara duka adalah acara tradisi di kerajaan ini, biasanya acara tersebut berisikan doa-doa untuk para dewa meringankan hukuman dari pendahulu mereka dan dilakukan oleh pihak kuil oleh para pendeta atas permintaan keluarga. Semua tamu biasanya diminta menggunakan pakaian hitam ataupun putih sebagai bentuk rasa duka mereka atas kehilangan orang yang berharga dan berjasa selama menemani mereka hidup.Charlotte dan ayahnya datang menghadiri acara Duka langsung menjadi pusat perbincangan di tengah-tengah ramainya tamu yang hadir di acara pemakaman. Itu semua sebab gosip miring yang menyebar di kalangan para bangsawan mengenai Charlotte yang jarang muncul ke publik, banyak yang menduga jika Charlotte adalah anak haram kel
"Charlotte, bagaimana rasa kue coklat yang aku beli di toko terkenal itu? Apakah sesuai dengan seleramu?" tanya sang putra mahkota yang duduk di depan Charlotte dengan senyuman lembut"Yang mulia, Anda tidak perlu jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat kondisi putri saya,""Putri saya sehat-sehat saja, jadi tidak perlu repot-repot datang ke rumah saya," ucap sang Duke dengan tatapan tajam dan kening yang begitu berkerut memegang erat cangkir teh"Tapi sebagai teman yang baik, saya tidak mungkin tidak mengunjunginya," ucap putra mahkota dengan tatapan menatap khawatir dan tulus'Kenapa rasanya suasananya sangat menegangkan? Dan juga kenapa putra mahkota datang ke sini,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menundukCharlotte berpikir jika ucapan putra mahkota kemarin hanyalah candaan, tetapi tidak terduga malah sang putra mahkota dengan antusias minum teh di rumahnya. Charlotte merasa dia sedang akan berada di dalam masalah karena ayahnya seperti tidak senang dengan kehadiran putra ma