Share

Awal Kehidupan yang Baru (1)

Author: HwaMi
last update Last Updated: 2023-03-11 13:17:31

Selene memandang sosok kecil di depannya dengan tatapan bingung. Potret dalam cermin yang begitu familiar menyapa indra pengelihatannya. Tampak sangat nyata sekaligus meragukan.

"Lady, mau berapa lama lagi Anda bercermin? Anda harus segera bersiap untuk kelas berkuda hari ini."

Selene masih sibuk mengamati bayangannya dalam cermin.

Dia sudah menyadari ada yang tidak beres dengan mimpinya. Mimpi buruk yang dia alami terlalu nyata untuk disebut mimpi. Satu-satunya penjelasan untuk situasinya saat ini adalah―

"Sepertinya aku benar-benar kembali ke masa lalu," gumam Selene sambil menggigit ibu jarinya.

"Lady Selene!" tegur pelayannya, sontak membuat Selene sedikit terlonjak. Dia kemudian menyadari tatapan memohon dari Marie.

"Astaga, iya, iya aku akan segera bersiap," ucapnya sedikit malas.

Dari sekian banyak hari, kenapa dia harus terbangun di hari kelas berkuda?!

Jujur saja, rasa sakit yang dia terima semasa hidupnya sebelum kembali ke sosok kecil ini masih terasa begitu jelas. 

Kini jiwanya mendiami tubuh kecil ini, tubuh gadis kecil yang di usianya dianggap lemah bahkan bagi keluarganya sekalipun. Tidak butuh waktu lama bagi Selene menyadari situasinya sekarang. Dia terbangun setelah terlempar kembali ke masa lalu entah bagaimana caranya.

Mendapati tubuhnya mengecil membuat Selene bertanya-tanya tentang usianya kepada Marie, pelayannya.

"Bagaimana, Lady bisa lupa? Kemarin kan Anda baru saja merayakan ulang tahun yang kedua belas."

Jika tahun ini dia berusia 12 tahun, itu artinya sekarang adalah tahun 1776 Hellas. Berarti masih tersisa 6 tahun lagi sebelum perayaan debutante-nya dan 8 tahun lagi sebelum dirinya terpilih mengikuti seleksi calon putri mahkota.

Selene menggelengkan kepalanya.

Bagaimanapun caranya aku tidak boleh mengikuti seleksi itu!

Dia tidak sudi melangkahkan kakinya ke tempat terkutuk yang mereka sebut istana itu. Setidaknya, tidak sebagai calon putri mahkota.

Masalahnya, meski dirinya sudah menguatkan tekad untuk tidak mengikuti seleksi calon putri mahkota, berhak tidaknya dia menjadi kandidat putri mahkota tidak bisa dia tentukan sendiri.

Perlu diketahui bahwa Kekaisaran Acharnes merupakan salah satu kekaisaran terbesar yang tercatat dalam sejarah. Luas wilayah kekaisaran ini terus bertambah dari generasi ke generasi akibat strategi ekspansi yang brilian. Kekuatan militernya pun tidak perlu diragukan lagi. Perdagangan di wilayah ini pun jauh berkembang dibanding dengan daerah lain. Kemakmuran rakyatnya bisa dikatakan cukup merata dengan baik. Yang jelas, kekuasaan kekaisaran ini jauh lebih dari yang bisa dibayangkan.

Karena itu, untuk memegang kekuasaan tertinggi, seorang penerus dari Kaisar tidak bisa dilahirkan dari perempuan sembarangan. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Sialan! Kriteria yang dibuat para bangsawan kolot di istana benar-benar membuatku menjadi sasaran empuk pilihan terbaik mereka! 

Bicara tentang kriteria, tampaknya tidak akan jauh-jauh dari kedudukan kasta kandidatnya. Jelas, dalam sistem monarki kedudukan memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai alat politik, kedudukan seorang perempuan sebelum diangkat menjadi Permaisuri tentu akan membantu Kaisar dalam memperkuat kedudukannya. Termasuk mempengaruhi jumlah suara sang Kaisar di parlemen.

Hal kedua yang akan menjadi pertimbangan adalah intelegensi atau kecerdasan. Tidak perlu ditanya, kecerdasan seorang Permaisuri tentu akan mempengaruhi bagaimana dia akan mendidik calon penerus Kaisar.

Selain itu, sudah menjadi tugas seorang permaisuri untuk membantu Kaisar mengurus baik politik, keuangan, hingga hubungan diplomatik antara kekaisaran dengan wilayah lain. Permaisuri juga diharuskan memiliki kemampuan berpikir cepat dan tepat agar sewaktu-waktu jika terjadi sesuatu pada Kaisar, Permaisuri dapat selalu siap mengambil alih komando tertinggi.

Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata pekerjaan Permaisuri jauh lebih banyak dari yang dibayangkan. 

Karena bagi Kekaisaran Acharnes, seorang Kaisar dan Permaisuri dilambangkan sebagai matahari dan bulan. Yang berarti keduanya sama-sama memberi kontribusi penting pada kehidupan dengan caranya masing-masing.

Yang ketiga dan yang paling utama, seorang Permaisuri haruslah seseorang yang sehat secara jasmani dan rohani. Permaisuri harus siap untuk melahirkan penerus kapan pun Kaisar menghendaki. Dengan kata lain, seorang Permaisuri harus menjalani serangkaian tes kesehatan termasuk tes kesuburan agar mengetahui apakah dia mandul atau tidak.

Kenapa aku baru menyadarinya? Rasanya benar-benar tidak ada hal positif yang bisa diambil saat aku menjabat sebagai Permaisuri.  

Menimbang syarat-syarat yang ada, Selene benar-benar akan menjadi sasaran empuk bagi pihak kekaisaran untuk dipilih sebagai calon putri mahkota. Bagaimana tidak?

Sebagai putri seorang Duke yang terpandang dan salah satu pemegang suara mutlak di parlemen, tentu saja Selene sudah bisa dipastikan lolos syarat pertama. Masalah kecerdasan? Hah! Tidak perlu ditanya lagi! Tanyakan apa saja padanya, maka dia pasti akan menjawabnya dengan tepat. Pengetahuan gadis ini lebih luas dari yang bisa manusia biasa tampung di otaknya. Lalu sisanya apa? Kesuburan?

Lantas bagaimana cara mengakali hal ini? Ah tidak, Selene tidak sebodoh itu untuk membuat dirinya sendiri mandul hanya untuk menghindari Kaisar!

"Marie, bagaimana menurutmu jika suatu saat nanti aku terpilih menjadi calon putri mahkota?" Marie yang sedang menyisir rambut Selene pun terkesiap kaget.

"La-lady! Kenapa Anda sudah terpikirkan untuk menjadi putri mahkota di usia Anda yang bahkan baru menginjak dua belas tahun?" ucap Marie sedikit syok.

"Kenapa? Aku kan hanya bertanya," heran Selene.

"Astaga, Lady. Saya hampir terkena serangan jantung mendengarnya!" Meskipun protes, Marie tetap mencoba memikirkan jawabannya. Dia menyentuh dagunya, berpikir sejenak. "Kalau hal itu terjadi, tentu saja saya akan senang, tapi... mungkin juga sekaligus sedih?" ucapnya ragu.

"Kenapa begitu?"

"Soalnya jika Lady ditunjuk sebagai calon putri mahkota itu artinya Lady harus meninggalkan mansion ini. Entah apa jadinya hari-hari saya tanpa Anda di sini," ucap Marie sambil menyentuh dahinya, mendramatisir.

Selene tertawa mendengarnya. Setelah sekian lama hidup dalam penderitaan dan senyum palsu, ini pertama kalinya Selene bisa kembali tertawa.

Meskipun bayang-bayang hidupnya yang suram selama di istana dan hari-hari kelamnya di penjara bawah tanah belum sepenuhnya hilang, namun Selene mencoba untuk tidak menunjukkan raut muramnya di hadapan Marie.

Marie adalah satu-satunya pelayan sekaligus temannya di mansion keluarga Duke Alpheratz. Bukannya pelayan lainnya tidak mau mendekatinya, hanya saja Selene sendiri yang menjaga jarak dari mereka. Selene tidak terbiasa hidup dalam sorotan, karena itu semasa hidupnya di kediaman Duke Alpheratz, Selene selalu bersikap tertutup pada pelayan lain. Dia selalu menampakkan image anak penurut yang misterius. 

Aku dulu selalu tertutup dengan orang lain selain Marie di luar keluargaku sendiri. 

Bahkan saat di istana pun Selene tidak suka terlibat dengan orang luar dan lebih memilih mengerjakan pekerjaannya di dalam kamar. Berbeda dengan Veronica yang berkepribadian ramah dan mudah bergaul, wanita itu mudah masuk ke circle mana pun yang dia mau.

Dipikir-pikir lagi, pantas saja jika Kaisar lebih mempercayai wanita itu dibanding dengannya. Dibanding mempercayai Permaisuri yang berkepribadian suram, tentu saja Kaisar lebih bersimpati dan mempercayai Veronica yang notabenenya dekat dengan hampir semua orang di istana, meski wanita itu tidak lebih dari sekedar selirnya.

Selene tersenyum getir membayangkan kembali hidupnya yang penuh dengan diskriminasi.

"Bagaimana menurutmu jika aku menolak tawaran dari pihak kekaisaran?" celetuk Selene, membuat Marie terkejut.

"Kenapa Lady berniat menolak kesempatan berharga seperti itu?"

"Entahlah, sepertinya aku tidak akan cocok tinggal di istana," keluh Selene sambil menunduk sedih.

"Tapi bukankah menolak tawaran seperti itu sama saja dengan berkhianat pada kekaisaran? Harga yang harus dibayar mungkin adalah nyawa―"

Seketika Selene merasakan guncangan dalam dirinya saat Marie mengatakan kalimat itu.

"Akh!"

Perutnya tiba-tiba terasa perih seolah dia bisa merasakan sakit janinnya yang harus ikut mati bersamanya. Dia merintih sambil meremas perutnya. 

"Lady!" Marie panik melihat Selene yang tiba-tiba merintih kesakitan sambil memeluk perutnya.

Selene menahan lengan Marie yang hendak keluar meminta bantuan.

"Aku tidak apa," ucapnya dengan wajah berlinang keringat dingin. Selene kembali mengernyit sebelum tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.

"Lady Selene!" 

Related chapters

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Awal Kehidupan yang Baru (2)

    Samar-samar Selene mendengar suara seorang pria memanggil-manggil namanya. "Kakak?" lirihnya mencoba memastikan suara yang dia dengar benar suara kakaknya. "Lene!" Selene mengerjap memandang wajah familiar kakaknya yang menatapnya dengan tatapan khawatir. "Bagian mana yang sakit? Dokter akan segera kemari, jadi tahanlah sebentar!" hebohnya seolah Selene sedang terluka parah. Selene memandang wajah khawatir kakaknya dalam diam. Dulu, raut itu adalah raut yang sering dia lihat ketika kakaknya mengunjunginya di penjara bawah tanah. Bahkan di saat-saat terakhir kakaknya, pria itu tetap lebih mengkhawatirkan Selene dibanding dirinya yang sudah bersimpuh di bawah tiang pancung. Membayangkannya kembali tanpa sadar membuat air mata Selene menetes. "Astaga! Apa sesakit itu sampai kau menangis? Di mana dokternya! Kenapa lama sekali!?" Kakak Selene, mengusap puncak kepalanya sembari terus membisikkan kalimat menenangkan. "Tenang, ada aku di sini. Apa sungguh sesakit itu?" Selene yang m

    Last Updated : 2023-03-11
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Permintaan Tidak Masuk Akal

    "Selesai! Anda tampak sangat cantik, Lady!" seru Marie setelah selesai menata rambut Selene. Bersamaan dengan itu, Kepala pelayan menyampaikan pesan bahwa makan malam akan dimulai 15 menit lagi. Setelah memastikan penampilannya, Selene segera bergegas menuju ruang makan. Seperti biasa, dia duduk berhadapan dengan kakaknya, tepat di depan Duke yang menempati ujung meja persegi panjang ini. "Lihatlah, adikku terlihat semakin menawan setiap harinya!" puji Lucas. "Walaupun... sepertinya selera berpakaianmu agak berubah, ya?" gumamnya pelan, masih mencoba menyesuaikan diri melihat adiknya yang tampak berbeda dari biasanya. "Apa aku terlihat aneh?" tanya Selene setelah melihat raut wajah Lucas. "Ah, tidak! Tidak! Siapa yang bilang kau aneh?! Adikku adalah gadis paling cantik di dunia!" sanggah Lucas cepat-cepat. Tapi... Kakak tampak tidak sungguh-sungguh mengatakannya. Ucapan Lucas benar-benar berbanding terbalik dengan ekspresi yang dia tunjukkan saat ini. Lagipula, Selene sebenarnya

    Last Updated : 2023-03-11
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Gadis yang Berbakat

    Setelah berhari-hari mempertimbangkan semuanya dengan matang, Duke Alpheratz akhirnya mengizinkan Selene mengikuti kelas berpedang. Sejak Selene mengatakan secara terang-terangan tentang ketertarikannya pada ilmu berpedang, dia tak henti-hentinya 'meneror' ayahnya dengan mengirimkan beberapa kue kering dan makanan lainnya. Selene merasa ini hanya sebuah sogokan kecil agar ayahnya luluh dan mau mengabulkan permintaannya. Selene tahu bukan hal yang mudah untuk membujuk ayahnya menyetujui permintaannya kali ini. Namun di luar dugaan, usahanya itu rupanya berhasil! Segera setelah mengabulkan permintaan Selene, Duke kemudian mencarikan pelatih khusus untuk putrinya. Pria paruh baya itu, benar-benar memastikan keselamatan putrinya tanpa mengabaikan hal-hal kecil. Jadi akhirnya, Duke sendiri yang memilih perlengkapan berpedang putrinya termasuk baju pelindung, pedang, hingga ikat pinggang yang gadis itu kenakan. Selene menatap kotak-kotak yang baru saja diturunkan dari kereta dengan tata

    Last Updated : 2023-03-11
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Terkurung dalam Sangkar

    Tiga hari berlalu begitu saja sejak terakhir Selene bertemu dengan Sir Nicholas. Hari yang telah disepakati akan menjadi hari evaluasi akhir bulan akhirnya datang juga."Kenapa ramai sekali di sini?" Banyak orang yang hadir di sekitar tempat latihan. Bukan hanya prajurit, tapi juga para pelayan yang bekerja di kediaman Alpheratz.Selene mempersiapkan diri tanpa tahu apa rencana Sir Nicholas yang sebenarnya.Saat gadis itu keluar ke arena tempat latihan, dia dibuat kaget dengan kehadiran ayah dan kakaknya di bangku penonton.Apa-apaan ini?! Kenapa ramai sekali? Bahkan Ayah dan Kakak juga menonton?!Selene dan Sir Nicholas keluar dari sisi arena yang berbeda."Sir Nicholas! Apa maksud semua ini?" seru Selene meminta penjelasan."Seperti yang bisa Lady lihat, mereka akan menjadi saksi kelahiran si anak ajaib! Ahli pedang berbakat yang langka! Calon kesatria di masa depan!" serunya dengan wajah semringah."Tapi sebelum itu, mari kita lihat apakah dia bisa memecahkan cangkang yang mengurun

    Last Updated : 2023-04-05
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pertarungan Kakak dan Adik

    Selene mencibir kakaknya dengan seringai menyebalkan. Gadis itu mengatakan semua apa adanya. Nyatanya, memang tidak ada yang lebih tahu realita kehidupan di akademi dibanding Lucas sendiri. Dia juga murid di sana! Lucas tidak bisa menutupi raut kesalnya. Apa-apaan dengan tuduhan tanpa dasar itu! Aku? Takut dengannya?! Dia pasti sudah gila! "Untuk apa aku takut padamu?" sanggahnya. "Oh sungguh? Hmm... kau pasti sangat percaya diri dengan kemampuanmu sampai-sampai meremehkanku begitu ya." "Hentikan, Selene!" sergah Duke memperingatkan. "Kalau begitu, bertarunglah denganku! Kita buktikan siapa yang lebih baik! Jika kau berhasil menang, maka aku akan menyerah untuk masuk ke akademi." Hah! Mana mungkin aku menyerah begitu saja! "Tapi jika aku yang menang, itu artinya aku memang pantas berada di sana karena telah berhasil mengalahkan salah satu murid terbaik di akademi. Bagaimana? Cukup adil, bukan?" Jika Selene dirasa tidak pantas masuk ke akademi hanya karena dianggap lemah, m

    Last Updated : 2023-04-16
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Perpisahan yang Mengharukan

    Selene dan Marie baru saja selesai mengecek barang-barang yang akan dibawa Selene ke akademi. "Lady... sepertinya saya belum siap berpisah dengan Anda," cicit Marie pelan. Selene berdiri di samping tumpukan kotak sambil melihat beberapa isinya. Dia menoleh menatap Marie yang tampak sedih. Dua hari lagi Selene akan berangkat menuju akademi. Selama belajar di sana, Selene harus tinggal di dalam asrama yang sudah disediakan. Jadi selama itu, Selene tidak akan pulang ke rumahnya kecuali pada saat libur musim panas dan libur musim dingin. Selene meraih tangan Marie dan menggenggamnya erat. "Jangan sedih Marie. Kalau kau sedih begini aku jadi sulit untuk pergi." Marie balas menggenggam tangan Selene lebih erat. "Lady... saya sudah melayani Anda sejak Anda masih kecil. Saya tidak menyangka jika perpisahan pertama kita adalah saat Lady pergi ke akademi pedang," ucap Marie semakin tidak tahan menahan air matanya. "Saya tahu ini semua untuk kebaikan Lady... tapi tetap saja rasanya sungguh

    Last Updated : 2023-04-25
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Anak Laki-Laki yang Tangguh

    Duke Alpheratz dan beberapa pelayan kini berada di latar kediaman Alphertaz untuk melepas kepergian Selene dan Lucas menuju akademi."Aku benar-benar akan kesepian di rumah mulai sekarang," ujar Duke sembari memeluk Selene erat. Selama beberapa saat mereka terdiam di posisinya. Duke sama sekali tidak berniat melepaskan pelukannya."Ayah... bisa tolong lepaskan pelukannya," ucap Selene hampir tidak bisa bernafas karena pelukan erat dari ayahnya.Lucas yang melihat adegan emosional antara ayah dan adiknya itu hanya bisa menghela nafas pelan. "Tidak perlu berlebihan, Ayah. Lagipula Ayah juga tidak selalu berada di rumah. Ayah kan lebih sering melakukan perjalanan bisnis di luar kota daripada menemani Selene di rumah sebelumnya," celetuknya dengan santai.Selene menoleh kaget.Dia ini benar-benar tidak bisa membaca situasi, ya?Sontak Duke menatap Lucas dengan mata yang membelalak lebar."Kau ini kenapa? Apa kau iri karena Ayah tidak memelukmu seerat Selene saat dulu kau mau masuk ke akad

    Last Updated : 2023-05-03
  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pertemuan di Bawah Langit Senja

    "Kau harus mempersiapkan dirimu. Karena mulai sekarang kehidupan kerasmu akan dimulai di akademi ini."Awalnya Selene pikir kakaknya mengatakan hal itu hanya untuk menakutinya, tapi ternyata... kehidupan di akademi benar-benar seperti neraka!Setiap hari para siswa harus bangun sebelum matahari terbit dan melakukan pemanasan di lapangan. Setelah itu, mereka harus sarapan dengan makanan yang sudah disediakan oleh petugas kantin. Baru kemudian mereka akan mendapat pelajaran di kelas, sebelum akhirnya mereka akan berlatih pedang sampai sore hari. Begitulah rutinitas yang tampak simpel. Namun, kenyataannya lebih sulit dari yang dibayangkan.Selene menahan diri untuk tidak muntah meski makanannya benar-benar sudah naik lagi sampai ke mulutnya. Saat bel tanda selesai makan dibunyikan, gadis itu buru-buru berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan makan malamnya."Kau memuntahkan makananmu lagi!" tegur Lucas yang entah sejak kapan berdiri di samping pintu kamar mandi.Selene mengusap mulut kasa

    Last Updated : 2023-05-19

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Sebuah Penawaran

    Berita kemenangan pertempuran di wilayah barat pun sampai di istana. "Begitu rupanya," ucap Kaisar setelah mendengar laporan dari salah satu prajurit pembawa pesan. "Kalau begitu siapkan pawai penyambutan untuk para prajurit yang kembali," perintah Kaisar pada penasihatnya. "Buat semeriah mungkin, mereka sudah bekerja keras mempertahankan wilayah barat." Jadi dia benar-benar kembali dengan selamat. Kaisar tersenyum misterius. Dia pun kemudian memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Putra Mahkota dan Putri Mahkota terpilih. Tak lama kemudian Putra Mahkota dan Putri Mahkota pun menghadapnya. Keduanya membungkuk memberi hormat. "Persiapkan diri kalian, para prajurit yang memenangkan pertempuran di wilayah barat akan segera tiba, danLadyHyacinth...." Panggilan itu membuat Hyacinth mengangkat kepalanya menatap Kaisar. "Aku ingin memberimu tugas pertama sebagai putri mahkota." Putra Mahkota yang berdiri di sam

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pertempuran di Medan Perang

    Akhirnya hari keberangkatan menuju Pyrgos pun tiba.Tidak pernah terbayangkan bahwa akan tiba saatnya bagi Duke Alpheratz melepas darah dagingnya menuju medan perang."Jaga dirimu baik-baik, Lene," ucapnya sembari memeluk erat putrinya. Rasanya berat sekali melepas putrinya ini. Bukannya Duke rela begitu saja melepas Lucas, tapi memang rasanya berbeda ketika dia harus melepas putri satu-satunya.Putrinya ini adalah peninggalan terakhir istrinya. Bagi Duke Alpheratz, tentu saja Selene lebih berharga dibanding permata sekalipun. Melepas Selene ke medan perang rasanya seperti melepas jantungnya sendiri ke kandang singa."Ayah juga. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Aku sudah minta Edward untuk menyembunyikan kertas pekerjaan Ayah, jika Ayah tidak mau berhenti bekerja."Tanpa Selene ketahui, Duke memang berniat lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja. Meskipun bisa, dia yakin tidak akan bisa bersantai, karena pada saat itu perasaannya pasti akan sangat tidak tenang memiki

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pilihan untuk Menentang

    "Aku akan menawarkan tempat putri mahkota bagimu, jika nantinya Lady kembali dengan selamat tanpa luka yang berarti." Hah? Apa-apaan ini?! Susah payah dia menghindari seleksi, kenapa malah begini jadinya?! "Ya-yang Mulia..." Ini benar-benar di luar dugaannya. "Bagaimana mungkin saya melakukannya? Itu seperti tindakan curang. Semua putri bangsawan sedang berkompetisi dengan sepenuh hati agar bisa menjadi putri mahkota, tidak mungkin saya bisa menjadi putri mahkota dengan cara seperti ini." "Kenapa? Syarat yang kuajukan cukup sulit, bukan? Lady harus kembali dengan selamat," ucap Kaisar dengan seringaian misterius. Sialan! Dia meremehkanku! Selene cukup dibuat kesal dengan Kaisar yang sejak tadi memaksanya menjadi putri mahkota dan sekarang pria paruh baya itu bahkan meremehkannya dengan mengatakan seolah Selene tidak akan kembali dengan selamat. "Menurutku, syarat yang harus dipenuhi oleh Lady bahkan lebih sulit dibandingkan calon yang lain," ucap Kaisar dengan entengnya. "Jadi

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Kembali ke Tempat Terkutuk

    Setelah 7 tahun mengasah kemampuan berpedangnya, kemampuan Selene akhirnya diakui oleh semua orang termasuk pihak kekaisaran.Kali ini Selene benar-benar kembali ke istana. Bukan sebagai calon putri mahkota, melainkan sebagai salah satu komandan pasukan perang yang sebentar lagi akan bertempur di medan perang.Meski memiliki peran yang berbeda, Selene tetap menerima atensi yang luar biasa sama seperti dulu. Di sepanjang langkahnya, tiap kali dia berpapasan dengan bangsawan atau pelayan, mereka selalu terpana melihatnya. Walaupun Selene sendiri tidak yakin mereka lebih terpesona dengannya atau dengan para pria yang berjalan bersamanya.Tepat seperti yang tertulis di undangan. Kekaisaran dengan hormat berniat menjamu para komandan pasukan yang sebentar lagi akan berangkat ke medan perang. Itulah mengapa kali ini dia tidak berjalan sendiri memasuki istana.Sebagai komandan pasukan berpangkat Letnan, dia memiliki serdadu yang dia pimpin sendiri. Bersama dengan para komandan lain, mereka a

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pria Asing yang Aneh

    Selene memekik begitu mendapati sesuatu di balik semak-semak itu. Seorang pria dengan jubah dan tudung kepala terduduk sambil memegang perutnya yang terluka. Selene sontak melompat dari lorong dan mendekati pria itu. "Apa Anda baik-baik saja?!" tanya Selene panik. "Apa menurutmu aku terlihat baik-baik saja?" Pria itu balik bertanya pada Selene, membuat Selene tersenyum canggung. Pria itu mengerang sambil memegang perutnya yang bersimbah darah. Membuat Selene semakin panik dan tidak tahu harus berbuat apa. "Tu—tunggu di sini sebentar, biar saya panggilkan seseorang yang bisa membantu." Saat Selene hendak berdiri, pria itu seketika menahan lengannya. "Jangan! Jangan coba-coba memanggil orang lain!" cegah pria itu. "Tapi Anda berdarah sangat parah! Kalau Anda kehabisan darah, Anda bisa mati di sini!" "Sudah kubilang jangan libatkan siapa pun. Kalau aku sampai ketahuan karenamu, aku tidak akan sengan untuk membunuhmu, apa kau mengerti?" ancam pria itu. Selene memandang pria bertu

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pesta yang Ditunggu-tunggu

    Hari besar yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Selene memandang ke luar jendela dengan tatapan jenuh. "Hey, setidaknya tunjukkan sedikit semangatmu. Hari ini semua orang akan merayakan kedewasaanmu di istana. Kau mungkin akan menjadi pusat perhatian orang-orang di sana," celoteh Lucas yang duduk di depannya. Selene melirik Lucas dengan tatapan sinisnya. Ya, jika itu benar-benar terjadi, semua ini karena salahmu! Sama seperti dulu, kali ini Lucas juga menemaninya datang ke pesta debutante sebagai pasangannya. Pria itu tampak menawan dengan setelan baju formalnya dan gaya rambut yang ditata rapi ke belakang. Padahal sebelumnya Selene sudah mengingatkan Lucas agar tidak tampil mencolok supaya tidak menarik perhatian orang-orang, tapi bagi seseorang yang sudah terlahir dengan paras mempesona, tentu saja lebih sulit untuk tampil sederhana dibanding mencolok, bukan? "Jika kau ingin mencari calon istri, jangan datang bersamaku begini," gerutu Selene. "Sia-sia aku tampil biasa aja kalau

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Kehangatan Sang Pangeran

    Selene dan teman-temannya sedang berada di bar. Mereka yang baru saja menyelesaikan latihan dan sparring, lalu memutuskan untuk pergi minum bir. Ini adalah pengalaman pertama bagi Selene pergi ke bar. Setelah selama sebulan penuh melakukan latihan untuk seleksi pendaftaran angkatan darat, dia akhirnya bisa sedikit bersantai. Selene membanting gelasnya dan mengusap bibirnya. BRAK! "Aaahhh!" Teman-temannya di sana sontak bertepuk tangan dan bersorak kegirangan merayakan bir pertama Selene diusia dewasanya. "Wah wah wah, sepertinya kita menemukan peminum andal selain Robert di sini!" "Apa ini? Kenapa dia lebih pandai meneguk bir daripada sebagian besar dari kalian?" Selene menanggapi komentar teman-temannya dengan senyum bangga. "Bagaimana rasa bir pertamamu setelah menginjak usia dewasa, Sel?" tanya Eric. Selene mengusap dagunya, tampak berpikir. "Hmm..." Dia menatap teman-temannya yang terdiam menunggu jawabannya dengan serius. "Luar biasa!" serunya, membuat teman-temannya k

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Kenangan Mengerikan di Masa Lalu

    Sudah 6 tahun sejak Selene menginjakkan kakinya di Akademi Pedang Galatyn dan kini gadis itu hampir menginjak usia 18 tahun. "Tidak kusangka gadis sepertimu benar-benar bisa bertahan di akademi sampai sekarang," celetuk Felix membuka percakapan. "Benar, gadis bangsawan lain mungkin sedang sibuk mempercantik diri, tapi kau malah mengayun pedang seperti gadis yang sudah menyerah dengan masa depannya," sambung Cedric. "Menurutmu bagaimana pesta debutante tahun ini akan dilaksanakan?" Selene yang masih sibuk dengan makan siangnya, sama sekali tidak tertarik dengan topik pembicaraan ini. "Entahlah, bukan urusanku," ucapnya acuh. Teman-teman Selene yang melihat respon tidak peduli dari gadis itu kemudian memandang satu sama lain. Pesta debutante adalah pesta yang diadakan untuk merayakan kedewasaan seorang gadis bangsawan ketika mencapai usia 18 tahun. Acara yang rutin diadakan oleh pihak kekaisaran ini adalah acara yang paling ditunggu setiap tahunnya, terlebih lagi bagi mereka yang g

  • Kehidupan Kedua Putri Mahkota yang Teraniaya   Pertemuan di Bawah Langit Senja

    "Kau harus mempersiapkan dirimu. Karena mulai sekarang kehidupan kerasmu akan dimulai di akademi ini."Awalnya Selene pikir kakaknya mengatakan hal itu hanya untuk menakutinya, tapi ternyata... kehidupan di akademi benar-benar seperti neraka!Setiap hari para siswa harus bangun sebelum matahari terbit dan melakukan pemanasan di lapangan. Setelah itu, mereka harus sarapan dengan makanan yang sudah disediakan oleh petugas kantin. Baru kemudian mereka akan mendapat pelajaran di kelas, sebelum akhirnya mereka akan berlatih pedang sampai sore hari. Begitulah rutinitas yang tampak simpel. Namun, kenyataannya lebih sulit dari yang dibayangkan.Selene menahan diri untuk tidak muntah meski makanannya benar-benar sudah naik lagi sampai ke mulutnya. Saat bel tanda selesai makan dibunyikan, gadis itu buru-buru berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan makan malamnya."Kau memuntahkan makananmu lagi!" tegur Lucas yang entah sejak kapan berdiri di samping pintu kamar mandi.Selene mengusap mulut kasa

DMCA.com Protection Status