Share

City Park

Penulis: Watermelon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu bulan berlalu begitu sangat cepat. Gerald sudah melepas perban di bahunya dan laki-laki itu sudah kembali bekerja seperti biasa. Sedangkan Ana, ia juga sudah bebas dari perintah Gerald yang selalu menyuruhnya.

Saat ini Ana sedang berada di taman kota menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Jangan ditanya bagaimana Gerald bisa mengizinkan Ana keluar dari rumah. Tentu saja Ana mencari banyak cara untuk bisa keluar dari rumah Gerald. Bahkan Ana tidak percaya hanya dengan mengancam Gerald kalau ia akan pergi dari rumah itu jika Gerald terus mengurungnya. Dan Ana berhasil Gerald langsung mengizinkannya untuk keluar tapi tentu saja ada syaratnya. Yaitu setiap Ana pergi, Kevin harus selalu ada di sampingnya. Tanpa berpikir panjang Ana langsung mengiyakan persyaratan dari Gerald.

Ngomong-ngomong tentang ayahnya yang di penjara. Ana baru saja menjenguk ayahnya di penjara tadi. Ana merasa prihatin dengan keadaan ayahnya saat ini. Ayahnya terlihat sangat kurus dan tidak terawat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehidupan Gelap CEO   New friends

    Ting!Ana mengalihkan perhatiannya pada ponselnya. Satu pesan masuk dari Gio. Gio Hai 👋Gue nggak ganggu lo kan?Ana segera mengetikkan balasan untuk Gio.MeEnggak kokGioBesok lo ada waktu kosong nggak?Gue mau ajak lo ke suatu tempatGue yakin lo bakalan suka tempatnyaPesan masuk terus berdentingan ke ponsel Ana. Besok Ana memang tidak ada rencana pergi kemana-mana sih. Tapi apa iya Gerald akan mengizinkannya keluar lagi? MeMaaf Gio, kayaknya nggak bisa dehGioKenapa?Padahal gue mau nunjukin tempat kesukaan gue ke loAna menggigit bibirnya. Ia tidak bisa asal mengiyakan ajakan Gio kalau ia sendiri belum yakin akan bisa menemui laki-laki itu besok.MeAku usahakan, tapi aku nggak janji bakalan bisaGioNah gitu dongYaudah besok kabarin gue kalau lo bisaSetelah membalas pesan Gio, Ana berjalan keluar dari kamarnya. Matanya menangkap sosok Gerald yang sedang menikmati makan malamnya dengan tenang. Ana menarik salah satu kursi di hadapan Gerald. Gerald hanya menatap Ana seki

  • Kehidupan Gelap CEO   Gio's invitation

    Cahaya sinar matahari mengintip dengan malu-malu ke dalam kamar Gerald yang bercat gelap. Suara kicauan burung yang saling bersahutan tidak membuat dua manusia yang sedang berada dalam mimpinya itu merasa terusik. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Tring!Tring!Tring!Tring!Bunyi dentingan ponsel yang tidak henti-hentinya menandakan adanya pesan masuk. Ana mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya sekitar. Tubuhnya ia renggangkan dengan perlahan. Ana memejamkan matanya merasakan kulit punggungnya yang diterpa oleh suhu AC. Ana kembali merapatkan selimut yang sedikit menyibak hingga memperlihatkan punggung mulusnya yang tidak tertutup sehelai benang. Benar! Semalam Ana terpaksa harus melayani nafsu Gerald. Ana bergidik ngeri mengingat kejadian semalam. Semalam Gerald benar-benar seperti singa yang kelaparan. Ana bahkan sampai kelelahan melayani Gerald karena Gerald belum juga mencapai kepuasannya.Ana mengulurkan salah satu tangannya keluar dari balik selimut untuk menjangk

  • Kehidupan Gelap CEO   Plan

    Siang ini Gerald mengadakan meeting dengan para karyawannya. Seorang perempuan memakai rok span selutut berwarna hitam sedang menerangkan presentasi di depan Gerald dan karyawan lainnya yang ada di ruang rapat."Perusahaan kita berhasil menjalin kerja sama dengan PT. Cempaka dan kali ini kita sedang berusaha untuk menjalin kerjasama dengan PT. Argo." uhar perempuan ber-rok span didepan tersebut."Jika kerjasama dengan PT. Argo berhasil, maka perusahaan kita akan semakin maju dan banyak manfaat yang bisa perusahaan kita dapatkan dari kerjasama ini. Kemungkinan besar perusahaan kita akan menjadi perusahaan pertambangan nomor satu di negara ini. Bukan hanya itu, PT. Argo juga bersedia menyiapkan peralatan yang perusahaan kita butuhkan." jelas perempuan itu."Meeting kita akhiri sampai disini." penutup Gerald.Gerald menatap data perusahaannya yang semakin meningkat pesat. Gerald tersenyum miring membaca berita mengenai perusahaan ayahnya yang harus kehilangan beberapa investor. Bahkan ad

  • Kehidupan Gelap CEO   Worry for no reason

    Gerald melirik ke arah Ana yang terlihat sibuk dengan ponselnya dari tadi. Mereka berdua sedang duduk santai di depan televisi. Televisi menyala tetapi tidak ada yang memperhatikan. Ana sibuk dengan ponselnya, sedangkan Gerald sibuk dengan laptop di pangkuannya. Gerald geram mendengar bunyi dari ponsel Ana yang tidak berhenti-henti. Sudah cukup, Gerald merampas ponsel Ana dengan sekali gerakan. Gerald tidak peduli dengan respon Ana yang tidak terima kepadanya. Gerald mengerutkan keningnya melihat ruang chat Ana dengan seseorang yang bernama Gio. Isi chat tersebut berisi banyak pesan yang dikirimkan oleh Gio. Ana hanya membalasnya dengan satu atau dua pesan, sedangkan yang bernama Gio itu sekali mengirim chat sampai lima atau enam pesan. Pantas saja ponsel Ana terus-menerus berbunyi."Kembalikan ponselku!" teriak Ana dengan wajah kesalnya.Gerald menatap Ana dengan tajam. "Siapa Gio?" Gerald menatap Ana meminta jawaban."Emm it_u dia tem_an ku. Iya dia temanku!" Ana tidak sepenuhnya b

  • Kehidupan Gelap CEO   Bad news

    "Lo harus masukin bolanya ke ring supaya dapet poin." saran Gio. Gio tertawa melihat Ana yang terlihat kaku saat memasukkan bola basket ke dalam ring. Lihat saja tidak ada satupun bola yang dilempar berhasil masuk ke dalam ring. Sepertinya Ana belum pernah menyentuh bola basket sebelumnya, setelah dilihat bagaimana Ana yang dengan asal-asalan memasukkan bola basket ke dalam ring. Gio berjalan mendekat ke arah Ana. Ia berdiri di belakang Ana dan tangannya menyentuh kedua tangan Ana mengajari gadis itu memasukkan bola basket dengan benar. Satu poin tercetak di monitor membuat mata Ana berbinar. Tapi tak lama kemudian senyumnya pudar melihat jika waktunya bermain sudah habis dan Ana hanya bisa mencetak satu poin."Lo mau coba lagi?" tawar Gio sambil menunjukkan kartu timezone nya. Ya benar, Gio membawa Ama ke mall untuk mengajak Ana pergi ke timezone. Laki-laki itu langsung mengisi kartu timezone nya dengan jumlah yang banyak. Dan ini pertama kalinya Ana masuk ke dalam timezone dan me

  • Kehidupan Gelap CEO   Gone forever

    Bugh!Gerald terus menerus memukuli Gio tanpa ampun. Gerald bahkan menutup telinganya rapat-rapat seolah tidak ingin mendengar suara rintihan kesakitan Gio. Baru setelah Gio tidak bisa melawan, Gerald melepaskan cengkramannya pada leher Gio."Pergi! Menjauhlah dari Ana!" mata Gerald tidak berkedip sama sekali saat mengatakan itu. Aura gelap seakan keluar dari tubuh Gerald. Sudah sangat lama Gerald tidak mengotori tangannya dengan darah seseorang. Dan kali ini Gerald benar-benar mengeluarkan rasa kesalnya dan menjadikan Gio sebagai samsak tinjunya."Kevin antarkan dia ke rumahnya. Langsung tinggalkan dia begitu sampai di depan rumahnya." perintah Gerald dengan tatapan yang masih belum lepas menatap Gio yang sudah terkapar lemah diatas tanah."Baik tuan." Kevin mengangkat tubuh Gio dan membawanya masuk ke dalam mobil.Seperti yang Gerald perintahkan, Kevin menurunkan Gio didepan rumah laki-laki itu dan lalu meninggalkannya begitu saja. Seorang wanita paruh baya yang melihat itu langsun

  • Kehidupan Gelap CEO   Taciturn

    Ana duduk terdiam di balkon kamarnya sambil memandangi langit yang terlihat sedikit mendung. Kakinya ditekuk dan ia peluk dengan kedua tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan sudah hampir lima jam Ana duduk termenung disana. Perempuan itu bahkan sampai melupakan sarapan paginya. Perutnya yang berbunyi meminta diisi pun Ana abaikan. Seakan ia tidak merasakan rasa laparnya. "Aku merindukan kalian." lirih Ana hampir tak terdengar. Satu tetes air matanya jatuh membasahi rok yang ia pakai.Ana kembali terdiam, ia merasakan jika ia tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Ibunya pergi meninggalkannya sejak kecil, lalu ayahnya masuk ke dalam penjara, dan sekarang nenek yang menjadi satu-satunya alasan Ana untuk bertahan hidup telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.Sedangkan di luar kamar Ana terlihat bi Asri dan Asti sedang bertengkar kecil."Kamu ketuk pintunya." suruh bi Asri pada Asti."Nggak mau ah bi, bibi aja yang ketuk pintunya." Asti bersedekap dan

  • Kehidupan Gelap CEO   Rachel's arrival

    Arsen menatap langit-langit kamar Ana. Ya malam ini ia memutuskan untuk tidur di kamar Ana. Setelah kejadian di kantor tadi pagi membuat Gerald merasa khawatir. Gerald menengokkan kepalanya menatap Ana yang sudah tertidur lelap. Gerald harus memaksa Ana agar perempuan itu mau memakan makan malamnya. Ana juga masih belum mau berbicara. Tapi paling tidak perempuan itu masih bisa diajak berbicara walaupun hanya diam.Gerald mendekatkan tubuhnya pada tubuh Ana. Gerald menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher Ana. Mata Gerald terpejam. "Aku tidak akan pernah melepaskanmu." gumam Gerald.Crittrittt…..crriirriitt Suara burung memenuhi kamar Ana. Ana mengerjapkan matanya beberapa kali. Mata Ana melebar mendapati Gerald yang sedang memeluknya. Jarak mereka bahkan kurang dari sejengkal. Ana menggerakkan badannya dengan perlahan. "Hmmm." Ana menahan nafasnya saat Gerald hampir saja membuka matanya. Ana melepaskan pelukan Gerald dengan susah payah. Setelah berhasil terlepas dari pelukan Gerald

Bab terbaru

  • Kehidupan Gelap CEO   Extra Part

    "Sayang." Gerald menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Ana. Sesekali ia menghisap atau menggigit gemas leher Ana. Ana memutar bola matanya jengah. Sudah kelima kalinya Gerald hanya memanggilnya tanpa mengatakan apa-apa. Ana menjauhkan tubuhnya dari jangkauan suaminya itu."Aku lagi dandan, jangan ganggu ah." kesal Ana karena sedari tadi Gerald terus menempel padanya dan tidak mau melepaskan pelukannya."Habisnya kamu wangi." ujar Gerald sambil terus menciumi leher Ana."Kamu aja yang bau karena belum mandi." ejek Ana."Kamu mau kemana sih pagi-pagi gini udah cantik aja." Gerald menatap dari pantulan cermin dengan pandangan tidak suka."Mau ke sekolahannya Aron ambil rapot." "Eve ikut?" Ana menggelengkan kepalanya. "Kamu hari ini liburkan, tolong jagain Eve ya." Gerald mencabikkan bibirnya dengan kesal. "Kenapa nggak diajak aja, masa aku harus nemen

  • Kehidupan Gelap CEO   The End

    Waktu berlalu dengan begitu cepat sampai sulit untuk menyadarinya. Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan terus berganti, hingga tahun demi tahun terus berganti. Sudah hampir tujuh tahun usia pernikahan Ana dan Gerald tanpa terasa. Tidak banyak yang berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja Gerald yang dulu telah berubah menjadi seorang Gerald yang lebih baik lagi. Hari-harinya dipenuhi oleh Ana yang selalu ada di sampingnya."Emmmh faster…" Ana terengah-engah dalam kegiatan panas mereka. "Jangan keluar dulu, tunggu aku." ujar Gerald sambil terus memompa tubuhnya."Aahhh akuhhh su daahh tidakkhh tahan." Ana memejamkan matanya menahan sesuatu yang ingin keluar dari bawah sana."Bersamahhh ahhhhkhhhkh." Gerald mengerang saat milik Ana Benar-benar menjepitnya dengan sangat erat.Cupp"Ahhh I love you." Gerald membaringkan badannya ke samping badan Ana dan menarik selimut untuk menut

  • Kehidupan Gelap CEO   A Confession

    "Arabella?" Rachel langsung berlari menghampiri Gerald begitu mendengar nama putrinya disebut oleh laki-laki itu."Dimana putriku? Katakan dimana putriku?" Rachel terlihat tak sabaran mendengar keberadaan putrinya itu. "Katakan dimana putriku!" Rachel berteriak seperti orang kesetanan karena tidak mendapat respon dari Gerald atas pertanyaannya."Arabella telah tiada." Ana menatap ke arah Gerald dengan pandangan tidak percaya. Ia tidak percaya jika laki-laki itu akan mengatakannya langsung tanpa berpikir panjang. Rachel tertawa keras mendengarnya. Sedangkan Peter terduduk di atas lantai karena terlalu terkejut."Tidak mungkin, putriku masih hidup hahahaha dia masih hidup. Kau berbohong!" Rachel mendorong tubuh Gerald hingga tubuh Gerald mundur beberapa langkah."Putriku masih hiduppp." Rachel berjalan kesana kemari dengan senyum dibibirnya."Kau tidak apa-apa?" Ana menanyakan kead

  • Kehidupan Gelap CEO   About Arabella

    Ana menggeliat dalam tidurnya. Matanya masih ingin terpejam meski cahaya matahari berusaha menerobos kamarnya untuk mengganggu tidur nyenyaknya. Semalam ia baru tertidur pukul tiga pagi hingga akhirnya hari ini membuatnya ia bangun kesiangan. Untungnya hari ini hari minggu jadi Ana bisa bermalas-malasan di tempat tidurnya. Ana menepuk-nepuk samping tempat tidurnya. Ia tersenyum mengingat makan malam romantisnya dengan Gerald. Mereka sangat menikmatinya semalam. Mereka memakan steak, kemudian dilanjut berdansa di bawah sinar bulan, dan kemudian mereka melanjutkan kegiatan malam mereka dikamar.Wajah Ana memerah seperti tomat kala mengingat bagaimana ia menjadi sangat agresif semalam. Tidak, sepertinya sejak ia hamil ia menjadi lebih agresif ketika mereka melakukannya. Ana selalu ingin memimpin dan Gerald dengan senang hati memberikan kendali kepadanya."Morning honey." Cupp"Morning." "Kau masih ingin tidur?

  • Kehidupan Gelap CEO   You Always Be My Life

    Ana bergerak mendekat ke arah Gerald. Dipeluknya laki-laki itu dengan tulus. Ia tahu Gerald sebenarnya orang yang baik. Hanya saja karena hatinya tertutup oleh dendam membuatnya jadi seperti ini. Setiap orang memiliki kesempatan dalam merubah hidupnya menjadi lebih baik, dan Ana yakin Gerald akan menjadi orang yang lebih baik setelah ia menyadari semua kesalahannya. "Aku ingin menjadi seorang ayah yang dibanggakan oleh anakku dimasa depan, bukannya dibenci oleh anakku." gumam Gerald sambil terisak di pelukan Ana. Tangan Ana mengusap punggung Gerald untuk menenangkan suaminya itu. Ini bukan pertama kalinya bagi Ana melihat Gerald yang menangis. Tapi setiap Ana melihat Gerald menangis, ia seperti melihat sisi lain yang selama ini Gerald coba sembunyikan. Selama ini Gerald selalu terlihat galak, dingin, dan tegas, tapi sebenarnya Gerald memiliki sisi yang lembut juga."Terimakasih sudah mengatakan semuanya." ujar Ana sambil tersenyum. Ia menghargai keberanian Gerald yang mau berkata ju

  • Kehidupan Gelap CEO   Deep Talk

    Setelah makan malam Ana langsung pergi ke kamar. Ia langsung mengambil buku novel yang beberapa hari ini ia baca. Malam ini rencananya ia akan menamatkan novelnya itu. Hanya kurang empat bab maka satu buku novel berhasil ia tamatkan selama satu minggu. Ana tetap terfokus pada buku di tangannya ketika Gerald masuk kedalam kamar. Perempuan itu enggan melirik meski sebentar saja. Ana memang selalu begitu jika sudah asyik membaca, maka dunianya akan terfokus pada satu titik.Gerald berpura-pura mencari sesuatu di dekat Ana untuk menarik perhatian perempuan itu. Tapi sayangnya Ana tidak tertarik dengan apa yang Gerald lakukan. Gerald mendengus melihat Ana yang sibuk dengan buku novelnya. Gerald mengintip apa yang membuat Ana sampai begitu mengabaikannya. Gerald melihat buku novel yang Ana baca, tidak ada yang menarik hanya berisi tulisan yang berupa paragraf saja. Gerald menaiki tempat tidur dengan pelan. Ia dengan sengaja merebahkan kepalanya ke atas paha Ana. Dan benar yang ia lakukan l

  • Kehidupan Gelap CEO   Know Everything

    Gerald berjalan menghampiri Ana. Satu tangannya langsung melingkar posessive di pinggang Ana. Dengan sengaja ia memanas-manasi Jane yang sedang menatap ke arah ia dan Ana. Gerald memang berniat mengusir Jane dari ruangannya. Jika perempuan itu tidak bisa diusir secara halus, maka Gerald akan menggunakan caranya sendiri untuk mengusir perempuan itu."Kau bisa pergi sekarang, atau perlu aku panggilkan satpam kesini?" ujar Gerald kepada Jane."Gak bisa Ge, ada yang mau aku bicarakan sama kamu." balas Jane yang tetap kekeh dengan pendiriannya."Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Ini terakhir kalinya kita bertemu dan terakhir kalinya saya melihat wajah kamu." ujar Gerald datar.Jane tercengang mendengar penuturan Gerald. "Maksud kamu apa?" "Kerjasama kita sudah selesai dan saya sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan kerjasama kita." jelas Gerald.Jane benar-benar terkejut mendengar keputusan Gerald yang tiba-tiba. Benar-benar sebuah kesialan untuknya, ia baru saja ingin memulai mend

  • Kehidupan Gelap CEO   Posessive

    "Nggak mungkin!" Jane menatap foto di depannya dengan pandangan tidak percaya. Selama dua hari ini ia menyuruh seorang mata-mata untuk mencari keberadaan Arabella. Dan alangkah terkejutnya saat mengetahui apa yang terjadi pada perempuan itu. Ia mendapati berita jika Arabella telah tiada. Dan orang yang telah membunuh Arabella adalah Gerald kakak tirinya sendiri. Wajah Jane berubah menjadi pucat, ia memikirkan bagaimana jika Gerald mengetahui kalau selama ini ia juga ikut terlibat membantu Arabella untuk menghancurkan hubungannya dengan Ana. Apa Gerald juga akan membunuhnya dan membakarnya seperti dia membunuh Arabella? Jika Gerald dengan mudahnya bisa membunuh adik tirinya sendiri yang memiliki ikatan darah dengannya, tentu saja Gerald akan dengan mudah membunuhnya bukan?Jane berjalan mondar-mandir memikirkan cara agar dirinya tidak ketahuan kalau ia juga terlibat. Ia menjentikkan jarinya, sebuah ide terlintas di kepalanya. Jika ia berhasil membuat Gerald kembali jatuh cinta padanya

  • Kehidupan Gelap CEO   She's Pregnant

    "Bagaimana dok keadaan istri saya?" tanya Gerald dengan wajah ingin tahu."Bisa beritahu saya keluhan apa saja yang bu Ana rasakan?" tanya dokter perempuan itu.Benar, Gerald memang sengaja mencari dokter perempuan untuk memeriksa Ana. Padahal yang seharusnya saat ini bekerja adalah dokter laki-laki. Gerald keras kepala dan akhirnya ia menawarkan untuk membayar lima kali lipat dengan syarat jika dokter yang memeriksa Ana harus berjenis kelamin perempuan."Mual, pusing, lemas, tapi mual saya hanya air saja dok." keluh Ana.Dokter itu tersenyum penuh arti. "Untuk memastikan keadaan ibu Ana, saya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter Hana." dokter tersebut menulis sesuatu di atas kertas yang entah berisi apa Ana sendiri sulit membacanya."Dokter Hana? Apa saya ada penyakit dalam dok? Apa saya akan di operasi?" tanya Ana dengan perasaan takut jika dirinya harus sampai di operasi.Gerald mengusap tangan Ana mencoba menenangkan perempuan itu. Ia juga jadi khawat

DMCA.com Protection Status